BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Don't

1212224262775

Comments

  • itu ko di potong ... peraturan gengnya enggak boleh pacaran ya ...
  • (Panggil aja adek or kak *gatau tuaan siapa?) Umm... Got it, jadi karena uda ada Adam jadi Koi mulai ngerasa cocok sama lingkungannya. Sepertinya aku harua lebih memperhatikan detail ._. Thanks buat pencerahan dan mentionnya :D Anyway, itu si Adam kenapa? :(
  • Nabrak pedagang ikan deh sie adam
  • @amira_fujoshi @Akhira @Unprince @DM_0607 @haha_hihi12 @lulu_75 @d_cetya @Tsunami @arifinselalusial @Adamx @jackprince @coclrnd @hyujin @Different @3ll0 @centaury

    Tai 12: Bunga Bakung

    Siapa aku?

    Kamu siapa?

    Dimana aku?

    Kenapa aku bisa disini?

    Oke , ini gila. Khas sinetron indonesia banget yang baru kesenggol dikit aja , trus jatoh, abis itu amnesia. Ketahuan banget.

    Arrgh! Kenapa musti pake acara kecelakaan sih? Seharian cuman tidur di rumah sakit, sambil nonton sinetron alay Indonesia. Like seriously, This is hell. Kaki di perban, dan infus dimana mana. Aroma kambing, maksud gue bau obat bertebaran. Lecet disana sini. Harus makan yang lunak lunak. Horror banget!

    Bahkan untuk duduk aja rasanya susah banget. Harus tidur, sambil menikmati udara sintesis dari AC. Biasanya gue juga menghirup udara kotor sih. Selain pikiran kotor juga.

    "Selamat Siang, Adam" Gue mengalihkan pandangan dari TV yang digantung didinding depan kasur gue. "Gimana sekarang? Mendingan"

    "Udah kok, sus" Suster kemudian mendekati kasur gue dan memeriksa botol infus dan juga keadaan badan serta kaki gue.

    "Obatnya dimakan ngga?"

    Sebenarnya sih, "Dimakan kok". Suster lalu memeriksa nampan kecil diatas meja kecil yang berada tepat disamping bantal gue.

    "Yakin?"

    "Sekali doang dimakannya" Gabisa jaim deh gue.

    Susternya lalu berjalan ke arah dispenser yang berada dibawah TV kemudian mengambil gelas dari tatakan dan mengisinya. "Kalau orang sakit itu, kalau mau sembuh, ya minum obat Dik Adam" setelah penuh lalu berbalik dan berjalan lagi ke arah gue.

    Semoga aja diminumin obatnya. Hihihi. "Airnya suster taro disini yah, ntar obatnya diminum" dia mengambil nampan yang berisikan piring bekas makanan gue yang masih banyak banget bersisa. Emang yah kalau lagi sakit itu apapun rasanya kaga enak. Eh tapi kan gue cuman luka luka doang. Mungkin gara gara nafsu makan gue kurang kali ya. Tepat setelah suster itu pergi, gue kembali sendirian di ruangan ini.

    Mama lagi pulang buat ngurusin Khaeela. Sedang Papa? Ya kerja. Sejauh ini belum ada yang datang buat nengokin.

    Gue mengambil remot TV dan kembali memencet mencet tombol yang ada disana. Satu persatu gue pencet.

    Cinta Dendy season 1.

    Manusia Burung .

    Mantanku Manusia Babi .

    Lontong Si Pular .

    Check and Becheck .

    Ah ga ada yang asik! Sialan banget! Udah sepi, ngga ada orang, mau pipis aja susah, dingin lagi. Ugh. Mana layar HP pecah lagi. Abis gitu ngga bisa hidup.

    Nasib, nasib.

    **
    Gue membuka mata pelan. Gue ketiduran kayaknya. Kok rasanya kaki gue berat ya. Seperti ada yang nidurin. Setelah mengedipkan mata berkali kali, gue memiringkan kepala gue.

    Loh? Kok ada bunga bakung sama parcel buah buahan diatas meja disamping kasur gue.

    "Krekk" Pintu ruangan dibuka seseorang. Perlahan gue bisa ngeliat anak kecil yang masuk keruangan ini. Khaeela, dan juga mama. Wat. Tunggu. Buk Helena, Buk Susanti, Loh? Kok geng alaynya mama bisa kesini sih!?

