It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Jaka perkasa yang hanya pura- pura meninggalkan tempat itu lalu mengitip dari balik dinding yang ada lubangnya dan melihat Mahesa sakti terduduk ditepi ranjang dapur sambil menutupi wajahnya lalu membukanya, terlihat matanya merah.
"Aneh sekali adik Mahesa, kenapa dia sampai bersedih seperti itu?. Apakah aku telah menyinggung perasaannya, sehingga dia sampai menangis?" gumamnya.
''adik Mahesa, apa yang membuatmu bersedih seperti ini?" kata kakak ketiganya yang tak lain adalah SEGARU LURUS.
"iya dik. Jangan sampai dirimu berlarut- larut terbawa perasaan!" ungkap kakak keempatnya, SEPADA SANA.
Mahesa sakti hanya menggeleng saja sembari mengusap matanya yang agak basah ...
"Tidak kakang. Aku tidak bersedih! Jika perasaanku tak menentu, aku hanya teringat pada kedua orang tuaku!" tutur Mahesa sakti menjelaskan.
Lalu Mahesa sakti membuka kuali dan mengambilnya serta dimasukkan dimangkok. Setelah dirasa cukup lalu menutupnya kembali.
"kakang Sejani, guru sudah kuambilkan! sekarang sudah bebas. Silahkan kakang bertiga ambil, sekalian kualinya diangkat letakkan diatas meja. Jangan lupa bagi yang rata pada semuanya, kalau sepuluh orang cukup. Kakang bertiga boleh ambil agak banyak, sekarang aku tidak melarang!" jelas Mahesa sakti kemudian berlalu dari ruang dapur.
Bau harum dari bubur itu menebar hingga tercium baunya oleh Jaka perkasa yang berada dibalik dinding yang sedang mengintip.
"wah bubur ini harum sekali baunya!" desis Jaka perkasa.
Akan tetapi Jaka perkasa agak ragu- ragu untuk masuk kembali...
"Bagaimana alasanku setelah masuk?. Padahal aku belum mandi! Tapi biarlah aku tunda dulu" bisiknya.
Secara perlahan lalu berjalan menuju kepintu.
Sementara Sejani mukti, Segaru lurus, dan Sepada sana tidak mengetahui kehadiran Jaka perkasa, mereka keasyikan menikmati bubur wangi buatan Mahesa sakti.
"Hemm,,,,!" dehem suara.
Ketiganya lalu menoleh asalnya suara!?. Begitu dilihatnya Jaka perkasa berdiri diambang pintu masuk, kemudian ketiganya sama- sama berhenti makan bubur.
"maaf kakang! Kami tidak mengetahui kehadiran kakang disini, karena keasyikan makan bubur ini!. Apakah kakang sudah mandi" selidik Sejani mukti.
Jaka perkasa hanya diam lalu duduk di kursi, dimana tempat duduknya semula serta piringnya di meja pun masih ada.
"Sebetulnya aku tidak jadi untuk mandi!. Kemudian aku mengitip dibalik dinding itu, lalu aku melihat Mahesa bersedih lalu menangis. Sungguh aku telah menyakiti perasaannya hingga menbuatnya sampai begitu bersedih" ungkap Jaka perkasa sedih.
"sudahlah kakang Jaka. Mungkin adik Mahesa bukan tersinggung perasaannya mungkin ada hal lain yang dia sembunyikan sehingga membuat adik Mahesa bersedih" balas Segaru lurus.
"kakang, adik Mahesa bisa mengerti dan memahami kita semua. Jadi jangan dirisaukan" sahut Sepada sana.
Jaka perkasa hanya diam saja mendengar ucapan kedua adik seperguruannya.
"ayo kakang coba bubur ini harum dan enak sekali!. Mungkin tujuan kakang kemari untuk meminta buburkan!" terka Sejani mukti.
Jaka perkasa hanya dian, tatapannya kosong, entah apa yang ada dalam benaknya???.
