It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Up up, updatenya jngn lama²
#penontonkecewa#
@freeefujoushi @4ndh0 @balaka @evanfarrel
@Tsu_no_YanYan @3ll0 @Sho_Lee
@SteveAnggara @lulu_75 @doniperdana93
@Gaebara @Wita @Bun @jim_69
@Watiwidya40Davi @zeamays @mio redblack
@Aurora_69 @Agova @rama_andikaa @line
@Cowok_Polos2 @boy_lovers @Greent
@Rajeendra @bapriliano @kvnandrs6
@FransLoenardy_FL @ken89 @syafiq
@ricky_zega @Djie_hk @OkiMansoor
@tianswift26 @Rabbit_1397 @akina_kenji
@alfidimasm2 @AvoCadoBoy @erickwen1
@Lovelyozan @BN @FajarrSipitt @Valle_Nia
@putra_prima @san1204 @melkikusuma1 @sully_on
Dua hari kemudian David mengantar Jacob dibandara bersama Alto ditemani oleh Lina, mereka berdua saling berpelukan erat "jaga dirimu." ujar Jacob, lalu mengusap kepala Alto, "jaga momy ya." pinta Jacob.
"Iya dady." jawab Alto menunjukan ototnya yang mulai tampak. David hanya tertawa kecil
"Kamu kira aku tidak bisa jaga diri." protes David terkekeh
"Bukan begitu sayang, ada satu makhluk yang tidak bisa kamu lawan." ujar Jacob
"Siapa?" tanya David
"Sudahlah tak usah dipikirkan." ujar Jacob mengalihkan pembicaraan, Lina mengerti siapa yang dimaksud oleh Jacob.
Jacob mengecup dahi David mesra "aku berangkat ya." ujar Jacob melepas pelukannya dan berjalan kedalam bandara. Dan menghilang dari pandangan mereka bertiga, Lina lalu mengajak David dan Alto pulang.
Beberapa saat kemudian mereka sudah sampai didepan rumah David. "Maaf David aku tak bisa mampir, aku ada kerjaan soalnya." ujar Lina setelah mengantar mereka berdua.
"Tak apa Lina, terima kasih." ujar David tersenyum manis
"Senyumanmu itu manis sekali, seandainya kau..... Ah sudahlah, jaga diri kalian berdua ya." pamit Lina
"Dah tante." sahut Alto melambai
"Dah Alto." jawab Lina kemudian melajukan mobilnya pergi
Mereka berdua kemudian berjalan menuju kerumah, tapi David mendapati pintunya terbuka sedikit. Diapun langsung waspada, Altopun sudah mengerti situasinya. Alto dengan gesit bergerak melalui pintu samping, karna dia sudah lumayan setelah diajarin rutin oleh Jack cs. David membuka pintunya perlahan.
Mata David berpendar putih, seketika kabut datang menutupi semua yang terlihat, didalam David melihat sesosok bayangan, dengan gesit David melompat kearahnya, menendangnya tapi ditangkis, dia berputar menghindar, David merunduk mencoba menyelengkat kakinya, dia melompat tinggi, David bertumpu pada dua tangannya dan menyentak menendang dengan kedua kakinya, orang itu menghindar, David kembali berputar kemudian melayangkan tinjunya, namun orang itu menangkap tangannya kemudian menarik David, dan dia bergerak kebelakang David dan mengunci gerakan David dari belakang.
"Kau hebat sekali David." ujarnya membuat David sadar siapa diserangnya lalu menolehnya.
"Jack.!!" ujar David kaget, Jack memamerkan deretan gigi putihnya dan melepas kunciannya "maaf, aku tidak tau itu kau." ujar David menyesal
"Tak apa, aku juga yang......" ucapan Jack terhenti karena sebuah serangan menyerangnya hingga Jack menggantam sebuah meja pajang dekat dinding
"Alto...." teriak David terlonjak kaget, lalu matanya bercahaya dan menghilangkan semua kabutnya
"Om." pekik Alto kaget, melihat Jack dengan posisi tak berarturan di meja yang hancur.
"Alto kau kuat sekali." ujar Jack meringis, David mendekat dan membantu Jack berdiri.
"Maaf." ujar David menyesal.
"Om aku minta maaf." ujar Alto menunduk
"Tak apa Alto." jawab Jack nyengir "lagi pula salahku, masuk kedalam tanpa permisi disaat orang rumah pergi keluar." sambung Jack. David mengecek apakah ada luka pada Jack, "hei, David, aku tak apa." ujar Jack kemudian
Jack duduk disofa ditemanin Alto, "aku buatkan minum untukmu." ujar David menuju dapur.
Tak lama David muncul membawa minuman dingin untuk Jack, dia melihat Jack duduk sendiri dan tak melihat Alto.
"Alto dimana?" tanya David menaruh minuman itu di meja
"Bermain diluar dengan mainan yang aku belikan." ujar Jack santai sambil meminum yang telah dibuatkan oleh David. "Jacob sudah berangkat?" tanya Jack
"Iya, tadi pagi." jawab David
"Baguslah." gumam Jack
"Apa?"
"Eh, maksudku maaf aku tidak bisa mengantarnya."
"Oh tak apa."
Jack merapatkan diri kearah David "Ja... Jack." ujar David gugup. "Kau mau apa?" tanya David
"Disini gerah ya." ujar Jack kemudian sengaja membuka bajunya memamerkan tubuhnya membuat David melebarkan matanya salah tingkah
"Aku siapkan makanan dulu." ujar David mencoba keluar dari situasi ini
Jack dengan cepat memegang tangan David, menahannya pergi "David." panggil Jack, namun David tak menolah kearah Jack "lihat aku." pinta Jack membuat David mau tak mau melihatnya, Jack bangkit berdiri dan menarik David kedalam pelukannya "David mau......" ucapan Jack terhenti
"Ehm." Lina berdehem sambil bersedekap diambang pintu.
Jack langsung melepas pelukannya, dan wajah David merah seperti kempiting rebus 'lina mengganggu saja.' pikir Jack kesal.
"Aku datang kemari karena tiba-tiba ada kabut muncul dan menghilang secara mendadak, kukira kau kenapa-kenapa." ujar Lina kesal
"Maaf Lina." ujar David menunduk
"Hei bukan salah David, tapi salahku ok." sela Jack
Lina menatap curiga kearah Jack, lalu dia menghela nafas "kalian membuatku cemas saja, ya sudah aku pulang saja." ujar Lina melenggang pergi
"Hati-hati Lina." ujar David
Alto muncul dari pintu dengan mainan barunya "Alto jaga momymu dari makhluk buas ya." ujar Lina sengaja keras untuk menyindir Jack.
