It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
part ini menguras hati bang. sedih bgt akhirnya.
akhirnya rusli ungkapin juga perasaannya sama mas wiji.
jangan sedih nanti ya rus klo mas wiji pergi. kan masih ada bang jasri. hehehe
Pagi hari Minggu yang sepi, nyaris tanpa bunyi penggairah hati, aku jalani dengan ikhlas. Sudah dua minggu mas Wiji memulai garis hidup yang baru di Semarang sana, tentunya minggu-minggu itu bukanlah minggu yang mudah bagi keluarga mas Wiji. Mereka harus beradaptasi lagi dengan suasana baru dan orang-orang yang juga baru. Kamipun yang ditinggalkannya di kota Jambi ini juga telah memulai masa liburan sekolah.
Aku menggunakan masa libur itu untuk menjadi anak yang lebih berguna untuk orang tua. Aku dengan semangat menolong urang rantau Jambi dari Jakarta sana yang ingin bekerjasama dengan usaha nenek. Sebagian dari mereka sudah kukenal waktu acara di Jakarta dulu bersama nenek.
Kesempatan Minggu pagi ini aku manfaatkan untuk berpartisipasi pada kegiatan pembinaan masyarakat dari sekolah.
Orang tuaku membuktikan kata-katanya yang peduli pada nasib anak yatim di kota Jambi ini. Alangkah indahnya bila anak yatim itu tidak tertantar dan bisa bersekolah. Dari dulu aku teringat dengan Undang-Undang Dasar RI : Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara, senyum miris ! kalaulah tidak partisipasi masyarakat manapula mereka bisa hidup.
Padahal kekayaan di bumi mereka, telah dikeruk habis ! yang kaya makin kaya, yang pintar korupsi makin jaya.
Para guru cs dari papa Ridwan melihatkan partisipasinya pada kegiatan amal ibadah ini. Siswa yang berasal dari daerah sudah balik liburan tentunya dan yang ikut acara ini adalah yang berdomisili di kota Jambi. Bapak-bapak dan Ibu-ibu para rekanan bisnis nenek itu dengan senang hati juga ikut bergabung dengan acara ini. Bagaikan kegiatan refreshing saja bagi mereka.
Aku mendampingi papa Ridwan. Aku duduk disebelah papa Ridwan yang mengemudi. Di belakang ada nenek, uwo, dan para Ibu-ibu cantik rekanan bisnis yang datang dari Jakarta itu. Ada tiga mobil lain di belakang, yaitu para suami mereka dan keluarga.
Di lokasi kegiatan, yaitu sebuah panti asuhan yang besar yang dikelola oleh mesjid Taqwa kota Jambi. Disana, sudah berjejer para mobil guru dan para siswa juga sudah banyak yang hadir.
Ketua Osis membuka acara itu.
Ada sedikit kata sambutan dari kepala sekolah mengenai apa maksud kami,
ada juga jawaban bersambut dari pimpinan panti asuhan.
Di hadapan kami sudah terkumpul makanan kering dan beras sebagai bentuk partisipasi masyarakat yang dikumpul oleh siswa anggota pelaksana pembinaan masyarakat dalam kegiatan Osis.
Damai serasa hati melihat tatapan mata para adik-adik anak yatim ini. Mereka ramah dan cendrung pendiam. Tidak jauh dengan kondisi diriku lima tahun yang lalu. Waktu itu aku hanya menjalani saja, harus banyak senyum karena hinaan dari teman-teman kaya itu tidak dimasukkan dalam hati. Yang terbaik, tidak usah berusaha dekat dengan mereka, ketika berdekatan itulah keluar hinaan. Aku juga mengerti sebenarnya mereka tidak bermaksud menghina, namun ketika melihat diriku dengan pakaian seadanya dan beda dengan yang mereka pakai, maka tentunya mereka tergelitik untuk berkata sesuatu.