"Jaka perkasa. Kamu ini terlalu IRI pada Mahesa sakti, sehingga kamu harus menyakitinya. Sekarang kamu lihat sendiri dari hasil iri dengki hatimu Mahesa menjadi sedih. Apa sekarang kamu sudah puas, atau kamu ingin menambah penderitaannya?!" Jaka perkasa larut dalam perasaannya.
"Tidak,,,,!" teriak Jaka perkasa kemudian.
"kakang,,,"
"kakang,,,"
"kakang,,,"
Seru ketiga adiknya hampir bersamaan menghampiri Jaka perkasa.
"ada apa kakang Jaka, sepertinya kakang mengalami hal aneh?" tanya Sejani mukti.
"adik Sejani, maafkan aku. Mungkin aku telah banyak menyusahkan adik Mahesa sehingga dia sangat bersedih dan tersinggung. Dan juga sampaikan rasa maafku kepada adik Mahesa sedalam- dalamnya!" pinta Jaka perkasa kepada Sejani mukti.
"iya kakang. Aku akan menyampaikannya nantinya kepada adik Mahesa" balas Sejani mukti.
"ayo kakang makan buburnya itu, nanti keburu dingin" kata Segaru lurus.
"iya, terima kasih adik Segaru lurus!" jawab Jaka perkasa lalu menyantap bubur dengan lahapnya.
$$$$
Sementara Mahesa sakti yang mengantarkan bubur buat gurunya telah sampai didepan bilik gurunya, Sedanu rata, sesaat dia agak ragu- ragu untuk mengetuk pintu, tapi kemudian memberanikan diri mengetuk pintu.
"Permisi!. Guru,,, ini ku buatkan bubur untukmu. Masih hangat" seru Mahesa sakti, sopan.
"Mahesa silahkan masuk!. Pintunya tidak dikunci" terdengar sahutan dari dalam bilik Sedanu rata, gurunya.
Kemudian Mahesa sakti pun masuk, terlihat gurunya tengah duduk bersila diatas dipan sambil mulutnya komat- kamit, baru kemudian membuka kedua belah matanya sambil menghela nafas dalam- dalam.
"maaf,,, ini buburnya, guru"
"letakkan saja diatas meja itu, Mahesa" pinta Sedanu rata.
"duduklah Mahesa" suruh Sedanu rata. Kemudian Mahesa saktipun duduk didekat dipan gurunya, sembari tertunduk.
"Mahesa, kulihat akhir- akhir ini kamu banyak mengalami perubahan semenjak peristiwa malam tadi. Kamu banyak merenung. Apa yang membuatmu melamun?" tanya gurunya, menatapnya sejenak.
Mahesa sakti hanya terdiam, membuat Sedanu rata semakin heran saja lalu menegurnya...
"Mahesa,,, Mahesa, apa yang kamu fikirkan?" ucap gurunya.
Mahesa sakti agak terkejut mendengar pertanyaan gurunya...
"tidak ada apa- apa guru" jawab Mahesa sakti menyembunyikan perasaannya.
"Mahesa apakah kamu ada
masalah dengan para kakangmu, sehingga kamu banyak merenung" tutur gurunya, selanjutnya.
"tidak guru. Kurasa aku agak capek, sehingga membuat fikiranku kacau dan tak bisa berkonsebtrasi!" jawab Mahesa sakti, lagi.
"kalau begitu beristirahatlah dan tenangkan fikiranmu supaya perasaanmu bisa tenang kembali!" imbuh gurunya, sembari tersenyum kembali berkomat- kamit.
"iya guru. Aku mohon pamit" pamit Mahesa sakti meninggalkan gurunya yang masih duduk bersila.
Sedanu rata hanya mengangguk kecil sembari memandangi kepergian muridnya dengan langkah agak gontai.
Dan setelah sampai diambang pintu lalu Mahesa sakti pun memandang kearah gurunya yang memejamkan matanya dan entah apa yang dilakukan Sedanu rata karena kedua kelopak matanya agak bergerak sedikit? lalu Mahesa sakti menutup pintu biliknya.
$$$$
Tak terasa waktu bergulir dengan cepat,,,
Disenja yang indah Mahesa sakti duduk berdekatan dengan Jaka perkasa, dekat Telaga air merah yang tak jauh dari pondok perguruan Karang merah, kira- kira lima puluh langkah.