Jack memutar bola matanya jengah, "emang ada makhluk buas ya tante, dimana?" tanya Alto polos
Lina tertawa lalu pergi, David malu sekali lalu menuju dapur, Alto mendekat kearah Jack untuk mengajaknya bermain bersama.
Beberapa jam kemudian Jack memutuskan untuk menginap, David tidur bersama Alto dikamar, sedangkan Jack tidur disofa sambil berjaga, tiba-tiba David keluar kamar "belom tidur?" tanya Jack melihat David.
"Aku mau kekamar mandi, hmmm mau kubuatkan minuman hangat?" tawar David
"Boleh kalau kau tak keberatan." ujar Jack senang
David menuju dapur, selang berapa menit dia muncul, membawakan secangkir kopi dan segelas susu hangat. "Ini." David menaruh secangkir kopi itu kedepan Jack,
Jack memegang tangan David lembut, David terdiam, kemudian Jack menarik David mendekat, dia mengambil gelas susu milik David dan menaruhnya dimeja, dada David berdebar cepat, sedetik kemudian bibir Jack sudah melumat bibir David lembut.
Jack sudah merengkuh David dalam pelukannya, dan merebahkannya disofa, Jack melumat bibirnya makin dalam, lidah mereka pun makin liar didalam rongga mulut pasangannya masing-masing, tanpa memberi kesempatan David protes, tangan Jack sudah menelusup kedalam kaosnya dan memilin putingnya pelan, David mengerang namun tertahan oleh lumatan bibir Jack.
Jack melepas lumatannya dan melihat David terengah-engah pasrah, Jack langsung menanggalkan kaos David, dan membuka celana David pelan sambil menghisap puting David "ennngg... Aahh Jack mpph." desah David tertahan.
Saat David sudah polos tanpa busana, Jack menjilat tubuh David dari dada turun ke bawah, saat sudah di depan benda milik David, Jack awalnya ragu namun melihat wajah David yang sendu pasrah, membuat Jack menjadi semakin bergairah dan langsung mengulum tanpa ragu. David meleguh mengangkat punggungnya merasakan hisapan kuat dari Jack.
Jack menyukai ekspresi yang diberikan oleh David, dia menyedotnya kuat, David makin menggelinjang, tangan Jack bergerak turun menuju Lubang kenikmatan David, saat satu jarinya masuk, David tersontak kaget, dia membelalakan matanya, bayangan akan Jacob yang kecewa melintas dikepalnya, "Ja... Jack." ujar David pelan lalu mendorong kepala Jack perlahan lepas dari kemaluannya.
Jack menatap David bingung." kenapa?" tanya Jack
David menggeleng, "maaf aku tidak bisa." ujar David menyesal, lalu mendorong Jack pelan dari atas tubuhnya, dan mengambil bajunya kemudian memakainya kembali
Jack menahan David pergi dengan memegang tangannya "David aku menyesal." ujar Jack
"Jack lepaskan." pinta David
Jack menarik David kedalam pelukannya "maafkan aku, itu tak akan terjadi lagi, aku janji." ujar Jack serius, David mengangguk dalam pelukan Jack "sekarang kau tidurlah." sambung Jack melepas pelukannya, kemudian David masuk kedalam kamar 'hah... Aku harus sabar, ayo Jack jangan terburu-buru, pelan-pelan untuk mendapatkan hatinya.' pikir Jack sambil merebahkan diri disofa.
Beberapa hari kemudian David habis mengantar Alto sekolah, dan Jack makin intens mendekati David, walau sejak saat kejadian malam itu David mencoba mengambil jarak dengan Jack. Tapi Jack tetap maju untuk mendapatkan hati David.
"Ini." ujar Jack memberikan minuman dingin. Saat ini mereka berdua berada disalah satu caffe di pusat perbelanjaan, Jack mengajak David pergi setelah mengantar Alto.
"Terima kasih Jack." ujar David menerima minumannya, Jack duduk dihadapannya.
"David." panggil Jack
"Iya."
"Apa kau masih marah akan tempo hari?"
"Tidak, aku tidak marah, Jack, kenapa kau berfikir seperti itu."
"Karena aku tau kau mencoba menghindariku."
"Aku tak menghindarimu, Jack." ujar David tak berani menatap Jack
"Bohong, David, tatap aku." pinta Jack tegas, David menatap Jack "katakan padaku David, apa salahku." ujar Jack
"Kau tidak punya salah Jack, cuma umm...." ucapan David terhenti
"Apa?" tanya Jack lembut
"Aku bingung Jack." ujar David lemah
Jack mengambil jemari David dan menggenggamnya erat "hei tenang tak perlu ada yang bingungkan, kita jalani saja." ujar Jack lembut
"Tapi Jack."
"Karna Alto dan Jacob, hei David, masalah itu kita pikirkan nanti, kamu mau kan." ujar jack, David tampak befikir, "kau tak perlu menjawabnya sekarang, pikirkanlah baik-baik, aku akan membuatmu bahagia." sambungnya "ya sudah kita jemput Alto." ajak Jack setelah melihat jam tangannya, lalu menarik David pergi dari tempat itu.
Hari selanjutnya David menelpon Lina, Jack melihat Lina telp dengan akrab, setelah menutup telpnya, Lina beranjak dari sana "mau kemana?" tanya Jack
"Jemput Alto, David sedang Belanja bulanan jadi susah untuk menjemput Alto." jawab Lina malas
Jack ikut beranjak, Lina menatap curiga kearah Jack "apa?" tanya Jack menatap Lina cuek
"Jangan macam-macam, kau mau mengganggunya?"
"Apa maksudmu?"
"Kau kira aku tidak tau, kau ingin mendatangi David kan."
"Ak hanya ingin membantunya, pasti dia kerepotan kan."
Lina memutar bola matanya "Jack sadarlah, dia sudah milik orang lain, jadi berhenti mengganggunya."
"Ya ya terserahlah kau mau bilang apa, aku tak peduli." ujar Jack melenggang dengan santai, Lina berteriak kesal memanggil Jack.
Disisi lain beberapa waktu kemudian, David sedang mendorong trolinya masih mencari beberapa barang yang diperlukannya. David bingung memilih cereal apa yang bagus untuk Alto "aku rasa kotak yang merah lebih bagus untuk Alto." sebuah suara membuat David terlonjak kaget hingga barang yang dipegang jatuh, Jack dengan sigap menangkapnya.
