It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
saya usahakan kedepan-depanya lebih rajin lagi....
@lulu_75 5 @onny_agam @Tsunami @SteveAnggara @3ll0 @Pradipta24 @Aurora_69
@Wita
Ce @d_cetya a
@Sho_Lee e
@Otho_WNata92 2
@ffirly69 9
@doniperdana93
@littlemark04
@lucifer5245
@SteveAnggara a
@ffirly69 terimakasih for your coment.... I hope not mainstream always to the End
@rubi_wijaya dia sebenarnya vers.
@lulu_75 terimakasih untuk suportnya ke ceritaku ini ya..... love you... iya, leo mulai suka bayu...... gak tau bayunya suka atau tidak, kejelasanya baca part selanjutnya ya.....
Aku mulai membuka mataku ketika kudengar alarm dari ponselku, pukul 04.30. Aku mulai mengingat-ingat apa yang terjadi tadi malam, kulirik leo yang masih tidur disampingku sudah merubah posisi tidurnya jadi membelakangiku. Mungkin saja memang kemarin malam leo bergerak dengan tidak sengaja. Positif thinking bay !.... Aku turun dari tempat tidurku dan membangunkan leo untuk beribadah bersama, kulihat di lantai bawah mama dan papa leo juga sudah bangun. Kami beribadah bersama dengan di imami oleh om bin. Leo mengajakku untuk olahraga jalan-jalan pagi keliling kompleks dan ke taman dekat perumahan sembari menunggu sarapan pagi. Kulihat komleks masih sepi, belum ada yang memulai aktivitas paginya kecuali tadi sempat kulihat pengantar koran dan susu yang tengah sibuk mengantarkan barang jualan mereka ke pelangganan mereka di perumahan ini.
Setelah cukup mengeluarkan banyak keringat, aku mengajak leo untuk beristirahat sejenak di sebuah bangku taman. Leo menawari air mineral yang sejak tadi dibawanya.”Nih, minum dulu bayu .. “. Terimakasih, leo...”. “ oh iya, nanti habis sarapan kita jalan jalan ya bayu.... aku akan menunjukkanmu tempat-tempat yang asik di daerah Bangkok”.”siap leo !” jawabku dengan semangat dan senyuman yang mengembang. Aku memang tidak sabar untuk melihat-lihat pemandangan kota di bangkok dan tentunya pamer foto sama pido di Indonesia. Hehehe.... memang sudah aku sengaja mumpung di luar negeri, harus narsis, eksis dan kekinian. Hahaha.... kamera SLR yang aku pinjam dari pido juga masih full bateray nya. Hunting-hunting ! hhaha....
Setelah kembali ke rumah leo, kami sarapan bersama dengan mama dan papa leo, lagi-lagi makan bersama yang penuh kehangatan.... Ah.... jadi kangen rumah di Kalimantan, rumah di Kota Malang juga.... kangen mereka. Padahal juga masih berapa hari disini ?. Pagi ini tante risna sendiri yang spesial memasak beberapa masakan kesukaan leo yaitu sup ikan pedas manis dan ayam lada hitam. Baru aku tau ternyata keluarga ini penyuka makanan pedas. Untungnya aku juga suka pedas, jadi oke-oke saja kucicipi hampir semua jenis masakan yang dihidangkan. Setelah sarapan, tante risna dan om bin berangkat ke kantor menggunakan satu mobil yang dintar sopir mereka, sementara aku dan leo nanti akan menggunakan mobil sport yang memang baru-baru ini dibelikan orang tua leo untuknya. Aku sudah berpakaian sporty, menggunakan sepatu kets, celana denim, kaos putih, dan jaket warna coklat favoritku yang merupakan hadiah ulang tahun dari pido tahun lalu. Sementara saat aku sudah turun ke bawah, aku melihat leo yang tidak kalah keren. Dia menggunkan celana kain tiga perempat berwarna biru muda, sepatu kets warna merah marun, kaos putih dan kemeja berwarna merah muda yang tidak dikancingkan serta kacamata hitam dan topi rajut warna bambu yang membuatnya terlihat seperti model yang akan melakukan pemotretan. Ditambah wangi parfumnya yang bikin melayang. Oh leo, andai aku belum punya pacar, Hhahaha.... okelah, ayo kita berangkat !!