"adik Mahesa,,," ucap Jaka perkasa, entah apa lagi yang ia ucapkan karena menjadi bingung.
"iya ada apa kakang?. Apakah kakang belum puas menyakitiku sehingga kakang menyuruh aku menunggu kakang disini. Lalu mencemooh aku lagi,,," ungkap Mahesa sakti dengan perasaan yang berkecamuk.
"adik,,, kuharap kamu dapat mengerti sikapku dan aku datang kemari ingin meminta maaf kepadamu atas sikapku yang kelewatan" desah Jaka perkasa, menatap riak kecil air telaga.
"ya,, aku mengerti sikap dan prilaku kakang yang maunya menang sendiri dan aku sudah memaafkan kakang. Sekarang yang ingin kakang ucapkan dan lakukan, apa? ayo jawab. Jangan cuma diam saja" seru Mahesa sakti.
"apakah kakang tidak berfikir selama ini aku yang mengurusi dapur dan juga semua keperluan kakang!. Bahkan tak ada yang tersisa. Memang kuakui, aku anak orang yang tak punya, hidup terlunta- lunta. Kalau tak ada guru yang menolongku sewaktu, ketika kedua orang tuaku mati mengenaskan akibat kekejaman Kitenung seto alias Iblis kematian, mungkin aku tak ada disini. Dan entah apa yang terjadi padaku juga nasibk?" ungkap Mahesa sakti, fikirannya menerawang jauh mengenang kejadian masa silam.
Kini Jaka perkasa baru mengerti keadaan adik seperguannya Mahesa sakti. Memang sungguh munafik sekali dirinya sampai menyakiti perasaan hatinya yang begitu tulus mengurus semuanya, bahkan tentang dapur dan semua masalah yang ada diperguruan Karang merah.
"adik,,, maafkalah atas semua sikapku selama ini kepadamu. Ku mohon padamu,,," desisnya, suaranya sampai bergetar lalu merunduk ditanah.
Sikap seperti itu malah membuat Mahesa sakti semakin terenyuh dan bersedih serta matanya pun kemudian membasah.
"pergilah kakang. Tinggalkan aku sendiri dan jangan lagi membuatku sedih atas sikap yang kakang lakukan!. Bangunlah,,,!, aku memaafkan semua sikap kakang kepadaku" jelas Mahesa sakti dengan perasaan semakin sedih saja.
Seketika Jaka perkasa bangun lalu kemudian memandang kearah Mahesa sakti...
Dan betapa terkejutnya hatinya, melihat mata Mahesa sakti merah dan basah, barulah ia sadar karena sikap yang dilakukannya tadi malah membuat Mahesa sakti menjadi sedih saja.
Lalu Jaka perkasa pun mendekati Mahesa sakti yang masih terdiam membisu hanya air matanya yang bergulir, dan kemudian merangkul dan memeluk Mahesa sakti erat,,,
"adik, maafkanlah atas sikapku kepadamu. Aku berjanji akan memperbaiki semua kesalahan- kesalahan yang telah aku lakukan. Aku berjanji!" janjinya, dengan haru.
Kini Mahesa sakti semakin bersedih sekaligus bahagia dan terharu dengan sikap kakangnya Jaka perkasa, ternyata dia adalah orang yang sangat baik. Ada perasaan agak menyesal dihati Mahesa sakti.
'sungguh aku orang yang paling hina. Aku tak kan pernah menduga kakang Jaka perkasa adalah orang yang paling baik, pengertian. Aku sajalah yang begitu bodoh dengan masalah ini. Walaupun sikapnya begitu, ternyata dia penuh kasih sayang!. Yah,,, selama ini, yang ku cari adalah kasih sayang. Cuma itu,,, tak ada yang lain' bisik hati Mahesa sakti.