Aku masih melihat diantara para teman-teman ada juga yang tidak mau berdekatan dengan adek-adek ini. Namun Alhamdulilah rata-rata dari kami saat ini duduk bersama para anak yatim ini, mungkin setelah acara ini pak kepala sekolah akan memberikan sedikit kalimat pencerah bagi mereka, kalau begitu untuk apa mereka ikut kesini ?
karena belum pernah berkunjung ke panti asuhan ! inilah panti asuhan
Para guru dan pak kepala sekolah menyerahkan titipan dari masyarakat ini.
Nenek dan beberapa ibu-ibu itu menyerahkan amplop
Lalu
Terdengar suara dari ketua Osis dari pengeras suara untuk melanjutkan acara
"Masuk kepada acara santai ini, dan akan menambah kedekatan kita pada hal-hal yang tidak beruntung" kata dia
kami berdiam diri, mau apa rasanya ! dari tadi sudah menahan rasa untuk mengatakan jangan pernah bersedih adek, gapai selalu cita-citamu. Sekarang dipancing pula oleh pembawa acara ini
"mohon kesedian pak Ridwan ke depan, mohon sekali" kata dia
Papa Ridwan maju dengan sedikit bingung seraya berkata
"ada apa ?" tanya papa Ridwan
"Ini pak foto kopi nada cord Gitar, dan ini Gitarnya, mohon tidak pak Ridwan tolak ! kami ingin mendengar petikan gitar pak Ridwan" kata pembawa acara itu
papa Ridwan memegang gitar itu dan melihat kertas itu berisi notasi sebuah musik
Tampil juga dua orang yang lain, yaitu temanku dari kelas XI IPS yang lumayan jago main gitar
"Dan, yang terakhir mohon kesediaan Rusli menyumbangkan suaranya pada kita semua yang ada disini " ini berupa permintaan lanjutan
Dengan agak terseok aku melangkah, sungguh ini juga tidak terduga.
Aku juga dikasih kertas lagu itu, lagu dari om Opik yang religi dan full melodi tidak diragukan daya sentuh pada hati yang mendengar !
"maaf nenek, papa, para guru, teman, pengurus panti, dan adek-adek disini ! aku tidak persiapan, jadi seadanya saja ya" kataku
"lanjut lah Rus" kata mereka, terlihat nenek mulai gelisah ! sesungguhnya nenek masih tidak suka kalau aku bernyanyi-nyanyi begitu, nenek takut menangis, Apa lagi sekarang juga anak satu-satunya memainkan gitar, rasanya itu yang dikhawatirkan nenek.
"iya bang" sambut adek-adek itu serempak dan terkesan riuh
"betul, lihat adek-adek, kaki bang Rusli tidak lengkap, kaki adek-adek malah bagus ! tapi itu tidak jadi halangan bagi bang Rusli ! Bang Rusli selalu rangkin 1 di kelas dan kebanggaan Jambi dalam perlombaan sekolah" kata salah satu pemetik gitar ini
para hadirin saling berbisik termasuk pengurus panti, guru-guruku senyum, dan teman-teman semua duduk manis untuk mendengar lantunan nada dan suaraku.
Berdenting dawai gitar ynag dipetik papa Ridwan
diikuti talu bertalu oleh dua teman itu
sepertinya mereka sudah memakan nada dalam lagu ini
Papa Ridwan ?
Hari ini baru kulihat papa benaran jago main gitar, sekualitas bang Jasri lah
Aku luncurkan irama dengan jelas serta kalimat dengan artikulasi pas. Nadanya terkesan pendek-pendek, jadi teknik Vibra dan head voice belum perlu keluar di awal ini.
Alangkah indah
Orang bersedekah
Dekat dengan Allah
Dekat dengan surga ....
Takkan berkurang
Harta yang bersedekah
Akan bertambah
Akan bertambah .....
Baru ini saja mereka sudah terperangkap oleh rasa mengapa mereka datang ke pati asuhan ini ! tak lain adalah untuk bersedekah dan berbagi perhatian. Allah akan membalasnya dengan hal-hal yang tak terperkirkan, karena harta kita tak akan berkurang, tapi akan bertambah.