Ngerti sendiri kan kalau Thailand terkenal dengan kuil-kuil budha nya, jadi tujuan pertama kita adalah Kuil Budha berbaring atau biasa disebut Wat Pho. Aku terkagum-kagum melihat patung budha besar dengan warna emas sedang berbaring di dalam bangunan yang sangat indah. Aku tak henti-hentinya melihat sepenjuru tempat ini,”sangat mengagumkan !” ucapku pelan sambil terpaku seperti anak desa yang baru pertama kali ke kota, hahaha..... “iya memang bagus banget, tapi nanti masih banyak tempat-tempat yang tidak kalah bagus dari ini” ucap leo sambil merangkulku dari sebelah kanan. Leo mengeluarkan ponselnya dan mengajakku berselfie bersama. Hahaha.... “buat kenang-kenangan” ucap leo sambil nyengir setelah mengambil beberapa jepret foto kami berdua. Dia juga meminta tolong ke pengunjung yang lewat dekat kami menggunakan bahasa thailand yang aku tidak tau. Hhahaha.... Setelah itu aku mengeluarkan kamere SLR yang sudah aku bawa. Aku meminta leo untuk mengambil beberapa fotoku di beberapa tempat yang menurutku sangat bagus. Aku sedikit berpose alay di beberapa jepretan, hahaha..... kapan lagi coba? Bahkan leo juga meminta tolong orang lain lagi untuk mengambilkan foto kami berdua menggunakan kamera SLR. Setalah itu aku mencoba berkeliling sendiri ketika leo katanya ingin istirahat sejenak di tangga depan kuil. Aku melihatnya sedikit berkeringat dan mencoba mengatur nafasnya. Tambah terlihat seksi saja leo dengan keringatnya, ditambah kaos putih yang dikenakannya juga agak basah oleh keringat. Tanpa sepengetahuan leo aku mengambil beberapa fotonya ketika sedang duduk. “Perfect !” ujarku pelan ketika melihat hasil-hasil jepretanku barusan. Pose-pose yang alami ( gak alay dan dibuat-buat), mungkin memang leo cocok jadi model atau artis, foto dan gayanya sangat stylist dan wajahnya juga photogenic.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kami ke tempat wisata selanjutnya yaitu Siam Ocean World, dan lagi-lagi aku cuman berdecak kagum melihat keindahan suatu tempat bagus. Kami berjalan disebuah lorong di bawah akuarium raksasa dan dapat melihat biota-biota laut diatas kami. Ada ikan pari, ikan hiu, penyu dan biota lain. Aku belum pernah melihatnya di kota malang, hahaha..... kami mengambil beberapa foto diberbagai sudut. Kulihat leo hanya tersenyum-senyum saja melihat tingkahku yang ternyata gila foto. Maaf leo, maaf..... hahaha..... kami juga sempat memberi makan pinguin disana, memang sengaja disediakan makanan yang diperuntukan untuk pengunjung yang ingin secara langsung memberikan makan ke pinguin-pinguin lucu disana. Konyolnya ketika aku memberikan ikan ke pinguin menggunakan tanganku, pinguin itu malah juga menggigit tanganku. Untung saja langsung kutarik tanganku ketika gigi-gigi kecil pinguin itu nyaris menyantap tanganku. Jadi syukurlah hanya ada dua garis goresan kecil bekas tusukan gigi pinguin itu. “Sial !” umpatku yang kemudian malah ditertawakan oleh leo. Aku hanya melotot ke leo yang seketika dia langsung sengaja menghentikan tawanya.
