It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
njih mas'e. tapi akune tresno :-(
@rigil
)
)
jd gak wajib....
*namaebatemlacur
Hahhahaha
ya eyya lagh mas @rigil hehehe
siapa suruh LDR wkwkwkw
@hananta
LoL
@TheCure
mas @LittlePigeon gitu amat sihh
bikin aq mesti ngeluarin usaha xtra utk pukpuk dia
Wekekekek.
pada kenyataannya, role seks itu sangat cair. top hari ini belum tentu top esok hari. tapi bukan berarti juga yg tadinya bottom terus sekarang jadi top lantas disebut 'naik kelas'. karena top/bottom/versatile itu kategorisasinya horizontal, bukan vertikal.
kecuali kalau lo melihat cowok bottom sama aja kayak cewek, dan kalau merujuk posisi cewek di dalam budaya patriarki itu second sex, masyarakat kelas dua, yang artinya pikiran lo udah basi. nah ini erat kaitannya dengan hal yang jamak kita lihat di gay society, yaitu role shaming/bottom shaming.
terus ada juga beberapa orang kekeuh sumekeuh ngaku "role seksnya ini, role seksnya itu" padahal nyobain anal aja belum pernah. ("tapi kan aku manja, aku maunya dimanjain...")
kalau gue pribadi, role seks gue sifatnya eventual, tergantung dengan siapa gue berinteraksi. jadi label top/bottom/versatile itu gak penting.
tapi masih mending label top/bottom, gue sering denger pertanyaan lebih tolol semacam, "siapa yang jadi laki-nya, siapa yang jadi ceweknya?". Pertanyaan-pertanyaan kaya gini lahir dari pemikiran usang yang memaksakan segala sesuatu harus heteronormative.
yg sama pentingnya, tubuhmu otoritasmu, pak. tapi jangan lupa anak istri di rumah.
kondom jangan lupa kondom.
(ini TSnya nggak mau anal, tapi pasangan minta anal? sebelum pacaran emang gak diobrolin?)