Keringat papa bercucuran, tangannya bergetar .....
Aku kemudian bersiap dengan bait berikut berupa ajakan yang tulus agar tidak ragu akan kebaikan Allah, aku curahkan semua ekspresi bagaimana cara mengajak yang mendengar dengan Ikhlas biarlah nanti Allah yang membalas. Begini ajakan itu :
Allah Maha Kaya
Yang Maha Pemurah
Yang akan mengganti
Dan membalasnya
Allah Maha Kuasa
Yang Maha Perkasa
Semoga kan membalas surga
Rusli ......... Jangan seperti ini benar nak ...... para Ibu-ibu itu bersiap untuk meraung ketika melihat ku mengambil nafas untuk melantunkan nada tinggi menyambut reff, ini kuhadiahkan untuk mengikis rasa sombong jika itu masih tersisa di hati mereka ..... reff yang ini akan mengoyak sanubari mereka, bahwa manusia itu tidak ada artinya di mata Allah
Oh indahnya
Saling berbagi
Saling memberi
Karna Allah
Oh indahnya
Saling menjaga
Saling mengasihi
Karna Allah
Allah Maha Kaya
Yang Maha Pemurah
Yang akan mengganti
Dan membalasnya
Allah Maha Kuasa
Yang Maha Perkasa
Semoga kan membalas surga
Aku yang hancur oleh lagu ini ! jadi harus menangis seperti ini, harusnya tidak boleh !
aku ga sering bawain lagu ini jadi aku tidak siap strateginya menahan perasaan. Tapi sebenarnya papa Ridwan yang memulai, karena tak tahan menahan sesak di dadanya.
Aku meringkuk di paha Papa Ridwan setelah melantunkan nada yang tinggi dan panjang ........
"Terima kasih Rusli, " suara pembawa acara itu putus-putus ...
"pada Allah kita mohon ampun, selama ini kita tidak peduli sesama" kata dia lagi
makin menjeritlah Ibu-Ibu itu !
Pak kepala sekolah menghampiri kami dan teman-teman lain menghampiri dua pemain gitar itu seraya berkata :
"bagus nian main kau ! lagu-lagu seperti itu spesialis Rusli, kasihan Rusli" kata mereka
"inilah kira-kira lagu yang cocok untuk kunjungan di panti asuhan ini" alasan mereka
Kemudian mereka merangkulku dan membawaku tertatih untuk bersalaman dengan adek-adek itu.
"kami sedih bang, tapi mokasih yo bang atas lagu penyejuk hati" kata adek-adek itu
Datang juga rombongan suami Ibu-Ibu itu yang juga dulu melihat aku tampil di cafee di Puncak dulu waktu perkumpulan dengan urang rantau Jambi
"maaf Bapak-bapak, aku menangis ! tapi tangis ini tentunya bukan tangis sedih, tapi tangis sadar diri" kata papa Ridwan apa adanya
"iya pak Ridwan, ini yang kedua kali Rusli membuat kami menangis" kata mereka
"Iya Pak, maaf , tapi aku disodori lagu itu pak" aku menjelaskan
"ga apa nak ! kami senang dan sudah waktunya untuk membantu sanak saudara se Jambi" isak mereka
Aku juga tidak paham, mungkin selama ini anak yatim sebagai apa di mata mereka.
Namun tentunya aku paham bagaimana rasanya menjadi orang miskin dan orang yang mengharap toleransi dari orang kaya. Seandainya kita ingat selalu untuk berbagi sesuai kalimat ini : Allah maha kaya, maha pemurah yang akan mengganti dan membalasnya. Allah maha kuasa yang maha perkasa,
Semoga kan membalas surga, amiiiiinnnn...............
Demikianlah, meski ditinggal pergi oleh mas Wiji, aku tidak ingin terlihat sepi di mata orang tuaku. Meski hati di dalam, tak seorangpun yang pernah tahu. Tidak ada yang tersisa di dalam hati ini. Kegiatan yang bermanfaat yang kulakukan hanyalah dalam rangka menutupi hati.
