It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
1 minggu kemudian...
Minggu pertama ekskul berjalan. Sore sepulang sekolah hari ini aku gak langsung pulang. Aku kudu ngurusin ekskul anak-anak kelas X. Soalnya sekarang aku udah jadi aktivis dan pengurus ekskul ku sejak kelas X, Pecinta Alam atau PA.
"Rio! Lu handle dulu ekskulnya, ya. Gue mau ke kesiswaan dulu ada urusan. Ferdi dah di dalem kok," pinta Ayun, ketua PA tahun ini.
"Sip!" Aku mengacungkan jempol ke Ayun. Aku menuju kelas X-9. Di situ sudah ada Ferdi dan banyak anak-anak kelas X yang menunggu kami.
Aku masuk. "Selamat sore, Adik-adik!" sapaku. Tata dan Tobi menyusul.
"Ya, perkenalkan. Nama kakak Rio Adi Pratama dari kelas XI IPA 6. Kalian bisa panggil kakak Rio. Eh, iya, Rio aja."
"Mau panggil Adi juga boleh.." timpal Tobi.
Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling. Aku melihat sosok di pojok yang sangat aku kenal. Bukan kunti lho ya..
"Sekarang, aku pengen kalian masing-masing memperkenalkan diri. Nama lengkap, nama panggilan, dan asal sekolah. Dimulai dari kamu, yang pojok depan."
"Siap! Nama Roni Hernanto, panggilan Roni, asal sekolah dari SMP Putera Harapan 1. Terima kasih."
Dst..
Dst.. (Ga bisa nyebutin satu-satu, wkwkwk)
"Nah, kalian kan masih pada belum saling kenal nih. 2 minggu lagi kita akan mengadakan Kemah Solidaritas. Biar kita bisa saling kenal dan saling deket gitu." terang Eri.
"Ya, untuk kontribusi Rp20.000,- , checklist dan segala macem bakal disampein di pertemuan ekskul selanjutnya. Jelas?"
---
Akhirnya ekskul pun usai. Hari ini cuman perkenalan doang. Saat aku baru keluar, seseorang memanggilku.
"Juna!"
Ternyata yang memanggil itu kak Rio. Di sebelahnya ada kak Ayun, sang ketua PA. Gila! Cantik banget!
Apa dia pacarnya kak Rio, ya?
"Mau pulang?"
"Hehe. Iya, nih. Duluan, ya, takut ketinggalan angkot," aku segera pergi meninggalkan mereka berdua.
'Jangan salah sangka dulu, Jun!'
"Lho? Gak naik motor, sih?"
"Hehe. Iya," sahutku tergagap. "Lagi...lagi diservis, Kak..."
Dadaku makin sesak.
"Maaf, Kak, aku pulang duluan.. Kak Ayun, saya duluan.."
"Ati-ati, Unyu!"
Aku ngeh dipanggil "unyu". Baru kali ini seumur-umur. Tapi biar begitu, dadaku tetep sesak.
Aku segera berlari ke depan. Sampai depan gerbang, air mataku hampir tumpah.
'Juna gak boleh cengeng!'
'Mereka pasti temenan doang kok! Gak mungkin pacaran..'
Akhirnya aku duduk nungguin angkot. Sial! Masa ga ada angkot lewat?
Aku pake plan B. Aku segera ambil HP di tas. Anjirrr HP ane mati! Mau telpon Ibu gimana???
Tiba-tiba, kak Rio melintasiku.
"Lho, Juna gak pulang?"
"Iya, nih, nungguin angkot lama.."
"Udah sini, kakak anter Juna boleh?"
What?? Kak Rio mau nganter aku pulang?
"Tapi, takut ngrepotin, ah. Ngga usah, makasih."
"Ah, udah. Ayo," paksa kak Rio. Akhirnya aku menuruti permintaan kak Rio. Aku boncengan di belakangnya. Jantungku deg-degan.
"Pegangan, Jun," pintanya.
'APA?? Pegangan? Kaya anak kecil aja!'
"Akhirnya aku merangkul pinggang kak Rio. Degg! Perutnya kenceng.. kotak-kotak woy... Pikiranku jadi kacau!
Di jalan, aku ngobrol banyak dengan kak Rio. Mulai dari asal sekolah, tempat kosan, sampai keluarga. Soal tadi, aku melupakan hal itu jauh-jauh.