Setelah dari sana, aku dan leo mencari tempat makan, aku sengaja meminta leo untuk mencari makan olahan ikan atau sayuran, soalnya takutnya daging atau sejenisnya kurang sesuai denganku. Setelah makan dan istirahat, tak terasa sudah sore saja. Sebenarnya aku mengajak leo untuk beristirahat saja, namun dia memiliki ide untuk mengajakku ke suatu tempat yang katanya sangat bagus disore hari, dan aku hanya meng-iyakannya saja, penasaran juga dengan yang dibilang leo. Setelah beberapa menit perjalanan, sampailah kami disebuah tempat yang sangat eksotis dan “Wow, menakjubkan!” ucapku saat sudah ditepi sungai yang panoramanya adalah sebuah kuil dengan matahari kemerahan dibelakangnya sehingga kuil itu terlihatmenjadi siluet hitam yang solah sebuah lukisan. Namanya adalah Kuil War Arun. Aku hanya melongo dan terus menatap keindahan itu, kulihat leo menepuk bahuku dan memperlihatkan senyuman mautnya. Kemudian dia meletakkan wajahnya diatas pundakku sambil memelukku dari belakang. “ benar kan yang aku bilang tadi? Ini adalah tempat yang sangat menakjubkan....”. “ Iy... Iya..... bagus banget... aku menjawab pertanyaan leo sambil masih takjub dengan keindahan pemandangan itu. Namun beberapa saat kemudian aku baru sadar kalau posisi kami saat ini sangat terlalu intim. Leo masih melekatkkan wajahnya diatas pundakku dan kedua tangannya masih memeluk kedua sisi pinggulku. Antara ingin segera melepaskan rangkulannya, dan membiarkannya hingga leo sendiri yang melepasnya, aku masih tetap mencoba menatap ke depan. Sesaat ketika aku hendak menggerakan tanganku, leo melepaskan pelukannya dan mengambil kamera ditanganku. Kemudian dia mengambil beberapa siluet fotoku dengan backround Kuil Wat Arun dan matahari terbenam. Aku juga bergantian menggambil foto leo sendiri setelahnya. Dan tidak lupa leo mengajakku untuk berselfi berdua, kali ini posisinya benar-benar dibuatnya sangat dekat denganku, bahkan wajah kami benar-benar bersentuhan, pipi leo menyentuh pipiku. Bahkan ketika leo menoleh kearahku, hidungnya menyentuh pipiku. Aku tidak tau itu disengaja atu tidak, karena setelah itu dia reflek menjauhkan wajahnya dari wajahku, aku juga melakukan hal yang sama. “ maaf, bayu. Tadi tidak sengaja” leo tersenyum dengan sedikit canggung”. Dan aku hanya menatapnya dengan anggukan.
Sebenarnya aku sudah sangat lelah, tapi leo katanya masih mau mengajakku untuk mengunjungi satu tempat lagi. Akhirnya sampailah kami disini, Khao San Road. Ini adalah sebuah jalan yang sangat ramai, tapi bukan ramai kendaraan bermotor melainkan ramai karena banyak sekali penjual-penjual dipinggir jalan dan banyak sekali orang-orang yang berjalan memenuhi jalanan ini. Tempat ini seperti pasar malam yang memang dikhususkan untuk menjual berbagai macam barang-barang dan makanan murah. Mulai dari pakaian, aksesoris, buku, CD dan tentunya makanan-makanan pinggir jalan yang enak-enak. Aku yang memang baru pertama kali kesini, hanya tersenyum lebar seperti melihat sebuah taman bermain yang sangat aku idam-idamkan. Sementara leo langsung menggengam tanganku agar aku tidak hilang katanya, ada-ada saja leo ini. Udah dewasa gini dikiranya anak-anak apa ? tapi aku tidak berani protes ke leo dan hanya menurut saja, meskipun nyatanya malah aku yang malah menarik-narik leo kemana-mana. Banyak stand-stand makanan yang sudah aku datangi, leo hanya menurut-nurut saja hingga sekarang aku membawa sekantong besar jajanan di tanganku dan ditangan leo juga. Setelah itu kami berhenti disebuah kerumunan yang membuatku