It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
aku juga setuju jika ada flashback antara rio dan kenda...
@Lonely_Guy dan @Adityaa_okk sip
Silahkan menyimak.
kayaknya rio masih suka sama kenda deh. galau ya yoo?
ayo ricky udah tembak rio
Hehehe .. uda menarik kok dr awal ... klo ga menarik pasti gw ga komen
Warning: Drama and sinetron abis!semi-Rape!
*
Flasback
Rio Pov
Takk!
Takk!
"Ugh! Kalo bukan guru udah gue hajar tuh orang! Lagian kan yang salah bukan cuma gue! Si sialan Ergha juga salah! Emang dasar sialan tuh guru!, lagian hukuman macam apa ini!" gerutu kesal.
Takk!
Takk!
Aku dengan emosi terus memotong-motong dahan pohon yang ada di halaman belakang sekolah. Jangan kalian pikir aku sengaja memotong dahan-dahan ini.
Ini hukuman-aneh- yang di berikan Pak Agus padaku karena menonjok Ergha tadi pagi. Pak Agus menyuruhku memotong sebagian dahan pohon ini, agar tak terlalu rimbun dan tak terkesan menyeramkan-katanya.
Sigh!
'Tuh guru emang hobi ngerjain gue!'
'haah~'
Aku menghela nafas lelah, ku seka dahiku yang mulai berkeringat.
Kulihat langit mulai senja dan seberapa banyak pun dahan pohon yang ku potong, pohon ini akan tetap terlihat rimbun.
Sial!
Dengan hati-hati ku pijak dahan pohon di sekitarku. Kalo aku sampai jatuh, bisa ku perkirakan berapa tulangku yang akan patah.
Hiii~
" Kalo aja ada Bilal. Pasti dia bisa bantuin gue. Ugh! Ini gara-gara si sialan Ergha! Kalo aja dia gak nyari masalah sama gue tadi pagi, gue pasti gak bkalan di hukum sama tuh guru resek?!"
"Kalo lo ngegerutu terus-terusan kaya gitu, kerjaan lo gak akan kelar-kelar!"
Aku berjengit terkejut saat ku dengar sebuah suara menyahut dari bawah pohon.
Refleks ku tengokan kepalaku ke bawah dan tiba-tiba saja keseimbanganku hilang. Sial!
"E-e-ehh!"
"O-oo.. Hoy! Hati-hati!" ku dengar lagi suara panik orang yang ada di bawah pohon.
Aku coba seimbangakan tubuhku lagi, tapi..
Slet!!
'Lumut SIALANNN!'
"AAARRRGGHHHH!!"
"HEY!!"
Aku pejamkan mataku saat ku rasakan tubuhku terjun bebas, siap membentur bumi dengan keras.
'Matilah gue!'
BBRRRUUAAKKK!! (?)
CHUP!!
Ku rasakan tubuhku berbenturan keras dengan sesuatu yang ku yakini bukan tanah. Sakit memang, tapi err-agak hangat dan harum ? Mana ada tanah hangat dan harum kan?
Apa lagi saat kurasakan sesuatu yang lembut bersentuhan dengan bibirku.
"Uuggghhh." aku dan sesuatu yang ku tindih mengerang bersamaan.
Ku buka mataku perlahan.
"Hunng?"
Deg!
Dan tepat di depan mataku ada mata lain yang memandangku meringis. Dan ternyata yang menempel di bibirku adalah.. Yah, bibirnya, kalian pasti sudah menduga itu.
"Mpuah!"
Dengan segera aku beranjak dari tubuhnya sambil memegang bibirku -yang sudah tak Virgin lagi-, ku pundurkan tubuhku sampai aku menyender di pohon yang sempat ku potong dahannya dan membuatku hampir patah tulang. Hampir!, fiuh! Untung saja gak kejadian.
Wajahku pasti sudah memerah. Apa lagi saat tau siapa yang baru saja ku tindih dan menyelamatkanku.
' K-kenda!!'
