It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Bagaimana tidak , ia baru sampai 20 menit yang lalu dan ia langsung disambut dengan nama nama hewan ragunan yang keluar dari mulut kak bima . Seperti Jerapah , Kuda Nil .
Jangan tanyakan aku kenapa , ketika Glenn baru saja datang dengan mobilnya . Kak Bima juga keluar dari dalam rumah dan bertanya siapa itu . Aku jawab Glenn . Dan kemudian kak Bima menyuruhku membelikannya bubuk soda di kedai tepat si persimpangan . Jadilah aku pergi dan meninggalkan mereka berdua . Tetapi ketika aku kembali , aku bisa mendengar suara kak Bima menggelegar dengan semua binatang di ragunan . Ya ampun! Apa kak Bima sedang puber? Setauku ia sudah 10 tahun yang lalu melewati usia 17 . Apa mungkin ini puber kedua?
Aku terperangkap .
Tepat ditengah tengah mereka yang saling memandang dengan penuh kebencian .
Apa yang salah?
"Jadi inikah Glenn yang membuatmu tak fokus bekerja itu?" kak Bima menaikkan sebelah alisnya padaku . Tunggu , sejak kapan aku tak fokus bekerja?
"Siapa pria brengsek ini , Nial?" Kali ini Glenn yang bertanya
Aku memandang kedua orang itu bergantian . Masing masing dari mereka menuntut jawaban dariku . Aku harus menjawab darimana? Apa dari Glenn dulu? Tapi kalau kak Bima membentakku lagi . Bagaimana?
"Kau membuatnya takut , bajingan" Kak Bima lalu langsung menarikku duduk didekatnya . Tapi Glenn langsung menarik lenganku . "Kau yang membuatnya ketakutan , dasar brengsek"
Kak Bima kembali menarikku .
Tak terima , Glenn juga menarikku .
Demi Tuhan! Aku bukan Monkey D. Luffy! Entah keberanian dari mana aku langsung menarik kedua tanganku dari mereka . Sontak kedua mata orang ini melotot padaku . Ya ampun! Ingatkan aku untuk tidak mengajak Glenn kesini lagi . Eh , tapi bukan aku yang mengajaknya .
"Be.. berhenti!" See? Bahkan aku tak tahu punya keberanian darimana untuk meninggikan nada suaraku . Mereka berdua terbengong-bengong
"Ka.. Kalian kenapa ber.. bertengkar?"
Setelah itu kedua bola mata lelaki didepanku ini kembali bertemu . Ayolah , kalian bukan Naruto dan Sasuke! Juga bukan Pedro dan Harry dalam sinetron Anakku bukan Anakmu .
Glenn lalu menarik lenganku dan ia berdiri . "Aku harus membawamu kerumah sakit . Ada polisi yang menunggumu disana" ia melirik Bima sebentar . "Dan aku tak akan mengizinkanmu lagi pergi kesini sendirian , SAYANG"
Polisi? sudah kuduga . Tunggu . Barusan Glenn memanggilku apa?
"KEPARAT!!" Kak Bima juga bangkit dari duduknya dan mengambil ancang ancang untuk melayangkan tinjunya . Tapi keburu digagalkan oleh Ghina yang lebih dulu menahannya .
Glenn tersenyum . Entahlah , ia seperti memenangkan sesuatu .
"Pergilah dek . Urus urusanmu" Ucap Ghina lalu mengajak kak Bima masuk kedalam .
Ya ampun . Sebenarnya apa yang sedang terjadi ?
********
"Jadi saat itu anda tengah tidur didalam kamar anda?" tanya seorang Polisi didepanku . Tepatnya didalam ruangan Glenn
Aku mengangguk .
"Ya . Waktu itu dia sedang beristirahat pak . Tak baik bagi orang orang untuk begadang" terang Glenn .
Polisi itu mengangguk ngangguk sambil mengusap kumisnya yang tebal seperti pelawak Gogo . Lalu menulis sesuatu pada note nya .
