It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@lulu_75 5
@onny_agam
@shuda
@3ll0
@Pradipta24
@harya_kei
@Aurora_69
@Wita
@d_cetya a
@Sho_Lee e
@Otho_WNata92
@ffirly69
@doniperdana93
@littlemark04
@lucifer5245
@SteveAnggara
@Sicilienne
@Pradipta24
BAYU
16.30
Saat ini aku sedang memandang senja di lantai atas gedung kampusku. Sudah hampir satu minggu ini aku lebih senang menyendiri, beberapa kali ajakan keluar dari leo ataupun bank aku tolak dengan halus. Meskipun aku tidak dendam sama sekali pada jason, tapi ingatanku akan kejadian tempo hari denganya masih terus terputar di memoriku, bisa-bisanya aku seolah teringat wajah jason sangat menikmati permainanya waktu itu padaku, dan entah mengapa aku bisa-bisanya seperti menikmatinya, aku menyesal, aku merasa bersalah pada pido seolah-olah aku tidak bisa menjaga kepercayaanya, namun disisi lain aku merasa tidak bersalah karena aku menjadi korban saat itu. Aku belum bisa menceritakan semuanya pada siapapun, mungkin itu juga aib bagi diriku sendiri. Oke, memang selama ini aku sudah pernah berhubungan badan dengan pido, tapi itu kami lakukan atas dasar saling mencintai, namun dalam kasus ini aku merasa tidak menjadi diriku sendiri. Apa aku masih punya harga diri setelah kejadian itu? Bahkan aku sekarang mulai meragugan diriku sendiri.
Sejak awal memang aku merasa kondisiku saat ini adalah salah, tapi aku bisa apa? Aku juga tidak pernah menghendaki diriku menjadi seperti ini. Apa aku harus menyalahkan Tuhan ? sepertinya kembali pada diriku, atau mungkin ini ujuan dariNYA ? Kemudian bagaimana aku bisa mengatasi ujian ini? Aku sudah terlanjur masuk bahkan aku sudah mempunyai orang yang aku cintai dan dia juga mencintaiku, dengan kondisi seperti ini. Memang aku dan pido merasa hubungan seperti ini tidak akan mungkin bisa kita jalani selamanya, kami realistis karena memang masing-masing dari kami mempunya tanggung jawab kepada orang tua kami untuk selanjutnya, disisi lain masyarakat tidak akan menerimanya dengan mudah. Rasanya otakku semakin penuh, seperti banyak sekali ikatan-ikatan benang disana, aku tidak bisa berfikir jernih. Teriak dan menangis menurut beberapa orang bisa mengurangi tingkat stres dari diri kita. Tapi aku bukan seorang yang cengeng, jarang aku menangis di depan orang, selain gengsi, aku adalah pribadi yang kuat.
“HAAAAAAAAAAAAAHHHHHHH........” aku berteriak sekuat-kuatnya setelah kulihat dari atas jika di depan kampus memang tidak ada seorangpun, memang sejak jam 4 tadi kampus sepi karena jam kuliah sudah selesai, baru nanti jam setengah 7 malam ada kelas malam.
Beberapa kali aku teriak sampai aku merasa sedikit lebih lega, dan tida-tiba aku menghentikan aktivitasku ketika aku menyadari ada seseorang yang sedang berada di depan pintu sedang memperhatikanku, ternyata itu jason, dia menatapku dengan tatapan yang sedikit sulit ku artikan, kemudian dia berjalan mendekatiku. Ketika dia sudah berada tepat didepanku, dengan eskpresinya yang berubah seperti keheranan.
“ ngapain teriak-teriak seperti orang gila gitu?” aku hanya nyengir menutupi perasaanku.
“gak apa-apa, pengen ngilangin stres aja” jawabku cuek.
“stress kenapa ?”
“mau tau aja sih !”
“hmm “
“kamu sendiri, ngapain kesini ?”
“ gak ngapa-ngapain, tadi di ruanganya papa nunggu jadwal kuliah malam, terus denger suara aneh, terus kesini deh..... eh ngak taunya ada orang gila sedang teriak-teriak”
“siapa yang orang gila ?”
“ya yang teriak-teriak tadi lah”
“ terserah deh !” dengan wajah ditekuk aku lalu mengambil tasku dan menuju pintu keluar.
“mau kemana ?” tanya jason tiba-tiba dengan wajah penasaran, lebih tepatnya merasa bersalah kali ya.
