It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Tambah ga suka sama jack -_-
Cinta David me Jacob kok kliayan rapuh bget kesannya kalo gk ada alto pasti d tinggal JD sebel.
updatenya lama bgt sih..
q sdh gk sbr ni nunggu lanjutannya..
up up up
@freeefujoushi @4ndh0 @balaka @evanfarrel
@Tsu_no_YanYan @3ll0 @Sho_Lee
@SteveAnggara @lulu_75 @doniperdana93
@Gaebara @Wita @Bun @jim_69
@Watiwidya40Davi @zeamays @mio redblack
@Aurora_69 @Agova @rama_andikaa @line
@Cowok_Polos2 @boy_lovers @Greent
@Rajeendra @bapriliano @kvnandrs6
@FransLoenardy_FL @ken89 @syafiq
@ricky_zega @Djie_hk @OkiMansoor
@tianswift26 @Rabbit_1397 @akina_kenji
@alfidimasm2 @AvoCadoBoy @erickwen1
@Lovelyozan @BN @FajarrSipitt @Valle_Nia @putra_prima @san1204
"Huaaaah..." David menguap sambil merenggangkan tubuhnya, lalu menepuk dahinya sendiri "aku lupa belum mengabari Jacob, Alto juga pasti mencariku." gumam David, "apa Jack juga mencariku?" tanyanya pada dirinya sendiri, David menghela nafas pelan "itu tidak mungkin." sambungnya.
Lalu dia bangkit dari kasurnya dan menuju pintu. Saat membuka pintu betapa terkejutnya David yang masih muka bantal mendapati Jack dan Jacob sedang duduk disofa sambil minum kopi dan teh menghadap kearahnya
"Sayang sudah bangun." ujar Jacob tersenyum sambil menyisip tehnya
"Gimana tidurnya nyenyak." ujar Jack meminum kopinya.
David menoleh kearah Lina dengan mata memicing curiga, Lina yang baru muncul hanya menutup satu matanya sambil menjulurkan lidah dengan satu tangan mengusap.kepala belakangnya sendiri.
"Dasar tidak setia kawan." ujar David kesal, sedangkan Lina hanya cengengesan dan berucap maaf dengan bahasa tubuh. David kemudian menekup bibirnya.
"Ayo kita pulang." ajak Jack tegas kepada David.
"Aku belum mandi." jawab David lemah
"Sayang kita kan harus siap-siap untuk kembali kerumah kita." sahut Jacob
"Eh... Bukannya kalian kembali kerumah kalian sebulan lagi." sela Jack mencari alasan.
"Kami akan kembali kerumah hari ini." jawab Jacob cuek sambil melirik Jack yang sedang berfikir
"Gimana kalau kau saja yang pulang kerumahmu, biarkan David berada ditempatku supaya aman dari serangan para Rogue." ujar Jack mendapat ide
"Enak saja, itu hanya alasanmu saja, aku akan tetap membawa keluargaku pulang titik." balas Jacob sedikit meninggi. Lalu mereka berdua melempar pandangan glare, Lina hanya menggeleng-geleng sambil menutup matanya dengan satu tangannya.
David hanya terdiam bingung harus membela yang mana. "Ayo pulang." ujar Jack dan Jacob bersamaan sambil menarik tangan David masing-masing satu dengan tetap saling menatap tak suka satu sama lain.
"Lina kami pulang." pamit Jacob masih menatap tajam Jack
"Lina terima kasih tumpangannya semalam." ujar Jack sama dengan Jacob
David menoleh kearah Lina memelas meminta pertolongan sambil terus dituntun oleh kedua pejantan dominan itu "hati-hati." kata Lina tersenyum sambil melambai.
Dirumah Jack, David duduk disofa dengan Alto sambil melihat Jacob bolak balik merapihkan semua barang-barang milik mereka yang akan dibawa kembali kerumah mereka sendiri, Jack mencoba menahan Jacob Dengan beradu argumen. Frank hanya berdiri tersenyum sambil bersedekap melihat Jack dan Jacob beradu argumen.
Saat semuanya sudah rapih Jacob berhenti di depan David "kita pulang kan hari ini?" tanya Jacob pelan namun tegas.
David melihat Jack memelas dan menggeleng agar David mau tinggal lebih lama dirumahnya.