"Berapa kali anda mendengar ketukan?"
Berapa kali yah? Aku tak ingat . Aku benar benar kalut waktu itu . Mungkin 5? atau 7? Aku hanya mengingat darah . Dan aku benci darah
"Dia tidak ingat pak" jelas Glenn sambil menatapku lekat lekat . Mata kami bertemu . Ah! I'm blushing . Aku tau itu
"Baiklah saya akan menemui anda lagi untuk meminta keterangan keterangan selanjutnya . Untuk sementara kami menyerahkan bayi itu dulu kepada ..." Polisi itu menatap ku lalu menatap Glenn juga . "..kalian berdua selaku saksi . 7 Panti Asuhan di kota ini sudah kelebihan muatan . Jadi hingga kasus ini selesai diusut , kami akan memberikan tanggung jawab kepada kalian untuk mengurus bayi itu" Polisi itu berdiri . "Saya permisi . Selamat sore"
Kemudian pintu tertutup .
Seketika itu pula hidupku hancur.
Biaya hidupku sendiri susah , dan sekarang aku harus mengurus bayi mungil itu? Bukan , aku bukannya benci pada bayi . Tapi apa yang harus kuberikan padanya? Aku bahkan tak punya uang sama sekali akhir bulan ini!
"Tenang saja" Glenn menyentuh bahuku dan mengusapkan tangannya disana . "Aku akan membantumu"
Aku mengangkat kepalaku dan menatapnya . Tatapan waktu itu . Damai . Ah! Sadar Nial! Bayi itu tanggung jawabmu! Kau yang menemukan bayi itu!
"A.. a.."
"Nggak apa-apa kok . Aku tinggal sendirian di rumah . Aku kesepian . Anggap saja kita ini adalah orangtua muda" Ia terkekeh . Ya ampun , aku belum pernah membayangkan hal ini sebelumnya .
"Aku janji akan membantumu , Nial. Aku janji"
Tatapan itu . Entah kenapa aku merasa Glenn dapat diandalkan . Apa karena ia dokter spesialis penyakit dalam?
********
Bayi itu bagai malaikat . Meski masih dihangatkan didalam inkubator . Tapi tanganku seolah olah dapat merasakan kelembutan kulitnya saat ini . Ia seperti tersenyum disana . Aku yakin ia tersenyum meski aku tidak diperbolehkan masuk kedalam ruangan itu . Aku hanya diizinkan mengintip dari luar .
"Jadi..."
Aku berpaling dan menatap Glenn yang sudah berdiri disampingku dengan pakaian dokternya . Kehadirannya bagai makhluk halus . Ingatkan aku untuk menonton Bukan Dunia Nyata nanti malam .
"Jadi. . kau ingin menamainya apa?" tanyanya .
Ah . Benar . Bayi itu belum memiliki nama . Tapi , apa memberikan nama itu termasuk dalam tanggung jawabku? Rasanya aku tak berhak memberinya nama .
"Tentu . Kau berhak memberikannya nama . Karena saat ini kaulah orang tuanya" Gleen berdehem . "Maksudku , kita" dan ia terkekeh
Pipiku pasti akan meleleh saat ini .
"A.. aku.. Aku belum memikirkan hal itu.."
"Aku sudah" jawabnya santai . Aku mendongakkan kepalaku untuk menatap matanya .
"Aku punya banyak nama untuk malaikat itu"
Aku tersenyum . Rupanya bukan hanya aku yang menganggapnya malaikat . Aku kembali memperhatikan bayi yang tengah dierami itu .
"Rialen . R itu untuk Rasa Bahagia dan Ialen adalah singkatan nama kita. Nial dan Glenn"
Rialen . Nama yang bagus .
"Terimakasih . Bagaimana dengan Phillips? Kuharap dia akan menjadi raja seperti di negeri Britania"
Semoga saja . Aku terkekeh pelan .
