It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
irii
Jadi hedy bilang ke aku dia akan kirim filenya ke emailku, masalahnya aku tidak berani ngepost di laptopku karena sering dipakai ayah...ada gak para pembaca bersedia ngepost cerita ini aku akan mengirim filenya hari rabu utk ch 20 bagi pembaca yang bisa membuka memakai laptop
Jadi hedy bilang ke aku, dia akan kirim filenya ke emailku, masalahnya aku tidak berani membuka boyzforum di laptop..gak para pembaca bersedia ngepost cerita ini aku akan mengirim filenya hari rabu utk ch 20 bagi pembaca yang bisa membuka memakai laptop...
Jadi hedy bilang ke aku, dia akan kirim filenya ke emailku, masalahnya aku tidak berani membuka boyzforum di laptop..gak para pembaca bersedia ngepost cerita ini aku akan mengirim filenya hari rabu utk ch 20 bagi pembaca yang bisa membuka memakai laptop...
Mention kasih komentar atau pendapat ya guyz...kasih banyak komentar atau like ya krn itu sangat berarti guzy untu bwt q semangat...bikin q cepat post cerita jika kalian byk kasih komentar dan like ya.. SR ayooo kasih komentar hehehe ..semakin byk ksh like dan komentar q post ceritanya makin cepat hehehe...
@_abdulrojak
@Rifal_RMR
@JimaeVian_Fujo
@lulu_75
@Aurora_69
@harya_kei
@3ll0
@Otho_WNata92
@hyujin
@j4nji
@rizal_91leonardus
@Rikadza
@lucifer5245
@abyyriza
@terry22
@rama_andikaa
@Gabriel_Valiant
@ramadhani_rizky
@Akang_Cunihin
@Sho_Lee
@raw_stone
@Rars_Di
@haha5
@haikallekall
@ffirly69
@gilang22
@viji3_be5t
@LostFaro
@nakashima
@kie_kow
@littlemark04
@akina_kenji
@Daser
@sn_nickname
@Vanilla_IceCream
@Dhi96
@Greent
@Toraa
@jimmy_tosca
@cansetya_s
@tianswift26
Alfa memasuki rumah dengan wajah berbinar. Ia terlihat sangat gembira. Bahkan karena terlalu gembira, saat ia bersenandung kecil ia tidak sadar dua pasang mata menatapnya keheranan.
“Alfa kenapa ya? Kok pulang-pulang gembira gitu? Seperti menang undian semilyar?” bisik Saira pada Adrian.
“Entahlah, baru kali ini aku lihat dia begitu bahagia,” balas Adrian sama bingungnya.
“Gak usah pake bisik-bisik,” sela Alfa menatap kedua kakaknya, “Kasih aku selamat,” pinta Alfa. Adrian dan Saira mengerutkan dahinya, bingung.
“Buat apa?” tanya mereka kompak.
“Karena misiku berhasil,” balas Alfa singkat. Kedua orang itupun saling pandang.
Mereka masih belum mengerti apa maksud ucapan Alfa. Alfa menatap keduanya sambil tersenyum penuh makna. Dan seketika keduanya mengerti.
“Selamat Al, akhirnya, adek kakak yang cakep ini berhasil juga menaklukkan murid cowok ajaibnya itu,” ucap Saira sambil tersenyum senang.
“Yups.. gak sia-sia semua kerja keras ku selama hampir tiga bulan ini,” balas Alfa senang.
“Terus, gimana selanjutnya?” tanya Adrian ingin tahu rencana apa yang akan diambil Alfa kedepannya.
“Dimas mau jadi pacarku, tapi dengan satu syarat,” jelas Alfa, Adrian dan Saira mendengarkan penuh rasa ingin tahu. Kira-kira apa syarat cowok aneh itu?