Berani bermain hati berarti sudah mengerti apa efeknya. Dalam kitab sucipun sudah tertulis, kalau hati kita itu "hanya untuk Allah dan kerena Allah".
Berani bermain hati, ini yang terjadi yaitu : Kecil Hati !
dan yang agak tidak enak yaitu : Hilang Hati ! atau bahkan Sakit Hati !
Sore itu, aku bersiul dengan irama yang membuat papa menangis .... disengajakan keras dan mengarah ke kamar papa.
Mereka diam, apa ya yang dirasa nenek dan uwo ? kalau aku sudah ga boleh lagi nyanyi, aku setuju saja. Melanjutkan hidup akan lebih bermakna dari pada hanya bernyanyi.
"Rus lah siap baju renang nyo ?" sorak papa heeemmm
"aku paling duduk di lantai taman itu pa, papa saja yang berenang" kataku
"iyo tuh Rus .... tolong uwo manggang ikan yo Rus" kata uwo
"iyo owo" persetujuanku
"lah lengkap kan acara ? aku duduk-duduk bae di kursi" sorak nenek
"heheh iya nek, minuman kesenangan nenek juga sudah siap" kata ku
"oh lemaknyo.... lah lamo kito dak santai di taman bawah tuh yo mak" guman papa Ridwan
"iyo, kiro-kiro gitu, ayolah turun lah asik hari ini, tidak terlalu terik lagi" ajak nenek
Kami turun ke taman dengan perasaan masing-masing saja. Ada terkesan senyum di bibirku, tampak di luar.
Sudah rindu kakiku merasakan air sungai.
Dan tanganku memainkan air sungai yang mengalir tenang.
Dulu mas Wiji, ingin sekali mandi di taman ini,
bahkan dia mau mendengar pengakuanku di taman ini. Tidak ada yang terwujud ! Aku memberi pengakuan hanya lewat lagu yang paling disukainya.
Tentunya taman ini bukan untuk mas Wiji seperti yang sudah beberapa kali ku bilang padanya.
Akan ada taman yang lain yang akan dia masuki di Jawa sana. Tidak usah terlalu khawatir mas Wiji ....
p.o.v dari Jasri
Aku masih gemetaran setelah mendengarkan suara Rusli yang sedang tidak bahagia sepertinya, dan petikan gitar pak Ridwan seorang papa yang pernah membesarkanku.
Aku hanya dari kejauhan bisa melihat mereka, sekedar ikut berpartisipasi dalam kegiatan sekolahku di panti asuhan itu. Aku sebagai alumni SMA 1 ini dan teman-teman lain di FK Unja ini, turut mencari donasi.
"Mokasih Jas, rajin-rajinlah belajar yo" kata seorang guru
"iyo bang Jas, kami senang acara ini sukses dan banyak haru" kata adek kelasku si ketua Osis ini dia pintar nian berpidato, merinding disco
aku berdeheem sambil senyum
Teman-teman di FK juga menghampiriku, ....
"bagus nian suaro adek kau Jas" kata mereka
"Jarang kau kelihatan bersama dio? kau tidak akur sama papa kau ya ?" kata mereka
"Namonyo Rusli, dari SD di dusun kami, suaro adekku itu lah bikin orang menangis" kata ku
adek-adek sekolah ku berfikir dan sedikit terkejut , teman-teman FK ku makin mengorek
"kenapa kakinya Jas ? tapi tidak maslah, untuk anak elok itu, pakai tongkat ok saja" kata mereka
Datanglah pak kepala sekolah dan berkata :
"Oh kalian ? selamat datang lagi yo nak ? gimana hasil kuliahnya ?" kata pak kepala sekolah datang di hadapan mereka itu
"baik pak ! nilai kami ok kok" kata mereka
"bagus, tapi lebih bagus lagi, tidak ingin tahu urusan keluarga orang" kata beliau
kami terdiam
Teman-temanku makin memikirkan sesuatu, ini yang ku sedikit khawatirkan ....