"aku juga minta maaf padamu kakang, dalam persoalan ini. Akulah yang bersalah. Akulah yang telah menyia- nyiakan kebaikan kakang selama ini!" Jelas Mahesa sakti, pelukan Jaka perkasa begitu menghangatkan jiwanya, ingin berlama- lama dalam pelukan lelaki perkasa ini.
"iya! sudahlah,, ayo kita pulang. Matahari sudah tenggelam sejak tadi. Lembayung pun sudah ikut lenyap!" terang Jaka perkasa melepaskan pelukannya dengan tersipu, dibalas senyum oleh Mahesa sakti yang nampak kikuk.
Keduanya pun meninggalkan tempat itu, dengan berjalan berdampingan. Keduanya kini tampak AKRAB sekali, bahkan kini ada tawa diantara mereka berdua seperti tak ada masalah yang pernah terjadi.
Akhirnya malam pun menyelimuti seluruh alam jagad raya,,,
Bintang- bintang mulai bertebaran bagai permata yang memancarkan cahaya...
Suara binatang malam saling bersahutan !
"kakang tolonng bawa wedang jahenya untuk kakang Sejani juga yang lainnya. Kakang sudah aku buatkan sendiri, itu di meja dapur, kubuat KHUSUS untuk kakang!. Sekalian bawa singkong gorengnya, semua lagi berkumpul diserambi pondok guru. Aku akan mengantarkan ini untuk guru!" pinta Mahesa sakti kepada Jaka perkasa yang kini wajahnya tampak ceria.
Sedangkan Jaka perkasa sendiri mengangguk sambil tersenyum membuat Mahesa sakti salah tingkah...
"kok kakang cuma mengangguk dan senyum saja. Ayo,,, bawa. Punya kakang boleh dibawa, nanti sama- sama diminum disana, kan- lebih nikmat,,," jelas Mahesa sakti, tersipu.
"iya,,, baiklah. Aku mengerti!"
"ayo..." ajak Jaka perkasa masih dengan seulas senyum.
Lalu keduanya meninggalkan ruangan dan tak lupa Mahesa saktipun menutup pintu dapur dengan rapatnya bahkan dikunci.
Keduanya berjalan berdampingan menuju depan karena pondok besar milik gurunya ada didepan sedangkan ruang dapurnya ada dibelakang pondok gurunya, Sedanu rata.
$$$$Bersambung$$$$
Salam penuh kasih buat:
@lulu_75
@Adi_Suseno10 @DoniPerdana @Arie_Pratama
@abyyriza
@adinu
Terima kasih!
Sementara itu jauh disana...
Diatas awan putih tebal, diatas angin bernama negeri SINAR BULAN.
Dewi rasa cinta sangat kecewa terhadap sikap ibundanya terhadapnya karena hanya memberi waktu semalam saja, pada waktu pergi meninggalkan negerinya menuju ke Maya pada alamnya para manusia.
Dewi rasa cinta duduk merenung sendirian ditamam sambil memandang kearah bulan yang sedang purnama. Sedangkan di alam manusia bulan sedang sabit, begitulah perbedaannya...
"Dewi,,, dewi anak" seru sebuah suara tengah mencari keberadaannya.
"ternyata kamu ada disini!"
"anakku sedang apa kamu disini? Melamunkan apa?" tanya wanita yang terlihat aura kecantikannya, memancar anggun yang tak lain ibundanya Dewi rasa cinta yang tidak lain adalah DEWI RASA MAYA.
Dewi rasa cinta hanya terdiam saja mendengar pertanyaan ibundannya tak terpengaruh asik dengan suasana hatinya.
"Dewi anakku. Ayo katakan!. Ada apa sebenarnya hingga kamu menjadi murung seperti ini,,," kembali Dewi rasa maya ajukan tanya sambil memegang pundak Dewi rasa cinta.
Kemudian Dewi rasa cinta pun menoleh kearah ibundanya lesu.
Terlihat matanya memerah basah. Dewi rasa maya semakin heran dibuatnya hatinya tersentuh...