“Dia minta aku untuk berhenti mengajar dan keluar dari sekolah. Katanya dia gak mau pacaran sama gurunya sendiri dan dia tidak ingin aku ketahuan gay oleh para siswi di satu sekolahan .”
“Lalu keputusan kamu?” tanya Adrian ingin tahu.
“Ya, sesuai rencana awal, begitu aku berhasil naklukin cowok itu, aku akan keluar. Walau sekarang aku cukup betah ngajar di sana. Murid-murid kita ternyata lucu-lucu dan menyenangkan,” ucap Alfa.
“Yah, kalau memang itu keputusan kamu, Mas mau bilang apa lagi?” Adrian pasrah jika adiknya itu akan berhenti, “Lalu kapan kamu akan berhenti?” tanya Adrian lagi.
“Besok,”
“Al... yang bener aja dong, mana bisa kamu seenaknya begitu. Paling tidak Mas harus siapin guru pengganti kamu dulu,” cecar Adrian.
“Gampang Mas, tarik aja lagi Pak Beni ke Jakarta,” ucap Alfa seenaknya, “Anak-anak pasti senang sekali, mereka kan pastinya kangen juga sama Pak Beni,”.
Alfa tidak tahu bahwa murid-muridnya yang luar biasa heboh itu seujung kukupun sangat tidak pernah merindukan
guru mereka itu.
“Gak bisa Al, bilang ke Dimas kamu gak bisa berhenti. Paling tidak kasih Mas waktu satu minggu,”
“Ehm, gimana ya? Aku senang ngajar di sekolah, tapi aku juga udah kangen sama dunia fotografi Mas. David juga terus-terusan desak aku untuk ambil alih proyek iklannya,” jelas
Alfa.
“Gak bisa Al, pokoknya kasih waktu seminggu. Kalau perlu biar Mas yang ngomong sama Dimas,”
“Loh, kok bawa-bawa Dimas?” tanya Alfa bingung.
“Intinya kan, dia gak mau pacaran sama kamu kalau kamu masih di sekolah kan?” balas Adrian, Alfa mengangguk, “Jadi Mas akan minta dia izinin kamu di sekolah sampai akhir
minggu, dan kalau Dimas gak mau ketahuan, terpaksa kalian harus Backstreet dulu.”
Alfa tertawa mendengar penuturan Adrian. Backstreet? Ia dan Dimas? Dari seluruh sekolah?
Wah, ini pasti jadi hal yang seru dan menegangkan, pikir Alfa.
“Ok, deh. Ntar aku ngomong ke Dimas,” ucap Alfa akhirnya,
“Kalau gitu aku ke kamar dulu ya, capek banget seharian jalan.”
“Emang kalian kemana?” tanya Saira ingin tahu.
“Kebun binatang.” jawab Alfa
“Hah?” Adrian dan Saira kompak berteriak.
“Serius Al, kamu itu ya, kencan pertama malah diajakin ke kebun binatang?” tanya Saira tak percaya. Alfa mengangguk.
“Al, kamu gak romantis banget sih, masa kebun binatang? Terus dimana kamu nyatain cinta, di kandang buaya?” tanya Saira sambil tersenyum geli membayangkan wajah Dimas yang
sudah pasti kesal luar biasa karena harus kencan di kebun binatang.
“Bukan kandang buaya, tapi kandang monyet,” balas Alfa santai sambil mulai menapaki tangga menuju kamarnya.
“Hah?” Adrian dan Saira terbelalak kaget, benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan Alfa.
Namun detik berikutnya mereka tertawa lepas. Mereka sudah bisa membayangkan bagaimana ekspresi Dimas yang ditembak di depan kandang monyet.
“Alfa..Alfa..ada-ada aja tuh anak,” ucap Adrian sambil tertawa geli.
“Benar-benar pasangan serasi mereka. Sama-sama aneh, sama-sama ajaib,” timpal Saira.
