It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Mahesa sakti adanya yang pernah menolongnya sewaktu dirinya pingsan diatas batu ditelaga Air merah diperguruan Karang merah dialam manusia, Maya pada.
"oh,,, tidak mungkin?!!!. itu,,,adalah kakang Mahesa!. Berarti,,, aku waktu itu, perjalananku tidak keliru" bisik Dewi rasa cinta, tak percaya dengan penglihatannya sendiri kini sosok yang ada dihadapannya terlihat sangat jelas.
"anakku. Kenapa kamu diam saja?. Apa kamu mengenal pemuda itu?. siapa orang itu?" tunjuk Dewi rasa maya dengan bahasa isyarat mengangkat bahunya sembari memperhatikan sikap pemuda yang ada dihadapan karena tak tahu siapa namanya. Akan tetapi Dewi rasa cinta hanya terdiam saja mendapati pertanyaan bundanya yang demikian, membuatnya penasaran dibuatnya, karena Dewi rasa cinta lekat menatap kearah sang pemuda.
"ayolah puteriku. Siapakah adanya pemuda ini?" desaknya, sebaliknya Dewi rasa cinta masih membisu sambil menghela nafas panjang.
Lalu dengan cepatnya Dewi rasa cinta mengibaskan selendangnya yang terikat dipinggangnya serta merta, seketika banyangan itupun lenyap, juga lingkarannya ikut lenyap!?.
"Dewi anakku. Apa yang telah kamu lakukan?. Kenapa kamu lenyapkab? Bunda belum jelas melihatnya, siapa pemuda itu adanya?" desahnya tertahan, menahan rasa kecewa.
Dewi rasa maya menunggu reaksi dari puterinya, akan tetapi Dewi rasa cinta hanya terus diam, dengan cepatanya dia mengibaskan selendangnya juga, secara aneh muncul kembali lingkaran dan bayangan. Tapi belum sempat dirinya melihat dengan seksama dengan cepat pula Dewi rasa cinta mengibaskan selendangnya pula, sekali lagi. Lingkaran itu tiba- tiba hancur bagaikan serpihan kaca, terkena benda keras, kemudian pecahan itupun lenyap tanpa bekas.
Akan tetapi, kemudian tubuh Dewi rasa cinta melayang keudara dan berhenti dengan tenang, lalu melakukan gerakan ilmu silat dari kitab Hati Suci, tapi sebelum dirinya melakukan gerakan Dewi rasa cinta berkata kepada ibundannya...
"bunda tak perlu kecewa. Nanti akan ku jelaskan siapa pemuda yang bunda lihat itu, sebenarnya!. Sekarang perhatikan apakah gerakanku ini sempurna apa belum?" jelasnya, membuat Dewi rasa maya hanya terdiam tak mengerti dengan sikap anaknya serta memendam rasa penasarannya dihatinya.
'kenapa anakku bersikap aneh, setelah kembali dari Maya pada?. Sebelumnya tak pernah puteriku bersikap seperti ini!' batinnya.
Kemudian Dewi rasa maya pun melihat gerakan ilmu silat yang dilakukan puterinya. Gerakannya begitu gemulai, tak pernah kakinya menyentuh tanah dan selalu mengambang diudara dengan jarak dua tombak dipermukaan dan akhirnya sampai pada yang keempat.
"luar biasa sekali anakku ini. Kemajuan ilmunya begitu pesat!. Aku tak pernah menyangka?"
Kemudian Dewi rasa maya melompat ketengah arena, tubuhnya pun terbang,,,
Dan dengan cepat menyerang kearah Dewi rasa cinta dengan selendangnya.
Dewi rasa cinta berkelit dengan gesitnya sehingga serangan ibundanya meleset, hanya deru angin saja yang mendera tubuhnya.
Tanpa ragu lagi Dewi rasa cinta juga membalas serangan ibundanya, maka terjadilah pertarungan yang sangat seru.
Kemudian tiba- tiba tubuh keduanya berputar dengan cepatnya dan berubah menjadi menjadi pusaran angin yang menderu- deru dan dari kedua pusaran angin yang teecipta keduanya saling melemparkan selendang mereka masing- masing.
Maka tak khayal lagi kedua selendang itu pun saling bertemu ujungnya terjadinya ledakan yang dasyat dan anehnya kedua selendang yang saling beradu itu tidak hancur.
