It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@lulu_75 5
@onny_agam
@Tsunami @SteveAnggara
@3ll0
@Pradipta24
@harya_kei
@Aurora_69
@Wita
@d_cetya a
@Sho_Lee e
@Otho_WNata92
@ffirly69
@doniperdana93
@littlemark04
@lucifer5245
@SteveAnggara
@Sicilienne
Bayu
Perlahan aku mulai bisa membuka mataku, merkipun masih agak berat. Pandanganku menyapu kondisi disekitarku, kondisinya remang-remang. Hanya ada cahaya yang masuk dari celah jendela, sepertinya ini sudah senja. Dan ini ruangan apa? Aku melihat sekitarku, ini seperti gudang. Sekarang aku terduduk di sebuah kursi kayu dengan kondisi tanganku terikat begitu rapat di depanku, kakiku juga terikat, mulutku tersumpal kain. Aku mulai meronta, namun tidak ada seorangpun diruangan ini selain aku. Cobaan apa lagi ini? Siapa yang tega-teganya melakukan ini ? Aku mencoba berteriak sekencang-kencangnya, namun itu percuma, suaraku tertahan oleh sumpalan kain dimulutku. Tiba-tiba aku mulai merinding.....Apa aku diculik? Siapa yang menculikku? Buat apa menculikku? Aku bukan orang kaya !..... Dan semuanya terjawab seketika saat pintu terbuka dari luar, ada seseorang yang masuk ke dalam ruangan, dan orang itu laki-laki, sepertinya aku mengenalinya. Setelah aku mulai bisa melihat wajahnya dengan jelas. “Brengsek ! apa maumu bajingan ! “ umpatku yang terdengar kurang jelas karena sumpalan dimulutku.
Dia mendekatiku dengan wajah yang sangat datar, seperti tidak merasa bersalah sedikitpun. Lalu dia mulai melepaskan kain dimulutku. “ Brengsek ! apa maumu dariku Jason !” umpatku keras langsung didepan mukanya. Namun dia tetap tidak bergeming dan hanya menatapku denga tatapan kosong. “ lepaskan aku ! lepaskan ! jangan main-main ! ini tidak lucu sama sekali !”teriakku pada jason yang hanya dibalasnya dengan lirikan tajamnya, eskpresinya seketika berubah menjadi eskpresi seseorang yang sedang emosi. “ kamu sudah merebut pacarku, kamu harus mendapat balasannya!..... Jauhi pacarku !......... jangan rebut dia !........... dia hanya milikku !.........” ucap jason dengan nada yang lirih tepat didepan telingaku. Aku hanya menatapnya nanar. Ternyata karena itu dia dendam terhadapku, karena leo kamarin bilang jika aku sekarang adalah pacarnya. Namun ini berlebihan, dia hanya salah paham, aku tidak ada hubungan apapun dengan leo, kami hanya sebatas teman saja.
“kamu salah paham jason, aku dengan leo tidak ada hubungan apa-apa. Kita hanya berteman !” ucapku meyakinkan jason. “aku tidak percaya kepadamu, aku hanya percaya pada pacarku! Dia tidak pernah bohong kepadaku ! Kita saling mencintai satu sama lain..... gara-gara kamu merebutnya dariku, sekarang dia menjauhiku” ucap jason masih tidak percaya dengan penjelasanku.
“ aku tidak bohong jason! Kami hanya berteman, tidak lebih !” aku bingung menjelaskan pada jason kalau leo sebenarnya trauma kepadanya. “ jason, mengertilah !” ucapku lagi meyakinkan pada jason.
Tiba-tiba jason mengeluarkan pisau lipat dari jaketnya “ jangan macam-macam dengan pacarku ! dia orang yang sangat jujur! Aku sama sekali tidak percaya kepadamu !” ucap jason dengan mengarahkan ujung pisau tepat di depan wajahku, dia mengarahkannya ke depan leherku tepat. Aku bisa merasakan ujung pisau yang dingin bersentuhan dengan kulitku.
“jangan macam-macam jason ! ini sudah berlebihan ! cepat lepaskan aku !” aku semakin panik, keringat dingin mulai keluar di sekujur wajahku. Tiba-tiba jason memukul wajahku dengan tinjunya “ diam kau keparat ! kamu perebut pacar orang ! kamu harus diberi pelajaran !”. Darah segar mulai keluar dari ujung bibirku, kulihat jason dengan emosi, dia juga menatapku dengan tatapan yang sangat aneh, dasar orang sarap! Runtukku dalam hati.