Di dalam kamarnya, Dimas belum dapat memejamkan mata. Ia masih belum bisa percaya apa yang baru terjadi dalam hidupnya. Ia dan Alfa berpacaran.
Hal yang tidak pernah terbayangkan, bahkan dalam mimpi terliarnya sekalipun. Mereka bertemu karena insiden
kaleng soda. Mereka saling menjahili satu sama lain, dan akhirnya mereka malah berakhir menjadi sepasang kekasih.
“Benar-benar... kaleng soda pembawa cinta,” gumam Dimas sambil tersenyum-senyum sendiri. Tapi masih ada satu hal yang terus mengganjal dipikirannya. Bagaimana Alfa tahu ia
adalah murid SMA BAKTI NUSA? Sampai saat ini, kapasitas otaknya yang sangat pas-pasan itu belum mampu memecahkan teka-teki itu.
Pagi itu, Dimas terbelalak kaget. Alfa sudah siap sedia di depan rumahnya. Dimas tidak habis pikir dengan pria satu ini. Dimas bukan cowok manja yang minta diantar jemput pacarnya.
Namun ia juga tidak bisa menghentikan kesenangan Alfa hanya karena ia tidak suka dianggap manja. Ia harus bisa berkompromi dengan dirinya dan juga Alfa.
Bagaimanapun Alfa berjuang keras untuknya, dan tidak ada salahnya, Dimas bersikap mengalah.
Walau mengalah bukanlah kata kesukaanya. Ia dan Alfa punya karakter yang sama-sama kuat. Dan harus ada yang menjadi air dalam situasi ini, dan ia mengambil keputusan dialah yang harus menjadi airnya. Namun melihat wajah Alfa yang terus berseri-seri, timbul niat jahil di pikirannya.
“Mau apa pagi-pagi sudah di sini?” tanya Dimas agak ketus.
“Mau jemput kamu Dimas,” balas Alfa.
“Emang kenapa mau jemput aku?” tanya Dimas. Ada nada aneh dalam suara Dimas, membuat Alfa sedikit bingung.
“Dimas, memangnya salah kalau aku mau jemput kamu?”
“Buat apa? Aku bisa jalan ke sekolah sendiri,” balas Dimas membuat Alfa melongo.
“Dimas.. jangan bercanda, kamu lupa?”
“Apa?”
“Dimas.. kamu lupa kejadian kemarin?” tanya Alfa mulai jengkel.
“Kejadian apa? Emangnya kita kenapa?” tanya Dimas dengan nada acuh.
“Dimas Kurniawan, jangan main-main dengan saya,” ancam Alfa mulai kesal.
“Aku gak main-main dengan Pak Alfa. Emangnya ada hubungann apa antara kita?” tanya Dimas membuat Alfa melongo tak percaya.
Apa-apaan cowok satu ini? Pikirnya. Kemarin, ia begitu bahagianya saat Dimas menerima cintanya. Dan hari ini, cowok manis ini seolah mengalami amnesia dan melupakan semuanya membuat Alfa mengerang frustrasi.
“Ergh.. Dimas cukup! Jangan bikin kepalaku pusing pagi-pagi begini,” erang Alfa mulai putus asa. Cowok ini benar-benar hebat bisa membuatnya tidak berkutik seperti ini.
Dimas masih memandangi Alfa tanpa ekspresi. Alfa menghela nafas panjang, putus asa, dan hampir gila karena cowok ini.
“Dimas.....” ucap Alfa dengan nada memelas, namun perlahan ekspresi Dimas berubah, ia tidak sanggup lagi menahan tawanya melihat wajah Alfa yang begitu putus asa.
“Buahahaha......” Dimas tertawa sekencangnya membuat Alfa semakin bingung.
“You are so poor Mr. Alfa,” ucap Dimas berusaha menghentikan tawa gelinya.
“Hah..Kamu,” Alfa kehilangan kata-kata, Dimas mengangguk.