“ mau pulang! ” jawabku jutek.
“ oke, hati-hati. Sampai juma nanti malam dikelas ya !”
Sampai saat ini aku merasakan sesuatu yang berbeda ketika berada dekat dengan jason, apalagi saat melihat wajahnya, aku bisa mebgingat dengan jelas ekspersinya ketika tubuhnya bersaatu denganku, lagsung saja aku alihkan pandanganku seketika, bahkan sampai saat ini aku juga belum berbicara dengan leo perihal kondisi jason, aku bingung bagaimana menceritakannya, aku masih menunggu momen yang pas untuk membicarakannya. Aku tidak ingin leo juga sampai tau mengenai kejadian itu, mau ditaruh dimana mukaku ! Jason sendiri juga semakin berubah sikapnya kepadaku, semakin hangat, bahkan ngerasa sok dekat, baik itu di dalam kelas maupun diluar kelas, beberapa kali dia menghubungiku via WA menanyakan apakah aku sudah berbicara dengan leo atau belum mengenai kondisinya, namun hanya aku balas masih mencari momen yang pas, karena memang aku gak bisa membicarakan secara sembarangan dengannya.
18.05
Saat ini aku sedang dikamar siap-siap sebelum ke kampus untuk mengajar kuliah malam, iseng-iseng buka koper yang sejak awal jarang sekali kubongkar sampai bagian bawah, karena memang tidak semua pakaianku kukeluarkan dan kupindah ke lemari. Saat membuka bagian bawah pakaian, aku menemukan barang yang sempat aku lupakan, Topeng Malang. Barang itu seharusnya aku berikan pada bank untuk oleh-oleh dari Indonesia. Mungkin akan aku berikan nanti waktu setelah kuliah malam, lalau topeng itu kumasukkan ke dalam tas ranselku.
Dan kemudian aku berangkat ke kampus berjalan kaki. Ketika diperjalanan ke kampus aku sempat berfikir mengenai Topeng, aku merasa itulah kondisiku saat ini, aku memakai topeng dalam kehidupanku, seperti aku tidak menunjukkan wajah asliku pada semua orang, mereka hanya mengetahui sisi baik ku. Siapa aku yang sebenarnya? Terlalu banyak hal yang aku tutupi di depan semua orang mengenai sisi lain diriku, mungkin aku baru bisa menjadi diriku sendiri di depan orang-orang yang benar-benar bisa aku percaya, bisa membuatku tenang. Sampai saat ini yang mengetahui mengenai kondisi orientasiku hanya pido dan leo, dan aku bisa menjadi diriku sendiri hanya dengan pido. Aku merasa aku butuh pelampiasan untuk aku bisa mengeluarkan apa-apa saja yang ada di fikiranku, aku butuh orang yang bisa memberiku saran dan mau mendengarkan segala hal yang aku fikirkan. Pido ? Andai kamu disini. Aku membutuhkanmu do.......
Saat ini aku sudah berada di dalam kelas, dan semua mahasiswa sudah memasuki kelas, termasuk bank dan jason. Setelah kejadian itu jason semakin rajin mengikuti kelasku, bahkan dia lebih aktif di dalam kelas. Memang aku akui aslinya jason termasuk mahasiswa yang cerdas, presentasi dengan public speaking bagus, sering aktif bertanya dan kritis.
Bayu : baik, rekan-rekan semuanya. Karena pertemuan lalu sudah saya informasikan bahwa hari ini ada kuis , jadi tolong siapkan kertas dan alat tulis, silahkan tulis terlebih dahulu soal-soal yang saya bacakan, dan nanti silahkan kerjakan selama 50 menit.
Mahasiswa A : pak, soalnya jangan sulit-sulit ya.... belum belajar pak, hehe....
Mahasiswa B: ya.... itu urusan kamu belum belajar, mankanya jangan sering main saja !
Jason : pak, apa ada hadiah bagi yang dapat nilai bagus nanti ?
Seketika semua pandangan mahasiswa langsung tertuju pada jason, mungkin heran dengan usul sekaligus pertanyaanya. Karena selama ini tidak ada acara hadiah-hadiah untuk nilai bagus saat kuis. Tapi idenya bagus juga sih, jadi bisa memotivasi mahasiswa yang lain.
Bayu : Hmmm..... baik, nanti untuk nilai terbaik di kuis ini akan dapat hadiah spesial dari saya.