"Ternyata kau juga bisa terkekeh , Nial"
Ah benar! Terakhir aku terkekeh seperti ini setengah tahun yang lalu . Ya ampun , aku bahkan tak sadar jika aku sedang berada didekat orang asing sekarang .
"Kau sudah mengetahui 2 dari 3 nama dariku .Sekarang giliranmu"
Apa? Nama apa yang harus kuberikan . Ah , bagaiman jika aku memberi dia nama Bima Sakti? Itu nama yang cukup bagus menurutku .
"Bi.. Bima Sakti"
Hening . Beberapa saat tak ada reaksi dari Glenn .
"Aku akan izin dulu pulang pada suster . Kau harus membersihkan badanmu dulu , Nial" Kata Glenn dan lalu berjalan meninggalkanku sendirian . Diujung lorong
Nama aku pake Nol ya bukan ouw.
#lanjut dulu ya TS
Wkwkw udah berapa judul sinetron or reality show nyantol di thread ini... Promosi terselubung atau gimana. Lol
Itu si pak dokter langsung melengos pergi apa gara2 pilihan nama dari Nial ya wkwkw sweatdrop dia.. Btw Bima Sakti itu juga judul.. Entar munculin Little Krisna ya :v
Lanjuuut
From : Bima
Km lg dmana?
To : Bima
Aku lagi di mobil
From : Bima
Ngapain?
"Lagi SMS-an sama siapa?"
Aku menoleh pada Glenn . Ia terlihat kesusahan fokus pasa jalanan karenaku . Mungkin sebaiknya aku diam saja .
"Hei . Kau tak menjawab pertanyaanku"
Huh? Pertanyaan yang mana? Lampu mobil Glenn hanya memberikan sedikit penerangan ditengah kemacetan ini .
"Kau sedang sms-an dengan siapa?" Oh . Ia mengulangnya lagi .
Aku menundukkan kepala . Apa yang harus kujawab yah? Bagaimana jika Glenn juga akan membentakku jika aku mengatakan kalau aku tengah ber-sms-ria dengan Kak Bima?
"Bima?" Tanyanya yang sukses membuatku tersentak dari lamunan .
Oh tidak . Aku yakin ia akan marah . Aku juga tak tahu kenapa tapi aku yakin kalau Glenn akan marah . Langsung saja aka memicingkan kedua mataku kuat kuat untuk menerima semua amarahnya .
"Kenapa kau harus takut?" Ia kemudian mengacak acak rambutku . Alhamdulillah , ia tak menjadi hulk seperti kak Bima .
"Aku tak akan melarangmu berkomunikasi dengan siapapun" Ia kemudian kembali fokus kejalanan . Menghadapi macet yang begitu panjang . Apakah didepan sana ada kecelakaan?
Oh tidak . Hanya ada inspeksi jalanan .
Aku kembali menatap Glenn . Entahlah aku merasa begitu menyusahkannya . Aku baru bertemu dengannya lusa kemarin . Kami bahkan hanya berkenalan selama 10 menit , bukan . 15 menit jika dihitung dengan pertengkaran batin ku . Tapi aku sudah membawanya kedalam masalah yang rumit seperti ini . Ia.. terlihat begitu peduli padaku . Ia mengingatkanku pada Harris . Sudahlah , aku tak ingin mengingat ingatnya lagi . Semoga ia tenang disana .
"Sebentar lagi kita sampai . Maaf yah kalo agak berantakan"
Aku mengangguk . Mana berani aku mengajukan keberatan padamu , Glenn? Seharusnya aku yang mengatakan itu padamu . Aku akan menebus semua jasa jasamu padaku . Aku janji .
Ia memasukkan mobilnya kedalam garasi dan membukakan pintu mobil untukku .
Rumah yang indah . Itulah kesan pertamaku ketika menginjakkan kaki dirumahnya . Rumput rumputnya terlihat sangat hijau . Rumahnya juga tak terlalu besar . Seperti rumahku dikampung , hanya saja dalam versi modern dan konsep minimalis tentunya . Oh lihat! Ada kolam ikan juga disana!
