It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Update sehari sekali kayak pertama kali ngepost I Try! Yeeeiii></
Lagihhh lagggihhh
@Pradipta24 haha iya. terlalu mencintai dan akhirnya susah move on. Dia masih buta untuk melihat Gio sih. xixixi n big thanks for your support *hug
@Cute_inuyasha haha sya juga gemes.
@Bun iya nih. kenapa mereka gak jadian aja ya? *gaknyadarsalahsiapa
@Tsu_no_YanYan hahaha gak sepenuhnya back kok. Ini juga dikejar kesibukan. *tear *malahcurhat saya usahain update lagi, kalau idenya kepikir.
Pesen bumbu manis manis ya, yg banyaaaakk
Maaf jika ada typo
---
Simple Things
Derry, Farid dan Lia tahu sejak awal jika keduanya saling memiliki rasa. Hanya saja, Abi masih terjerat dengan masa lalunya dan Gio enggan untuk lebih terbuka. Meski terkadang Derry, Farid dan Lia amat gemas dengan hubungan mereka, tapi interaksi keduanya sudah cukup jelas untuk menunjukkan pada sahabat mereka hubungan seperti apa yang mereka miliki.
Seperti…
Derry memutar mata jengah. Tadinya ia menikmati jagoannya yang seksi, Scarlet Johansen, dalam kostum hitam ketatnya meliuk dan menendangkan kaki jenjang indahnya pada musuh di layar TV. Tadinya ia menikmati keseruan Tim Marvel yang bertempur melawan pasukan saudara tiri Thor. Tadinya, sampai ia melirik pada Abi dan menemukan kejadian janggal itu di sana.
Abi duduk di single sofa, sementara Gio duduk di bawah, bersandar pada dudukan sofa, di antara dua kaki Abi. Satu tangannya menyuapi popcorn ke mulutnya, sesekali ke mulut Gio ketika pemuda itu menggumamkan nama cemilan itu dengan pelan. Dan satu tangan lainnya sibuk di bawah dagu Gio, mengelus dan menggaruk janggut tipis Gio yang baru saja di pangkasnya. Gio tidak protes, ia malah sedikit mengangkat wajahnya menikmati sentuhan Abi di bawah dagunya.
Bangke! Derry benar-benar kesal melihat mereka. “Kalian ini pacaran gak sih?” Tiba-tiba Derry mengerang, merasa iritasi melihat keduanya.
Dan Abi mendelik, menatapnya tajam, sementara Gio hanya diam bagai kucing jinak di bawah. “Bisa tenang, gak sih? Ini lagi seru-serunya.” Abi kembali memasukkan popcorn ke dalam mulutnya, tangannya masih mengelus di bawah dau Gio, dan Gio tampak tenang bagai kucing jinak.
Taek Kuda!
Derry mendengus, menyandarkan punggungnya ke sofa dan berusaha fokus pada tubuh seksi Scarlet Johansen dalam pakaian ketat hitamnya.
Atau…
Farid dan Lia tengah duduk bersebelahan di meja sebuah resto. Abi dan Gio di hadapan mereka. “Beib, gimana kalau ini?” Farid menunjuk semangkuk sup ayam berkuah merah. Terlihat lezat. Dan Lia mengangguk cepat. Selanjutnya ia memanggil pelayan dan menyebutkan pesanan.
Tadinya ia sibuk bermesraan dengan Lia, kekasihnya, cinta mati sepenuh jiwa raganya. Tapi tiba-tiba ketertarikan keduanya beralih pada Abi dan Gio yang sibuk dengan ponsel masing-masing. Gio membuka suara, bertanya entah apa pada Abi. Dan pemuda itu hanya membalas dengan gumaman, yang anehnya dibalas dengan anggukan pelan oleh Gio.
Interaksi macam apa itu?
Sebelah jaket tipis yang membungkus tubuh Abi terjatuh di lengan, menunjukkan garis bahu hingga tulang selangka. Oh, pemuda itu nampaknya untuk kesekian kalinya memakai baju Gio. Gio melirik sejenak, lalu meletakkan ponselnya di meja. Ia sedikit memutar tubuh hingga menghadap Abi, lalu menaikkan jaket itu hingga ke leher, memperbaiki jaket Abi hingga lebih menutup. Dan Abi tidak mempermasalahkannya. Yang terjadi selanjutnya, Gio menopang kepala di meja, menghadap pada Abi sepenuhnya, dan berinteraksi secara wajar. Farid dan Lia hanya saling pandang.
Perlakuan macam apa itu?
Bahkan ketika makan. Ketika piring mereka nyaris tandas. Farid tidak sengaja melihat Gio melirik Abi yang sedang memasukkan makanan ke mulut dengan perlahan. Gio baru saja akan memenuhi sendoknya dengan nasi goreng di piring, tapi kemudian beralih ke piring Abi. Ia mengambil mi goreng pemuda itu dan meletakkannya di piringnya.