Seketika kelas gaduh sesaat, aku melihat wajah mahasiswa-mahasiswaku menjadi lebih bersemangat.
Bayu : oke, kalau sudah siap, silahkan catat pertanyaanya terlebih dahulu.
Selama 50 menit, kelas menjadi sangat senyap, hampir semua mahasiswa fokus mengerjakan soal, namun ada saja beberapa yang saling mencontek, namun setelah kupelototi mereka langsung salah tingkah dan fokus mengerjakan kembali sendiri-sendiri.
Aku sangat menikmati pekerjaan ini, mungkin saat ini aku masih berstatus asisten dosen, namun beberapa tahun lagi aku berharap benar-benar bisa menjadi seorang dosen di Universitas yang kemudian bisa membagikan ilmu-ilmuku pada banyak orang, bisa meginspirasi mereka dan bisa memberikan dampak. Namun sisi lain, aku terkadang masih bingung dengan diriku sendiri. Apa pantas aku menjadi seorang panutan ? Apakah mahasiswaku masih bisa menghormatiku ketika mereka mengetahui sisi gelapku ? Terkadang fikiran-fikiran itu sering menggangguku, mungkin ketika aku sudah menjadi dosen nanti aku harus perlahan meninggalkan duania pelangi ini, mulai merelakan pido, dan mencari pasangan seorang perempuan.
Ketika sudah hampir 50 menit, beberapa mahasiswa mengumpulkan hasil kuis mereka padaku secara kolektif. Karena jam perkuliahan masih 50 menit lagi, aku meminta pada mahasiswaku untuk berdiskusi mengenai makalah kelompok yang akan mereka presentasikan minggu depan, sembari aku mengkoreksi hasil kuis mereka. Setelah selesai mengkoreksi, dan jam perkuliahan sudah hampir selesai, aku mempersilahkan mereka untuk merapikan tempat duduk mereka, dengan sabar mereka memperhatikanku yang akan mengumumkan nama-nama yang mendapat nilai terbaik.
Bayu : sebenarnya ada 3 orang yang mendapatkan nilai terbaik, 95. Berarti hanya 1 soal saja yang salah. Baik, nama-nama itu adalah : Bank, Fern, dan Jason....... Selamat ya, tapi hadiahnya akan menyusul menggu depan.
Sorak dari teman-teman lain meramaikan isi kelas, bahkan ada yang protes karena merasa bisa mengerjakan dengan sempurna. Ya.... begitulah mahasiswa, selalu saja merasa tidak puas dengan apa yang sudah didapatkannya.
Saat sesudah keluar dari kelas dan berjalan dikoridor kelas aku sengaja menunggu bank, terlihat mahasiswa-mahasiswa juga keluar ruangan sambil memberikan salam kepadaku dengan menundukkan kepalanya dan merapatkan kedua telapak tangan mereka di depan dada mereka. Memang seperti itulah cara mereka memberi salam, meskipun juga ada beberapa yang hanya memberikan senyuman mereka. Ketika bank sudah keluar, aku lalu memanggilnya dan menuju ke bawah tanggayang berada di seberang kelas.
Bank : ada apa bayu ? ( tanpa mempedulikan pertanyaan bank aku langsung mengambil topeng malang yang ada di dalam tasku)
Bayu : ini oleh-oleh dari Indonesia, maaf baru bisa menyerahkan sekarang, sebenarnya ingin kuberikan ketika awal sampai di Thailand, tapi baru ingat tadi waktu bongkar-bongkar koper( jelasku sambil tersenyum simpul dan menyerahkan topeng itu kepada bank)
Bank : waaaah.... bagus topengnya, nanti pasti langsung aku pajang di kamarku, terimakasih bayu.
(bayu dengan wajah sumringah menerima topeng yang aku berikan) sepertinya dia benar-benar senang dengan oleh-oleh yang aku berikan.
Bayu : sama-sama bank
Bank : Oh iya, maaf ya gak bisa ngajak kamu makan malam ini, soalnya aku buru-buru pulang ada acara diluar dengan mama papaku.
Bayu : iya bank, kapan-kapan lagi kita keluarnya.
Bank : oke, aku pulang dulu bayu. Bye.....
Bayu : bye.... hati-hati bank....
Setelah itu bank mendahuluiku menuju tempat parkir untuk mengambil motornya. Saat aku hendak keluar gedung tiba-tiba saja jason menepuk pundakku.
jason : aku mau hadiah seperti yang kamu berikan ke bank tadi
Bayu : Hah, kamu mengagetkanku saja jas, aku kira siapa. Hadiah apa ?