Sialan. Sejak itu aku makin suka dengannya.
---
Wessss! Hari ini aku paling awal berangkatnya. Pintu kelas baru dibuka, langsung deh ane masuk kelas! Masih gelap dan sepi! Wauw...
Tahukah kalian siapa yang masuk kedua?
"Hai, Juna! Tumben pagi berangkatnya," sahut Satria.
"Pengen aja," jawabku sekenanya aja.
"Eh, Jun.." sapa Satria ketika aku sedang asyik ngubek-ngubek tas cari tempat pensil. "Btw, kamu udah punya pacar belom?"
'Eealaaah, ini anak pagi-pagi udah ngomongin pacar!'
"Belom. Emang kenapa?"
"Eh... Nggak papa sih. Cuman pengen nanya aja,"
"Alah... Loe pengen pacaran ama gue kan?" ledekku memancing.
"Idih! Siapa juga yang pengen pacaran ama loe? Geer." jawabnya sok gengsi. Keliatan banget dari mukanya. Ya, meskipun tadi ane cuman bercanda.
Tapi jujur, aku tertarik sama Satria. Dari cara bicaranya, suaranya, fisiknya, ya proporsinya hampir sama kaya aku sendiri, cuman aku lebih tinggi sedikit darinya. Dia keren.
---
Templek terus ane seret satu-satu:
@Tsunami
@balaka
@3ll0
@d_cetya
@cute_inuyasha
@Wita
@lulu_75
@susucoklat
@centaury
Hehehe ...
Oke selanjutnya aku kasih keterangan deh.
@3ll0 cepet gmn?
@susucoklat mau ikutan daptar?
Aku pun bersemangat menyiapkan segala perlengkapan dan checklist yang diberikan untuk kemah 3 hari ke depan: Sabtu hingga Senin.
"Jangan telat lho, ya. Jam 9 kudu d sekolah " kak Rio SMS. Aku pun mesem-mesem sendiri.
Jam setengah 9 aku udah dateng ke sekolah. Di sana udah banyak yang dateng.
"Adik-adik minta perhatiannya sebentar!" pinta Kak Ayun lewat TOA. "Jam setengah 10 kita bakal langsung ke bumi perkemahan. Jadi buat temen-temen kalian yang belum berangkat, tolong jarkomin ya! Peduli sama temen,"
"Kak, Kak Rio udah dateng belum?" tanyaku pada kak Ayun.
"Eh, di belakang, Jun. Lagi nyiapin tenda kayanya."
Jam 09.30 kami berangkat ke bumi perkemahan. Sampe di sana kami membangun tenda dengan cara yang telah diajarkan oleh kakak-kakak PA atasan kami.
Sekarang waktunya bagi kelompok. Semua udah kebagian, kecuali aku. Belon dapeet! Njirr!
"Juna belum dapet? Juna gabung sama Kakak aja!" pinta kak Rio.
Asiiik! Gue sama kak Rio lagi!
'Iya lah! Masa gue jauh-jauh dari kak Rio?'
---
Malam pun tiba. Kami dengan anak kelas X mengadakan acara api unggun. Kami nyanyi bareng, joget bareng, main bareng.. Pokoknya seru banget deh! Kami serasa kaya keluarga banget di sini.
Acara berakhir jam 11 malam. Semua bersiap-siap untuk tidur.
Aku mengecek apakah anggota kelompokku sudah pada masuk tenda semua.
'Lho, Juna mana?' batinku cemas.
"Dek, tidur dulu, ya, besok masih ada banyak kegiatan yang harus diikutin. Biar ga ngantuk besoknya," perintahku. Lalu aku keluar tenda.
Aku mendekati Juna yang sedang duduk di bawah langit malam penuh bintang. Ia menatap rembulan.
"Kangen sama seseorang, ya?" tanyaku. Aku mengagetkannya.
"Eh, kak Rio. Nggak, nggak ada..." jawab Juna gugup.
"Udah malem, lho. Gak tidur?"
"Nanti ah, Kak, Juna belom ngantuk. Juna gak bisa maksa buat tidur,"
Kami berdua terdiam sejenak.
"Tuh, liat Kak.." tunjuk Juna ke arah langit. Di sana banyak bintang bertebaran.
"Kenapa?"
"Kalo aku bisa ngambil salah satu dari mereka, bakal aku bawa pulang buat nemenin aku..."