"Kau mengagetkanku saja, Jack." ujar David berbalik, Jack hanya tertawa kecil
"Sini aku bantu." ujar Jack mengambil alih troli David
"Tak usah, Jack." tolak David tapi Jack tak mendengarkan, akhirnya David pasrah. Setelah berputar-putar mencari barang yang David cari, akhirnya dia membayar semuanya dikasir, Jack membawakan semua kantong belanjaannya, David meminta untuk membawakannya setengah, Tapi Jack diam dan terus membawanya menuju parkiran mobil David, setelah memasukan seluruh belanjaannya.
David hendak membuka pintunya namun ditahan, David menoleh bingung, Jack merapatkan dirinya mendorong David bersandar dimobilnya, "Jack." ujar David berdebar salah tingkah
"David." ujar Jack dengan nafas naik turun langsung mendaratkan ciumannya kepada David, David hendak mendorong Jack karena dia sadar itu ditempat umum, Jack malah memeluk David erat.
Dan Jack tersungkur jatuh dilantai karena sebuah pukulan mendarat di wajahnya, David shock melihat Jack jatuh, lalu menoleh kearah datangnya pukulan itu "dasar brengsek kau Jack." umpat Jacob
"Jacob." ujar Jack terkejut melihat kehadirannya.
Jacob langsung menarik David masuk kedalam mobil, dan melajukan mobilnya meninggalkan Jack yang terdiam ditempat, lalu dia mengusap bekas pukulan Jacob.
Didalam mobil Jacob memberhentikan mobilnya dipinggir jalan. Lalu menatap David yang tengah menunduk takut "ini yang aku cemaskan saat meninggalkanmu, kamu tau aku kembali cepat ingin memberikan kejutan kepadamu, saat sampai rumah, kata Lina kamu sedang belanja, lalu aku berniat menjemputmu tapi apa yang aku lihat, sibrengsek itu malah menciummu ditempat umum pula." bentak Jacob marah dengan nafas memburu, David hanya tertunduk diam.
"Maaf Jacob." ujar David pelan
Jacob hendak berteriak namun dia tahan, dan dengan geram melajukan kembali mobilnya menuju rumah.
Sampai dirumah Jacob langsung keluar mobil membanting pintunya, David ketakutan dan langsung keluar mengejar Jacob yang sedang marah "Jacob." panggil David gemetar, Lina dan Alto menatap heran kearah Jacob dan David.
David memegang tangan Jacob, dia berhenti lalu menoleh menatap tajam David "aku cape Dave, jadi biarkan aku sendiri saat ini." bentak Jacob membuat David sangat takut dan melepas genggamannya. Jacob langsung masuk kekamar dan membanting pintunya "aaaaaaaaarrrgh." teriak Jacob dari dalam.
"Alto kamu main diluar sana." pinta Lina, dan Alto segera main keluar dengan mainan baru yang dibawakan oleh Jacob, Lina lalu mendekati David yang terpaku ditempat dengan tubuh bergetar, Lina menatap wajah David menunduk kini tengah menangis dalam diam. "Hei David ada apa?" ujar Lina cemas merangkul David hangat.....
Malam harinya, semenjak Jacob memergoki Jack mencium David, dia kini mendiamkan David, setiap David mendekat, Jacob lebih memilih menghindarinya, seperti saat David hendak makan bersama, Jacob langsung pergi dari ruang makan meninggalkan Alto yang tengah makan, dan David hanya menunduk saja melihat Jacob pergi.
"Dady, ayo kita tidur bertiga, Alto kangen." ujar Alto kepada Jacob yang tengah berada disofa.
Jacob menggeleng "kamu tidur saja sayang sama momy, dady tidur disini aja." ujar Jacob lembut kepada Alto. Dari dalam dapur David mendengar ucapan Jacob, dia menahan air matanya, lalu membuatkan secangkir minuman hangat.
Dengan air mata sudah hampir tumpah, David tetap memaksakan senyumannya, sambil membawa segelas minuman hangat untuk Jacob. Jacob melihat kedatangan David langsung membuang mukanya menatap kearah lain.
"Jacob ini aku buatkan minuman hangat." ujar David mencoba seperti biasa walau nadanya bergetar.
"Alto kamu tidur sana, udah malem besok kan sekolah." perintah Jacob tanpa menggubris perkataan David.
David menarik nafasnya dalam, "Alto ayo tidur, dady sedang cape, biarkan dady istirahat." ajak David kepada Alto. Alto mengangguk dan mengikuti David masuk kedalam kamar.
Didalam kamar David tidur sambil memeluk erat Alto, menahan tangisannya, mencoba berfikir jernih 'mungkin Jacob sedang emosi, dia sedang butuh sendiri.' pikir David optimis, lalu dia memejamkan matanya mencoba untuk beristirahat.
Keesokan harinya. David bangun terlebih dahulu, dia keluar kamar melihat Jacob masih tertidur disofa, lalu dia bergegas menyiapkan sarapan yang enak buat Jacob, beberapa waktu dia berkutat di dapur hingga masakannya selesai, lalu dia menuju ruang tamu dan melihat Jacob tidak ada, saat berbalik Jacob muncul dari kamar mandi untuk tamu dengan pakaian rapih.
"Jacob sarapan sudah siap." ujar David pelan.
"Alto ayo kita berangkat, nanti kamu telat." ujar Jacob memanggil Alto mengabaikan David.
Alto muncul sudah lengkap dengan seragamnya, "dady kita sarapan dulu." ujar Alto
"Ga usah, kita sarapan dijalan saja." jawab Jacob dingin, lalu menarik Alto pergi, sedangkan David hanya terdiam ditempat sambil menunduk.
"Dah momy." pamit Alto
David memaksakan senyumya "hati-hati sayang, jangan nakal dan buat repot dady ya." ujar David bergetar melihat kepergian mereka. Lalu dia masuk kedapur sarapan sendiri dengan mata berkaca-kaca 'aku memang bodoh, kenapa aku lemah dihadapan Jack.' batin David kesal pada dirinya sendiri.
Sebuah ketukan dipintu membuat David menghentikan makannya, dengan malas dia berjalan menuju pintunya. Saat membukanya Jack berdiri kokoh sambil tersenyum.
"Hai Jack." sapa David
"Kamu nangis." ujar Jack mengusap air mata David yang sudah menetes sedikit.
David memegang tangan Jack yang menyentuh pipinya "Jack aku tidak apa-apa." ujar David.