Jason : Tadi, yang kamu berikan untuk bank itu hadiah karena nilai kuisnya bagus kan ?
Bayu : OH.... itu, bukan itu oleh-oleh dariku waktu dari Indonesia, memang khusus kubelikan untuk bank waktu itu.
Jason : memang apa hubunganya kamu sama bank, sampai bela-belain membelikan oleh-oleh dari Indonesia ? (tanya jason penasaran )
Bayu : aku sudah kenal bank dari tahun lalu ketika kami sama-sama mengikuti pertukaran pelajar ke jepang, dan waktu aku mau berangkat ke Thailand, aku menyempatkan membelikannya oleh-oleh. Gitu !
Jason : Oh... aku kiran, terus hadiah untuk kuis nanti apa?
Bayu : aku belum tau, besok saja aku baru cari...
Jason : kelamaan, sekarang aja ya...
Bayu : sekarang ? mana punya aku hadiah, kamu ngarang aja, minggu depan saja aku berikan....
Jason : pokoknya aku mintanya sekarang ( wajah jason langsung berubah, antara ngambek tapi seperti dibuat-buat).
Bayu : terus sekarang aku bisa ngasih apa coba, kamu ini aneh-aneh saja jas! Oke, kamu minta apa sekarang ?!
Jason : minta apa ya ? ( terlihat jason juga masih berfikir akan meminta apa)
Bayu : nah, kan bingung. Minggu depan sajalah kalau begitu.
Jason : no no no.... aku tau.....
Bayu : apa ?
Jason : aku minta ditraktir makan, aku sudah lapar banget nih.....
Bayu : Hadee,,,,, tapi jangan yang mahal-mahal ya.
Jason : oke ! ( sambil tersenyum mencurigakan )
Setelah perjalanan beberapa menit mengendarai mobil jason, tiba-tiba jason membelokkan mobilnya ke sebuah restaurant yang sangat mewah, bentuk bangunan dari luar terkesan tradisional thailand, banyak ukuran-ukiran berwarna gold membuat kesan bangunan lebih artistik. Lalu kami masuk ke dalam restaurant, mungkin masih weekdays jadi kondisinya tidak terlalu ramai, kemudian jason mengajakku duduk di meja yang terdapat di pojokan sebelah kanan pintu masuk.
Bayu : jas, nanti pesannya yang murah-murah saja ya. Uangku tinggal beberapa ribu bath, kemarin habis setelah beli smarthpone, dan uang beasiswaku belum cair untuk bulan ini.
Jason : tenang, nanti pakai uangku saja.
Bayu : kan aku yang nraktir kamu.... gimana sih ?
Jason : daripada kamu nyuci piring disini gara-gara gak kuat bayar? ( jawab jason enteng)
Bayu : kamu sih..... minta traktir di tempat mahal gini ( balasku jutek )
Jason : gak ikhlas nih ? yauda kita pulang aja deh kalau gitu ( jawab jason sambil bergerak akan berdiri dari tempat duduknya)
Bayu : iya, ikhlas jas ( aku sambil memegang tangan jason dan mendudukannya kembali ke bangkunya). Tapi aku hutang ya ke kamu, nanti kalau sudah ada duit, aku kembalikan.
Jason : iya ( sambil dengan mengkerut kesal )
Sesaat kemudian pelayan datang dengan membawa buku menu, saat kulihat macam-macam makanannya dan harganya tentunya. Wow, enak-enak, tapi harganya cukup untuk 1 minggu jatah makanku ketika masih di Indonesia. Mahal-mahal men !......
Ketika kami sudah memesan dan pesanan kami sudah ditulis oleh pelayannya, kemudian kami hanya diam satu sama lain.
Bayu : Eh, jas..... Sudah minum obat belum? ( tanyaku mencoba mencairkan suasana, namun masih agak kikuk)
Jason : tadi pagi sih sudah, tapi sore tadi belum (jawabnya cuek sambil melihatku ), memangnya kenapa ?
Bayu : yang rajin dong minum obatnya, katanya mau segera sembuh..... kalau kambuh lagi gimana ? Aku takut kenapa-kenapa....
