It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Dan ngerasa minder banget sama part ini..
Maaf banget kalau part ini mengecewakan banget..
@Tsu_no_YanYan @3ll0 @Yuuki @Arie_Pratama @Wita @Centaury @lulu_75 @kristal_air @cute_inuyasha @balaka @4ndh0 @d_cetya @Cylone @DoniPerdana @Widy_WNata92 @Unprince @Tsunami @Adityaa_okee
silahkan..
*
Rio Pov
Belakangan ini hubungan ku dan Ricky bisa di bilang semakin dekat. Tepatnya semanjak motorku rusak parah dan -katanya- 2 minggu lagi baru selesai di perbaiki.
Dan Ricky memutuskan -dengan seenaknya- akan mengantar jemput ku selama 2 minggu ini.
Agak aneh sebenarnya. Biasanya Ricky tak pernah mau di repotkan orang, apa lagi harus jauh-jauh mengantar jemputku yang memang tak searah dengannya.
Tapi tak apalah, toh bukan aku yang rugi ini.
Sifat Ricky pun lama kelamaan melunak, tak sekaku dan sedingin dulu. Dia jadi lumayan sering berekspresi, walau ekspresi se datar temboknya masih mendominasi.
Kebiasaanya anehnya yang memandangiku dengan lama, tak peduli tempat dan waktu pun makin sering ia lakukan, apalagi semenjak aku bergabung dengan Osis dan langsung dia angkat jadi wakil sekertaris, yang anehnya malah terkesan seperti asisten pribadinya. Ricky selalu menyuruhku menemaninya di ruang Osis, membantunya memeriksa bertumpuk-tumpuk kertas yang tak ku tau apa saja isinya. Zira (Wakil ketua Osis) yang tentu saja ada disatu ruangan dengan ku dan Ricky. Sering memperhatikan ku dan Ricky dengan raut wajah heran dan Aneh. Bagaimana tak heran. Seharusnya Desty yang notabenya Sekertaris Osis yang harus ada di satu ruangan dengan mereka bukan aku yang hanya wakil Desty saja.
Desty sempat protes dan bertanya kenapa? Ricky hanya menjawab dengan pedas.
' Tak apa lah, toh kerja Rio lebih rapih dan bagus dibanding lo yang hobinya cuma bedakan terus tak tau waktu. Syukur-syukur gak langsung gue depak(?) lo dari Osis '
Setelah mendengar perkataan pedas Ricky, Cewek yang memang selalu membawa alat-alat make up kemana-mana itu, menatapku sengit dengan mata melotot yang seolah siap mengeluarkan laser dan membunuhku kapan saja.
Aku hanya terdiam bingung, agak tak enak sebenarnya pada Dasty, tapi mau bagaimana lagi. Kalau Ricky si Ketua Osis yang di segani hampir semua murid sudah bicara begitu tak akan ada yang berani memprotes lagi.
*
" Hufft.. "
aku menghelanafas lelah, semenjak bergabung dengan Osis aku memang jadi agak sibuk. Bahkan aku jadi sering absen di Club Taekwondo.
Bel pulang sekolah baru berbunyi beberapa menit yang lalu, bergegas ku bereskan alat belajarku. Lalu berjalan keluar kelas mengikuti teman-teman sekelasku yang berhamburan keluar kelas.
GREB..
Aku sempat terlonjak kaget saat Alfa tiba-tiba saja muncul di depan pintu kelasku dan memeluk ku dengan erat.
" Riiiooo~, Astaga gue kangen banget tau sama lo. Semenjak lo di culik sama si sialan Ricky, lo jadi jarang nemenin gue latihan basket.. Please comeback to me honey~~ " katanya dengan nada sedih dibuat-buat dan sungguh terdengar menjijikan. Sempat ku lihat Dave dan Ricky yang ternyata ada di belakang Alfa menatap kami dengan tatapan berbeda. Dave hanya tersenyum geli sambil menggeleng-gelengkan kepalanya maklum dengan sikap berlebihan nan lebay Alfa. Sedangkan Ricky hanya menekuk halisnya memandang tak suka pada Alfa.
Beberapa murid yang lewat di sekitar kami pun memandang risih sekaligus sinis pada ku dan Alfa.
BUKK..
" Uugghhttt... " Alfa melepaskan pelukannya dariku saat ku hadiahkan tonjokan di perutnya yang agak keras itu.