"Dave." panggil Jacob tegas, David menoleh ke Jacob "jawab." lanjut Jacob
"I.... Iya.." jawab David pelan. Jack menghela nafas pasrah
"Kalau begitu ayo kita pulang." ajak Jacob menarik David beranjak "ayo Alto." sambung Jacob sambil membawa koper dengan tangan satunya.
"Dadah kakek, dadah om." pamit Alto mengekori orang tuanya.
"Om Frank kita pulang, terima kasih sebelumnya." pamit Jacob
"Iya Jacob, Alto sering main kesini ya." ujar Frank
David hanya tersenyum menyesal kearah Jack "Alto nanti om sering kesana untuk melatih Alto ya." ujar Jack mendapat ide.
Jacob berhenti dan menoleh kearah Jack "tak perlu, aku bisa mengajari Alto, aku tau apa tujuanmu." ujar Jacob menatap tajam Jack lalu menoleh ke arah David yang menjadi salah tingkah.
"Ayolah Jacob, aku tulus ingin membuat Alto kuat, tidak ada tujuan lain." jawab Jack.
"Kita pulang." ajak Jacob kepada Alto dan David, lalu mereka menaiki taksi yang telah dipesan oleh Jacob, Jack hanya bisa melihat kepergian mereka bertiga.
Frank mendekati Jack dan mengusah bahunya "semangatlah Jack." ujarnya memberi semangat.
Jack menoleh dan tersenyum "pasti ayah, aku akan berjuang." balas Jack
Beberapa jam kemudian mereka bertiga sudah berada dirumah mereka, Jacob merapihkan semua barang mereka, Alto berlatih diluar sambil bermain, sedangkan David berada di dapur sedang memasak.
David masih berkutat dengan masakannya sampai dia merasakan sebuah tangan melingkar diperutnya dan sebuah kecupan mendarat di perpotongan lehernya, "aku perhatikan kamu dari tadi diam saja Dave." bisik Jacob mesra.
"Jacob, aku sedang masak." balas David mengingatkan dengan sedikit senyun tergambar diwajahnya, dia selalu suka diperlakukan seperti itu oleh Jacob.
"Jawab dulu, kenapa kamu dari tadi diam?" tanya Jacob lembut
Davih menghela nafas pelan "aku tidak apa-apa. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan Jacob." jawab David.
"Apa kamu terlalu berat meninggalkan rumah itu?" tanya Jacob mengeratkan pelukannya seperti tak ingin melepas David pergi.
David merengangkan sedikit lalu berputar menghadap kearah Jacob dan mengalungkan tanganya di leher Jacob, sedangkan Jacob marangkul David dipinggangnya "tidak Jacob, aku tidak berfikir seperti itu, aku senang kembali kerumah ini bersamamu, bersama Alto." jawab David tulus. Jacob meneliti dan tersenyum setelah melihat keseriusan dimata David.
"Aku percaya padamu sayang." ujar Jacob tersenyum.
"Iiih curang, Dady sama momy berpelukan gak ajak Alto." sela Alto muncul dari ruang tamu, membuat mereka berdua menoleh salah tingkah. Alto kemudian berlari dan ikut memeluk mereka berdua dengan tersenyum.
Beberapa hari kemudian dalam ruang kerja Jacob, sebuah ketukan memebuat fokus ya teralihkan "masuk." teriak Jacob yang tadinya hendak pulang kerumah, karena jam prakteknya telah selesai.
"Dokter Jacob." sapa sosok yang muncul dari pintu.
Tatapan matanya tertuju kearah seorang pria yang menyapanya. "Oh hai Dokter Steve, ada apa?" tanya Jacob.
Steve mendekat dan menaruh sebuah surat dimeja Jacob, Jacob melihatnya dan menatap Steve tak mengerti, "itu surat tugas untuk kita, kita ditugaskan untuk membantu orang-orang korban bencana, karena mereka kekurangan orang." jelas Steve.
"Apa tak bisa diganti oleh dokter yang lain?" tanya Jacob mencoba protes, karena berat baginya untuk meninggalkan David yang dia tahu mulai goyah oleh perlakuan Jack.