"Uugh!" Sambil memegang pinggangnya, Kenda terduduk dengan wajah meringis kesakitan.
"S-s-sorry." ucapku terbata.
Kenda melihat kearah ku lalu tertawa kecil.
Aku mengerutkan dahiku bingung.
'kenapa dia malah tertawa?'
"hahaha, Yang tadi itu menegangkan sekaligus menggelikan, kau tau?." katanya sambil menatapku konyol.
Aku bungkam.
"Dan lagi.."
Slurp. Dia menjilat bibirnya.
"Bibir lo manis juga ya?"
#senyum kalem
Deg!
Air es mana?! AIR ES!!
**
Dia Kenda, orang pertama yang berhasil merebut perhatianku(dalam artian baik) saat pertama kali bertemu di MOS dulu.
Orangnya baik, supel dan Charming. Itu yang aku tangkap darinya. Walau tak seterkenal dan setampan Ricky si ketua osis -yang hebatnya di tahun pertamanya, dia langsung di angkat jadi ketua osis dan Si sialan Ergha -yang sialnya- terkenal karena orang tuanya salah satu donatur terbesar di sekolah ini. Bisa di simpulkan si sialan itu kaya. ( orang tuanya yang kaya maksudnya)
Kenda selalu bisa membuat jantungku berdetak lebih cepat setiap kali dia menyapa atau pun tersenyum padaku. Dia ketua club Karate yang ruangannya bersebelahan denganku yang masuk club Taekwondo.
Hampir setiap hari kami bertemu dan belum pernah sekalipun aku mengobrol dengannya, hanya say 'Hi' saja yang sanggup aku katakan padanya. Dan sepertinya dia tak terlalu perduli akan itu.
Tapi sekarang. Dia ada di depanku memegangi pinggangnya -yang kukira berbenturan keras dengan tanah- sambil menatapku dengan senyuman dikulum.
Aku hanya bisa diam menatapnya dengan gugup, ini pertama kalinya aku sedekat itu dengannya. Apa lagi bibir kami sempat bersentuhan tadi.
Arggghhh!
'Itu firsh kiss gue!'
Ku tundukan wajahku menahan malu saat lagi-lagi wajahku memanas.
'Perasaan gue udah kayak Cewek kasmaran deh!? Sial!'
Pluk..
Aku mengangkat wajahku saat ku rasakan sesuatu menyentuh keningku.
"Lo gak apa-apa kan? Wajah lo merah tuh. Ada yang sakit?"
Kenda sudah ada di depanku, dengan tangan ia letakan di keningku dan tatapan khawatir yang jelas ia perlihatkan.
Deg!
"G-gue gak apa-apa kok."
Kenda menatapku lekat.
"Lo Rio kan? Rio Albira Hermawan. Iya kan?"
'D-dia tau nama lengkap gue!'
Dengan gugup ku anggukan kepalaku.
"Ternyata benar,lo emang manis."
Kenda tersenyum lembut.
Jantung semakin tak terkontrol dan wajahku menghangat.
Shit! I Really love him.
Setelah 'tragedi' terjun dari atas pohon yang tingginya kuperkiran 8/9 meter, aku dan Kenda mulai berteman baik.
kami sering pergi ke kantin atau pun menghabiskan waktu sore bersama di halaman belakang sekolah, tepat di bawah pohon tempat pertama kali kami bicara lebih dari sapaan 'hai'.
Kami semakin akrab. Apa lagi setelah Bilal tak pernah terdengar kabar beritanya lagi. Aku tak tau kemana rimbanya teman baik ku itu.
-
Sampai suatu hari Kenda tiba-tiba mengatakan sesuatu yang tak pernah ku duga akan dia katakan padaku. Dia menyukaiku, lebih dari teman, sahabat, ataupun saudara.
Perasaan yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat jika ada di dekat. Perasaan yang sama dengan yang ku rasakan padanya, bahkan saat pertama kali aku bertemu dengannya.
Mendengar itu tentu saja aku senang.