"Bohong, aku tak percaya, apa Jacob menyakitimu." ujar Jack kesal, David tersenyum dan menggeleng lemah, "ya sudah, kamu ikut aku." ajak Jack tanpa permisi langsung menarik tangan David pergi dari rumah.
"Jack kita mau kemana? Rumahku belum dikunci." ujar David setelah Jack membonceng dimotornya memeluknya.
"Nanti kamu tau, mengenai rumah, aku sudah minta yang lain menjaganya." ujar Jack sedikit ngebut membawa David.
Tak berapa lama, Jack memarkirkan motornya ditepi, lalu mengajak David masuk lebih dalam kearah pepohonan. David bingung kemana Jack membawanya. Sampa disuatu tempat, David sangat terkejut kemana dia membawa David.
"Kamu ingat tempat ini." ujar Jack, dan David terdiam akan memorinya masalampau, "ini tempat kamu menembak aku dengan cintamu, dan ini tempat dimana aku kehilangan kamu, dan aku sangat menyesal karenanya." ujar Jack lembut sambil menatap David.
David bergetar mengingat perihnya masa lalu saat dirinya ditolak mentah-mentah, dia menunduk mencoba mengendalikan diri, tiba-tiba tanpa sadar Jack sudah memeluk David erat. Jack menatap Wajah David yang kini tengah menatapnya.
"Aku bodoh karna melepasmu, aku juga bodoh karena menolakmu, aku benar-benar bodoh karena tak bisa menyelamatkanmu waktu itu, karena dari itu aku..." ucapaan Jack terhenti sejenak, dia memejamkan mata menarik nafas dalam, lalu kembali menatap David "karena dari itu aku ingin menebusnya kepadamu sekarang, aku tak minta jawaban padamu sekarang, tidak disini, tapi nanti ditempat romantis hanya kita berdua, jadi pikirkanlah baik-baik." sambung Jack.
"Jack, aku...." ucapan David terhenti karena satu jari diletakan di depan bibir David
"Sssstttt, kamu tak usah berbicara, aku tau kamu bingung, sekarang lebih baik kita pulang." ajak Jack melepas pelukannya dan menarik tangan David menuju motor mereka.
Jack mengantar David kembali kerumah, disana sebelum pergi, Jack mengecup kepala David, lalu pergi dari tempat itu.
Hari sudah menjelang malam, Alto belum juga kembali kerumah, David menjadi cemas, dia sudah ke sekolahnya, semua sudah sepi, David menghubungi Jacob, namun tak pernah satupun yang diangkat, setelah menghubungi Lina, David menjadi lega, karena Alto sedang bersama Jacob, Lina melihatnya saat tak sengaja bertemu dijalan, David menyiapkan makan malam untuk mereka bertiga.
David menunggu hingga jam 10 malam hingga terkantuk, namun mereka belum pulang juga, saat waktu menunjukan jam 11 malam mereka baru sampai rumah, "momy." sapa Alto mencium David.
Jacob melewati David begitu saja, David menunduk lalu tersenyum kepada Alto "Alto makan yuk." ujar David
"Alto udah makan tadi sama dady, Alto ngantuk momy." ujar Alto polos
"Ya sudah Alto istirahat sana." ujar David lembut.
David masuk kembali kekamar, dan Jacob kembali tidur diluar, Alto tidur dikamarnya sendiri. Begitu seterusnya, sudah seminggu David diamkan dan diabaikan oleh Jacob, David mencoba kuat, namun setiap malam dia hanya bisa menangis dalam kamarnya saat sendiri, rasanya lebih menyakitkan bagi David didiamkan seperti itu dibanding ditolak secara langsung oleh Jack.
Tiba-tiba pintu terbuka, David langsung mengusap air matanya, dan menoleh siapa yang masuk kamarnya malam-malam, ternyata Alto, Jacob sedang lembur dikantornya. Alto mendekat langsung memeluk David.
"Momy kenapa nangis?" tanya Alto
David tersenyum "gak papa sayang, tadi kelilipan debu." ujar David berbohong, "kamu tidur sana, sudah terlalu larut." sambung David
"Momy bertengkar ya sama dady." ujar Alto langsung
"Gak ko sayang, dady hanya sedang cape makanya sibuk dan ingin sendiri seperti itu."
"Alto gak mau lihat momy dan dady berantem, itu membuat Alto sedih."
"Momy dan dady ga berantem ko sayang, udah kamu tidur sekarang ya." pinta David, Alto mengangguk kemudian keluar kamar menuju kamarnya sendiri.
Keesokan harinya setelah mengantar Alto, David menuju rumah Lina, David berencana menginap disana, karena dia tau Jacob akan menjemput Alto, soalnya Alto sendiri yang bilang kalau Jacob akan mengajaknya jalan setelah pulang sekolah.
"Hai David ada apa kau kesini?" tanya Lina berdiri didepan pintu seperti sudah tau akan kedatangan David
David sedikit terkejut lalu tersenyum "umm.. Bolehkan aku menginap disini?" pinta David.
"Apa Jacob tak mencarimu nanti?"
David tersenyum kecut "dia tak akan pernah mencariku, mungkin selamanya."
Lina menaikan alisnya sebelah "apa maksudnya kau berbicara seperti itu, jangan berbuat yang aneh-aneh seperti dulu, apalagi sampai bunuh diri." ujar Lina tegas sambil mendekati David.
David hanya tersenyum lemah lalu mengedikan kedua bahunya. Linna merangkul David
"Jangan pernah coba-coba berfikir seperti itu." ancam Lina sungguh-sungguh dengan tatapan membunuh hingga membuat David bergidik ngeri.
'Sejak kapan Lina sekuat ini.' pikir David terdiam.
Lina mengajaknya masuk kedalam rumah, Lina membawakan segelas minuman dingin "ini." ujar Lina meletakan segelas minuman, dan dia duduk disebelah David "kenapa kau berfikir kalau Jacob tidak mencarimu?" tanya Lina.
David menghela nafas lemah "karna sampai saat ini dia mendiamkan aku, dia masih marah padaku." ujar David.
"Dia mendiamkan kamu, masih karena masalah itu."
David mengangguk "aku bingung harus bagaimana."
"Lalu si pembuat masalah itu bagaimana?"
"Jack maksudmu, semakin perhatian dan peduli padaku."
"Lalu kau luluh?" tanya Lina curiga
"Hmmm aku tidak tau." ujar David, lalu mendapat pukulan tepat dikepalanya oleh Lina "aduh, sakit Lina." rajuk David.