penasaran, ternyata setelah aku bisa melihat apa yang menjadi pusat perhatian itu, adalah sebuah atraksi beladiri tradisional yang dimainkan oleh dua anak muda laki-laki dan perempuan. Mereka melakukan bela diri bak tarian, gerakan mereka sangat dinamis dan serasi. Menggunakan pakaian tradisional dan memegang pedang, mereka mirip seperti ksatria kerajaan jaman dulu, ditambah yang cewek cantik dan yang cowok juga ganteng membuat banyak mata yang tertarik melihat mereka. Setelah itu aku dan leo melanjutkan jalan dan melewati penjual asesoris. Secara mendadak leo menarikku ketika aku mau melewati penjual asesoris itu. “ sebentar, bayu. Aku mau beli gelang dulu”. Aku hanya mengangguk dan mengikuti leo. Tidak lama leo melihat-lihat dan memilih gelang. Akhirnya dia mengambil sebuah gelang berwarna hitam yang terbuat dari kayu yang dibulat-bulatkan kecil. “ kamu suka yang model seperti ini?” leo meminta pendapatnya kepadaku. “ bagus sih, cocok kalau buat laki-laki tidak terlalu berlebihan modelnya” jawabku sambil melihat gelang yang dipegang leo. Kemudian leo berbicara kepada penjual asesoris itu menggunakan bahasa thailand yang aku masih belum tau mereka berbicara apa, namun setelah itu leo menerima 2 buah gelang yang sama dan menyerahkan satunya padaku” ini untuk kamu bayu, langsung dipakai ya”. “Oh, iya aku pakai” dengan sedikit gugup aku langsung memakai gelang pemberian leo tanpa sedikitpun protes. Entah sejak kemarin setiap ucapan ataupun sikap leo terhadapku, aku seolah terhipnotis dan tidak bisa menolaknya. Mungkin aku merasa hutang budi pada leo, karena dia dan keluarganya sudah sangat baik padaku. Aku tidak ingin mengecewakannya.
Dalam perjalanan pulang, aku memakan jajanan yang tadi kami beli, semuanya enak-enak dan tidak ada yang tidak aku suka. Aku paling suka sate bakso ikan yang tadi dipihkan oleh leo. Katanya dulu dia pernah juga beli waktu sedang berjalan-jalan dengan mamanya. Sementara leo sejak tadi hanya diam tanpa berbicara apapun, fokus mengendara dan hanya melihat kedepan, hanya sesekali dia melihat jam tangannya. Sesampainya dirumah, aku langsung menuju kamarku, tadi sempat kulihat tante risna dari dapur mengambil minum sementara om bin sudah tidur dikamarnya. Aku lalu membersihkan diri dan berganti pakaian dengan hanya mengenakan bokser merah marun milikku dengan atasan kaos oblong hitam, lalu merebahkan diriku dikasur. Tak lupa sebelumnya aku mematikan lampu utama dan mengunci pintu, kemudian menyalahkan lampu tidur. Hingga setengah jam aku belum juga tidur, takut nanti leo ke kamarku lagi seperti kemarin. Namun hingga hampir 15 menit kemudian masih belum ada tanda-tanda kedatangan leo, akhirnya akupun tertidur.
Tidak terasa sudah hampir satu minggu ini aku berada di Thailand, dan hari ini adalah hari perdanaku menjadi mahasiswa pascasarjana di Thammasat University. Semoga kuliahnya menyenangkan, dosenya juga enak waktu menerangkan. Dan nanti semoga bisa ketemu Bank, memang salahku juga selama ini tidak pernah meminta alamat rumah bank, yang aku tau hanya dia kuliah ditempat yang sama denganku. Setelah berjalan-jalan keliling kampus beberapa hari yang lalu bersama leo aku sudah sedikit tau mengenai lokasi-lokasi gedung kuliah di kampus baruku ini. Gedung kuliah bank yang merupakan satu fakultas denganku tepat berjarak satu gedung sebelah gedung kuliah bersama, dan ternyata gedung kuliah bersama itu juga terkadang digunakan oleh mahasiswa S1 untuk berkulah jika ada jadwal bentrok atau ada jadwal kuliah tambahan malam hari.