Kemudian dari kedua pusaran itu pun melesat dengan cepat kearah selendang yang sedabg melayang dan mengambil milik mereka masing-masing.
"aneh sekali puteriku. Ternyata tenaga dalamnya telah naik dua kali lipat!. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?"
Penuh tanda tanya dalam hati Dewi rasa maya melihat dengan pesat kemajuan ilmu yang dimiliki puterinya.
"ternyata tenaga dalam bundaku lebih hebat dari milikku. Tapi aku sendiri tidak tahu dan ku mengerti mengapa tenaga dalamku kini aku rasakan lebih berlipat. Apakah ini akibat dari sinar itu?. Sudahlah, aku tak peduli,,,"
Belum sempat Dewi rasa cinta mengakhiri katanya tahu- tahu ibundanya datang menyerang dirinya kembali dengan selendangnya.
(Bersambung)
Tak dapat dielakan lagi...
Dewi rasa cinta tak dapat menghindari serangan dari ibundanya yang datang sangat cepat, maka dirinya juga melemparkan selendang miliknya, memapaki serangan dari ibundanya.
Maka kembali terjadi benturan hebat diiringi dengan ledakan dasyat.
Begitu pula pusaran itu saling bertemu dan membubung keudara.
Dan dari pusaran yang telah bersatu , muncul dua sosok tubuh yang tak lain adalah Dewi rasa maya dan putrinya Dewi rasa cinta.
Kemudian mengambil selendangnya masing- masing yang tadi saling beradu.
Lalu keduanya pun turun dengan manis.
Sedangkan diudara kembali terjadi ledakan akibat kedua pusaran itu bertemu.
Keduanya melihat keatas, dan terlihat percikan api melayang- layang dan akhirnya lenyap tanpa bekas.
Dewi rasa cinta pun tersenyum, begitu pula Dewi rasa maya. Lalu keduanya pun saling berpelukan erat dengan rasa bahagia.
"anakku. Ternyata, kini ilmumu semakin pesat!"
"terima kasih bunda. Sekarang bunda tidak mengkhawatirkan aku lagi, bukan"
"nah sekarang ceritakan siapakah pemuda yang telah kita lihat dengan ilmu Membuka enam rasa tadi. Sepertinya dirimu telah mengenalnya dengan baik. Sepertinya kamu juga suka,,"
Belum sempat Dewi rasa maya melanjutkan kata- katanya Dewi rasa cinta sudah menyela perkataannya.
"bunda, kemana lenyapnya sinar itu?. Tiba- tiba menghilang begitu saja?" serunya tertahan.
Dewi rasa maya hanya diam saja lalu menoleh kearah dimana tadinya ada sinar sambil melihat. Tak ada reaksi apapun membuat Dewi rasa cinta menjadi heran dibuatnya.
"kenapa bunda hanya diam saja?. Sepertinya bunda tidak suka, ya?"
"sudahlah putriku. Mari ketaman bunga, nanti akan bunda ceritakan semuanya kejadian yang sedang terjadi ini!" ucap Dewi rasa maya sambil melangkah. Mendapat langkah yang ketiga kali, berkata lagi tanpa menoleh kebelakang.
"dan ingat, kamu harus menceritakan semuanya tentang pemuda itu!" ulasnya.
Dan setelah berucap demikian tubuh Dewi rasa maya raib dari tempat itu menuju ketaman bunga, sedangkan Dewi rasa cinta hanya memendam rasa herannya dan secara aneh tubuh Dewi rasa cinta pun juga raib dari tempat itu.
Tahu- tahu Dewi rasa maya telah duduk dikursi, ditaman bunga. Menunggu dengan gelisah kedatangan Dewi rasa cinta, puterinya.
"kemana puteriku?. Kemana lama sekali, belum muncul?" gumamnya sambil menggerutu sendiri.
Tanpa disadari Dewi rasa maya dengan cepatnya Dewi rasa cinta menyekap mata ibundanya dari arah belakang membuatnya agak terkejut juga dibuatnya, tapi setelah meraba tangannya, maka mengetahuilah Dewi rasa maya bahwa itu adalah tangan anaknya, Dewi rasa cinta.