"anakku sebanarnya ada apa denganmu?. Apa yang terjadi, anakku?" kejarnya, karena puterinya masih diam membisu malah air matanya merembes keluar luruh dipipi halusnya yang putih dan mulus.
Cukup lama keduanya terdiam!
Hingga...
"ibunda sebenarnya aku merasa kecewa dengan sikap ibunda yang hanya memberi waktu kepada ananda hanya semalam" balasnya kini menatap ibundanya lekat.
"jadi kamu merasa kecewa dengan keputusan bunda?"
"Apakah kamu tidak mengerti anakku, bahwa di dunia alam manusia itu lebih berbahaya dibandingkan dengan alam kita ini. Itu sebabnya ibunda melarangmu berlama- lama dialam manusia!" terang Dewi rasa maya menasehati. Membuat Dewi rasa cinta menghela nafas pelan...
"tapi bunda,,," sergahnya tapi tak mampu meneruskan ucapannya.
"sudahlah anakku!. Suatu saat nanti kamu pasti mengerti juga kenapa bunda melarangmu. Dan juga setelah seluruh ilmumu telah sempurna, baru bunda mengizibkanmu turun ke Maya pada dan lebih lama dialam manusia. Tapi sekarang, tidak" cegah Dewi rasa maya memperingati keadaan Dewi rasa cinta akan keberadaannya dialam manusia itu sangatlah berbahaya.
"benarkah apa yang bunda katakan?. Bahwa bunda mengizinkan ananda ke Maya pada setelah ilmuku sempurna?" mata Dewi rasa cinta nampak berbinar dan senyumnya cerah kembali seperti bulan yang sedang purnama.
"iya nanda. Apakah bunda pernah berbohong padamu!. Ayahku sekaligus kakekmu Ki RASA NYATA mengajarkan agar selalu berlaku jujur dan baik hati juga memberi maaf kepada siapa saja sekalipun orang itu berbuat jahat kepada kita. Apakah sekarang kamu mengerti anakku" ungkap Dewi rasa maya mengangguk pelan sembari tersenyum manis.
"terima kasih bunda. Ternyata bunda baik kepada nanda. Ternyata nanda belum ada apa- apanya dibandingkan bunda" pujinya juga tersenyum.
Lalu memeluk ibundanya dengan erat untuk mencurahkan segala perasaannya yang selama ini agak tertekan.
Begitu pula Dewi rasa maya sambil memeluk puterinya serta membelai rambutnya yang panjang hitam tergerai lurus.
"oiya bunda. Bagaimana kabar ayahanda?" tanya Dewi rasa cinta teringat ayahandanya.
Dewi rasa maya tersenyum mendengar pertanyaan puterinya sehingga membuat Dewi rasa cinta heran sambil tersenyum kecut.
"kenapa bunda hanya senyum?. Aku sudah rindu dan kangen sama ayahanda, bunda!" Dewi rasa cinta melirik sekilas kearah bundanya.
"anakku, ayahandamu belum menyelesaikan TAPA-nya, beliau belum bisa ditemui oleh siapapun" jelasnya.
"sudahlah nanda. Jika sudah sampai waktunya pasti ayahandamu akan menemui kita!. Sekarang simpan saja semua rasa rindumu. Lebih baik kita memberikan hal yang lain saja!" lanjutnya kepada puterinya satu- satunya sehingga membuat Dewi rasa cinta semakin tak enak kepada bundanya sambil mendesah lirih.
"sekali lagi nanda mohon maaf bunda. Atas segala kesalahan yang telah nanda lakukan pada bunda baik ku sengaja maupun tidak ku sengaja" sesalnya sambil memeluk bundanya kembali.
"iya anakku, bunda memaafkan segala kesalahanmu" jawabnya.
"terima kasih bunda" Dewi rasa cinta kemudian melepaskan pelukkannya.
Lalu keduanya pun duduk dikursi taman sambil memandang kearah bunga- bunga yang masih kuncup yang tumbuh hanya empat batang saja.