Kuliahku hari ini syukurlah sangat lancar, Prof.Kaisorn memang dosen yang sangat professional, beliau menjelaskan berbagai materi ekonomi dengan sangat lugas menggunakan bahasa Inggris yang sangat fasih. Bahkan tadi aku sempat sedikit berdebat dengan beliau menganai suatu teori ekonomi. Beliau menjawab pertanyaanku dengan sangat ringkas dan jelas. Bahkan dengan telaten menjawab segala interupsi-interupsi yang aku berikan. Rata-rata teman satu kelasku berusia jauh diatasku, bahkan hampir semuanya sudah berkeluarga. Background mereka juga kebanyakan karyawan yang disekolahkan oleh perusahaan dimana mereka bekerja dan beberapa ada yang sama sepertiku, yaitu mendapatkan beasiswa dari negara mereka masing-masing.
Karena memang ini adalah kampus ternama, perkuliahan hari pertama juga penuh hingga sore, saat ini aku sedang istirahat siang, aku berjalan menuju kantin fakultas bersama leo karena tadi dia sms mengajakku untuk makan bersama dikantin fakultas. Saat kami baru memasuki kantin, aku melihat sosok yang aku kenal “ itu bank !” gumamku pelan. “yang mana, bayu?” ternyata leo mendengar gumamanku tadi. “Oh, itu leo! Yang memakai kacamata dan menghadap kesini “. Pada saat yang sama ternyata bank juga melihat kearah kami. Bank sedikit kaget melihatku yang tiba-tiba muncul dikampusnya. Aku hanya tersenyum lebar dan mengangkat tanganku menyapa bank. Yang kemudian dia berjalan kearahku dan leo. Kursi yang berada di dekat pintu masuk pas kosong, lalu kami bertiga duduk disana. Bank masih tidak percaya aku bisa disini, lalu aku menjelaskan bahwa aku mendapatkan beasiswa S2 disini dan tinggal dirumah leo. Aku juga mengenalkan leo kepada bank. Mereka dengan cepat akrab dan membicarakan berbagai hal. Senangnya bisa bertemu dengan teman lama. Sebelum aku dan leo kembali ke kelas masing-masing, aku meminta kontak BBM bank yang baru, ternyata Black Berry milik bank yang lama telah hilang waktu dia bermain di laut dekat kampus, mankanya tidak bisa dihubungi lagi sejak itu, bank dan leo juga saling bertukar pin BB. Selain itu kita juga ada janjian weekend nanti akan keluar jalan bersama. Aku senang sekali, semoga hari-hariku nanti di Thailand ini semakin menyenangkan.
Sudah hampir satu bulan ini aku berkuliah dikampus ini, banyak hal yang sudah aku dapat. Dosen-dosen yang sangat berkualitas, karena hampir semua yang mengajar dikelasku bergelar Profesor, dan gelar profesor disini tidak mudah meraihnya. Aku dapat mengikuti kelas dengan mudah, bahkan aku sangat excited ketika prof. Kaisorn menawariku menjadi asistennya dan membantunya mengajar mahasiswa sarjana. Tanpa berfikir panjang lagi, tawaran beliau langsung aku terima, selain aku bisa lebih dekat dengan beliau dan mudah bertukar pendapat mengenai perkuliahan aku juga bisa mendapat uang tambahan selama disini jadi tidak perlu bekerja sambilan dirumah makan. Dan itu berarti aku akan mengajar kelasnya si bank. Hahaha..... gak akan kau kasih tau si bank, biar surprise ! .