"Ayo kita masuk" Ajaknya lalu berjalan didepanku menuju pintu rumahnya .
Mataku tak bisa berhenti mengagumi ikan ikan nya yang indah itu . Berwarna warni . Lucu .
"Ayo masuk . Hei . Apa yang sedang kau lihat?"
Ah . Aku tak boleh terlihat kampungan saat ini .
"Kau menyukai ikan ikan itu?"
Bagaimana ia bisa tahu? Apakah dia tukang santet? Eh maksudku paramoral? Oh . Paranormal .
"Kau tahu . Setiap pagi setelah pulang jogging aku selalu memperhatikan ikan ikan itu . Rasanya semua beban dibenakku menguap begitu saja"
Ya . Aku juga merasa begitu . Ikan ikan ini lucu .
"Kau tau ikan ini dinamakan apa?"
Aku tak tahu . Aku jarang sekali melihat ikan selain beberapa jenis ikan yang sering dimasakkan kak Bima . Oh iya , aku belum membaca pesan terakhir kak Bima.
"Koi"
Koi?
"Ya. Ikan itu dinamakan koi . Kau tahu dalam bahasa jepang koi itu artinya apa?"
Aku menggeleng . Aku tak bisa berbahasa asing selain bahasa inggris yang pas pasan .
"Cinta"
Kenapa? Apa karena aku langsung jatuh cinta pada ikan ikan itu pada pandangan pertama?
"Ya. Karena setiap orang yang melihat ikan itu akan jatuh cinta pada mereka"
Aku mengangguk angguk . Pantas saja ikan ini dinamakan Koi . Lucu sekali . Dan juga penuh makna .
"Ayo masuk .Oh , Hai Kitty" Ia masuk dan langsung menggendong kucingnya yang seperti bantalan bulu itu .
"Drrrt . Drrrt . Drrrrrrrt" ponselku bergetar lama . Sebuah panggilan . Aku melihat layar ponsel . Kak Bima
"Ha.. Halo?"
"Hai . Nial , kau sedang dimana?"
Aku mendengar seperti suara jalan diseberang sana . Dan juga suara dentingan piring .
"A.. aku sedang dirumah.."
"Dirumah? Bukannya kau belum diperbolehkan memasuki rumah?" Ting! Satu lagi bunyi dentingan piring terdengar .
"A.. aku dirumah Glenn"
Glenn berbalik . "Siapa?" tanyanya
Kemudian bunyi suara sesuatu yang sedang ditumis terdengar . Kak Bima pasti menyempatkan dirinya bekerja . "Kau ngapain disana?"
"A.. aku..."
Ting! Suara dentingan piring kembali terdengar . "Aku baru saja memasakkan Tom Yum untukmu . Kau dimana?"
"Aku di .. daerah Harapan Barat . Komplek perumahan Gunung Indah"
Kemudian telfon dimatikan . Aku berharap semoga ia tak datang kesini .
"Kau harus mandi dulu , Nial . Aku akan menyiapkan air panas untukmu"
Ah . Bukannya seharusnya aku yang menyiapkan itu untuknya? Aku benar benwr tak ingin membuatnya repot .
"Kau mau minum apa? Kopi? Atau teh?"
Aku menggeleng . "Bi.. biar a..aku yang melakukan itu se.. semua"
Glenn terdiam . Ia tersenyum padaku . Ah senyuman itu lagi .
"Kau yakin?"
Aku mengangguk
"Yasudah kalau begitu kau mandi dulu"
Aku menggeleng . Ya ampun apa dia tak mengerti biar aku saja yang menyiapkannya air panas untuk mandi?
"Bi.. biar aku yang nenyiapkan air untukmu" Dan lalu aku berputar putar untuk mencari kamar mandinya .
"Itu . Di sebelah sana" Glenn menunjuk ke sebuah pintu yang berada tepat diujung rumahnya .