Lina mengunyeng-ngunyeng kepala David pelan "kau itu ya, apa kau pengen hubungan kalian hancur."
"Tentu saja tidak." ujar David langsung protes.
Lina terkekeh "kau itu pria terpolos yang pernah aku temui, tidak berubah semenjak awal kau menyelamatkanku, dengar aku David, kalau kau ingin mempertahankan hubunganmu dengan Jacob, tegas pada dirimu sendiri, jangan goyah pada cinta lamamu, ayo bangkit berjuang, dapatkan kembali hati Jacob."
"Tapi dia melihatku saja tak mau."
"David, lebih baik kau tenangkan dirimu dahulu, setelah jernih, majulah dapatkan kembali Jacob sebelum semuanya terlambat, kau mengerti."
"Iya." jawab David lemah
"Ya sudah lebih baik kita makan dahulu, lalu istirahat." ajak Lina
Mereka berdua makan dengan tenang, lalu David masuk kamar. Lina kedepan hendak menutup pintunya, saat hendak menutup pintunya, Lina memutar bola matanya jengah. Dia segera keluar melesat dengan gesit.
"Apa kau terus mengawasinya dari jauh?" tanya Lina bersedekap
Lalu Jacob keluar dari balik pohon menatap Lina datar.
"Aku tau kau menghawatirkannya."
"Tapi dia sudah menyakiti hatiku, Lina."
"Aku tau kau marah pada David, tapi bukan begini caranya, dengan mendiamkan dan mengabaikan dia, bahkan sudah sampai seminggu lebih." omel Lina
"Aku juga tak ingin seperti itu, tapi melihatnya aku jadi teringat kejadian itu."
"Apa kau tau David menangis setiap malam karenamu."
"Aku tau."
"Lalu kenapa kau masih mendiamkannya."
"Kau tak mengerti, Lina."
"Aaaargh aku heran ya dengan kalian para lelaki, selalu berfikir simpel tapi gengsi untuk memulai duluan, nanti ujung-ujungnya menyesal diakhirnya."
"Apa maksudnya itu?"
"Apa kau tau David itu labil, dia juga nekad saat tingkat depresinya tinggi."
Jacob mengenyritkan dahinya bingung "maksudnya."
"Dahulu saat Jack mendekati Clairie, David sangat stress dan mengurung diri dikamar, menjauhi semua orang, kemudian puncaknya saat dia memberanikan diri menyatakan cintanya kepada Jack, namun hasilnya buruk untuk David, dia ditolak mentah-mentah oleh Jack, dan apa yang terjadi, dia bunuh diri terjun dari tebing, entah bagaimana ceritanya sampai dia bertemu denganmu, aku senang karena dia beruntung ditemukan olehmu, sebenarnya aku malas memberitahukanmu tentang ini, tapi sepertinya harus, sebelum kau menyesal nantinya." ucapan Lina membuat Shock Jacob "lebih baik kau turunkan egomu, untuk Alto, dirinya, dan hubungan kalian." sambung Lina
Jacob menunduk tampak berfikir keras "aku butuh waktu Lina."
"Ya aku tau, tapi jangan terlalu lama, bisa saja dia benar-benar jatuh kepelukan Jack, tapi bukan itu yang aku cemaskan, aku takut dia berbuat yang aneh-aneh sampai membahayakan nyawanya sendiri."
"Ya aku akan pikirkan baik-baik, kalaupun kami harus berpisah, aku menginginkannya bahagia, tapi sebelum itu, aku akan memperjuangkannya kembali." ujar Jacob, Lina tersenyum mendengarnya
"Alto dimana?"
"Ada Peter dirumah, malam ini tolong jaga Dave." pinta Jacob
"Pasti, besok aku akan mengantarnya pulang."
"Terima kasih Lina." ujar Jacob kemudian pergi dari tempat itu.
"Selamat berjuang Jacob." gumam Lina, lalu kembali ke rumahnya, saat masuk kedalam Lina melihat David duduk diruang tamu.
"Kau dari mana?" tanya David
"Aku habis mencari angin." jawab Lina tersenyum, David menatap curiga "kau belom tidur?" tanya Lina mengalihkan.
David menunduk malu "ummm.... Lampunya mati, maaf aku merusaknya." ujar David menyesal
Lina tertawa geli "hahaha aku kira ada apa." ujar Lina mendekat lalu menyeret David masuk kekamarnya
"Kau mau bawa aku kekamarmu?"
"Ya tentu, kita akan tidur bersama."
"Tapi."
"Hahaha kau tak usah takut, aku tak akan memperkosamu."
"Hei bukankah itu terbalik, aku laki-laki."
"Terus kenapa, itu tidak ngaruh untukku, kalau kau seperti Peter atau Jack, atau laki-laki lainnya baru tidak boleh, kalau bukan suamiku. Tapi kalau kau itu berbeda, karena kau sudah menjadi ibu dan pernah melahirkan, jadi apa yang perlu kutakutkan darimu, aku bahkan lebih kuat darimu hahaha." ledek Lina terus menyeret David masuk kekamar.
"Lina." protes David cemberut karena meledeknya.
Mau tak mau David tidur dalam kamar Lina berdua satu kasur, David tidur memunggungi Lina, Lina tertawa kecil lalu menjahili David dengan memeluknya dari belakang, David gemeteran, Lina makin tak bisa menahan tawanya.........
"Hei bangun pangeran tidur." ujar Lina membangunkan David yang masih tertidur. David mengenjrapkan matanya menatap Lina.
"Ini jam berapa?"
"Jam sepuluh."
"Astaga."
"Hihihi kenapa kau panik begitu."
"Aku belum membuatkan sarapan untuk mereka, ini semua gara-gara kau yang menggangguku semalaman saat tidur." omel David
Lina tertawa geli "hahaha tenanglah, pasti mereka sudah sarapan dan berangkat."
"Jacob pasti makin marah kepadaku." gumam David lemah
Lina mendekat dan merangkul David hangat, "tak akan, lebih baik pulang sana." ujar Lina
"Kau mengusirku." ujar David menatap curiga
"Bukan begitu, kau bilang kan takut dia marah kan, kalau begitu pulanglah, lebih baik kau sudah berada dirumah saat dia kembali." ujar Lina lembut.
David berfikir sejenak kemudian langsung beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi, Lina tersenyum melihatnya, beberapa saat kemudian David keluar dengan keadaan segar, Lina menatapnya intens "apa?" tanya David melihat Lina menatapnya seperti itu.