Hari-hariku berjalan lancar tanpa kendala berarti hingga kini, bahkan orang tua leo juga sangat baik kepadaku. Walaupun sempat beberapa kali aku masih homesick. Aku kangen pido di kota malang. Terakhir aku kontak dengan pido melalui Skype dua hari yang lalu. Pido koas disebuah puskesmas di dipelosok Kabupaten Malang, tepatnya di Kecamatan Tumpang. Dia harus bolak-balik malang kota-tumpang setiap hari dan membantu mengobati masyarakat yang sakit disana. dia menjadi semakin rajin katanya dan menjadi semakin mandiri setelah kutinggal kesini. katanya dia mulai sibuk-sibuknya Koas. Calon dokter memang harus seperti itu !
“Bay, aku kangen banget lho ! kok 2 tahun lama ya bay ?”
“Aku juga kangen banget sama kamu do. Sabar ya sayang..... “
“Do, weekend kemarin aku keluar bareng bank sama leo. Kita jalan-jalan ke festival musik di sebuah bukit di kota sebelah. Banyak sekali artis-artis yang tampil, keren banget suer ! nanti pas kamu liburan kesini kamu harus nonton. So recomended pokoknya “
“ serius ?” raut muka pido sulit diterjemahkan.
“serius banget lah, keren banget pokoknya acaranya. Tempatnya juga lebih cool dari pada di rampal. Hahaha “ aku tertawa terbahak.... namun pido malah diam tanpa ada respon.
“maksudku, kamu keluar bareng bank sama leo. Bay ? “ sambil mengkerutkan dahinya pido bertanya padaku yang aku langsung diam seketika.
“memang kenapa do? “ kok aju jadi gak enak ya sama pido.
“ ya, aku cemburu aja kalau kamu sering-sering sama mereka. Mereka cowok lho bay. Inget !” pido mulai sedikit emosi.
“mereka kan, hanya teman aku do. Nggak lebih”
“iya sekarang teman, nanti? Bisa saja kamu mulai suka ke salah satu dari mereka. Atau bisa saja ada dari mereka yang suka kamu dan ngejar-ngejar kamu” aku langsung menunduk mendengar ucapan pido barusan. Sepertinya pido juga mulai bisa membaca gerak tubuhku.
“atau mungkin sekarang kamu sudah mulai suka ke salah satu dari mereka ya bay ?”
“ maksud kamu apaan sih do?”
“ jujur saja gak usah bohong, kamu gak pinter bohong bay! Inget, kita sudah hampir 3 tahun saling kenal, aku hafal banget sama kamu kalau sedang tidak jujur !” hingga saat ini aku tidak pernah menceritakan pada pido soal hubunganku dengan leo. Leo yang hampir tiap malam tidur dimarku, meskipun kami tidak pernah melakukan apa-apa, jujur aku mulai merasakan getaran yang berbeda ketika berdekatan dengannya. Apalagi ketika sedang tidur, beberapa kali dia seperti sengaja memelukku.
“aku mencintai kamu do, tidak ada yang lain”
“aku juga mencintai kamu bay, tapi jujur aku cemburu kamu terlalu dekat dengan mereka. Dari sorot mata kamu waktu menceritakan tadi saja, aku bisa melihat kok bay. Aku tau kamu bay, sekecil apapun, kamu tidak bisa membohongi aku”. Seketika bulu roma ku berdiri, mataku memerah mendengar ucapan pido.
Tanpa bilang-apa-apa lagi pido langsung memutuskan skype nya. Sepertinya dia marah kepadaku.
Sejak saat itu pula pido tidak pernah membalas chat ku ataupun membalas emailku. Padahal aku sudah menjelaskan panjang lebar melalui chat bahwa aku tidak ada hubungan lebih dari teman dengan bank atupun leo. Aku paham jika pido sedang marah dia lebih memilih untuk menghindariku atau tidak mau berbicara padaku, dulu dia sempat menjelaskan bahwa cara itu lebih baik daripada dia harus ke tempat-tempat hiburan atau merusak barang.
