It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
'ROMANSA DESA' dilanjut!!!
"Apa yang terjadi dengan pondok Mahesa, kenapa berubah merah membara seperti kebakaran?" gumamnya memperhatikan dari sudut matanya.
"Aku melihat dengan seksama kalau itu bukan kebakaran. Sepertinya itu ilmu tangan karang merah yang telah sempurna!. Tapi, apa mungkin Mahesa sakti telah mengusainya dengan sempurna, itu mustahil karena ia jarang belajar, tapi entah kalau malam?. Tapi itu mungkin bisa terjadi, karena aku merasakan selama ini ada yang aneh dengan Mahesa, tapi aku tidak tahu pasti. Oh,,, sekarang sinar merah membara itu telah lenyap?" gumamnya lagi sambil terus memperhatikan.
Para murid yang sedang berlatih tak mengetahui hal tersebut, yang sedang berlangsung. Hanya pikiran mereka tertuju pada latihan saja.
"Untung para muridku tak ada yang melihat kejadian tadi!" pikir Sedanu rata kini menatap kearah latihan para muridnya yang nampak bersemangat sekali.
"Maaf guru saya terlambat datang karena sibuk didapur, tadi?" sapa Mahesa sakti memberi hormat.
"Akh,,, tidak apa- apa Mahesa. Silahkan bergabung dengan yang lainnya, dan mulailah latihan, mereka agak lama menunggu,,," ucap Sedanu rata menutupi rasa keterkejutannya.
"Baik guru. Saya sangat berterima kasih atas semua kebaikan guru!"
Sedanu Rata hanya mengangguk perlahan sembari tersenyum lalu Mahesa sakti bergabung dengan yang lainnya.
Wajahnya begitu tenang seperti tak terjadi sesuatu lainnya dengan gurunya yang nampak gugup dan kaget atas kehadirannya yang tiba- tiba muncul ditempat latihan.
Para murid lainnya tak ada yang peduli mereka terus fokus dalam latihan serta dalam gerakan jurus- jurus secara berulang- ulang.
Dan Mahesa sakti mengikuti gerak- gerak yang telah dilakukan para murid yang lainnya.
Menginjak jurus kedua puluh lima, Sedanu rata memberi aba- aba, tangan kanannya diangkat keatas serta merta para murid pun berhenti.
"Dengar baik- baik. Aku menyuruh kalian semua berhenti karena aku akan memberikan satu ilmu lagi yaitu ilmu PERNAFASAN. Gunanya banyak sekali,,, supaya dalam pertarungan tidak lelah, dan kehabisan tenaga juga bisa mengambil tenaga lawan. Ingat TENAGA bukan ilmunya!. Sekarang tarik nafas kalian dalam- dalam lalu lepaskan perlahan- lahan, tahan. Lakukan sampai seratus kali!, pusatkan pikiran kalian hanya hanya pada masuk keluarnya nafas. Kalau sudah selesai nanti kalian boleh istirahat, dan nanti latihannya dilanjutkan" tutur Sedanu rata memberi ilmu tambahan yang sangat penting.
Para murid pun melakukan apa yang telah diajarkan dan jelaskan oleh gurunya Sedanu rata. Kini para muridpun menarik nafas dalam- dalam dan keringat telah memenuhi seluruh tubuh mereka sekalipun ada nampak rasa lelah tapi tetap semangat, lalu menghempaskannya perlahan- lahan hingga berulang kali, sampai seratus kali, kini tubuh mereka serasa ringan.
Tak lupa buat yg menjalankan ibadah puasa semoga lancar tidak ada halangan apapun, sukses, Amin,,,!!!
Salam penuh kasih buat:
@lulu_75
@Adi_Suseno10
@DoniPerdana
@Arie_Pratama
@abyyriza
@adinu
@dhina26
@erickwen1
@nakashima
@DafiAditya
@Rivaldo_Nugroho
Terima kasih!
Para murid duduk berbaris sementara Sedanu rata duduk didepan mereka.
"Bagaimana sekarang, apa kalian merasa ada sesuatu yang lain yang kalian rasakan?" tanya Sedanu rata sambil menatap para muridnya tajam.