Keduanya masih sama- sama membisu,,,
Entah apa yang ada dibenak keduanya masing- masing?. Lalu keduanya pun sama- sama mendesah perlahan...
"anakku, apakah Ilmu 'HATI SUCI' sudah kamu kuasai seluruhnya?. Apakah kamu juga telah menghafalnya dengan baik?" ucap Dewi rasa maya pada puterinya.
$$$$Bersambung$$$$
Salam penuh kasih buat:
@lulu_75
@Adi_Suseno10
@DoniPerdana
@Arie_Pratama
@abyyriza
@adinu
Terima kasih!
Dewi rasa cinta pun agak terkejut mendengar pertanyaan bundanya karena fikirannya melayang jauh kebawah sana dialam Maya pada, disuatu tempat yaitu perguruan Karang merah.
Dia terkenang akan diri Mahesa sakti juga sikapnya yang lembut, perhatian. Entah kenapa dirinya selalu terbayang- bayang wajah Mahesa sakti yang begitu tampannya seperti wajah ayahndanya.
"Dewi, Dewi, Dewi,,,,!" seru Dewi rasa maya seakan- akan suaranya larut ikut dalam lamunan Dewi rasa cinta.
"yakhh,,, ada apa bunda?" jawabnya dengan terbata, setelah semua lamunannya menjadi buyar dan sadar, sambil menghela nafas panjang.
"anakku sekali lagi bunda ingin mengetahui. Berkatalah dengan jujur dan jawab dengan benar". Apa benar kamu sudah menghsfal semuanya" tekan bundanya sembari mengangguk kecil dengan senyuman manisnya.
"iya bunda!" jujurnya dengan tegas.
"kalau begitu perlihatkan kepada bunda sampai dimana kemampuanmu menyerap ilmu 'Hati Suci'?. Susul bunda ketaman Latihan"
Setelah berkata begitu tubuh Dewi rasa maya lenyap dari tempat itu menuju taman Latihan.
Sementara Dewi rasa cinta hanya termangu sejenak...
Namun kemudian tubuhnya pun ikut sirna dari tempat itu pula, sehingga tempat itu menjadi sepi.
$$$$
Sementara malam itu dipadepokan perguruan Karang merah, para murid sedang berkumpul diruangan gurunya, Sedanu rata.
Mereka semua duduk berjajar kanan dan kiri sedang Sedanu rata duduk dihapan semua para muridnya.
"para murid- muridku. Apakah ada yang tahu mengapa aku mengumpulkan kalian semua disini?" tanya Sedanu rata mengawali pembicaraannya sambil mengawasi semuanya yang hadir.
Semuanya pada terdiam tak ada yang menjawabnya, karena segan, menjadikan tempat itu jadi sepi hanya desah nafas lirih saja yang terdengar...
"baiklah. Sepekan lagi kita akan kedatangan tamu yaitu dari Perguruan 'HATI ASMARA' yang dipimpin oleh adikku SEDANU HITAM, dan juga dari perguruan 'JARI KEMATIAN' yang dipimpin oleh SEDANU SANI, Dia juga adikku, yang paling bungsu. Keduanya mempunyai seorang putri yang cantik- cantik, namannya DEWI MAWAR MERAH dan DEWI MELATI. Dan perlu kalian ingat!, kalian harus mempersiapkan diri kalian sebaik mungkin untuk menghadapi pertandingan yang akan dilaksanakan SEPEKAN lagi!" terang Sedanu rata dengan tatapan tajamnya menatap semua murid yang hadir.
"pasti para muridnya cantik- cantik guru!. Dilihat darimana saja,,,?. Aduh... tak terbayang cantiknya mereka. Pasti seperti bidadari yang turun dari khayangan!" celoteh Jaka perkasa sambil nyengir.
$$$$Bersambung$$$$
apalagi tentang beladiri, jarang banget yg bikin
tsnya kayaknya atlet beladiri ya? perguruan apa kalo boleh tau?
apalagi tentang beladiri, jarang banget yg bikin
tsnya kayaknya atlet beladiri ya? perguruan apa kalo boleh tau?