It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
*tendang yoga*
koi cemburu tuh, pas masuk pasti dia liat kurma megang si adam. waah bakalan perang nih?
jadi bener kurma itu adam yg dia liat waktu masih kecil?
"Lo.. kapan nyampai disini?" Ucap gue mencoba tenang.
"Adam! Adam ngapain disini!?"
"Gue kan sakit.." Bales gue karena cuman gue orang yang namanya Adam disini.
"Maksud Koi Adam bin Kumaruddin" Kumar semakin mengenggam erat pergelangan tangan gue sementara alisnya saling bertaut satu sama lain. "Lepasin Adam!"
Loh. Kok gue jadi bingung yah.
Biasanya dilupain~~
Inuyasha, trus dipanggilnya Sasha... Kenapa gak panggil Inu aja~
Koi dan inu, ikan dan anjing, aduh gak cocok... Uah deh gak usah maksa Sasha bin Kumarudin~
kayak nya dulu koi suka ma kumar , karena sasa yg suka koi, ,,, maka kumar menjauhi koi..
"Adam?" Dada gue semakin memacu saat orang itu semakin mendekat. Wajahnya tampak datar. Datar. Datar sedatar datarnya saat gue baru aja ngeliat wajah dia sebagai peserta MOS angkatan gue. Dia bergantian menatap wajah gue dan Kumar. Begitu terus. Apa maksudnya?
"Lo.. kapan nyampai disini?" Ucap gue mencoba tenang.
"Adam! Adam ngapain disini!?"
"Gue kan sakit.." Bales gue karena cuman gue orang yang namanya Adam disini.
"Maksud Koi Adam bin Kumaruddin" Kumar semakin mengenggam erat pergelangan tangan gue sementara alisnya saling bertaut satu sama lain. "Lepasin Adam!"
Loh. Kok gue jadi bingung. Oh, apa mungkin Koi manggil si Kurma itu Adam yah? Pan namanya juga ada Adam gitu.
"Koi udah denger semuanya! Apa lagi yang salah dari diri Koi? Koi udah ngelakuin semuanya buat Adam! Koi udah ngeganti PSP kesayangan Adam!"
Kok gue masih bingung yah. Gue bergantian melirik Kumar dan Koi. Masing masing dari mereka sama sama menunjukkan ekspresi yang susah sekali untuk dibaca. Koi dengan tampang datarnya dan Kurma dengan tatapan pembunuhnya. Entahlah. Masing masing dari mereka itu..
"Hai. Bagaimana kabar Sasha?"
Nama itu. Kenapa Kurma harus nyebut nyebut bumbu penyedap rasa itu lagi sih disini?
"Sasha udah Koi anter kerumah"
Kurma tersenyum. Sinis. "Kalau begitu gue pergi dulu" dia mendorong kursinya kebelakang, melepaskan tangan gue, lalu berjalan menuju pintu. "Dan satu lagi, Don't you ever dare to forget every single words that we just discussed, Mr. Vocalist". Kembali jantung gue berdegup kencang saat matanya kembali menelisik diri gue lebih dalam. Seperti, ia tak main main dengan setiap katanya.
Apa gue harus melakukan ini? Apa gue harus membuat Koi menyukai Sasha? Gue ngga mau semua orang bakal ngejudge gue Homo kalau sampai ngelakuin itu. Gue ngga mau semuanya bakal ngejauhin gue.
Gue bukan Koi dengan pembawaannya yang tenang. Sungguh.
Gue cuman,.. "Maksud lo, ngejodohin Koi ama Sasha?"
Suara Koi membuat gue terperangah. Kali ini bukan memacu, tapi sebentar lagi jantung gue akan berdetak lebih cepat dari putaran roda mobil balap .
"Lo pikir Koi bakal suka ama Sasha setelah semua rencana busuk yang telah lo susun untuk Adam? Adam, Koi tau lo itu orangnya kayak gimana! Kita udah berteman cukup lama. Koi ngga akan terkecoh lagi saat ini!"