Aku lalu berjalan kesana dengan sedikit gugup . Ini pertama kalinya aku masuk kerumah orang asing dan bertindak seperti , akulah tuan rumahnya . Aku lancang sekali . Ingatkan aku untuk minta maaf pada Glenn nanti .
Sesampainya didalam kubuka tirai bath-tub dan menghidupkan air panasnya . Lalu aku pergi keluar menuju dapur yang terletak tepat disamping lorong menuju WC .
Aku membuka kulkasnya . Let me see , apa yang Glenn punya disini . Sebotol Supermilk . Beberapa butir telur . Seledri . Tomat . Daging ayam . Wah untuk ukuran seseorang yang tinggal sendirian sepertinya Glenn memiliki persediaan makanan yang lengkap .
Aku mengambil supermilk dan mencari cari bungkusan teh atau kopi yang bisa kutemukan di rak atas .
Aku ingat pernah diajarkan cara membuat Teh Susu yang benar benar nikmat oleh kak Bima Awalnya dia menyuruhku memberi penilaian pada Teh Susunya itu . Dan lalu ia mengajarkanku . Meski rasanya tak sama enaknya , setidaknya aku sudah menyuguhkan yang terbaik untuk Glenn .
Sepuluh menit kemudian . Aku sudah selesai membuat Teh Susu dan duduk di depan dapur . Dia benar . Glenn hanya mempunyai satu kamar dari 4 ruangan dirumah ini . Selain kamar mandi dan dapur tentunya .
2 diantaranya tengah direnovasi .
Dan yang satunya , sebuah kertas yang bertuliskan "GYMNASIUM" pada pintunya . Sepertinya aku bisa mengerti kenapa badan Glenn bisa segitu jangkungnya .
"Klek" Pintu kamar mandi terbuka . Aku spontan melihat ke arah kamar mandi . Bukan karena aku mesum . Hanya reflek .
"Oh aku mencium bau harum . Apa yang kau buat?" tanya Glenn menutup pintu kamar mandi .
Jantungku berdegup cepat . Aku belum pernah melihat pria bertelanjang dada selain Ayah , dulu . Dan sekarang untuk perttama kalinya aku tak sengaja melihat itu . Aku langsung menutup wajahku dengan kedua tangan . Ya ampun! Aku pangling apakah Glenn adalah David Raenaldy -Nama aktor di sinetron Cinta Henny- yang terkenal selalu topless memamerkan abs nya . Ya ampun! Aku bahkan bingung sudah mengatakan ya ampun bebeberapa kali
"Oh . Maaf" Glenn lalu berjalan dengan santai menuju kamarnya . Dan hanya memakai handuk putih yang menutup bagian pinggang kebawah .
"Drrrt Drrrt Drrrt" . Aku mrmbuka ponsel . Dari kak Bima
"Aku sudah berada diluar rumah Glenn" katanya singkat lalu mematikan telfon . Aku brranjak menuju pintu dan benar saja menemukan kak Bima sedang berdiri didepan mogenya . Aku membukakan pagar dan mempersilakannya masuk .
"Kenapa kau ada disini?" tanya kak Bima
Kakak sudah tahu alasannya . Aku yakin itu . Aku tak menjawab pertanyaannya dan kembali menyuruhnya masuk .
"Nial.. siapa yang da.. KAU!!!" Glenn keluar dari kamar masih bertelanjag dada drngan sebuah baju kaus di bahunya dan merapikan celananya yang belum terpasang dengan rapi .
"KAU APAKAN NIAL!!?" Dan kemudian kak Bima menyembunyikanku dibelakang punggungnya
Nial : hah? Emangnya kenapa? Cinta Henny kan filmnya seru . Apalagi Anakku bukan Anakmu . Itu malah lebih nyess
Author : Nah trus kenapa bawa bawa Bima Sakti? Jangan bilang lo juga ngepens ama tokoh kartun itu .
Nial : Enggak .. Aku nggak suka nonton kartun . Ntar aja aku jelasin yah