Jason : kamu takut apa malah keenakan bay ? ( ledek jason dengan wajah yang sulit kuartikan, antara sinis, mau tertawa, dan menggodaku)
Bayu : Ta..... takut lah, kan kamu bisa diluar kontrol gitu ( jawabku dengan kikuk, dan kurasakan wajahku memanas, mungkin merah warnanya sudah seperti tomat)
Jason : ( sambil tersenyum simpul) kok wajahmu memerah bay ? sepertinya sih kamu malah suka deh kalau aku sedang kambuh...
Bayu : ngawur kamu jas, siapa yang suka. Aku trauma malah sampai sekarang, apalagi lihat wajahmu yang mesum waktu itu.
Jason : hmmm.... ya maaf bay, kan aku dalam keadaan diluar kontrol waktu itu... tapi kan kamu juga menikmatinya, kamu mendesah desah waktu itu, pasti menikmati banget kan ? ( jason masih tersenyum sambil menggoda)
Bayu : Gak lucu bercandaanmu jas ! ( aku sudah emosi dan hendak mengemasi barangku lalu berdiri dan mau segera keluar )
Jason : (kemudian segera memegang tanganku) maaf bay, aku memang kelewatan bercandanya. Ya, aku janji gak bakalan ngomongin itu lagi...
Kemudian aku kembali duduk dengan wajahku yang masih terlihat kalau sedang marah. Selama beberapa menit tidak ada obrolan diantara kami sampai makanan kami datang, dan kami menyantapnya.
Jason : mau coba yang ini gak ? ini enak banget! ( jason sambil memindahkan potongan daging bebek ke piringku)
Bayu : terimakasih.... ( ucapku tanpa melihat ke arahnya)
Jason : masih marah bay ?
Bayu : ~~~~~~
Jason : please, jangan marah dong bay....
Bayu : udah, habisin itu makanannya, terus kita pulang.
Jason : nggak mau mampir ke gudang dulu.
Langsung aku berfikir, ke Gudang? Maksudnya ? Tiba-tiba aku ingat kejadian itu.
Bayu : JASON ! aku marah beneran nih !.....
Jason : hehe.... bercanda-bercanda..... iya kita langsung pulang. Beneran, suer !
Setelah selesai makan, jason mengantarku pulang, tapi hanya sampai di depan gerbang kompleks, memang rumah leo tidak terlalu jauh dari gerbang depan kompleks. Setelah turun dan berpamitan dengan jason aku lalu menuju kerumah. Setibanya dirumah, suasananya terlihat sangat sepi, memang biasanya jam segini orang-orang rumah sudah pada tidur, kecuali si leo, mungkin sekarang dia sudah dikamarku kalau tidak sedang ada acara dengan teman-teman kampusnya. Akhir-akhir ini leo memang sedang sibuk-sibuknya kuliah, dan setelah pulang kuliah juga langsung keluar dengan teman-temanya, sempat dia beberapa kali mengajakku keluar dengan teman kampusnya namun kutolak karena aku belum siap dengan bahasa thailand ku yang masih setengah-setengah, hehe...
Ketika aku memasuki kamarku, kulihat leo sudah tertidur, kemudian dengan pelan-pelan aku berganti pakaian dan tidur disampingnya.
(bersambung)
@ularuskasurius
@harya_kei
@freeefujoushi
@4ndh0
@cute_inuyasha
@yuzz
@Adamx
@iuss
@arif_jogja
nanti deh bacanya..
contoh:
Jason : mau coba yang ini gak ? ini enak banget! ( jason sambil memindahkan potongan daging bebek ke piringku)
Bayu : terimakasih.... ( ucapku tanpa melihat ke arahnya)
sebaiknya,
"Mau coba yang ini ga'? Ini enak banget!"ujar Jason sambil memindahkan potongan daging bebek ke piringku.
"Terima kasih"ucapku tanpa melihat ke arahnya.
dengan cara ini kamu lebih hemat dan lebih cepat plus langsung tepat sasaran dalam menyampaikan suatu dialog.
saran aja sih. Semangat yah?
contoh:
Jason : mau coba yang ini gak ? ini enak banget! ( jason sambil memindahkan potongan daging bebek ke piringku)
Bayu : terimakasih.... ( ucapku tanpa melihat ke arahnya)
sebaiknya,
"Mau coba yang ini ga'? Ini enak banget!"ujar Jason sambil memindahkan potongan daging bebek ke piringku.
"Terima kasih"ucapku tanpa melihat ke arahnya.
dengan cara ini kamu lebih hemat dan lebih cepat plus langsung tepat sasaran dalam menyampaikan suatu dialog.
saran aja sih. Semangat yah?