" Udah berapa kali gue bilang, jangan se enaknya meluk gue di depan umum bego!!" teriak ku kesal kearah Alfa yang sekarang tengah berdiri sedikit membungkuk dengan wajah meringis sekaligus tersenyum bodoh, memegang perutnya yang ku tonjok tadi.
" Tonjokan lo tetep 'nampol' ya, Yo. Sakit banget tau perut gue. " komentar Alfa sambil mengelus-ngelus perutnya.
" Bodo." jawabku cuek.
" Terus ngapain kalian tumben-tumbenan ngumpul di depan kelas gue? "
" Yah mau jemput kamu lah Honey.. " kata Alfa sambil merangkul bahuku lalu mengedipkan sebelah matanya dengan tampang mesum.
Alfa segera berkelit saat aku hampir menyikut perutnya lagi. Dia tertawa penuh kemenangan saat berhasil menghindar dari serangan ku lalu bersandar di daun pintu kelas memandangku jahil.
Aku hanya mendengus sebal menanggapi tingkah menyebalkanny yang memang kadang keterlaluan.
" Kita mau ngajak lo jalan. " Kata Ricky tiba-tiba setelah dari tadi dia hanya diam memperhatikan dengan wajah masam.
" Hah? " aku menatapnya tak mengerti.
" Iya. kita mau ngajak kamu jalan. Udah lama juga kan kita gak jalan ber-empat? " jelas Dave.
Aku mengangguk-anggukan kepalaku mengerti.
" Oh.. Gitu. Ya udah, Ayo " jawabku sambil tersenyum manis kearah Dave dan Ricky yang ada di depanku. Mereka pun menganggukan kepalanya lalu mulai berjalan meninggal kan kelasku.
Ku tengok kan kepalaku dan ku lihat Alfa masih diam di kusen pintu kelasku dengan pandangan terus ia arah kan ke kelasku. Entah apa yang ia lihat sampai seintens itu.
Yang ku tau di dalam kelasku hanya tersisa beberapa orang kelewatan rajin, yang selalu pulang 30 menit setelah bel pulang di bunyikan.
"Alfa! Ngapain lo ngelamun disana? Mau ikut kita nggak!?" teriak ku.
Alfa tersentak kaget, lalu menatapku kikuk dan akhirnya berjalan menyusulku dengan senyuman aneh.
'kenapa ni anak?'
_
Jam menunjukan pukul 14:00,saat kami sampai di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota ini.
Berbagai orang dengan berbagai penampilan berkumpul di sini.
Kami langsung meluncur ke arah Cafe di sekitar mall itu saat Alfa terus mengeluh kelaparan sedari di perjalanan.
*
Setelah kami sampai di Cafe dan memesan makanan kami masing-masing. Aku menyebarkan pandanganku kesekitar kami dan ku lihat sekumpulan remaja perempuan yang ku perkirakan seumuran dengan kami, terus melirik kearah Ricky dan Alfa dengan raut wajah berbinar tertarik sambil berbisik-bisik lalu cekikikan bak kuntilanak.
Oh, tentu saja mereka seperti itu, cuma cewek gak normal yang gak bakan tertarik sama ke dua cowok keren nan kece di depanku ini.
" Eh.. Yo, Kak Arsya gimana? Udah mendingan? " tanya Dave tiba-tiba.
" Udah Dave.. Dia udah bisa jungkir balik lagi tuh. "
Dave tertawa kecil mendengar jawabanku.
" Makasih banget ya Dave udah mau bantuin gue ngurusin tuh anak. Sorry juga harus ngerepotin lo . "
Dave tersenyum lebar mendengar perkataanku.
" Gak apa-apa kok. Biasa aja kali Yo. Sama aku ini. " Aku tersenyum mendengar jawaban Dave.
" Si Jutek kenapa Yo? " Alfa dan Ricky yang sepertinya dari tadi menyimak percakapanku dan Dave bertanya dengan wajah penasaran.
'Si jutek' julukan yang Alfa berikan pada Kak Arsya yang memang sering bersikap jutek dan sinis kepada Alfa dan Ricky setiap kali mereka berkunjung ke rumahku.
" Minggu lalu dia sakit. Demam. " Alfa meng 'Ooh' kan perkataanku. Sementara Ricky hanya diam menatapku tak berkomentar.
" Bisa sakit juga ya tuh orang. " Aku menatap Alfa sengit.
" Ya bisa lah! Kakak gue manusia juga kali! "
Alfa hanya terkekeh mendengar perkataanku.
