It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Hari selasa. Tepat 4 hari gue dirawat disini. Dan juga 4 hari berbagai jenis makhkluk yang udah mengunjungi gue. Mulai dari makhluk jahannam penghuni neraka paling bawah level 1 (maksud gue teman teman emak yang alaynya udah ngga ketulungan) , plus, makhluk setan yang kadang ngangenin (tentu aja temen temen gue) dan juga berbagai bahan pangan pokok. Maksud gue, Ikan dan juga bumbu penyedap rasa. Duh, gue jadi kangen masakan Mama.
Ini juga hari ke-4 dimana Koi dengan sukarela mencatatkan gue 7 mata pelajaran yang otomatis ngga gue ikuti selama 2 hari ini. Terhitung kemarin dan sekarang, well, meski dia ngga pernah mau bilang dapet semua catatan sialan ini darimana. Oke, maaf. Gue paling males belajar. Tapi, mungkin karena 3 minggu lagi ujian semester kali ya.
Aktivitas gue ngga banyak berubah selama 4 hari ini.
Bangun.
Nonton.
Makan.
Tidur.
Balik lagi keatas.
Membosankan. Ditambah lagi dengan acara di TV yang juga beneran membosankan. Dan jika lo bertanya apa yang ngga membosankan selama 4 hari berada disini. Jawabannya adalah, Dada.
"Gimana ngga? Tiap hari Sasha bakalan datang kesini. Tentunya bukan untuk gue, tapi buat si ikan. Lagian, hei. Gue udah setuju kan buat nyomblangin mereka berdua? Tapi kenapa setiap ia dan Koi berbincang ada bagian dari diri gue yang ngga setuju. Seakan ngga rela gitu." Yoga mangut mangut mendengar penjelasan panjang gue di Sofa. Kebetulan Koi lagi keluar bareng Sasha beberapa jam yang lalu. JAM yang LALU.
"Tapi enak kan yah bisa ngeliat..." dan si kunyuk lalu membuat gerakan meremas payudara di dadanya sendiri. "Hahahaha"
"Anjing lo!" Kata gue ngelempari dia dengan rasen shurii-- eh, maksud gue ama pisang gue. Bukan pisang yang dibawah, itu .. pisang Koi. Eh! Kok jadi pada ngaco sih! Maksud gue Pisang yang dibawain Koi yang otomatis jadinya pisang gue. Eh. Au ah!
"Nih kertas titipan lo" Ia menyerahkan sebuah papan ujian yang udah diselipkan kertas yang berisi tangga tangga nada disana. "Lo mau ngapain ama itu?" Dan kembali duduk ke sofa.
"Ada deh"
"Eh seriusan!"
Gue hanya membalasnya dengan cibiran singkat lalu meraih sebuah pensil di atas meja. Kemudian hening. Gue sibuk dengan not not dan semacamnya , sedang Yoga sibuk makan ChitaChitatato nya.
Saat gue lagi mencoba menulis bagian Chorus, tiba tiba gue keingat ama Koi. Koi. Dan Koi. Kenapa gue malah mikirin lagu ini sih?
Dan gue sobek lembaran itu dan membuangnya. Kembali lagi menulis yang baru.
Dan lagi. Lagu yang lainnya membuat gue teringat pada ikan setan lagi. Kembali gue sobek dan buang lalu memulai yang baru.
Hingga yang ketiga kalinya gue frustasi dan membanting papan itu ke lantai. Sementara tangan gue mencoba menarik narik rambut gue sendiri.
"Lo kenapa Dam?" Yoga berdiri dan mencoba menenangkan gue. Sedang gue? Masih terlihat stres dengan apa yang gue alami.
"Ngga.. gue ngga apa apa"
"Ngga apa apa? Lo sampe banting banting papan gue gitu!"
Gue menatap Yoga yang keliatannya khawatir akan gue.
**
Untuk pertama kalinya malam ini Koi ngga bakal menemani gue. Setelah beberapa hari sebelumnya dia selalu menemani gue setiap malamnya. Kita menghabiskan waktu bersama, kita tertawa bersama, selalu bersiaga jika gue merasakan sesuatu, selalu bersiap jikalau gue mau ke WC. Meminumkan obat. Menyuapi.
Ahh.. apa proses comblangan gue berhasil ya?
Didalam kehampaan, gue mengulang ulang pertanyaan itu. Lagi dan lagi. Semakin diulang, semakin dalam duri yang gue tancapkan sendiri kedalam benak gue. Sebenarnya siapa yang bodoh disini? Gue ,kan? Lalu apa pantas gue menyesali apa yang telah gue perbuat? Lagian ini kan yang gue inginkan. Gue bukan maho. Gue ngga suka laki laki!
Tapi kenapa ?
Kenapa harus gue ?
**
".........yo"
"Adam!" Satu geplakan mendarat ke pipi kanan gue. Sialan! Siapa sih yang berani menganggu tidur gue! Huh si kunyuk Yoga.
"Ape lo?" Gue menepis tangan Yoga dari wajah gue dan membiasakan mata dengan cahaya pagi yang masuk ke tempat ini. "Bolos lu?"
"Ngga" Jawabnya simple. Lalu mengeluarkan Chitachitatatoo nya dari dalam tas. "Orang sekarang lagi libur kok"
"Loh?" Reflek gue langsung menoleh padanya yang berada di sisi lain dari jendela. Sementara dia lagi asik mengunyah ngunyah makanannya didalam mulut.
"Guru guru kan lagi rapat buat persiapan ujian semester bulan depan"
Gue langsung meng-O-panjangkan jawaban Yoga. "Trus lo ngapain disini?"
"Gue?"
"Ngga. Miyabi. YA IYA ELU!" Pagi pagi udah bikin gue bentak bentakan aja nih setan.