Tiba-tiba dia mendorongku dan akhirnya tubuhku terjatuh dari kursi. Kini posisiku tengkurap, aku mencoba menggerakan tubuhku namun sulit, tanganku terikat di depan tubuhku, kakiku juga terikat. “ lepaskan aku jason, apa yang mau kamu lakukan ?!” aku semakin panik dengan kondisiku saat ini. Tiba-tiba saja jason mulai memegang celanaku dan melepasnya hingga ke lututku, dia juga menurunkan celana dalamku. Aku menjadi semakin panik dengan tindakan jason kepadaku. “ jason! Tolong lepaskan aku! Apa yang ingin kamu lakukan ?......” aku mulai takut, apa yang akan dilakukan jason kepadaku.......
“Diam saja kamu bajingan ! perebut pacar orang !” bentak jason sambil dia membuka celananya sendiri. Kini dia tidak mengenakan celananya dan mulai mengocok juniornya...... sambil mengeluarkan liurnya kemudian dia membasahi lubangku dengan liurnya. “ saatnya kamu mendapatkan pelajaran !”. jason kemudian semakin mendekatkan tubuhnya ke tubuhku. Sambil membasahi juniornya dengan liurnya aku bisa melihat jika juniornya sudah menegang. Aku mencoba teriak meminta tolong “ Tolong....... tolong....... tolong...... “ dan tiba-tiba jason meninjuku lagi, sisi bibirku yang lain berdarah. “ teriak saja sepuasmu ! aku semakin bersemangat bermain denganmu.....”. Aku hanya tertunduk diam, tiba-tiba aku merasakan ada benda tumpul yang menyentuh kulit belakang tubuhku. Dan perlahan mulai memasuki anusku.... sepertinya ukuranya lebih besar daripada ukuran milik pido. “jason, tolong, hentikan ! komohon jason......” mohonku pada jason dengan isakan. Mataku mulai memerah dan meneteskan air mata. Namun semuanya sia-sia. Jason semakin mendorongkan tubuhnya sampai juniornya masuk semua dalam tubuhku. Kemudian dia mulai memaju mundurkan tubuhnya. Kulirik ke belakang, dia semakin menikmati gerakkanya, matanya terpejam dan sesekali menatapku. Anusku terasa perih..... namun kemudian bodohnya aku juga mendesah..... entah, apa aku juga mulai menikmati permainan ini. Disisi lain aku merasa kotor. Pertama kalinya aku diperlakukan seperti ini, aku diperkosa.
“ Ahhh.... Ahh... jason, stop ! tolong jason ! aku bisa menjelaskan semuanya” ucapku memelas pada jason berharap dia menyudahi perbuatanya kepadaku. Namun semuanya sia-sia. Malah dia tersenyum sinis kepadaku. “ Cih, kamu minta berhenti, malah mendesah menikmati permainanku.... Nikmati saja, tidak usah munafik kamu !.... kamu suka kan ? ini kan yang kamu inginkan !..... “ ucap jason sambil terus menggerakkan tubuhnya memaju mundurkannya sampai akhirnya dia mengejang. “ Ahhhhh...... Ahhhh..... Ahhhhh.......” dia melenguh dan kurasakan juniornya berkedut keras menyemprotkan spermanya kedalam anusku. Sejenak dia masih dengan posisinya dan kemudian memelukku. Mencium tengkukku, dan mencium bibirku dengan kasar. Kemudian dia membaringkan tubuhnya disisihku beberapa menit dan kemudian berdiri mengambil sesuatu di tas nya. Ternyata dia mengeluarkan kamera dan kemudian memotretku, memotretku dengan kondisi yang sangat berantakan.
“ jangan sekali-kali menceritakan kejadian ini kepada siapapun ! camkan ucapanku ! atau kalau tidak, fotomu ini akan menyebar luas di Internet dan di kampus. Kamu sendiri yang akan malu, karena kamu tidak memiliki bukti apapun kalau aku yang melakukannya kepadamu” ucapnya sengit dan kemudian mengenakan kembali celananya.
Kemudian jason juga melepaskan ikatannya padaku, namun tubuhku seperti keram tidak bisa digerakkan. Aku mencoba untuk berdiri namun tidak bisa. “ jason, tubuhku sulit digerakkan !”.