Kumar menghentikan tangannya yang sudah bersiap memutar kenop pintu. "Apa kita pernah berteman?" Apa yang sudah terjadi diantara mereka?. Koi sendiri tertegun mendengarkan kalimat itu disamping gue. "Bukankah cuman lo yang selama ini menghancurkan persahabatan kita?"
"Koi ngga pernah menghancurkan persahabatan kita, Adam!"
"YOU DID!!!" Teriakan Kumar membuat gue bergidik ngeri. Baru kali ini gue mendengar bentakannya. Bagaikan Maleficent, mendadak suasana didalam ruangan ini menjadi hening dan mencekam.
"Gue ngga pernah berencana untuk menjodohkan lo dengan adek gue" begitu sinis. Sama sekali banyak kebencian yang gue dapat dari intonasi itu. "Lo yang sudah menjodohkannya, kan Adam?"
"Jawab, Adam" Kumar kembali memaksa gue. Pelipis gue berdenyut. Mata gue mendadak perih.
"Adam.. apa itu benar?" Koi. Apa yang harus gue jawab. Koi.. apa yang harus gue jawab?
Apa?
'Koi cuman ga mau pacar Koi sakit..'
'Wah.. pantat Adam mulus'
'Hati hati yah dijalan! Jangan ngebut'
'Adam emang bukan cewek, tapi Adam itu pacar Koi'
Koi!
'Lo cuman harus comblangin Sasha dan Koi hingga jadian. Dan gue janji foto foto itu ga bakal tersebar'
"Gu.." Mata gue mendadak berair. Adam! Lo jangan jadi bencong! Jadi jantan! Be gentle! Cowok itu ga boleh nangis!
"Gue.. ya.. gue yang ngerencanain itu semua.." Anjing. Kenapa air mata gue sampai jatuh sih! "Gue bukan homo laknat seperti lo. Gue normal. Dan gue bukan homo.. gue mau lo berhenti menganggap gue menjadi pacar lo. Gue mohon jadianlah.." Kerongkongan gue tercekat. Mendadak air mata semakin deras membasahi pipi gue. "Gue mohon.. terimalah Sasha"
**
Kembali lagi ditengah malam. Suasana kamar ini semakin sepi. Mata gue menatap nanar keluar jendela. Berharap sesuatu dari langit akan datang menenangkan pikiran gue yang sedang kalut.
Koi. Lo lagi apa sekarang.
Ngga Adam. Lo ga boleh menyukai Koi. Lo udah bertekad!
Koi.. lo bajingan! Tapi,. Siapa yang pantas dipanggil bajingan disini? Bukan Koi. Tapi gue. Ya.. gue sadar itu..
Kembali gue eratkan genggaman gue pada bunga bakung yang dibawa Koi pada saat pertama ia membezuk gue. Gue ciumi aromanya dalam dalam.
Koi..
**
Beberapa hari berlalu setelah peristiwa itu. Gue diperbolehkan pulang keesokan harinya saat dokter mengatakan kondisi gue udah stabil dengan syarat harus menggunakan alat bantu dulu untuk bergerak selama beberapa minggu. Sejak hari itu, Koi ngga pernah lagi mengunjungi gue. Hanya bunga bakung itu yang ia tinggalkan bersama gue. Tak sedetikpun gue melihatnya, meski Dokter Glenn dan Nial juga ikut membantu mengemasi barang barang gue kedalam mobil saat pulang. Mama, Khaeela, Dokter dan juga Nial terlihar sangat antusias menyambut gue. Bahkan mereka sampai merayakannya dengan acara makan makan di restorannya ayah Luthfia.
Meski gue ga bertemu Luthfia, tapi sungguh. Gue menyesal menyetujui acara itu. Karena dokter memilih tempat yang sama seperti saat Koi memaksa gue untuk makan disana.
Gue belum diizinkan Mama sekolah. Gue masih disuruh untuk istirahat dulu. Tapi gimana mau istirahat kalau gengnya Mama masih ada di sekitar gue? Gila!
Saat gue tidur, entahlah. Mata gue belum bisa terpejam kalau belum barang satu kali melihat bunga bakung yang gue suruh Khaeela buat masukin kedalam gelas kaca. Gue merasa tenang setiap kali ngeliat bunga itu.