Kemudian mereka menghindar dari pak Kepala sekolah dan tinggalah kami berdua berbicara
"sabar yo Jas, minimal kau masih dibiayai kuliah ! tidak usah berharap banyak" kata Bapak itu
Jelas orang ini teman baik pak Ridwan ! beliau akan mendamaikan suasana,
iyalah aku anak tiri tidak ada sangkutan dengan pak Ridwan, dan juga anak dari wanita yang tidak benar, wanita yang ingin membunuh pak Ridwan,
dan isu Bapak si Rusli adalah mamakku yang meracuni, sudah beredar di dusun.
"nurutku, kau belajar yang rajin ! jangan tiru perbuatan kakak dan mamak kau ! jangan ganggu pak Ridwan, kasihan mereka" saran pak kepala sekolah
Betul sekali, semua itu sudah kulakukan !
Aku paham ultimatum dari pak Ridwan, ini berhubungan dengan dana untuk menamatkan S1 kedokteran ini saja,
seperti perjanjian : untuk Koas aku harus berusaha sendiri melanjutkan hidup.
Tapi mengapa terdengar Rusli suaranya terlalu terbawa perasaan tadi ? mengapa adekku tidak bahagia ? harusnya dia berbahagia sekarang dengan cowok itu.
Dan mengapa cowok itu tidak terlihat tadi ? setelah tamat apa dia ke Jawa ambil bimbel intensiv ?
atau dia libur kemana ?, aku berharap dia tidak pernah kuliah di jambi !
Tanpa cowok itu, maka Tebing Terjal itu akan bisa aku daki.
Pada siang hari, kami kuliah tutorial tentang sistem immun yang sangat berhubungan dengan Blok penyakit infeksi. Mata yang berharap jawaban mengapa aku menutup diri selama ini terutama menjauhi cewek, akan bertanya hari. Semua temanku sudah punya pasangan, karena kami calon dokter loh, akan jadi panutan masyarakat ! daerah ! ini kondisinya, ckckckck, miris.
Sudah punya pasangan terus mau apa ?
Mungkin gosip telah disebar oleh teman-teman SMA itu. Tidak apa, akan aku jawab sebenarnya, bahwa aku anak orang kaya seperti yang mereka ketahui adalah tidak benar ! Tapi jadi dokter disini sungguh tidak mudah, dari ubun-ubun hingga ujung kaki akan dilirik ! artinya tidak hanya sekedar ilmu, prilaku dan gosip keluarga yang mengitari akan jadi pertimbangan.
Bersambung .....
Hari Minggu ini Sobat
bro @3ll0 , bro @Tsunami , bro @balaka , bro @d_cetya , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212
Makasih ya Mas Yadi, kalau ada umur maka Wiji akan balik pada kita. Dengan nuansa yang berbeda
Makasih banyak Bro Balaka,
Iya Bro tapi privasi Rusli dan keluarganya dijamin terlindung, karena alamatnya tidak begitu gamblang jelas. Hanya do'a yang bisa kita beri Bro, semoga yang mendampingi Rusli adalah orang yang baik.
Oh Indahnya kalimat Bro Tio ini, Allah akan membalas semua kebaikan Bro, amiinnnn
Makasih mas Fian.
Apakah mas Fian sudah ada Jodoh ?, moga langgeng ya
Kira-kira begitu Bro Lulu, dan amiiiiinnnnn Rusli akan kembali menata hati untuk menyosong masa depan
Makasih bro Wita.
Wiji pernah bahagia di kota Jambi. Suatu hari dia akan senyum bila teringat ini.
deket dong pekalongan-semarang
1 jam doang klo ngebut bawa motor
wiji sering2 ke pekalongan ya siapa tahu kita bisa ketemuan hehe
itu pasti. rusli akan mendapatkan seseorang yg baik karena dia baik juga.
back to the story
kok wiji udah pindah aja. gak diceritain perpisahannya sama rusli?
bang jasri ttp semangat!!!