Kalian yang pernah merasakan jatuh cinta mungkin tau rasanya. Rasanya seperti ada banyak kupu-kupu yang berterbangan di perut kalian lalu naik ke dada dan setelahnya wajah kalian akan memanas merah bak kepiting rebus, Iya kan? Kalo tidak, berarti hanya aku yang pernah merasakan sensasi menggelikan sekaligus menyenangkan itu.
**
Hubungan kami berjalan dengan baik. Kami semakin sering menghabiskan waktu bersama dan pergi berdua, kemanapun.
Dia membuatku tau bagaimana rasanya di sayangi, di perhatikan, di cemburui, di lindung dan di khawatirkan.
Aku pun semakin tau sifat baik dan buruknya. Kenda itu, Romantis, lembut, perhatian, kadang manja, pemaksa, egois dan tak pernah mau di bantah.
Walau sering di selingi pertengkaran kecil ala anak ramaja, kami masih bisa menjaga hubungan kami sampai 3 bulan lamanya.
Hingga tiba-tiba saja Kenda mencetuskan ide gila yang entah muncul dari mana.
Malam itu kami sedang berlajar--uhuk (oke itu alasan kami pada Mamah, sebelum beliau pergi), nyatanya sesampainya di kamarku kami malah bermain game sambil pacaran. (jangan di contoh, eh? Percuma ding, kalian juga sering begitu kan? #senyumusil)
Beralasan gerah, Kenda membuka satu persatu kancing seragamnya. Padahal aku yakin Ac di kamarku menyala.
Tatapan Kenda pun terkesan sensual dan jujur itu agak membuat ku merinding.
FYI, selama 3 bulan kami berhubungan, tak pernah sekalipun kami melakukan sesuatu lebih dari ciuman dan saling jilat (telinga, tengkuk dan leher). Bahkan saling 'icip' 'pisang' masing-masing pun tak pernah kami lakukan. Aku lebih suka hubungan yang 'sehat' dan aku pikir meski hubungan yang sepertiku dan Kenda, sering di anggap 'kotor'. yang kata orang bisanya cuma saling lepas kolor terus terjun ke ranjang. (#Author ngikik )
Masih ada orang-orang seperti kami yang tak mementingkan 'isi' kolor semata. Dan salah satunya aku.. dan kupikir Kenda pun begitu.
Tapi, sepertinya aku terlalu naif atau mungkin tak peka?
"Nges*x yuk Al, sekalian di videoin buat koleksi pribadi kita."
itu bisikkan dan kata-kata tergila yang pernah aku dengar dari Kenda.
Aku masih melongo tak percaya akan apa yang di katakan Kenda, saat dia meletakan Handycamp di tempat yang menurutnya strategis.
"Ayo, Al." bisiknya sensual sambil menyelipkan tangan ke sela-sela pahaku.
"K-ken. Apaan sih? Aku gak mau! Lagian kita kan udah janji. gak ada Free s*x di hubungan ini !" kataku resah saat ken mulai menjilati leher ku sensual.
Hell! Umurku belum genap 17 tahun!
" heh. Kamu tau Al. Kamu itu orang ter naif yang pernah aku temui, tau?. Kamu pikir aku setuju sama apa yang kamu katakan tadi? Nggak. Di hubungan yang kaya kita ini gak akan lepas sama yang namanya s*x. Aku udah lama tahan 'ini' demi pemikiran naif dan konyol kamu itu. Sekarang kamu harus mau ngelakuin 'itu' sama aku." kata Kenda dengan nada suara berat dan terkesan memaksa.
"Aku tetep gak mau Ken!, lagian kenapa harus di video segala?"
"Itu cuma buat koleksi pribadi aja, aku jamin gak akan kesebar."
"Aku ngg-mapphh!" Kenda tiba-tiba saja mencium bibirku dengan tergesa-gesa, tangannya masuk ke dalam kaosku menyentuh tubuhku sensual.
"Ken-nghhhmpphh..."
Aku membulatkan mataku saat Kenda mulai berusaha membuka celanaku.