" Tumben banget lo belain Kakak lo yang juteknya minta ampun, Yo. "
Alfa menatapku heran sekaligus geli.
Aku hanya mendengus tak menjawab perkataan Alfa. Entahlah, tapi semenjak Kak Arsya sakit, hubunganku dengan Kak Arsya membaik. Kak Arsya pun tak seacuh dan sedinin dulu. Dia berubah. Dan itu membuatku senang sekaligus lega.
-
" Tumben Fanny gak ngekorin lo Fa? Kemana dia? " Kata Ricky mengalihkan topik pembicaraan kami dari Kak Arsya ke Fanny.
Benar juga, biasanya Fanny selalu ikut kemanapun Alfa pergi. Mereka berdua udah kaya Prangko yang nempel, dan susah di pisahin.
Wajah Alfa berubah masam saat Ricky menanyakan Fanny.
" Di sibuk akhir-akhir ini. " jawab Alfa datar.
" Hah? Sibuk apa? " tanya ku bingung.
" Lo gak tau? Dia sibuk pemotretan. Minggu lalu dia menang kontes gadis sampul. " jawab Alfa dengan wajah datar dan nada tak suka.
Aku mengernyitkan dahiku menatap Alfa bingung.
" Wah. Bagus dong kalo gitu. Tapi, kenapa lo keliatan gak senang gitu? "
" Gue- "
perkataan Alfa terhenti saat seorang pelayan datang membawa pesanan yang kami pesan.
" Gue gak suka dia jadi model. "
" Kenapa? " tanya Dave
" Gue gak suka aja, dia berubah. Mulai gak ada waktu buat gue. "
kata Alfa datar.
Ah. Sepertinya hubungan Alfa dan Fanny sedang tak baik-baik saja.
" Kalian lagi marahan ya? " tanya Dave
" Ya.."
Dan Bla-bla-bla
Mereka berdua pun sibuk mengobrol.
Aku hanya diam menyimak.
Aku tersentak saat kurasakan tangan dingin mengusap bibir atasku lembut.
" Makan nya pelan-pelan aja, Yo. Saus spagettinya belepotan tuh. " kata Ricky tenang, lalu menjilat jari yang tadi dia gunakan mengusap bibirku.
Wajahku memanas.
Hey! Dia gak jijik apa menjilat saus spagetti yang sempat nempel di bibirku?
Tiba-tiba suasana di meja kami menghening.
Ku alihkan pandanganku ke arah Alfa dan Dave, mereka menatapku dan Ricky aneh.
" Kalian berdua pacaran ya? " celetuk Dave.
Aku dan Alfa membulatkan mata kaget mendengar celetekun Dave.
" HAH?!" teriak Alfa tak percaya.
" NGGAK!! " jawabku juga berteriak menyusul teriakan Alfa.
Semua orang yang ada di cafe itu menatap kami aneh sekaligus terganggu.
Sedangkan Ricky yang menjadi biang kesalah pahaman ini. Hanya diam dengan wajah santai dan memakan makanannya dengan tenang.
"Sialan lo Rick! Rio kan gebetan gue! " gerutu Alfa sambil melempar tisu bekas bibirnya kearah Ricky.
Ricky menghindari lemparan Alfa dengan mudah, lalu mendengus tak peduli.
"maksud lo apa sih Fa?!"
"Lo kan gebetan gue. Yo"
"Gak ada!"
"Kok gitu sih yo~"
"bodo." kataku acuh
*
Hari itu kami habiskan dengan penuh canda dan bersenang-senang mencoba satu per satu permainan di game zone Bertingkah seperti bocah berumur 7 tahun yang baru pertama kali ke Game zone. Bebeda dengan ku , Alfa dan Dave yang bertingkah bak bocah. Ricky malah terlihat risih akan tingkah kami ber-tiga.
Beberapa orang menatap kami aneh atau pun tertawa melihat tingkah kami.
" Ck.. Bisa nggak sih biasa aja mainya. Gak malu apa kalian, di liatin orang tuh. " kata Ricky penuh penekanan sambil menatap kami yang tengah berjingkrak-jingkrak tak karuan, jengah.
" Biarin aja Rick.. Lo kaku banget sih. Seneng-seneng gini kan gak apa-apa. Yohoo!! "
Aku dan Dave hanya menganggukan kepala kami menyetujui perkataan Alfa.
Ricky mendengus.
'Waktunya Have fun!'
-TBC-
Yemen kayet ya Ka @cute_inuyasha ) #kabuuuuuur