Steve menggeleng "tak bisa, hanya kita yang kompeten untuk membantu korban bencana disana." jawab Steve, "lusa kita berangkat pada penerbangan pertama, dan itu tak bisa diganti lagi Jacob." sambung Steve sebelum beranjak pergi dari ruangan Jacob.
Jacob menghela nafas berat dan berjalan keluar ruangannya dengan lesu menuju rumah. Disisi lain Jack sedang berada dirumah mereka bersama Lina dan Peter, Jack melatih Alto dibantu oleh Peter, sedangkan Lina membantu David menyiapkan makan malam untuk mereka semua, karena Jack bersikukuh untuk makan bersama dengan mereka semua.
Sesampai dirumah, Jacob masuk kedalam dan langsung menuju Dapur merangkul pinggang David dan mengecup pipinya lembut. "Kau sudah pulang Jacob." ujar Lina muncul membawa beberapa mangkuk membuat Jacob terkejut
"Lina kau disini?" tanya Jacob menolehnya lalu melihat David tersenyum.
"Mesra sekali, baru pulang langsung cium cium." goda Lina membuat Jacob salah tingkah dan melepas rangkulannya kepada David. "Ya aku disini membantu David untuk membuat makan malam kita semua." sambung Lina
Jacob lalu melirik David sekilas dan kembali menatap Lina "apa yang lain juga disini?" tanya Jacob
"Ya Jack dan Peter." jawab Lina.
Jacob menghela nafas sedikit kesal "sudah ngobrolnya nanti saja, kamu mandi dan ganti baju sana." ujar David mendorong tubuh Jacob agar bergerak dengan pelan
"Iya sayang." ujar Jacob lalu mencium bibir David cepat dan kemudian beranjak menuju kamarnya.
Lina tersenyum "dia benar-benar mencintaimu David." ujar Lina sambil merapihkan meja makan.
"Aku tau." jawab David tersenyum sambil membantu Lina menyiapkan makanan
"Maka dari itu jaga hatinya dan jangan berpaling darinya." balas Lina mengingatkan.
Ekspresi David sedikit berubah dan mencoba untuk tetap tersenyum, tapi Lina tau itu hanya senyum palsu "pasti Lina, pasti." jawab David lemah.
Lina mendekat dan mencubit pipi David "kau ini....."
Jack, Alto dan Peter masuk kedalam "sepertinya enak." ujar Peter mengendus bau masakannya.
"Dady." Alto berlari kearah Jacob yang sudah terlihat segar dan memeluknya, tatapan Jacob bertemu dengan Jack, mereka saling melempar tatapan glare seperti biasanya.
Jacob duduk disebelah David, sedangkan Jack diduduk dihadapan David, Lina disebelaknya, dan Alto berhadapan dengan Peter.
Mereka makan dengan hening tanpa ada yang berbicara satupun, selesai makan mereka menuju ruang tamu, sedangkan Lina dan David membereskan meja makan, Jacob kembali masuk ke ruang makan "Dave bisa kita bicara, Lina tak apa kan aku minta tolong memberesakan meja makan sendiri." ujar Jacob.
"Tak apa." jawab Lina tersenyum.
Jacob menarik tangan David menuju kamar mereka. Jack melihat mereka berdua masuk kamar dan hendak beranjak tapi ditahan oleh Peter "apa kau akan mengganggu mereka Jack?" tanya Peter menatap curiga.
"Tidak, aku hanya akan berjalan-jalan keluar, mencari udara segar." jawab Jack asal lalu menuju keluar rumah.
Dalam.kamar David duduk dipinggir ranjang menatap heran Jacob yang berdiri didepannya hendak bicara tapi tak juga berkata apa-apa walau terlihat jelas Jacob ingin membicarakan sesuatu
"Jacob." panggil David angkat bicara setelah beberapa saat terdiam, Jacob menatapnya "apa yang ingin kamu bicarakan." sambung David.
Jacob mendekat dan duduk disebelah David dan merangkulnya "um.... Aku." ujar Jacob menghembuskan nafas dengan berat. "Aku mungkin beberapa hari kedepan tak akan bisa menjaga kalian, menjagamu, menjaga Alto." ujar Jacob membuat David memandang tak mengerti, "maksudku, aku beberapa hari kedepan aku ditugaskan untuk membantu korban bencana, aku takut kamu kesepian." lanjut Jacob yang tak mengunkapkan isi hati sebenarnya yang tak ingin meninggalkan David dengan Jack.