'Nggak!'
"Ke- mmpphh.. KEN! Haahh.. Hahh.."
Dengan keras ku dorong tubuhnya menjauh dariku.
Kenda terdiam dengan wajah menggelap dan ekspresi sulit ku artikan.
"Maaf Ken. Kalau pun kamu emang pengeng ngelakuin 'itu', aku mohon jangan sekarang." kataku sambil menundukan kepalaku.
Tak ku dengar sahutan darinya. Aku pikir kenda sudah menyerah, tapi, seharusnya tau Kenda itu tipe pemaksa.
SRET!
BRUK!
Aku terkejut bukan main saat Kenda menarik tubuhku dan menjatuhkanku di atas ranjang.
"KEN! Mmpphhh!"
"Hah! Gak ada kata nanti! Gue mau sekarang! Dan se harusnya lo tau gue gak suka di BANTAH!" Teriak Kenda kasar. Aku hanya bisa membulatkan mataku kaget.
Beberapa kali kenda menggigit leher dan bahuku kasar.
Aku mencoba melepaskan tanganku yang dia cengkram di atas kepalaku, saat Ken mulai menyentuh daerah pribadiku.
"NGAHH!"
PAMPP!
BRUK!!
Ku tonjok wajah Kenda dengan keras, saat aku berhasil melepaskan tanganku darinya.
Kenda terjatuh berdebum kelantai.
__
"Haah.. Haahh.. Hhhah"
Aku menatap Kenda yang tengah terdiam di bawah ranjang, nanar.
Aku tak bermaksud menyakitinya.
Kenda memegang pipinya. Aku sadar, aku ini atlet Taekwondo dan tonjokanku tadi pasti menyakitkan.
"K-ken? S-sorry aku gak sengaja."
Kenda tak bergeming.
"SIGH!"
Kenda tak menanggapi perkataanku dia hanya mendengus, lalu berdiri mengambil seragam dan handycampnya -yang langsung ia masukan ke dalam tas.
"K-ken? K-kamu mau kemana?" tanyaku bingung.
Kenda tetap tak menyahut.
Setelah selesai memakai seragamnya, Kenda pun keluar dari kamarku.
"KEN!?"
Brak!!
Aku menghela nafas berat saat Kenda membanting pintu kamarku.
Ini pertama kalinya kami bertengkar se serius ini.
Ku jatuhkan tubuhku ke ranjang dan menatap langit-langit kamarku serba salah.
'Apa yang gue lakuin tadi salah ya?'
"Arrggh! Maafin aku Ken."
**
Efek penolakanku pada apa yang akan Kenda lakukan padaku malam itu sangat besar.
Selama dua minggu ini Kenda acuh tak acuh padaku. Telepon, chat, dan sms ku jadi jarang ia tanggapi.
Di sekolahpun ia tak pernah menampakan batang hidungnya padaku.
Ku coba berkali-kali menengoknya ke kelasnya, tapi selalu nihil. Tiap hari ku tunggu dia di halaman belakang sekolah, berharap dia sesekali akan datang ke tempat favorit kami itu. Tapi, tidak ada. Selama apapun aku menunggunya dia tak pernah muncul.
Dua minggu itu aku uring-uringan.
Aku risau, resah, dan merasa bersalah. Apa saat itu aku terkesan me'nolak'nya? Sungguh, aku tak pernah bermaksud seperti itu.
-
Sampai saat aku tengah menemani mamah belanja di mall. Aku melihatnya, Kenda. berdiri di sebuah toko pakaian Khusus perempuan dengan seorang perempuan yang menggandeng tangannya mesra.
Mereka terlihat SANGAT mesra.
Dadaku laksanakan di tusuk pedang.
Sakit.
Hati ku panas.
Aku cemburu!
'Apa-apaan ini?!'
Segera ku rogoh ponselku dan ku telepon dia.
Nadanya tersambung.
Kulihat Kenda memegang ponselnya dan dengan santainya ia me rejeck panggilanku.
