It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Kapan zayn muncul..
@Tsu_no_YanYan
@Greent
@AryaPutra_25
@freeefujoushi
@JimaeVian_Fujo
@3ll0
@akina_kenji
@lulu_75
@Rars_Di
@Agova
@earthymooned
@boy_lovers
@rama_andikaa
@Sicilienne
@AbdulFoo
@new92
@rio_san
@omega_z
@Adi_Suseno10
@rubi_wijaya
@fauzhan
@bagastarz
@rizkhylicious
@syafiq
@jimmy_tosca
@abong
@ngehaha
@jony64
@prasetya_ajjah
@Rabbit_1397
@agungrahmat
@ricky_zega
@alfidimasm2
@adamruby92@gmail.com
@OkiMansoor
@RogerAplha
@Otsutsuki97S
@SanChan
@hendra_bastian
@dimar
@dafaZartin
Aku duduk di atas kursi meja makan sambil memandang hampa keluar jendela. Di depanku sudah tersedia teh hangat yang baru aku buat dan muffin yang baru aku beli tapi keduanya belum aku sentuh sedikitpun. Tidak jauh dari muffin itu terdapat berlembar karya-karya yang baru saja aku tulis. Seakan semua benda itu aku campakkan.
Aku masih terlalu sibuk dengan pikiran-pikiran dalam kepalaku. Entah kenapa kenangan yang telah aku kubur dalam-dalam di dasar hatiku kini malah muncul kembali. Kenangan yang selalu menghantuiku. Rasa bersalah yang amat sangat dalam kepada kedua orang tuaku.
Apa yang sudah di katakan oleh keith seakan menyadarkanku tentang apa yang ku harapkan selama ini. Aku sangat menginginkan kasih sayang dsari orang-orang yang mencintaiku. Tapi siapa? Tak ada yang mencintaiku... Maupun menyayangiku. Tidak! Dia selalu bersamaku!!! Selalu... Meskipun kini aku harus menghapus segala hal tentangnya. Aku datang ke pulau ini bukan hanya untuk melarikan diri dari rasa penyesalanku... Tapi juga ingin melupakan dia.
Lalu siapa yang peduli dan slalu peduli padaku? Wajah yuri tiba-tiba saja muncul di benakku. Ah benar... Aku masih memiliki yuri. Dia adalah sahabat baikku. Dia adalah satu-satunya yang aku miliki dan yang paling peduli padaku.
Tiba-tiba ponselku berbunyi. Membuyarkan seluruh lamunanku. Dengan malas aku mengambilnya dan memperhatikan tulisan yang tertera di layar. Kedua alisku saling bertaut "siapa ini?” gumamku ketika melihat sederet nomor yang entah milik siapa.
Dengan enggan akupun mengangkatnya "hallo?"
"Giel! Ini aku yuri!" kata suara di seberang
Nadaku langsung berubah "kamu ganti nomor?"
"Hmmm... Ponselku rusak gara-gara jacky dan terpaksa aku harus mengganti ponsel dan nomorku. Tapi aku beruntung karena dapat ponsel baru darinya sebagai ganti rugi" kata yuri menjelaskan
Aku memutar bola mataku 'apa anak ini hanya npamer padaku?" batinku sambil bersungut-sungut kesal. Tapi sekesal apapun diriku kepadanya yuri tetaplah temanku yang selalu ceria
"Ada apa?" tanyaku dengan malas
"Oh... Aaku hampir lupa. Kau sudah liat internet?" tanya nya tiba-tiba
Aku mengernyitkan dahi "belum memang kenapa? Aku tak membawa laptop ke pulau ini. Semua barang yang terkesan mewah aku tinggalkan di seoul" jawabku. Dan itulah alasanku kenapa kau harus bolak-balik ke kantor pos hanya untuk mengirik semua karyaku. Aku ingin jauh dari semua hal yang terkesan mewah di sini.
"Akh... Kenapa harus kau tinggal sih?" keluh yuri seakan kesal dengan alasan yang kuberikan
"Memang kenapa?"