    "Kakaaaaaaakk!" Khaeela yang masih dalam baju SDnya langsung berlarian ke arah gue. Sedangkan mama? Mempersilahkan anggota alaynya but masuk.

    "Gue sendirian nih dirumaaahh.. kakak pulang dooong" Ngga sopan banget ke kakanya sendiri pake Gue.
  • Tapi, gue yang ngajarin juga sih.

    "Ntar kalau gue udah agak mendingan, tar kakak pulang kok" kata gue sambil membelai lembut rambut adik gue.

    "YA ALLAH!!" Pekik Bu Helena saat baru masuk kedalam ruangan.

    "Kenapa jeu.. KYAAAAA!!!!" Ibu ibu yang lain juga ikutan memekik

    "Astaga! Adam! Kenapa ngga nelfon Mama dulu sih kalau Koi dateng!? Liat deh jadi kecapean tuh" Lah, kok malah gue yang disalahin? Mama dan gengnya bukannya malah nanyain kabar gue, tapi malah langsung mengerubungi, tunggu, Koi? Sejak kapan?

    "Idih jeung Santi, liat deh ganteng buanget yah?"

    "Saya aja sampai koleksi foto dia loh jeung"

    "Di iklan seksi banget yah?"

    Kok jadi kayaknya Koi yang sakit ya? Jadi males gue. Biarin aja deh tuh emak emak colek colek Koi.

    "Kak, nih siapa?" Gue beralih kepada Khaeela.

    "Temen gue dek" jawab gue santai.

    "Wah? Ini buah dari siapa kak?"

    "Ngga tau. Dari si Koi kali"

    "Namanya Koi kak?"

    "Ngga, namanya Kolor. Yaiyalah Koi"

    "Kok lucu yah kak"

    "Lucuan gue kali"

    "Ngeyel lu" Khaeela menjitak kepala gue yang masih diperban. Kadang gue suka menyesal udah mendidik adek gue sendiri dengan pendidikan yang "wajar". Terkutuklah gue. Sorry dek.

    "Trus? Ini bunga siapa?" Gue spontan memandang bunga bakung yang diletakkan didalam pot kosong didekat parcel buah buahan tadi.

    "Menurut lo bunga siapa emang?"

    "Bunga kakak?" Jawabnya menerka nerka

    "Nah tuh tau" kata gue cuek lalu meraih remot TV dan mengganti channel yang sedari tadi masih hidup.

    "Kak Koi yang ngasih ya?"

    "Iya kayaknya" gue masih sibuk memencet mencet satu persatu tombol angka di remot.

    "Waaaaahhh.. romantis banget. Kayak di drama korea gitu. Kakak udah jadian berapa lama ama kak Koi?" What?

    Huh?

    Khaeela kok, setelah adzan maghrib di TV berkumandang, gue langsung menatapnya. "Maksud lo apaan?"

    Kemudian gue merasa kepala yang berada di kaki gue seperti bergerak gerak. Semua emak emak yang mengerubungi Koi lalu langsung menjauhkan tangannya dari badannya. Gue bisa melihat Koi masih belum sadar dengan keadaan sekelilingnya. Dan entah pakai mantra Ki Joko Bodo apa dia bisa membuat semua pasukannya nyosor keluar kamar. Langsung.

    "Loh, Adam udah bangun?" Dia spontan langsung menegakkan badannya saat ngeliat gue dan Khaeela lagi ngeliatin dia.

    "Kak, perasaan gue pernah liat dia deh" bisik Khaeela di telinga gue. Ngga gue tanggepin sih. Soalnya Koi langsung kemudian tersenyum.

    Senyumannya..

    Tunggu. Ngga! Senyumannya biasa aja! Tapi dia masih tersenyum kok. Kearah gue. Dia mengangkat tangannya. Duh.. pasti dia mau megang kepala gue nih. Paling banter juga mengusap pipi gue. Gaboleh tegang dam. Gaboleh.

    "Halo Adek. Namanya siapa?" Anjrit. Ternyata mau salaman sama Khaeela. "Adeknya Adam yah?"

    "Iya. Kak. Aku Khaeela"

    "Koi" Katanya. "Udah lama dek? Adam gimana keadaannya? Agak mendingan belum?" Kesel. Tapi gue juga ngga tau kesel kenapa.