“Kamu percaya kalau aku lupa semuanya? Aku emang bukan cowok jenius, tapi aku belum pernah mengalami yang namanya amnesia seperti di film-film. Wajah kamu itu, benar-benar..”
Dimas memegangi perutnya menahan geli.
“Dimas....” ucap Alfa tertahan, kemudian mendekap cowok manis itu dan mulai menggelitiki pinggangya untuk memberinya pelajaran.
“Aduh... ampun.. geli...” teriak Dimas sambil berusaha melepaskan diri dari Alfa.
“Ini hukuman buat cowok yang suka bikin aku kesal,” balas Alfa sambil terus menggelitiki Dimas tanpa ampun. Ia gemas bukan main. Bisa-bisanya cowok itu mencandainya sampai ia
hampir putus asa. Dimas memang benar-benar lawan yang paling tangguh baginya.
“Alfa...aku bisa telat........” teriak Dimas, seketika Alfa menghentikan aksinya. Ia terkejut, Dimas memanggil namanya.
Ia memandangi cowok manis itu mencari tanda-tanda keusilannya.
“Kenapa?” tanya Dimas, “Bukannya kamu yang bilang, kalau aku boleh panggil nama kamu?”
Alfa tersenyum. Ia senang akhirnya Dimas mau memanggil Alfa dengan namanya. Itu artinya cowok manis itu sudah bisa menerima Alfa sebagai pacarnya.
“Makasih, kamu udah mau membuka diri terhadap aku,” ucap Alfa sungguh-sungguh.
“No problem,” balas Dimas riang, kemudian melingkarkan lengannya ke pundak Alfa, walau ia harus berjinjit karena tubuh Alfa yang jangkung , “Let’s Go to School!” teriaknya,
membuat Alfa tertawa.
Sepertinya Alfa tidak akan pernah terbiasa dengan segala keanehan dan kejutan-kejutan dari cowok manis itu.
“Dimas,” panggil Alfa ketika mereka sudah berada di mobil.
“Hm..”
“Ada yang harus aku omongin ke kamu.”
“Apa?” tanya Dimas menatap lurus ke arah Alfa.
“Untuk saat ini aku belum bisa keluar dari sekolah. Mas Adrian minta waktu satu minggu untuk cari pengganti aku. Jadi satu minggu ini, aku masih harus ngajar di sekolah,” jelas
Alfa. Dimas masih belum merespon membuat Alfa sedikit cemas.
“Jadi ceritanya kita backstreet dulu nih?” tanya Dimas, Alfa mengangguk. Ia mencoba membaca ekspresi Dimas, namun cowok manis itu tidak menunjukkan ekspresi apapun.
“Dimas, berhenti membuatku gila, kamu itu sulit sekali diprediksi,” erang Alfa kembali frustrasi.
“Emangnya aku saham, bisa diprediksi.” balas Dimas sewot.
“Lalu? Show me how you feel..” pinta Alfa benar-benar putus asa karena tidak bisa menebak jalan pikiran Dimas.
“Backstreet ya?” gumamnya sambil menggigiti kuku telunjuk kanannya, Alfa yang memperhatikannya memegang tangan cowok manis itu dan menyingkirkannya dari mulutnya.
“Ok. Kita Backstreet dulu,” ucap Dimas akhirnya, “Wajar kan kita Backstreet karena kita sama-sama lelaki dan juga kayaknya seru main kucing-kucingan dengan satu sekolahan," tambah Dimas sambil tersenyum jahil pada Alfa.
BERSAMBUNG
Guyz aku tdk janji bs menamatkan cerita ini karena difaktorkan annoxmous karena annoxmous yg aku pakai bkn premium dan jg ad pemberitahuannya kalau sebentar mau habis hikkkkks sedih
Mudah2an aku bs menamatkan cerita ini tinggal beberapa chapter lagi AMIIIIIN...kuharap bisa dibuka dan seterusnya
SELAMAT MEMBACA