Koi sedang apa ya..
Ah sudahlah! Jangan ingatkan gue tentang Koi! Gue harus konsisten! Gue meraih iPad gue dan lalu memainkan sebuah lagu secara random dari dalamnya.
'All along it was a fever. A cold sweat-hot headed believer..
I threw my hands in the air, Said "Show me something"
He said "If you dare come a lil' closer"
Round and around and around and around we go.
Oh now tell me now tell me now tell me now you know
Not really sure how to feel about it, something in the way you move
Makes me feel like , I can't live without you and it takes my all the way..
I want you to stay..'
'The reason i hold on, cause i need this hole gone.
Funny you're the broken one but i'm the only one who needed saving.
Cause when you're never see the light it's hard to know which one of us is caving..'
'Not really sure how to feel about it, something in the way you move.. makes me feel like i can't live without you and it takes me all the way. I want you to stay.. please stay.. i want you to stay..'
"Koi.. lo lagi ngapain sekarang?" Gumam gue pelan sambil menyeka air mata.
**
"Kaaak!"
"Kaaaaaaaakk!! Woe banguuun!!!!" Aduh siapa sih nganggu gue lagi tidur! Setan!
"APAAAN!!!?"' Gue bales ngebentak Khaeela yang seenaknya pukul pukul paha gue. Shiit. Dikata kaga sakit apa.
"Disuruh Mama bangun" dan si setan kecil main ngilang aja. Setan emang.
Gue udah bilang belum kalau kamar gue dipindahin? Ya kan susah saat kayak gini gue harus naik tangga gitu. Jalan aja susah. Makanya Mama mindahin kamar gue buat sementara waktu. Aduh koleksi bokep gue, sabar yah. Papa's coming!
Diatas meja, sedap nih. Semur Jamur, ayam madu, gulai ikan. Roti panggang. Agar agar. "Ma, ini kok banyak banget?" Tanya gue setelah ngerasa keheranan dengan porsi makanan yang menurut gue kebanyakan.
"Ya buat kamu lah! Kamu pikir siapa lagi yang bakal makan sebanyak ini?" Wah. Emang Mama terbaik nih
Khaeela dan papa kemudian juga ikut bergabung ke meja makan. Sebelum ikutan juga, Mama menghidupkan TV dan menyetel sinetron kesukaannya, Tukang Kubur Naik Gaji. Suara dentingan sendok terdengar saat Khaeela dan gue pakai acara nambah. Gimana ngga? Semur Jamurnya mama ngga ada duanya deh!
"Gimana kakinya kak?" Tanya Papa
"Masih agak sakit sih pa"
"Kamu juga sih , bawa motor pake acara pake earphone denger lagu" sambung mama
"Keren Ma! Kayak di film apa gitu, waktu si vokalis A.N.JELL make earphone. Keren!" Dasar penggemar drakor. Tapi bener juga sih. Berarti gue keren dong?
"Keren apanya? Liat nih kakak kamu" kata papa
Gue yang diomongin cuman bisa nyengir. Ternyata emang cuman keluarga yang lebih peduli ama keadaan elu daripada orang lain. Haha jadi malu gue.
"Eh Adam! Liat deh!" Mama spontan langsung mengeraskan volume TV.
Gue tertegun. Orang yang tengah topless disana. Yang tengah bermain basket ditengah laut dan dikelilingi oleh cewek cewek seksi. Orang yang kalau dibandingkan gue tingginya gue kalah. Orang yang tanpa ekspresi. Mata Asia itu. Orang yang telah mengombang ambingkan perasaan gue. Orang yang udah bikin gue kalau kata Taylor Swiftnya, happy, free, confused, and lonely at the same time.
'Trust me, You worth!'
"Kyaaaaaaaaaaa!!!!!!!" Pekik Mama dan Khaeela saat Koi menyebutkan kalimat itu diakhir iklan.
Kenapa justru saat gue ingin melupakan Koi justru semuanya malah mengingatkan gue kepada dirinya!?
suka.....banget....sangat....