"Aku tak bisa menjelaskannya... Ah... Baiklah... Sebaiknya kau datang ke tempatku sekarang hari ini kau libur kan?"
Meskipun aku bingung akhirnya aku pun menjawab 'ya' lalu tanpa sadar akupun menggumamkan sesuatu "apakah itu penting?"
"Tentu saja! Ini... Aah... Aku tak bisa menjelaskannya, jadi sebaiknya kau kesini secepatnya ok?" yuri langsung memutuskan sambungan teleponnya tanpa menunggu jawabanku
Sebelah alisku terangkat, apa yang sebenarnya terjadi?
Aku menutup mulutku karena syok dengan apa yang ku lihat. Di depanku, di sebuah situs yang aku tak tau milik siapa itu, aku bersumpah kalo aku akan mencekik siapapun yang memasukkan foto-foto itu... Aku melihat foto-foto itu di atasnya terpampang judul dengan tulisan Arial yang berwarna merah dan di cetak tebal
KEITH DENGAN ORANG MISTERIUS DI PULAU SHINKI
"Aku tak menyangka kalau ternyata keith bersama dengan seseorang di sini" desah yuri
"Akupun tak menyangka kalau ternyata orang itu adalah temanku sndiri" yuri melirik kpadaku ia juga terlihat bingung dengan apa yang harus dia lakukan
Tapi bagaimana ini bisa terjadi? Aku tak merasa ada yang memotretku. Lagipula aku juga selalu merasa tak ada yang membuntutiku setiap kali aku bertemu dengan keith. Yuri menghela nafas panjang ia menoleh kepadaku seakan mengerti atas kepanikan yang kini aku rasakan
"Giel apakah kau mau menceritakannya kepadaku? Maksudnya bagaimana kau bisa bertemu dengan keith?"
Aku masih belum bisa mengendalikan diriku sndiri. Di depanku terdapat foto-fotoku dengan keith pada saat kami bertemu. Saat kami duduk berdua di pantai, saat aku menyelamatkannya dari kejaran para fans dan saat keith mengantarku pulang. Aku masih ingat saat itu aku sudah berada di depan apartemenku dan di foto itu posisiku dengan keith saling berhadapan, ia tersenyum padaku. Aku masih ingat pada saat itu ia mengucapkan "selamat malam" dengan nada lembut seperti.... Seorang kekasih!
Aku menelan ludah pahit. Kerongkonganku serasa kering dan suarku tak bisa keluar, yuri bangkit dari posisi duduknya lalu berjalan ke arah dapur dengan segelas air putih di tangannya
"Terima kasih" katyaku seperti orang tercekik
"Kau mau menceritakannya kepadaku kan? Tanya yuri setelah aku siap meneguk air putih dalam gelas
Aku memegang gelas erat-erat "aku tak mengeeti kenapa foto-foto itu..." suaraku kembali tercekat
Yuri menghela nafas untuk yang kedua kalinya "giel... Keith adalah seorang penyanyi terkenal. Apalagi dia juga adalah seorang leader dari skyblue ya tentunsaja banyak paparazzi yang mengejarnya untuk mencari sakndal tentang dirinya"
"Waktu itu aku benar-benar tak sengaja bertemu dengannya" jelasku pada yuri
"Waktu itu aku benar-benar tak mengenalnya karena ia berpenampilan aneh dan menggunakan kacamata besar sehingga aku tak tau siapa dia"
Yuri memiringkan wajahnya tak mengerti
"Dia tersesat" kataku singkat
Yuri tak memberikan reaksi apapun sampai akhirnya aku kembali melanjutkan ceritaku
"Aku sedang berjalan-jalan saat skyblue datang. Aku merasa sangat bosan di apartemen sehingga aku memutuskan untuk berjalan-jalan. Lalu orang itu tiba-tiba datang dan memintaku untuk menunjukkan jalan ke apartemennya. Awalnya aku menolak dengan meminta orang itu menggunakan kendaraan umum saja ataupun memakai sepeda tapi dia malah memintaku untuk mengantarnya"
"Aku benar-benar dongkol saat itu tapi entahlah angin apa yang sampai membuatku mengiyakannya. Pertemuan di dalam foto-foto itu juga tak di sengaja"
'Yah kecuali di saat keith mengantarku pulang' katakun dalam hati
Yuri memperhatikan ekspresiku yang seperti orang gila ia terus seperti itu sampai beberapa detik membuatku jadi sedikit gugup. Apakah dia akan marah?