Jason memeriksa keningku, dan menyentuhnya dengan telapak tangannya. Aku menangkap raut kekhawatiran diwajahnya “iya, tubuhmu panas”. Setelah itu jason mengangkat tubuhku keluar dari ruangan, dia memasukkanku ke dalam mobilnya, kulihat kondisi diluar, ternyata ini sudah malam. Beberapa menit kemudian sampailah kita disebuah rumah, kemudian dengan bergegas jason mengangkat tubuhku dari dalam mobil menuju rumah itu, dia membaringkan tubuhku disebuah kamar yang cukup luas, setelah itu dia keluar ruangan dan kembali dengan membawa obat serta kain dan air untuk mengompresku. Jason mendudukkan aku di tempat tidur dan membantuku untuk meminum obat dan kemudian mengompresku dengan lembut, juga dia membersihkan luka dimulutku yang berdarah tadi. Ini 180 derajat dengan sikapnya beberapa jam yang lalu terhadapku. Dia telah berbuat jahat terhadapku, dan sekarang dia juga yang merawatku.
Mungkin karena pengaruh obat, akhirnya kurasakan mataku semakin berat, kulihat jason masih ada disebelahku sambil menataku dengan tatapan sayu. Apa dia mungkin menyesali perbuatanya?.....
Kudengar suara burung berkicauan dari luar rumah, cahaya matahari menerangi kamar ini melalui celah jendela kaca besar di sudut kanan ruangan. Aku mencoba menggerakkan kedua tanganku, dan syukurlah sudah lebih baik dari kemarin. Saat kulihat disampingku, ada sosok yang masih tertidur. Aku menyentuhnya dan menggerak-gerakkan tubuhnya “ Jason, sudah siang ! Cepat bangun “. “Hmmmm..... sambil mengucek matanya, dia melihatku dan sekeliling kemudian dia beranjak bangun dari tempat tidur dan langsung menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar. Setelah dia keluar dari kamar mandi dia lalu melihatku dengan wajah iba, dan mendekatiku. “ apa kamu sudah baikan ?” tanyanya dengan sangat lembut. Kemudian aku bangun dan berposisi duduk, kurasakan kepalaku masih sedikit pusing “ sudah lebih baik dari kemarin, semuanya karena ulah bejatmu !” tatapku jengkel pada jason. “maaf! Aku tidak seharusnya melakukan itu kepadamu! Aku berada diluar kendali!”. Aku melihat raut penyesalan diwajahnya, sepertinya dia memang benar-benar menyesali perbuatanya. Tapi aku sudah menjadi korban perbuatan bejatnya.
“ sebenarnya aku dan leo tidak berpacaran, waktu itu di dekat caffe dia bilang padamu seperti itu karena dia trauma dengan sikapmu! Dia tidak ingin lagi kamu terus mengejarnya, dia juga mencoba melupakan tindakan kasarmu kepadanya”. Jalasku pada jason mengenai inti permasalahanya.
“Aku tidak berfikir jernih, dan kondisiku mempengaruhi pola fikirku. Aku terlalu cemburu kepadamu saat itu. Aku juga menyesali tindakan-tindakan kasarku pada leo dulu waktu kami masih berpacaran. Aku.... Aku tidak bisa mengontrolnya.... aku sakit... Maafkan aku....” sambil menangis jason menyesali perbuatanya. Pertama kalinya aku melihatnya menagis. Memang kondisinya jiwanya salah satu yang menyebabkan dia berbuat seperti itu. Aku tidak bisa sepenuhnya menyalahkan jason. Iya, aku iba kepadanya. Aku kemudian mendekatinya dan memegang pelan bahunya untuk menenangkannya. “ sudahlah.... pasti ada jalan keluar untuk semua ini!”.
Saat setelah keluar dari kamar, aku menatap ke penjuru rumah ini, rumah yang sangat besar dan mewah. Saat ini aku sedang duduk di meja makan dengan jason. Suasana menjadi normal, seperti tidak pernah terjadi apa-apa kemarin yang menimpaku, dan jason seperti tidak pernah melakukan sesuatu yang diluar batas kepadaku. Emosiku mereda setelah tadi sewaktu masih dikamar, jason menjelaskan semua permasalahan yang dihadapinya baik itu mengenai hubunganya dengan leo bahkan mengenai penyakit yang dideritanya, aku merasa empati dengan kondisinya, itu kondisi yang sulit, beruntung dia masih baik-baik saja sampai titik ini meskipun aku sendiri tidak tau bagaimana kondisi jiwanya saat ini. Saat masih berada dikamar tadi jason meminta maaf lagi padaku serta menjelaskan mengenai kondisinya.