“Eh? Ngapain kamu ambil makanan orang?” Farid menyela, menarik perhatian Lia.
Gio mengangkat wajah dan menatapnya bingung. “Loh? Abi sudah kenyang kok.” Dan menyendakkan nasi goreng bercampur mi ke mulutnya.
Dan pandangan pasangan kekasih itu beralih ke Abi yang sudah meletakkan sendok dan garpunya menyilang terbalik di piring yang kosong, tengah mengelap pinggir bibirnya dengan tissue. What the— Kapan Abi bilang kenyang? Ia bahkan tidak pernah mendengar pemuda itu berbicara sepatah kata pun selama makan. Dan sekali lagi pasangan kekasih itu hanya bisa saling pandang.
Atau…
Farid pernah melihatnya beberapa kali. Dan ia tidak menyangka jika Gio, sahabat urakan super cueknya itu bisa menjadi seperti itu. Amat sangat berubah 180 derajat jika Abi berada di dekatnya. Hanya hal-hal sederhana, tapi tak luput dari pengamatannya.
Pernah, ketika Abi membantu Gio di dapur, mengiris sayur dan bumbu, sementara Gio tengah menggeprek daging dan Farid duduk di meja makan, mengamati. Ia melihat Gio menoleh pada Abi lalu bergeser ke pemuda itu. Gio tertawa pelan lalu menyeka air mata pedih dari bawang yang Abi tengah iris. Gio sedikit mendekatkan wajah, berbisik entah apa lalu kembali tertawa sementara Abi memukul pelan bahu pemuda itu. Selanjutnya Gio mengelus punggung Abi lalu tangan itu turun hingga ke pinggang dan menepuk tangannya di sana.
Sukses membuat Farid menganga.
Yang lainnya…
Farid dan Lia tahu, Gio tidak suka diganggu saat sedang memasak. Farid pernah kena maki sekali ketika tanpa izin mencicipi makanan yang masih berada di wajah. Lia pernah mendapat decakan dan tatapan mata sebal ketika ia hanya mencoba membetulkan tali pengikat apron yang nyaris lepas. Dan setelah itu, sepasang kekasih itu tak pernah mengusik Gio saat melakukan ritual dapurnya.
Tapi sepertinya hal itu tidak berlaku bagi Abi. Farid dan Lia siang itu, seperti biasa datang ke rumah Gio. Dan beruntung ada Abi di sana, karena mereka tahu Gio akan memasak siang harinya jika ada Abi. Mereka bertiga, Farid, Lia dan Abi duduk di meja makan, menunggu nasi goreng di wajan. Dan saat itu Abi melihat gelagat resah dari Gio, dan sekejap ia mengerti.
Abi berdiri, menghampiri Gio di belakang. Ia mengeluarkan karet gelang dari saku celana. Oh, akhir-akhir ini sakunya selalu berisi karet gelang. Ia mengabaikan Lia yang tiba-tiba berseru padanya. Abi menarik rambut panjang Gio di bahu, mengambil helai yang terjatuh di sisi wajah, menyatukannya di belakang dan menguncirnya. Tidak memperhatikan sepasang kekasih yang gugup menunggu kemarahan Gio datang.
Tapi mengejutkan, Gio hanya berbalik sejenak, tersenyum dan mengatakan “Thanks,” lalu kembali pada fokusnya di wajan. Abi hanya tertawa pelan lalu kembali duduk di kursi meja makan.
Kening Abi mengernyit bingung melihat Farid dan Lia yang mengerjap dan melotot padanya. Tiba-tiba Farid yang seolah baru sadar dari kesurupan, ikut mengernyit lalu berkata “Bagaimana kamu…”
“Bagaimana apa?” Abi jelas bingung dengan pertanyaan menggantung itu.
Farid mengibaskan tangan setelah pandangannya dan Lia bertemu. Ia berkata “Lupakan.” Karena keduanya sudah tahu jawabannya.
kapan jadiannya ini ?
Mention dong nong kalo update...(maaf maksa) hehe
@Pradipta24 thanks untuk pujian dan koreksinya. hahaha saya buta mengenai nama. Sip lah, malah saya senang ada yang minta mention. hehe
sepertinya Abi mulai move on nih krn perhatian yang diberikan Gio,,, jd pengen ngintip bareng Farid dan Lia
moga mereka jadian deh,,, tapi masih was2, klo @JNong yg bikin cerita tisue harus siap sedia )
sehati bgt ya, tanpa kata pun mereka udh saling mengerti 8->
haha yang ini gak sad ending kok. tenang aja, udah dijamin.
part yg ini sweet bgt bikin aku jd meleleh ">
jd makin penasaran nih sama happy ending versi @JNong xixixixixixi