David bernafas lega "kukira kamu akan meninggalkanku, kalau hanya seperti itu tidak papa, aku dan Alto akan baik-baik saja disini." jawab David sambil menyandarkan kepalanya dibahu Jacob.
"Aku tak akan mungkin meninggalkanmu." ujar Jacob penuh keyakinan.
"Kalau begitu tak masalah kan, toh cuma beberapa hari saja."
"Tapi berat meninggalkan kalian berdua walau beberapa hari saja."
"Percayalah Jacob, kami akan setia menunggumu pulang."
"Tapi...."
"Tenanglah Jacob, semua baik-baik saja."
'Bukan itu yang aku takutkan, tapi aku tak percaya pada Jack, dan kau pasti akan goyah oleh bujuk rayunya.' batin Jacob sedih memandang matenya.
David melingkarkan tangannya dipinggang Jacob tanpa merubah posisi tadi "aku sayang kamu." ujar David lembut lalu mengecup pipi Jacob.
Jacob tersenyum "aku tau, dan aku sangat mencintaimu sayang." ujar Jacob
"Memang kapan kamu berangkat?" tanya David
"Lusa sayang."
"Lalu berapa lama?"
"Seminggu, kenapa?." tanya Jacob menatap curiga David "kau tidak berfikir yang aneh-aneh kan." ujar Jacob.
"Tentu saja tidak." bantah David. "Aku hanya, maksudku, aku pasti kesepian jika tidur nanti." jawab David malu.
Jacob terkekeh menatap David "jadi kamu lagi pengen ya heheh." goda Jacob kemudian menerjang tubuh David berguling kekasur.
Disisi lain Jack bersandar bersedekap diluar didekat jendela kamar Jacob mendengar semua pembicaraan David dan Jacob "ini kesempatanku tanpa diganggu siapapun." gumam Jack tersenyum lebar lalu beranjak dari tempat itu.
Dalam kamar Jacob berada diatas tubuh David melumat bibirnya begitu panas, saat ciumannya terlepas "Jacob, masih ada yang lain dirumah ini, bisakah kita melakukannya nanti setelah semuanya pulang." ujar David terengah-engah.
Jacob terasenyum "kau benar, aku kita keluar." ujar Jacob beranjak bangkit dari atas tubuh David dan merapihkan pakaian mereka berdua, kemudian mereka berdua keluar dari kamar.
Diruang tamu mereka berdua hanya mendapati hanya ada Lina, Peter dan Alto yang tertidur di pangkuan Lina "dimana Jack?" tanya Jacob
"Entahlah, dia pergi keluar." jawab Peter
David mengangkat Alto dari pangkuan Lina dan memindahkannya ke kamarnya. Jacob duduk menghadap Lina dan Peter "bisakah aku minta tolong sesuatu sama kalian berdua." ujar Jacob
"Ya tentu saja." jawab Lina
"Aku akan ada tugas selama seminggu membantu korban bencana, bisakah kalian menjaga Dave dan Alto." pinta Jacob
"Pasti." jawab Lina tersenyum
"Serahkan saja pada kami." sahut Peter.
"Terima kasih." balas Jacob
Tak lama David keluar dari kamar Alto, setelah itu Lina dan Peter pamit pulang, sebelum Lina pergi Jacob bebisik padanya.
"Bisakah kau mengawasi Dave saat bersama Jack." bisik Jacob
"Kau tenanglah, tanpa kau mintapun aku pasti melakukannya." jawab Lina berbisik "kita pamit ya." ujar Lina pergi lalu melambaikan tangannya. Peter mengikuti dibelakangnya.
"Hati-hati." teriak David melambai. Jacob mendekat kemudian memeluk David dari belakang "apa?" tanya David bebalik dan mereka berpelukan sambil saling menatap
"Kita masih punya permainan yang tertunda tadi." goda Jacob tersenyum mesum
"Kama nakal." ujar David manja.
Lalu Jacob melepas pelukannya dan segera menarik David kedalam rumah, mengunci pintunya kemudian menyeretnya ke dalam kamar.....
jd gak suka sama jack ngambil kesempatan dalam kesempitan.
daviiid awas aja lo klo sampe tergoda