    "Udah" gue jawab seadanya aja. Abis gue lagi kesel. Jangan tanya kenapa!

    "Koi tadi bawain bunga ama buah. Buahny udh dimakan?"

    "Jadi Kak Koi ya yang bawain kak Adam bunga?"

    "Iya dek. Tadinya Kakak mau beliin bunga mawar, so..." -- "Waaaaah!!" Gue cuman bisa memperhatikan Khaeela yang langsung kegirangan. Gue ngga tau apa yang ada dalam pikiran dia. Yang penting sekarang gue masih kesel. Dan masih ngga punya alasan buat itu.

    "Kakak bawain kak Adam bunga? Kayak di drama Korea yang aku tonton dooong! Kakak pacaran yah sama kak Adam?"

    Gue langsung membelalakkan mata gue, tepat ke dalam mata Koi. Mengisyaratkan padanya untuk menjawab tidak karena ini anak orang yang benar benar nekat. Buktinya aja insiden pantat imut gue di tepok tepok. Sialan. Jadi keinget lagi kan gue.

    "Uhmm.. engga kok" pinter nih Ikan!

    "Yahh.. padahal tadi aku mikirnya kalau kakak tuh Choi Daniel dan kak Adam tuh Jang Nara" katanya ringan. Wait, kok gue jadi nama cewek ya?

    "Loh? Gue kok jadi cewek sih!?" Ngga mau dong kalau gue disamain kayak cewek!

    "Abis lo badannya kalah jauh sama kak Koi! Bweek!!" Dia langsung kabur keluar ruangan meninggalkan gue yang mete mete gara gara dibilang kalah sama badan Koi. Grrr

    "Setan!! Sini lo!! Adududuh"

    "Adam kenapa? Kakinya sakit lagi ya? Jangan dipaksain dulu buat duduk..." Koi mencoba merebahkan badan gue dan memperbaiki gantungan kaki gue yang di gips.

    "Ngapain lo kesini?"

    Dia kemudian meraih plastik obat dan kemudian mengeluarkan isinya. "Loh? Adam obatnya kok ngga diminum sih?"

    Gue langsung mencoba merebut plastik obat gue, tapi tangannya lebih cepat menjauhkannya.
  • "Adam, penyakit itu ngga akan sembuh kalau dibiarin begitu aja tanpa ada obat. Kenapa coba ngga diminum?" Dia kembali meletakkan plastik obat itu dan kemudian meletakkan telapak tangannya di jidat gue. Tuh kan! Kenapa jadi menegang gini sih badan gue!

    "Nih badan Adam juga masih demam. Maaf ya Koi belinya bunga bakung, bukan maksud Koi mendo'akan Adam buat cepat mati. Tapi tadi bunga mawarnya abis, jadinya Koi beli bakung deh. Maaf ya" Jarinya semakin turun ke pipi gue lalu menggerak gerakkan jempolnya disana.

    "Sialan lo"

    "Akhirnya Adam udah bisa ngomong. Hehe" Dia tertawa. Ini ekspresi ke tiga yang berbeda yang pernah gue liat dari wajah orang yang tanpa ekspresi kayak Koi.

    "Lo juga, akhirnya bisa ketawa"

    "Loh? Kok akhirnya? Emangnya Koi ngga pernah ketawa yah?" Dia meraih kursi yang berada di ujung kasur lalu menariknya dan kemudian duduk didekat kepala gue sambil tetap membelai pipi gue. Something feels different.

    "Emang kok. Lo ga pernah ketawa di sekolah" mata kami bertemu. Gue suka melihat mata asia Koi. Entahlah. Tapi gue juga membencinya disisi lain.

    "Pernah kok"

    "Kapan coba?"

    Bola matanya berputar putar. "Ehmm.. waktu itu ngeliatin Adam jatoh waktu bawa buku dari perpus. Abis itu celananya sobek pula di bagian belakang"

    Aih.

    "Kapan? Ngaco ah!"

    "Kapan yah...." matanya keliatan menerawang lagi. "Eh sekarang udah hampir jam 7. Adam makan obat duli ya?" Gue menggelengkan kepala gue. Damn, pipi gue kayaknya udah mulai keenakan dielus elus gitu ama jempol nya Koi. Jahannam!