Jason : pak bayu, saya sungguh minta maaf pada anda. Kemarin saya berada diluar kendali diri saya. Saya menyesali perbuatan saya yang telah melecehkan anda.... Semua itu terpicu setelah pada waktu leo bilang jika anda adalah pacarnya... saya tidak bisa menerima pak, saya masih sangat mencintainya...(ucap jason dengan sangat serius, dengan wajah yang benar-benar menunjukkan maksud penyesalan).
Bayu : jason, sebenarnya bayu juga pernah menceritakan kepadaku sedikit mengenai kondisimu yang mengidap sebuah penyakit kejiwaan, aku sedikit bisa menerima permintaan maaf mu karena aku sadar jika kamu juga tidak menginginkan mengalami kondisi yang seperti itu..... Oh iya, panggil saja bayu, tidak usah pak, sekarang bukan waktu perkuliahan. Dan bahasamu tidak usah terlalu formal... baiklah, coba kamu ceritakan semuanya ! aku ingin mengetahui kondisimu sejelas-jelasnya....
Jason : baik bayu, sebenarnya aku mengidap penyakit bipolar yang sudah pada fase memprihatinkan. Aku baru menyadarinya saat awal perkuliahan dulu, banyak tekanan yang aku alami dari permasalahan keluarga yang memicu penyakitku ini kambuh. Setelah keluargaku mengetahui kondisiku, aku sempat dibawa ke luar negeri untuk menjalani therapy. Saat therapy di singapore tahun lalu aku bertemu leo, dia orang yang sangat spesial dimataku, aku jatuh hati kepadanya sejak pertama kali bertemu, dia adalah satu-satunya pacar laki-lakiku, karena sebelumnya semua mantan-mantanku adalah perempuan. Entah, dulu adalah 3 bulan paling spesial dalam hidupku selama aku di singapore. Leo memberikan warna hidup yang berbeda kepadaku. Dalam waktu satu bulan pertama mengenalnya kita menjadi begitu dekat hingga jason memintaku untuk menjadi pacarnya, aku nyaman bersamanya, akhirnya aku menerimanya untuk menjadi pacarku, dia begitu perhatian, dan aku begitu nyaman berada di dekatnya. Ajaibnya adalah kondisi kejiwaanku semakin membaik sejak aku bersama leo, selain memang aku menjalani therapy dan itu sangat diluar dugaan. Namun itu semua tidak berjalan lama, waktu itu tiba-tiba emosiku berubah 180 derajat ketika aku mendengar kabar bahwa salah satu sahabat terbaikku meninggal dunia, aku shock berat dan waktu itu aku berada di apartemen leo. Aku langsung memukulnya, emosiku tak terkendali, seolah aku menjadi bukan diriku waktu itu. Aku memperlakukan jason seperti memperlakukanmu kemarin. Aku melihatnya begitu berantakan setelahnya, setelah aku kembali tersadar bahwa aku telah merusaknya. leo sangat membenciku setelah itu, tak pernah dia muncul lagi dihadapanku, dia menghindariku.
Bayu : apa penyakit itu masih bisa disembuhkan total? Aku mengerti kondisi leo, aku juga mulai mengerti kondisimu. Jujur, aku juga sangat berat jika berada diposisimu. Apa kamu tidak mencoba menjalani therapy lagi ?
Jason : sebenarnya bisa, namun membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Selama ini aku rutin menjalani therapy di Eropa, bahkan selama 3 bulan penuh aku telah menjalani therapy disana. Dan baru kembali ke sini beberapa minggu yang lalu, dan waktu itu kamu langsung mengintimidasiku dikelas ( jason sambil menatapku dengan tatapan yang tidak mengenakan ). Namun perkembanganya tidak terlalu signifikan, sangat berbeda ketika aku menjalani therapy di singapore, bahkan ketika dulu juga ada leo. Dia menjadi salah satu sumber kesembuhanku. Bahkan sekarang, hampir setiap hari aku harus rutin meminum obat agar syarafku dalam kondisi baik untuk penyembuhan. Saat ini aku berharap bisa sembuh total dari penyakit ini, aku juga membutuhkan leo untuk berada disampingku, menemaniku menghadapi penyakitku ini. ( wajah jason terlihat begitu sendu).