Lina bangkit mendekati David dengan senyum nakal, David bingung dengan Tingkah Lina, dia terus mendekat dan mendorong David pelan merapat ke dinding, wajah David berubah merah seperti kepiting rebus "seandainya kau bukan milik werewolf lain, sudah kuperkosa kau saat ini." ujar Lina menghela nafas.
"Lina.... Mmmph." ucapan David terhenti, karna Lina menutup mulu David dengan tangannya
"Sssstt diam saja, tak usah bicara." ujar Lina melepas bibir David dari tangannya, lalu Lina mengecup dahi David "ya sudah pulang sana." ujar Lina, dan David mengangguk. Lina menggandeng tangan David dan mengantarnya kerumahnya.
Beberapa waktu kemudian disisi lain, Jacob mondar mandir berjalan ditempat menunggu kepulangan David, setelah mengantar Alto sekolah dia kembali kerumah menunggu matenya. Jacob mendengar sebuah kendaraan berhenti di depan rumahnya, lalu dia mengintip dari balik jendela, melihat mobil milik Lina, dengan terburu Jacob berbalik mengambil posisi duduk disofa menghadap pintu melipat tangannya didepan dadanya.
Disisi lain Lina masih dibalik kemudinya dan David dikursi penumpang disebelahnya, David tampak ragu untuk turun "ada apa lagi?" tanya Lina menatap David
"Aku takut Jacob masih marah kepadaku."
"Dengar David, mungkin dia gengsi untuk memulai duluan, kusarankan untukmu untuk melangkah terlebih dahulu."
"Tapi kalau dia tidak memaafkanku bagaimana?"
Lina tersenyum lalu memegang pipi David lembut, "Jacob mencintaimu, pasti dia memaafkanmu."
David tersenyum lemah "terima kasih Lina."
"Berjuanglah." ujar Lina mengangkat tangannya ke udara memberi semangat, kemudian David turun dari mobil milik Lina, "dah David." ujar Lina melajukan mobilnya, dan David melambai menatap kepergian Lina, lalu dengan gontai menuju kerumahnya.
Saat membuka pintu David terlejut melihat Jacob duduk disofa menatapnya tajam, David langsung menunduk tak berani menatap Jacob "sudah pulang." ujar Jacob bangkit berdiri.
"I... Ii.. Iya." jawab David gugup, Jacob mengambil tas kerjanya dan melangkah mendekati David,
"Aku kerja dulu, kamu jangan kemana-mana, Alto biar aku yang jemput, tunggu kita dirumah." kata yang panjang untuk pertama kalinya setelah seminggu lebih mendiamkan David.
David tercengang menatap Jacob, Jacob mengusap kepala David dan melangkah pergi tanpa menoleh kearah David, senyum membingkai indah diwajah David mendapati Jacob sudah kembali lembut terhadapnya, Jacob keluar rumah dengan wajah merah menahan malu, kerena untuk pertama kalinya dia menurunkan egonya, mengalah untuk orang yang dicintainya.
Dengan perasaan gembira David langsung membereskan dan mengerjakan pekerjaan rumah sambil tersenyum, dia memasak untuk keluarga kecilnya, sampai sebuah ketukan di pintu menghentikan pekerjaannya, David melangkah menuju pintu.
"Hai." ujar Jack saat David membuka pintu rumahnya.
"Jack, ada apa?" tanya David masih dengan senyum menghiasi wajahnya
"Nampaknya kau sedang bahagia, boleh aku masuk." ujar Jack
David memberikan jalan kepada Jack, dia melangkah masuk melewatinya, dan David mengikutinya dari belakang, Jack duduk di sofa "mau minum apa?" tawar David melangkah menuju Dapur
"Apa saja." teriak Jack saat David sudah berada di dapur, David kembali muncul dengan segelas minuman dingin, kemudian ditaruh dimeja dihadapan Jack. "Terima kasih." ujar Jack mengambil gelasnya sambil menyesap sedikit munimannya.
David masih belum lepas dari senyum yang menghiasi wajahnya, Jack menatapnyapun ikut tersenyum, dia mendekat, merapatkan diri dengan David, "Jack?" ujarnya bingung
Jack menggenggam jemari David mesra "sudah kubilang kan, aku ingin jawaban darimu." ujar Jack menatap David serius.
"Aku." ujar David terbata, senyumannya berubah menjadi kegugupan.
"Hei David, aku tak minta kamu jawab sekarang, aku minta kamu jawab besok dicafe, sudah kupesan khusus hanya untuk kita berdua, jadi pikirkan baik-baik, aku akan menerima apapun jawabanmu nanti." ujar Jack lembut namun tegas
Pikiran David menjadi berputar, ada perang batin terjadi dalam hatinya saat ini, dia mulai goyah kembali.
Jack melepas tangannya dan beralih membingkai wajah David "hei tidak usah terlalu kamu pikirkan, pelan-pelan ikuti hatimu." ujar Jack kemudian mengecup keningnya.
Disisi lain, Jacob sudah menjemput Alto dan menuju suatu tempat. Kembali diruang tamu tempat Jack dan David terdiam berdua. Pikiran David gundah dengan permintaan dari Jack, David bingung harus memilih siapa... Disisi lain Jacob sedang dalam perjalanan pulang bersama Alto, dia memilih untuk ijin kerja hari ini dan mengurus semuanya. Saat memasuki jalanan menuju rumahnya, Jacob melihat Jack dan David berdiri berdua didepan pagar rumahnya. Tatapannya menjadi tajam, David dan Jack melihat kedatangan Jacob.
"Momy..." ujar Alto turun dari mobil dan berhambur kearah David.
Jacob turun perlahan tatapanya tertuju pada Jack, mereka saling lempar tatapan tak suka, David tertunduk, Jacob mendekat lalu menarik David kedalam tanpa memperdulikan Jack yang masih berada disana. "Aku tunggu jawabanmu besok." teriak Jack kemudian pergi dari sana.
Jacob terdiam menahan emosinya, sedangkan David menunduk tau kalau Jacob sedang emosi, dia lebih memilih diam.
Malam harinya makan malam merekapun seperti biasa tenang, tak ada yang bicara satupun, selesai makan David membereskan meja makan dan langsung masuk kedalam kamarnya, karena dia tau pasti Jacob tak akan masuk dan tidur bersama dengannya seperti biasa semenjak Jacob mendiamkannya. Saat hendak tidur, pintu kamar terbuka, David menoleh dan terkejut melihat Jacob masuk kedalam.