"Bagaimana Jaka?"
"Mahesa dan juga yang lainnya?"
"Sama guru, seperti yang dirasakan oleh kakang Jaka, guru" jawab Mahesa.
"Benar guru" sela Sejani mukti, dan yang lainnya pun mengangguk- angguk.
Sedanu rata tersenyum puas!
"Kurasa istirahatnya cukup, sekarang kalian bisa melanjutkan kembali latihannya. Nanti matahari tepat diatas kepala kalian boleh istirahat kembali. Kalian boleh menggunakan ilmu pernafasan yang telah aku ajarkan!" jelas Sedanu rata.
Sedanu rata mengawasinya dari ruang pendopo,,,,
Sedangkan Jaka perkasa yang memberi aba- aba dan kebetulan Sejani mukti ada disampingnya.
"lihat adik Sejani, adik Mahesa, dia begitu hafal padahal tadikan tidak ikut latihan, kenapa adik Mahesa bisa melakukannya?" bisiknya heran.
"Betul kakang, tapi bukankah dulu guru pernah memperagakannya. Apa mungkin secara diam- diam adik Mahesa mempelajarinya lalu dia bisa hafal dan lincah seperti itu. Padahal aku yang melihatnya dan berlatih belum tentu hafal seluruhnya" jawab Sejani lirih.
Akan tetapi pembicaraan mereka berdua didengar baik oleh Mahesa sakti, sehingga dirinya hanya tersenyum kecil, sedangkan disampingnya Sena darma menjadi heran juga padahal jaraknya dengan Jaka perkasa dan Sejani mukti agak berjauhan.
"Adik kenapa senyum sendiri, apa ada yang lucu?" tanya Sena darma berbisik.
"Tidak kakang Sena. Tidak ada yang lucu!. Dari pada suasana kaku lebih baikkan senyum, biar suasana tidak tegang!" jelas Mahesa lirih sambil senyum.
Akhirnya matahari tepat diatas kepala saatnya untuk istirahat, dan para muridpun menghentikan latihannya karena telah menyelesaikan tingkat kedua jurus kelima puluh.
Para muridpun tak ada yang merasa kelelahan dan meninggalkan halaman latihan menuju kepondokan mereka masing- masing, sedangkan Sedanu rata masih berada diruagan pendopo.
$$$$$$$$
"Adik Mahesa, sepertinya kamu sangat hafal sekali jurus- jurus tingkat kedua tadi, bahkan lebih senpurna. Sedangkan aku yang pernah melihatnya seksama dan diajarkan langsung oleh guru belum begitu menghafal dengan baik!" kata Jaka perkasa setelah minum air putih sambil duduk dikursi makan.
"Juga,,, aku tak pernah melihat adik berlatih. Mungkin satu atau dua kali saja latihannya,,," imbuhnya karena tak ada respon dari Mahesa sendiri.
"Kenapa kakang bicara begitu?. Karena memang aku jarang sekali tak ikut latihan karena aku selalu sibuk didapur, tapi aku tak pernah mengeluh. Hanya saja, aku berlatih kalau sedang pergi ketelaga, itupun kalau aku mengambil air atau kekebun mengambil sayuran!" terangnya.
"Sudahlah, aku tak mau berdebat soal yang sepele seperti ini, bukankah dua hari lagi kita akan diuji oleh guru?. Sebaiknya tunjukkan saja kemampuan kakang diarena nanti!. Aku lihat kakang juga sempurna memainkan jurus- jurus tadi" lanjutnya, sambil mendesah lalu membalikkan tubuhnya menghadap kedinding tanpa menghiraukan Jaka perkasa lagi yang sedang duduk dikursi, tak berapa lama Mahesa pun terlelap dalam tidurnya, hanya yang terdengar nafasnya yang terartur.
Akhirnya Jaka perkasa pun menuju keranjang, menatap Maseha cukup lama, baru kemudian merebahkan tubuhnya, dan sebentar saja sudah terlelap karena capek dan kelelahan sehabis latihan.
$$$$$
Maaf buat pembaca yg budiman, aku tak dapat meneruskan ceritaku. Wajar jika kalian kecewa,,,
(Sekian)