“Haaaaaaaaaaaaaaaa.... !” saat ini aku berada di atas loteng kampus, suasana senja disini memang sangat Indah dan sepi tentunya, tidak banyak orang yang datang kesini karena untuk naik kesini harus masuk terlebih dahulu ke gudang atas yang gelap dan menaiki tangga yang terbuat dari semen yang masih kasar. Mungkin dengan berteriak seperti ini sedikit bisa menghilangkan beban fikiranku. Aku masih memikirkan pido, hingga saat ini dia sepertinya masih marah padaku, ini sudah hampir 2 minggu dia tidak membalas semua chat dariku. Langit sore yang indah, jingga yang cantik. Hanya itu sekarang yang bisa sedikit menenangkan fikiranku. Setelah hampir setengah jam aku di loteng, aku memutuskan untuk ke bawah karena nanti jam 7 malam aku ada jadwal untuk menggantikan kuliah malam oleh Prof. Kaisorn. Aku akan mengajar ekonomi pembangunan di kelasnya bank.
Sudah jam 7 malam tepat aku memasuki ruang kuliah. Mahasiswa sudah datang semua ke kelas, memang mahasiswa disini terbiasa untuk kooperatif meskipun ada toleransi keterlambatan 15 menit memasuki ruangan. Aku membuka pintu kelas dan langsung menyiapkan materi kuliahku dibangku depan. Aku sengaja tidak langsung menyapa mahaswa-mahasiswaku terlebih dahulu, bahkan mereka semakin keheranan melihatku di bangku dosen di depan kelas dan menyiapkan-barang-barangku termasuk menyalahkan laptop dan menghubungkan ke sambungan proyektor dimeja.
“Selamat malam rekan-rekan semua..... perkenalkan nama saya bayu, kalian bisa memanggilku kak bayu. Mulai saat ini saya akan membantu Prof. Kaisorn untuk mengajar di kelas ini”
“Memangnya profesor kenapa kak, kenapa bukan beliau saja yang mengajar kami ?”
“ Oh, itu karena beliau mulai minggu ini hingga beberapa bulan kedepan harus rutin untuk menjalankan therapy karena penyakit beliau. Beliau hanya bisa mengajar dari pagi hingga sore saja, dan malam harus istirahat total”
“Hmm.... baik kak, mohon bimbinganya ya kak.... “ ucap salah seorang mahasiswa laki-laki yang duduk berada di deretan depan. Sejak tadi aku melirik ke arah bank, dia hanya bengong saja keheranan melihatku yang tiba-tiba masuk ke kelasnya bahkan sampai aku menjelaskan didepan kelas bahwa aku akan menjadi asisten Prof. Kaisorn. Memang hampir semua kelas di sini sudah menggunakan bahasa inggris untuk kegiatan belajar mengajarnya, jujur untuk bahasa Thailand aku masih sangat amatir, selama beberapa waktu ini aku meminta pada leo untuk diajari secara privat, dan aku juga sudah lumayan menguasai untuk dasar-dasar dalam percakapan walaupun belum expert.
Setelah kelas selesai sekitar jam 9 malam, aku memutuskan untuk langsung pulang ke rumah. Ketika dijalan dekat parkiran aku bertemu dengan bank, dia membawa mobilnya dan langsung berhenti di depanku.
“ ayo naik!” ucap bank sambil sedikit berteriak.
“ tidak usah, rumah dekat sini. Jalan kaki saja !”
“ antarkan aku cari makan dulu yaa.... lapar nih... “ jurus andalan bank kalau sudah ada maunya gini Puppy eyes.
“ oke... oke.... tapi nanti setelah makan, antarkan aku pulang ke rumah ya...”
“ siap, bapak dosen “ aku lalu masuk ke dalam mobil bank.
“ emang aku bapak mu ? males banget ! panggil aku kakak dosen. Hahaha.....”
“ okey, okey... kakak dosen yang imut dan super tampan” goda bank sambil tertawa-tertawa tidak jelas.
“ mau makan dimana kita?”
“kamu suka mie ramen ? ada rumah makan jepang tidak jauh dari sini. “
“boleh, tapi kamu yang traktir ya!”
“beres! Kakak dosen bokek. Hahahaha.... “ aku langsung menjitak kepala bank tapi dia malah tertawa lebih keras melihatku ngambek.