Aku lihat mukanya langsung cemberut.
"Soalnya di rumah gak ada siapa-siapa selain Ibu... Ah, andai aku punya kakak..."
"Juna jangan sedih gitu, dong. Juna harus semangat..." kataku memberi semangat padanya.
"Jadi, Juna sering kesepian di rumah?"
"Iya, Kak. Juna kan anak tunggal di keluarga. Ayahku, 10 tahun yang lalu meninggal karena sakit keras. Mau nggak mau, Ibu kudu kerja buat aku. Makanya, aku sayang banget sama Ibu.." terang Juna.
Aku merangkul anak itu. Aku kasihan sama anak ini. Aku bersyukur masih diberi keluarga yang lengkap hingga sekarang.
"Juna..."
"I..iya, kak?"
"Kakak boleh nanya sesuatu ngga?"
"Apaan kak?"
"Kalo boleh.. Kak Rio mau jadi kakaknya Juna. Boleh?"
Ia terkejut lalu terdiam. Matanya berkaca-kaca.
"Kak.... Kakak mau jadi kakaknya Juna?"
"...Gak salah denger?" tanya Juna sekali lagi. Aku menggeleng sambil tersenyum.
"Haha..." Juna tertawa kecil sambil mengusap air matanya. "Ternyata ada ya, yang mau jadi kakaknya Juna... Akhirnya doa Juna selama ini udah terkabul..."
'Maksudnya?'
"Kalo Juna boleh cerita sedikit... Juna sejak kecil pengeen banget rasanya punya kakak. Ada yang ngejagain.. Ada yang ngelindungin.. Ada yang bisa iajak berbagi... Ada yang bisa diajak curhat... Pokoknya nyenengin keliatannya punya kakak..."
"Ya secara Kakak juga pengen punya adik. Kakak anak terakhir di keluarga. 2 kakaknya Rio udah kerja semua dan pisah dari orang tua," terangku padanya.
"Mulai sekarang, Kakak mau jadi kakaknya Juna, boleh kan?"
Dia mengangguk, lalu dia senderan di bahuku.
"Makasih, Kak.." Dia berterima kasih sambil menangis, lalu aku mengangkat kepalanya.
"Adik kak Rio gak boleh nangis..." kataku sambil mengusap air matanya.
'Jun, perlu kamu tahu. Aku pengen jadi kakakmu bukan karena kasihan, tapi aku pengen gimana rasanya punya kamu..'
---
Pulang kemah...
Hufttt! Capek banget hari ini. Aku menaruh tas yang lumayan kotor di dekat kamar. Udah males banget mbongkar tas.
Tiba-tiba ada SMS masuk. Dari Satria ternyata.
"Jun, main yuk!"
"Gila aja. Gue baru pulang kemah coy.. Besok2 aja y.." balasku.
"Oh, iya, Jun!" ibuku memanggilku dari kamar. "Ada kiriman tuh buat kamu!"
"Dari siapa, Bu?" teriakku dari kamar karena emang udah mager banget.
"Kagak tau! Liat aja sendiri!"
Seketika rasa mager ku hilang setelah mendengar Ibu ngomong 'kagak tau' yang bikin aku penasaran. Akhirnya aku turun dan mengambil kiriman itu, lalu aku bawa ke kamar.
"Kok cuman ada alamat gue. Yang ngirim siapa?" Karena udah keburu kepo, aku raba-raba isinya. Padat, keras, ada kotak-kotaknya.
"Kaya coklat," dugaku. Lalu aku buka.
JENG JEEEEEENG!!! Di dalemnya ada coklat merek C*dbury Dairy Milk yang ukuran gede! Antara seneng campur heran, tumben-tumbennya aku dapet kiriman cokelat dan dari gak tau siapa.
'Beeeeuh! Dugaanku benar kan?'
Aku tiduran sambil membolak-balikkan cokelat yang terbungkus plastik ungu itu.
'Kira-kira dari siapa, ya?'
Makin lama aku makin berpikir dari siapa benda ini berasal. Tak terasa listriik mata mulai habis. Aku tertidur.
---
Seret ahh
@Tsunami
@balaka
@3ll0
@d_cetya
@cute_inuyasha
@Wita
@lulu_75
@susucoklat
@centaury
Banyakin Juna-Satrianya dong.