    "Ayolah. Koi bantu yah? Abis itu makan buah juga. Ok?" Koi bangkit melepaskan sentuhannya (sedikit kecewa. But, what the fuck?) lalu berjalan menuju dispenser. Mengisi gelas yang lain dan kembali lagi untuk mengambil plastik obat. Ia mengeluarkan satu persatu obat sesuai dengan dosis yang tertulis disana. Ada 2 dan 1/2 kapsul , dan juga 1 tablet. Bukan tablet itu. Tablet obat.

    "Adam coba dinaikin palanya dikit bisa kan?" Repot banget naikin kepala. Tangan gue yang diinfus lalu memencet tombol tombol di sudut kasur. Bagian atas kasur lalu perlahan lahann mulai naik dan membuat kepala gue sedikit terangkat.

    "Yaudah. Nih diminum dulu dikit" Koi membantu gue minum lalu kembali menarik gelas. "Nah, ini.. langsung aja dimakan. Jangan ditelen dulu ya" dia memberikan gue obat yang ada di tangannya lalu kembali membantu gue minum. Setelah air didalam gelas abis, dia kemudian mengambil sebuah jeruk dari keranjang parcel dan mengupas kulitnya.

    "Oh iya, tau ngga tadi yang nyanyi di kantin siapa?"

    Ngapain bahas itu sekarang sih ah, "siapa emang?" Males banget

    "Itu loh. Si Juno dari kelas X. Tadi dia nyanyiin lagunya Imagine Dragons yang diamondaktif" dia kemudian menyuapkan gue satu persatu bagian jeruk.

    "Haha. Radioactive kali, Koi"

    "Oh iya itu. Lagunya keren juga yah" Dia juga memakan jeruk yang ia kupas.

    "Bukan juga. Emang keren banget. Cuman suara gue aja yang ngga sampai" gue menelan jeruk yang ada didalam mulut dan mengeluarkanbiji

    "Masa sih?"

    "Iya. Tenggorokan gue sampai sakit abis nyanyi lagu itu" kemudian tiba tiba pintu terbuka. Mama dan teman temannya beserta Khaeela juga berbondong bondong masuk kedalam kamar.

    "Adam. Udah malem. Kamu bareng Koi dulu yah malem ini? Besok Papa ada meeting penting jadi Mama harus mempersiapkan segala sesuatunya buat besok. Ngga apa apa kan?" Kata Mama cepat sambil mengambil barang barang yang tadi ia letakkan di sofa didekat jendela. Sebenarnya tas doang sih, karena tasnya rame bukan cuma punya mama doang, jadi gue nyebutnya barang barang deh. "Gimana nak Koi? Kamu ngga keberatan kan?"

    Koi memutarkan badannya ke arah Mama. "Ngga kok Bu. Lagian besok kan hari Sabtu"

    "Duh , udah cakep, sopan lagi yah jeung" Dasar Bu Helena alay! Sono jauh jauh!

    "Yaudah. Kalau gitu Mama tinggal dulu yah. Khaeela salam dulu sama kakak Koi nya" loh? Gue ngga disalami nih ceritanya?

    "Kak. Ntar kalau ciuman kayak di film Babyface Beauty kasi tau gue ya" bisiknya saat mau menyalami gue yang langsung membuat wajah gue memerah.
  • khaeela jadi fujo. adam udah mulai luluh sama koi.
  • ihh... khaelaa masih kecil udah bicara ciuman.....
  • @adamx gue jg pikir gitu, si khaelaa bakat jd fujo
  • kalau khaeela bakatnya jadi fujo, kalau gue bakatny jadi penjaga hatimu kak @haha_hihi12 . EAAAAA. Wkwkwkwkw

    @Adamx jadi udah mulai luluh bang? Wah ntar kalau udah jadian bilangin gue yah. Wkwkwk
  • Suka juga lu Bub ama drama korea?
  • aduh kelupaan mention teteh @cute_inuyasha sama bang @balaka

    @3ll0 engga, kakak gue noh
  • gue di gombalin abub @AbdulFoo #jadi malu
  • Ahhh koiii makin lope2 dah ama koiii,,, ama abub juga tentunya,,,kan yg bikin koi,,,
  • gue ngga "bikin" koi loh teh @cute_inuyasha

    @haha_hihi12 anything for youuu.. wahahahahahha
Sign In or Register to comment.