"Oh anu. Ehm.. "
"Kenapa anu lu?"
"Bukan. Anu gue masih gede kok ngalahin elu" satu jitakan melayang ke jidatnya. "Itu.. tadi Koi yang nyuruh"
Nama itu. Yang udah bikin gue insomnia malam tadi. But, Koi dan Yoga.. "Loh? Kok elu bisa tau nomornya Koi?"
"Itu ga penting" dia menjilati satu persatu jarinya yang sudah ditempeli bumbu Chicitatatoo. "Yang penting saat ini, lo harus ceritain maksud dari ini" katanya sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
"Comeback... Be Here" dia membaca halaman pertama lalu membuka halaman selanjutnya. "Lagu yang sama , dengan aransemen yang berbeda" dan lanjut dengan halaman selanjutnya "Dan juga.. ini. Lagu yang sama dengan aransemen yang udah .. lo kenapa dam?"
Gue memalingkan wajah dari Yoga. Pagi pagi gue udah kembali diingatkan ama itu. Aaarrghh!
"Jawab dam!"
**
'I can't sleep tonight, wide awake and so confused
Everything's in line, but i'm bruised
I need a voice to echo. I need a light to take me home
I kinda need a hero, is it you?
I never see the forest for the trees
I could always use your melody
Maybe i'm a little blind. I think it's time. For you to find me
Can't you be my Nightingale?'
"Tok tok tok" dengan cepat gue langsung menyembunyikan papan Yoga kedalam laci meja disamping gw lalu bersikap seperti biasa. Seseorang membuka pintu itu.
"Yo big bro!!"
Kumar. Shit
"What's up?"
" 'sup" balas gue datar. Kumar duduk disamping gue.
"Lo.. udah ga , you know.. demam lagi?"
"Menurut lo sendiri gimana?" Ada ekspresi tidak senang yang gue tanggap dari wajahnya saat ini. Apa gue salah omong ya? Tapi, untung aja 2 bodyguard kumar ga disini.
"So..."
Gue mengerling. So apaan? So klin? Lagian kalau nanyain so klin ngapain ke gue?
"Gimana ama Sasha?" Reflek dan entah kenapa kepala gue begitu aja memalingkan dirinya dari Kumar setelah si buah buahan melayangkan pertanyaan itu. "Gimana proses comblang mencomblangkannya?"
Gue harus jawab apa? Sasha selalu membawa Koi menjauh dari gue selama beberapa hari kebelakang. Jadi mana gue tau kalau proses comblang mencomblangkannya berhasil apa kaga. Tapi, kalau diliat dari gelagat Koi belakangan yang kayaknya hepi mulu gue bisa tau kalau dia tuh seneng bisa deket ama Sasha. But satu hal yang bikin gue bingung,
"Kenapa harus gue sih yang ngecomblangin adek elu? Maksud gue, kenapa harus adek elu yang harus gue comblangkan?" Kata gue berani menatap dalam dalam seolah mencoba membunuh Kumar perlahan. Kumar menaikkan sebelah alisnya tanda kebingungan akan pertanyaan gue.
"What do you mean?" bener kan? Tapi, gue harus jawab bagaimana yak. "You won't help me no more, won't you?" Matanya membalas tatapan membunuh gue. Bahkan ada sesuatu didalam tatapannya yang seolah olah.. "Ah.. i get it"
Gue semakin tak mengerti dengan dirinya yang sejenak tadi seakan mencoba mengeluarkan jantung gue lewat tatapannya dan sekarang malah senyum senyum kayak pemain bokep di ronde pertama. "Lo jealous kan?"
"What?"
Dia semakin mengembangkan senyuman bokepnya. Bukan, wait. Dia ngga lagi sange kan? "There's nothing yang harus lo sembunyiin dari gue. Gue udah tau semuanya kok, Adam"
"Maksud lo?" Mendadak kerongkongan gue menjadi kering. Tau semuanya?
"Lo pikir apa gunanya Yoga bagi gue?" Pupil mata gue reflek melebar saat mendengar nama itu. Yoga? "That cocky-boy always give me everysingle thing yang selalu terjadi di sekolah. Termasuk saat lo dan Koi ciuman di perpustakaan"
Jantung gue berdetak lebih cepat. Bukan. Mungkin beberapa saat lagi badan gue akan meledak. Semua darah gue terasa mendidih. Yoga? Bagaimana mungkin? Orang yang mengaku sohib gue, bagaimana mungkin?
"But, please Adam. Sasha itu udah cinta mati ama Koi semenjak SD. Koi was one my childhood friends. Kita selalu main power ranger , dan Sasha juga selalu ngajak main rumah rumahan only when Koi approached my home. Sasha selalu merengek untuk di-PDKT-kan ama Koi. Masa gue harus bilang kalau Koi pacaran ama cowok sih? Gimana dong perasaan adek gue? I can't take it no more if Sasha keeps beggin, and cryin over and over again everytime she looks after him" dan Kumar tiba tiba mengenggam pergelangan tangan gue. "Lo ngga mau kan?" Lalu mengusapkan kedua tangannya di sana "Kalau seisi sekolah tau.." Jangan. Ancaman itu lagi...
"Kalau ternyata.. Adam yang dikenal sebagai playboy kelas kakap dan vokalis band Moccachiino Latte itu ternyata.."
Gue tertegun.
"Selamat si.." spontan gue langsung menoleh pada seseorang didepan pintu. Disana, ia tertegun dengan ekspresi datarnya melihat gue dan Kumar. "Adam?"
koi i heart you hahahahaha, pokoknya ane gak rela kalo si buah-buahan shasa deket-deket koinya adam. Sumpah ane zuzur!!
dan koi dateng pas si kurma megang tangannya adam ..