Sesampaiya di sebuah kedai mie ramen, bank langsung memberondong pertanyaan-pertanyaan kenapa aku tidak memberitahunya kalau aku akan mangejar dikelasnya.
“Just a surprise” jawabku singkat untuk pertanyaan panjang bank dari tadi.
Karena merasa jengkel, dia langsung pencubit hidungku. “ awas kamu ya, ngasih surprise-surprise nggak bilang-bilang aku lagi”.
Sambil melepaskan cubitan bank dihidungku aku juga membalas mencubit hidung mancungnya. “ namanya surprise ya rahasia dong bank ! masak ya dikasih tau dulu, itu namanya gak seru “
Kami tertawa-tawa sambil menghabiskan ramen kami berdua, dan setelah itu bank mengantarku pulang ke rumah, rumahnya leo tepatnya.
Sekitar pukul 10 malam rumah ini sudah sangat sepi, tante risna dan om bin pasti sudah dikamar mereka, dan leo pasti sudah tidur dikamarnya. Namun saat aku menaiki tangga ke atas, aku melihat kamarku terbuka dan lampunya menyala. Sepertinya ada yang tidak beres, pelan-pelan aku berjalan menuju ke kamar.... saat aku mendekati pintu aku dengan pelan melihat dari celah pintu, tenyata ada sosok leo didalam sana, tepatnya sedang berada didepan layar komputer. Detak jantungku berdetak semakin kencang, semoga tidak ada hal yang tidak aku inginkan terjadi. “bodohnya aku, aku lupa belum me log out social mediaku. Aku memang beberapa hari ini menunggu balasan chatku dari pido” gumamku dalam hati.
Dengan masih sedikit gemetar aku nekat masuk ke kamar dan membuka pintu dengan sedikit keras. Aku melihat leo sedikit kaget ketika melihatku.
“ Sud,,, sudah pulang bayu ?” ucap leo sambil menatapku dengan agak gugup. Namun aku tidak langsung menjawabnya dan malah menatap sinis kepadanya. Bahkan aku mulai menatapnya dengan tatapan emosi. Meskipun semua barang dirumah ini miliknya, namu bukan berarti dia bebas melanggar privasi orang lain. Aku melihat di layar monitor bahwa dia baru saja membuka social mediaku, chatku dengan pido lebih tepatnya.
“maaf bayu, aku tidak sengaja.....” ucap leo sambil menatap melas kepadaku.
“aku capek leo. Bisa kan kamu malam ini tidur dikamarmu sendiri. Aku cuman butuh sendiri sekarang” ucapku dengan nada yang kupelankan, aku tidak ingin emosi malam ini, aku tidak ingin mengganggu tidur orang lain. Aku mempersilahkan leo untuk meninggalkan kamarku. dengan mengiba leo terus meminta maaf kepadaku, namun aku tidak membuka mulutku sama sekali, bahkan aku hanya menunduk, tidak ingin melihat ke arah wajah leo, aku tidak ingin emosi, aku ingin segera tidur kalau bisa, melupakan semuanya sejenak. Bahkan hingga aku menutup pintu kamarku, leo masih saja meminta maaf kapadaku.
Drrrt.... drrr..... ada pesan di ponselku. Drrrt.... drrrt.... ada pesan lagi..... ada dua pesan....
Setelah aku buka ponselku, pesan itu ternyata yang satu dari leo, yang masih mencoba minta maaf kepadaku, sementara yang satunya dari bank.
“terimakasih kakak dosen ganteng, tadi sudah mau menemaniku makan malam, besok-besok lagi ya.... setelah kuliahh malam sama kakak dosen ganteng. Tapi awas ! gak ada surprise-surprise an lagi” aku sedikit tersenyum membaca sms dari bank, mungkin dia bisa menjadi teman curhat yang baik, tapi aku masih ragu untuk menceritakan kondisiku ke orang lain termasuk bank kalau orientasi seksualku berbeda.
(bersambung)