Dengan tertawa lirih Dewi rasa cinta membuka tangannya lalu duduk disamping ibundanya, kemudian tawanya mereda dan kini hanya tersenyum saja menghiasi wajahnya.
"wah ternyata bunda tidak sabaran menanti cerita dari ananda rupanya. Kulihat tadi bunda begitu gelisah" Canda Dewi rasa cinta. Namun tak ada reaksi dari ibundanya.
"bunda marah, ya. Maafkan ananda bunda!. ananda tidak bermaksud mengecewakan bunda" kata Dewi rasa cinta dengan rasa menyesal, akan tetapi Dewi rasa maya diam saja.
"baiklah kalau bunda masih diam, tak ada gunanya. Ananda akan pergi saja" ancam Dewi rasa cinta.
Lalu Dewi rasa cinta pun berdiri.
Sebelum melangkah pergi tangan ibundanya memegang tangannya sembari tersenyum terkulum.
"ibunda tidak marah, dan kecewa. Akan tetapi..." desahnya lirih.
"tetapi apa bunda?"
"ibunda tidak senang kalau anak bunda suka menyalahi janji dan suka mempermainkan perasaan orang lain!" terangnya.
"maafkan ananda, bunda"
Keduanya pun saling berpelukan dengan eratnya, lalu duduk kembali berdampingan.
"ya nanda, ku maafkan dirimu"
"terima kasih bunda!"
"Sekarang akan ananda ceritakan siapa adanya pemuda yang kita lihat tadi" jelasnya dengan senyum dan tersipu malu.
$$$$$
Dilain pihak di Maya pada!
Mahesa sakti sendiri terkejut juga karena tiba- tiba sinar dihadapannya sirna entah kemana???.
"dimana sinar itu, aneh?. Tiba-tiba saja lenyap. Tapi, sepertinya, kini aku merasakan kekuatan tenaga dalamku bertambah!. Aku seperti mempunyai tenaga dalam berlipat ganda. Akan aku coba jurus ilmu Tangan karang merah, dan akan ku satukan dengan ilmu Hati suci"
Setelah berkata demikian Mahesa sakti pun berdiri diatas batu besar itu, dengan cepat memejamkan matanya dengan rapat, lalu meluruskan kedua lengannya didepan dadanya. Kedua telapak tangannya ditarik keatas sehingga terbuka hingga jari- jarinya menghadap keatas sambil berkonsentrasi. Dan sesaat tubuhnya bergetar dengan hebat dan tiba- tiba dari telapak tangannya muncul sinar kemerahan.
Perlahan- lahan sinar itu merambat dan akhirnya sinar itu berhenti sampai sebatas lengan.
Namun dengan cepat Mahesa sakti duduk bersila, dan kali ini kedua telapak tangannya telah disatukan, serta diletakkan didepan dadanya sambil memusatkan seluruh kekuatannya, juga kedua lengannya masih berwarna kemerahan.
Masih dengan tubuh bergetar, kini getaran dalam tubuhnya semakin hebat saja, serta kedua lengannya dari ujung jari sampai dengan batas pundaknya berwarna kemerahan, kemudian berubah menjadi lebih terang bahkan bagaikan bara api, lalu menjalar keseluruhan tubuhnya sampai ujung rambut sampai dengan ujung kakinya berwarna merah membara.
Mendadak telaga Air merah berubah menjadi terang benderang berkilauan terkena sinar dari tubuh Mahesa sakti. Perlahan- lahan kemudian Mahesa saktipun membuka kedua matanya.
Mahesa sakti sangat terkejut sekaligus heran akan dirinya sendiri, kenapa hal tersebut bisa terjadi???.
Apa mungkin ini akibat penyatuan dari kedua ilmu yang telah dilakukannya???.
"Gusti Yang Maha Agung! mukjizat apalagi .yang Engkau berikan padaku?. Aku sangat bersyukur sekali" seru Mahesa sakti lirih, takut suara terdengar.
Dan tiba- tiba saja telingannya menangkap ada suara . Suara itu menjelaskan sekaligus memperingatkan serta bergema!?.
Tiba- tiba saja, setelah berpesan demikian suara tanpa wujud itupun lenyap entah kemana???.
Mahesa sakti hanya mendesah perlahan, setelah mendengar perkataan gaib tanpa wujud itu.