David diam memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh Jacob, dia lalu duduk dipinggiran ranjang, keheningan terjadi beberapa saat "untuk apa Jack tadi menemuimu?" tanya Jacob akhirnya memecah keheningan. "Jawab aku Dave." pinta Jacob
"Umm... Jack memintaku untuk menjawab perasaannya." ujar David jujur
Raut kecewa terpampang jelas diwajah Jacob, dia menarik nafas pelan "lalu apa jawabanmu."
David menundunduk "aku belum memberikan jawabanku, dia memintakku memberikan jawaban pastinya esok." ujar David lemah.
Jacob mengeraskan rahangnya menahan emosi, lalu menarik nafas dalam untuk meredam emosinya, dia bangkit menuju jaket yang tergantung di balik pintu lalu mengambil seseuatu, David memperhatikan apa yang dilakukan oleh Jacob, dia mengambil sebuah kertas dan menaruhnya di nakas "ini tiket untukmu, aku mau membawa seluruh keluarga kecilku pindah dari tempat ini, besok adalah jadwal penerbangannya, aku mau kamu ikut bersamaku dan Alto, melupakan apapun yang terjadi disini, hanya kita." ujar Jacob
"Jacob, apakah harus secepat ini, aku ingin menyelesaikan masalahku dahulu, berikan aku waktu kumohon." pinta David
Jacob memejamkan matanya "aku akan meninggalkan tiket ini untukmu, apapun keputusanmu, aku akan menerimanya dengan besar hati, walau itu menyakitkan. Kuharap kamu mau ikut bersamaku dan Alto." ujar Jacob berdiri membelakangi David
"Jacob." panggil David
"Istirahatlah Dave." potong Jacob kemudian berlalu keluar kamar
David menoleh kearah tiket yang ditinggalkan oleh Jacob dinakas, pikirannya berkecambuk, dia bimbang harus memilih siapa. David meringkuk memeluk kedua lututnya erat dihadapkan oleh kedua pilihan yang sulit dalam hidupnya.
Keesokan harinya setelah mengantar Alto sekolah, Jacob pulang mengepack seluruh pakaian miliknya dan milik Alto, David masih berdiam diri dikamar, sebuah ketukan menghentikan pekerjaan Jacob, dia segera menuju ke pintu depan, dengan tatapan tak suka dia melihat Jack berdiri menawan dengan setelan casual dibadannya. "Hai Jacob." sapanya tanpa Dosa.
Jacob diam saja "Jack." sapa David membuat Jacob menoleh kebelakang, melihat David sudah rapih, hatinya merasa terluka melihat David.
"Kau sudah siap." ujar Jack mengulurkan tangannya disambut oleh David dengan tersenyum, lalu menoleh kearah Jacob dengan sendu, Jacob membuang pandangannya. "Ayo David. Bye Jacob." ujar Jack mengajak David pergi.
Jacob melihat punggung David pergi menjauh dituntun oleh Jack menuju mobilnya, tanpa dia sadari matanya berkaca-kaca melihat kepergian David, setitik air matanya jatuh di pipinya, Jacob segera masuk kedalam melanjutkan packingnya, dan bersiap menjemput Alto lalu menuju bandara.
Disisi lain beberapa saat kemudian Jack membawa David masuk kesebuah restoran klasik, suasana disana lenggang sepi, tampak sudah dipesan sebelumnya oleh Jack, Dia menuntun David kesebuah meja, dan memberikan kursi dengan sopan ke David, para pelayan restoran tersebut kemudian melayani mereka berdua dengan ramah, David tersenyum kearah Jack, begitupula dengan Jack.
Disisi lain semua barang sudah dimasukan kedalam mobil, Lina dan Peter membantu Jacob, setelah menjemput Alto, mereka menunju bandara. Saat sampai dibandara "dady, momy mana?" tanya Alto bingung
Jacob berjongkok didepan Alto "momy tak akan pernah kembali sayang, biarkan momy bahagia." ujar Jacob
"Tapi aku mau momy ikut dady." rengek Alto tak mau beranjak dari tempatnya.
"Alto dengar dady, jangan rewel." ujar Jacob mulai menggendong Alto, namun Alto berontak, Lina dan Peter hanya diam saja melihat pertengkaran kecil ayah dan anak itu tanpa mampu berbuat apa-apa.
Alto mulai menangis tak mau ikut Jacob, namun Jacob dengan sedikit memaksa menggendong Alto, Lina dan Peter membantu membawakan barang mereka, saat hendak mencapai pintu pengecekan tiket bandara, sebuah suara menghentikan langkah Jacob, mereka semua menoleh kearah suara itu, Alto masih menangis dalam pelukan Jacob, dengan pandangan tak suka Jacob menatap arah suara itu.
"Apa kau akan benar-benar meninggalkannya sendiri disini." ujar Jack berdiri terengah dengan bulir keringat menetes di dahinya.
"Apa maksudmu?" tanya Jacob sinis
"Dia..." ujar Jack mengambil nafas, "dia telah memutuskan pilihannya." sambung Jack membuat Jacob dan yang lainnya menatap Jack intens.
"Maksudmu?" tanya Jacob kembali
"Hah.... Hahn... Ha.... Dia memilihmu, bukan aku." jelas Jack tersenyum penuh kekalahan. "Jika kau tak menjemputnya sekarang, aku akan benar-benar mengambilnya darimu." sambung Jack, Jacob menatap bingung Jack. "Dia pulang kerumah kalian." terang Jack tanpa menunggu jawaban dari Jacob, lalu mendekat dan mengambil alih Alto dari gendongan Jacob, "jemput dia." perintah Jack.
"Kau ini sukanya memerintah orang saja." umpat Jacob sambil tersenyum kemudian berlari pergi, Lina dan Peter tersernyum
"Dady." ujar Alto
"Dadymu akan menjemput momymu Alto." ujar Jack
"Beneran om." ujar Alto senang dan memeluk Jack.
Beberapa waktu kemudian Jacob sampai dirumah, dengan tergesa Jacob memasuki pekarangan rumah, saat di depan pintu dia membuka pintunya perlahan, suasana lenggang, dia melangkah masuk, menuju kamar, sambil menarik nafas dalam, Jacob membuka knop pintu kamarnya, disana dia melihat David duduk meringkuk memeluk lututnya membenamkan wajahnya diantara kedua lututnya, terlihat tubuhnya bergetar. Dengan perlahan Jacob mendekatinya, dan menyentuh bahunya lembut, David menoleh kearah Jacob sambil berderai air mata. Jacob tersenyum lembut lalu merengkuh tubuh David kedalam dekapannya erat "maafkan aku." ujar David terisak.