Dengan kesal kucoba menelponnya lagi tapi ponselnya sudah tak aktif.
Sial! Apa maksudnya ini? Siapa perempuan itu!?
Aku terus meminta penjelasanya dan hanya dia anggap angin lalu. Aku di acuhkan.
Kenapa? Apa hanya karena aku tak memenuhi ke inginanya melepaskan hasratnya malam itu? Hanya karena itu?
Damn!
*
Seluruh sekolah tengah gempar dengan ada nya murid baru yang katanya satu lagi anak donatur terbesar di sekolah ini. Bahkan kekayaan orang tua murid baru itu hampir melampaui kekayaan orang tua Ergha.
'Sigh!, like i care!'
-
Bel pulang sekolah baru berbunyi beberapa menit yang lalu.
Aku berjalan dengan cepat ke halaman belakang sekolah, setelah hampir 1 bulan Kenda mengacuhkanku. Akhirnya ia mengirimku pesan dan memintaku menemuinya di halaman belakang sekolah, sekarang.
Ku sebarkan tatapanku saat aku sampai di halaman belakang.
Tak ada siapa-siapa.
'Apa Ken membohongiku?'
"KENDA?!" teriakku lantang. Dan setelahnya ku lihat kenda keluar dari balik pohon. Aku tersenyum manis melihatnya. Segera ku langkahkan kaki ku mendekatinya.
Tapi.. Ku hentikan langkahku. Dan perlahan senyumanku memudar, saat ku lihat Kenda tak sendiri. Ia bersama 4 orang laki-laki yang ku tau, kakak kelas kami.
4 orang itu menatapku 'lapar' dengan senyuman mengerikan di bibir mereka. Sedangkan Kenda hanya menatapku dingin dengan tangan ia silangkan di dadanya.
"Kenda? Siapa mereka?" tanyaku bingung sambil perlahan memundurkan tubuhku saat mereka ber 4 mendekatiku dengan senyuman semakin mengerikan.
"Halo, manis. Gak rugi deh gue terima tawaran si Ergha dan si Kenda kalo orangnya semanis lo." ucap salah satu dari mereka ber 4.
'Ergha?'
"KEN! Apa-apaan ini!?" teriakku saat aku mulau terpojok oleh mereka ber-4.
"Lo gak mau kan kalo gue yang nges*x lo? Jadi mereka yang akan lakuin itu ke lo." kata Kenda dengan dingin.
Aku membulatkan mataku tak percaya.
"LO NGEJEBAK GUE!?"
teriakku murka.
"HAHAHA! Itu sudah jelas manis." sahut seseorang dari mereka ber4 dan mulai memegang tanganku.
"JANGAN SENTUH GUE BANGSAT!!"
BRUAK!!
Kutendang dengan keras orang itu hingga terjatuh dengan keras.
"SIALAN! Berani juga lu bocah!!"
Ketiga orang yang melihat teman mereka ku tendang -sampai terjerembab kesakitan, tak terima, mereka mulai melayangkan tonjokan-tonjokan asal ala preman kampung kearahku. Aku dengan lihai menghindar dan menghajar mereka dengan seluruh ke kuatanku.
Jangan pernah remehkan aku. Begini-begini aku sudah sampai sabuk merah Taekwondo, satu langkah lagi sampai sabuk hitam!
Pam!
Buk!
Bruak!
Buagh!
Suara khas perkelahian terdengar. Aku sempat tertonjok beberapa kali. Walau bagaimana pun aku di keroyok, mereka ber-4 dengan tubuh lebih besar dariku.
"Gue perintahin kalian ngs*x dia, bukan malah ngeroyokin dia, Sialan" Ku dengar suara dingin nan datar kenda di belakangku, sejak kapan dia disana?!
Aku tak sempat menghindar saat ku rasakan tanganku di pelintir kasar di belakang tubuhku. Dan..
BUK!!
Kenda memukul tengkukku dengan keras.
Setelahnya yang ku lihat hanya hitam. Gelap.
___