"kini dipundakku telah terpikul beban yang tidak ringan!. Memang benar perkataan suara tanpa wujud itu" desisnya, masih mencari asal suara yang barusan menghilang, akan tetapi tak ada sosok yang bisa ditangkap oleh penglihatannya.
Kemudian setelah itu, Mahesa saktipun berdiri lalu menghentakkan kaki kanannya diatas batu yang didudukinya, batu itupun tiba- tiba bergetar, lama- kelamaan lebih cepat dan tahu- tahu tubuhnya telah melayang- layang diudara kira- kira tiga tombak dipermukaan Air merah, ditelaga Air merah yang tetang oleh cahaya yang keluar dari tubuhnya.
Kemudian ledakan dasyat terjadi, akibat hentakan kaki Mahesa sakti diatas batu besar itu, membuat batu besar itu hancur menjadi debu berwarna merah berhamburan jaruh kedalam air.
Air yang kejatuhan debu berwarna merah itu, kemudian mendidih lalu, kemudian menjadi tenang. Hanya asap mengepul diatas telaga yang tersisa, dan anehnya ikan- ikan yang ada didalamnya tak satupun yang mati.
"aku tak bermaksud menghancurkan batu itu, kenapa kena hentakan kakiku menjadi hancur?. Luar biasa sekali!. Dan aneh berubah menjadi debu berwarna merah yang bisa mendidihkan air, dan anehnya lagi ikan- ikan tak ada yang mati?" gumamnya lirih.
"atau mungkin aku tidak menginginkannya sehingga tak ada yang mati?" pikirnya memperhatikan sekitarnya, dengan takjub.
"Tapi akan aku coba. Apakah kehendak ku akan terlaksana?. Kalau sampai itu terjadi berarti ilmu ini akan menuruti kehenakku. Aku tidak akan mempergunakannya sembarang supaya guruku juga para kakak seperguruanku tidak boleh ada yang tahu!"
"sebaiknya akan aku gunakan tangan kananku saja"
"sepuluh ekor ikan!, hiii,,, aaaaa,,,,"
Telapak tangan kanan Mahesa sakti diarahkan kedalam air telaga. Sinar merah membara membersit keluar dari telapak tangan kanannya, dengan cepat menuju kedalam air telaga.
Ledakan kecil terjadi, dan dari dalam air telaga muncul sepuluh ekor ikan emas menuju kearahnya, dengan cepat Mahesa sakti mengarahkan telapak tangan kirinya kearah sepuluh ikan emas yang lumayan besar, itu.
"berhenti,,,!" teriak Mahesa sakti.
Ikan-ikan itupun berhenti dihadapannya dan anehnya lagi, ikan emas itu sedah dalam keadaan terpanggang serta matang dan berbau harum mengepul.
"kenapa ikan- ikan emas ini sudah matang?. Pantas suara tanpa wujud itu berpesan dan menyuruh aku mempergunakan ilmu ini sebaik mungkin. Sungguh mengerikan sekali yang ditimbulkan. Bagaimana kalau terkena tubuh manusia, tak dapat kubayangkan akibatnya?. Mungkin saja, kalau aku menginginkan tempat ini hancur, mungkin dalam sekejab tempat ini akan rata dengan tanah. Aku juga tidak bisa bayangkan kalau sampai terkena manusia, pastilah akan musnah!" Mahesa sakti bergidik ngeri.
"Sebaiknya akan aku simpan saja ikan- ikan ini untuk sarapan besok pagi. Sekarang aku akan pulang saja. Tapi akan ku lihat dulu pondok guru" gumamnya.
"Tapi bagaimana membawa ikan- ikan ini, tanganku kan tidak muat?. Sebaiknya akan aku coba lagi,,," Dengan tersenyum dan berpikir Mahesa sakti mengarahkan telapak tangannya kearah ikan- ikan tersebut.
"LENYAP,,,!???"
(Bersambung)
Salam penuh kasih buat:
@lulu_75
@Adi_Suseno10
@DoniPerdana
@Arie_Pratama
@abyyriza
@adinu
@dhina26
Terima kasih!
*keren pokonya *he
aku usahakan update, seminggu sekali!
maaf ya tak bisa balas komen2 kalian, tapi aku baca, terima kasih semua atas dukungannya.