Jacob mengeratkan pelukannya "tak apa, bukan salahmu Dave." ujar Jacob lembut mengusap punggung David, "maafkan aku karena tak memberimu waktu, sekarang kita pergi dari tempat ini." ajak Jacob merenggangkan pelukannya, mereka berdua saling menghadap dan tersenyum, Jacob mengusap air mata David, kemudian bibir mereka bersatu tanpa ada yang mengganggu sama sekali.
Beberapa jam kemudian mereka sudah berada dibandara kembali, Alto sangat senang karena orang tuanya kembali rukun, Jack tersenyum bersama Lina dan Peter "dah tante, om." pamit Alto
"Alto jangan nakal ya." ujar Lina
Jacob menggandeng David yang tengah tersenyum bahagia "Jacob, jaga baik-baik David, jangan sia-siakan seperti aku dulu." ujar Jack tegar
Jacob tersenyum "pasti Jack, terima kasih sebelumnya." ujar
"David, hiduplah dengan bahagia ya." ujar Jack
David langsung memeluk Jack erat, Jacob tersenyum melihat matenya memeluk Jack, lalu dia melepasnya "kau juga harus berjanji padaku untuk bahagia Jack." ujar David tersenyum.
"Pasti." jawab Jack tersenyum kemudian mengusap pipi David.
"Ayo Dave, Alto." panggil Jacob, kemudian mereka melangkah pergi masuk menuju petugas pengecekan tiket sambil melambai kearah Lina, Jack dan Peter, sambil bergandengan ceria.
"Keluarga kecil yang unik." ujar Peter. Melihat mereka masuk kedalam
Lina mendekat kearah Jack "apa tidak apa-apa? Kalau ingin menangis-menangislah Jack." goda Lina
Jack menatap Lina dengan mengenyritkan dahinya "kau pikir siapa aku, kau lupa aku Alpha." ujar Jack bangga walau matanya berkaca-kaca.
'Kau hebat Jack.' pikir Lina tersenyum. "Dasar laki-laki." ledek Lina
Flashback
Disebuah restoran penuh berhiaskan lilin, disana hanya ada Jack dan David duduk ditengah-tengah, mereka berdua saling tersernyum begitu menawan, Jack menggenggam jemari David lembut dengan senyum tak lepas dari wajahnya, "jadi bagaimana menurutmu." ujar Jack akhirnya.
David masih saja tersenyum begitu menawan "ini terlalu romantis dan mewah untukku." ujar David takjub
Lalu Jack melepas genggamannya dan mengambil sesuatu di sakunya, David memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh Jack, lalu mengeluarkan sekotak cincin berlian, David terkejut dan begitu terharu lalu tersenyum, kemudian mengulurkan tangannya, Jack tersenyum lebar sampai David menutup kotak cincin itu lembut, senyum menghilang dari wajahnya "kenapa?" tanya Jack bingung.
David masih tersenyum "maaf Jack, aku tidak bisa menjadi matemu." ujar David lembut
"Kenapa David."
David menggeleng pelan sambil tersenyum "David sudah tiada Jack, aku Dave Andreas, mate dari Jacob Andrean, ada hati yang menjagaku saat ini, mungkin kalau aku bukan milik siapa-siapa, akan lain ceritanya, tapi saat ini aku sudah mempunyai keluarga kecil yang menungguku." ujar David menarik nafas sejenak "mungkin aku memang labil, karna masih mencintaimu, tapi hati ini sudah memutuskan yang terbaik untukku, dan itu bukan kamu Jack, sekali lagi maaf Jack, aku tidak bisa, kamu bisa mendapatkan seseorang yang lebih baik dariku." sambung David lalu beranjak dari kursinya.
Dengan perasaan terluka Jack menatap David "biar aku antar." tawar Jack
"Tak usah Jack, biar aku selesaikan masalahku saat ini dirumah." tolak David melenggang pergi.
"Aaaaaarrrgh." teriak Jack sedikit kesal karena kalah oleh hatinya sendiri. Tiba-tiba Lina memberi pesan kalau dia sedang mengantar Alto dan Jacob dibandara. Jack langsung bangkit mengejar David namun dia sudah tidak ada, akhirnya Jack memutuskan menahan Jacob terlebih dahulu dari pada mengejar David.
End flashback
"Kau sungguh tak papa?" tanya Peter
"Ya lah." jawab Jack langsung berbalik dan menabrak seseorang.
"Aduh." ujar seseorang jatuh setelah menabrak tubuh kokoh Jack.
"Maaf." ujar Jack membantu orang itu berdiri, mereka saling berpandangan dan tersenyum. 'Gadis yang cantik.' pikir Jack. Gadis yang dibantu Jack berdiri tersipu malu dan tersenyum manis menatap Jack.
"Tak apa, aku yang salah, tak lihat-lihat tadi." ujar wanita itu tersenyum lembut. Jack balas dengan senyuman tampannya.
Lina dan Peter mesem-mesem melihat perubahan Jack seketika setelah bertemu dengan wanita itu. "Lain kali hati-hati." ujar Jack masih tersenyum, tiba-tiba wanita itu ditarik oleh laki-laki yang sepertinya kekasih wanita itu sambil menatap tak suka kearah Jack, dan membawa wanita itu pergi, "sepertinya aku telah menemukan mateku." ujar Jack seketika membuat Lina dan Peter saling berpandangan. Lalu Jack berlari kearah pasangan tadi
"Kyaaaaaa......." teriak wanita itu histeris membuat Lina dan Peter melongo, serta orang-orang disekitar sana, Jack menggigit leher laki-laki itu dan langsung memanggul dibahunya dan membawanya pergi dengan santai.
"JAAAACK...." teriak Lina. Jack hanya menyeringai sambil mengedipkan matanya kearah Lina dan Peter tertawa geli, sedangkan laki-laki tadi meronta dibahu Jack......
Wah kelar juga, maaf kalau jelek, dan agak lama, soalnya kepentok kerja dan sakit nih, makasih untuk @3ll0 yang udah ngasih kerangka ceritanya, sorry klo kurang puas sama ceritanya, love u all.
tak kira si cewek yang dijadiin Mate ama Jack eh nyatanya si Cowok.wkwkwwkwkwk
ditunggu cerita berikutnya Mas Harya.
si jack bikin ngakak hahahaha
ditunggu cerita selanjutnya yaa
Keren banget.. gue suka yang happy ending kayak gini
Sempet deg degkan seh ma pilihan x david....