Bayu : hmmm.... aku akan mencoba membantumu untuk berbicara pada leo, oh iya, aku harus segera pulang!.... mana ponselku, aku belum menghubungi leo dan orang tuanya dari kemarin.....
Jason : maksudmu menghubungi leo dan orangtuanya ? ( tatap jason dengan curiga), ponselmu mati sejak kemarin sore, aku sengaja mematikanya.
Bayu : oh.... karena memang aku tinggal bersama mereka. Waktu itu pertamakali aku bertemu dengan leo di pesawat, dan sejak itu kami menjadi akrab, dan leo beserta papanya menawariku untuk tinggal dirumahnya karena masih ada beberapa kamar yang kosong. Mererka keluarga yang sangat baik. Pasti mereka sangat mengkhawatirkanku sekarang ! Apa mungkin mereka melaporkan kehilanganku ke kantor polisi ? OH, Tidak !.......
Jason : tunggu sebentar, akan kuambilkan ponselmu ( leo mengambilkan poselku yang berada di dalam tasnya dan langsung menyerahkannya kepadaku).
Aku lalu menghidupkan ponselku. Ada banyak sekali panggilan masuk, pesan dan WA. Ternyata dari nomor leo dan WA dari pido. Langsung aku menelfon leo terlebih dahulu. Terdengar dia sangat menghawatirkanku karena sejak semalam aku sulit dihubungi. Bahkan leo dan kedua orangtuanya berencara akan melaporkan kehilanganku setelah 1x24 jam. Aku berbohong pada leo bahwa aku kemarin bertemu teman lama yang juga kuliah di thailand, kami keasyikan ngobrol hingga larut malam dan dia manawariku menginap ditempatnya, karena ponselku kehabisan baterai, akhirnya aku tidak bisa menghubungi leo sama sekali. Berkali-kali aku meminta maaf kepada leo, aku juga meminta maaf pada om bin dan tante risna karena aku ceroboh tidak ijin terlebih dahulu jika tidak pulang atau menginap ditempat lain. Untunglah leo percaya dengan semua penjelasanku.
Aku juga membalas WA dari pido, dia menanyakan kenapa tidak mebalas WA darinya. Langsung aku balas kalau kemarin ponselku sengaja kumatikan karena sedang dirumah dosen membantu mengerjakan laporan penelitiannya. Syukurlah pido cepat membalasnya lagi dan tidak mempermasalalahkannya dan hanya memintaku untuk tetap keep contac dengannya. Jujur, aku tidak ingin sama sekali pido mendengar kejadian yang semalam telah menimpaku, bisa-bisa pido langsung terbang ke thailand dan membawaku pulang ke indonesia. Jangan sampai !........
Aku kembali bernafas lega karena satu persatu masalah mulai bisa diselesaikan, setelah itu jason mengajakku ke ruang makan untuk sarapan dan mau mengantarku pulang setelahnya.
Setelah makan jason mengantarku pulang ke rumah leo, dia hanya mengantarku sampai di depan gerbang kompleks perumahan, untuk sementara memang dia masih belum siap bertemu dengan leo, dia meminta bantuanku untuk menjelaskan kondisinya kepada leo dan meminta pengertiannya untuk bisa menerima kondisinya, syukur jika mau mensupportnya untuk menjalani therapy. Dia juga sekali lagi meminta maaf kepadaku mengenai kejadian kemarin, dan dia akan menghapus semua fotoku yang telah diambilnya. Aku juga akan berusaha membantunya, sekecil apapun dan sebisaku, empatiku membawaku untuk berfikir lebih lapang lagi mengenai kondisi orang lain yang awalnya menurut kita sangat butuk, namun tetapi masih memiliki sisi lain yang kita sendiri belum mengetahuinya. Terkadang kita harus bisa lebih melihat dengan berbagai sisi untuk lebih bisa bertindak dengan bijak.
(Bersambung)
Tetep semangat ya lanjutin ceritanya
@lulu_75 tak kirain cewek. hehe...