"Aku tau kekhawatiranmu" kata yuri akhirnya,
"Menurutku memang tak ada salahnya jika kau mau bersama keith atau malah berpacaran dengannya..."
"Hei! Aku tak berpacaran dengan orang itu!" potongku dengan tegas
"Aku tak mungkin pacaran dengan orang itu"
Yuri mengernyitkan dahi. Tapi ia memutuskan untuk tidak bertanya 'kenapa' lalu melanjutkan kata-katanya.
"Tak ada salahnya jika kau berhubungan dengan keith. Tapi kau harus ingat kalau dia itu adalah seorang penyanyi terkenal dan kaupun harus memikirkan para fans-nya yang sedang mencari informasi tentang dirimu. Mereka pasti takkan tinggal diam apabila melihat ada orang lain yang mendekati idola mereka, mereka akan terus mencari info tentang orang itu sampai mereka menemukan kalau orang itu memang adalah orang yang baik bagi idola mereka. Kau juga harus ingat kalau kau itu juga adalah seorang penulis yang baru naik daun, pasti editormu akan menanyakan hal yang sama tentang hal ini"
Aku merasa sangat takut. Entah kenapa membayangkan para fans skyblue yang akan mengacaukan kehidupanku yang sudah sangat tenang ini atau karena gosip-gosip lain yang sudah bermunculan tentang diriku yang terlihat bersama dengan keith. Belum lagi ocehan editorku yang akan membuatku merasa bosan seumur hidup. Juga beberapa agen penerbit karyaku, mereka pasti juga akan menanyakan hal yang sama."
Yuri memperhatikanku sesaat sampai akhirnua ia pun memegang pundakku dan tersenyum "tenang saja, meskipun memangbaku ini juga adalah seorang weather tapi aku akan tetap berada di pihakmu"
Bibirku memberikan seulas senyum mendengar kata-katanya. Benar, aku masih memiliki yuri dia adalah sahabat terbaikku. Dia adalahnyang aku miliki... Satu-satunya harta yang aku miliki di dalam hatiku.
"Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanyaku lirih
Yuri terdiam sejenak untuk berpikir "apakah kau ingin menyamarkan penampilanmu?"
Aku doam dan menimbang-nimbang usulan yang di berikan oleh yuri. Tapi pada akhirnya aku menggeleng "sebaiknya aku tak melakukan itu" kataku sambil menghela nafas.
"Untuk saat ini bukan hanya foto-foto yang di sebarkan para wartawan yang membuatku takut, tapi juga para netizen"
Aku tak bisa membayangkan orang-orang itu pasti akan langsung menghabisi riwayat kebahagiaanku. Belum lagi saat aku mulai sadar kalau para netizen adalah penentu hidup dan mati para artis, pastinyalah dengan adanya skandal keith denganku mereka akan sangat leluasa menyebarkan berita-berita yang menghancurkan hidupku dan keith.
Yuri memperhatikanku dengan pandangan prihatin "apakah kau sudah memebritahu jisun tentang masalah ini?"
Aku diam tak menjawab. Seharusnya sih dia tau karena ini juga menyangkut tentang dirinya. Aku tak bisa membayangkan ekspresi apa yang akan muncul dari wajahnya setelah mengetahui berita ini. Tapi dia jugalah yang menyebabkan diriku ikut-ikutan terjerumus dalam dunia pergosipan! ... Yah meskipun aku tau kalau itu juga bukan 100% salahnya.
"Entahlah" jawabku pelan
Lalu apa yang harus ku lakukan ke depan?
Mendadak aku jadi merasa takut untuk keluar dari apartemenku sendiri aku jadi takut jika setiap gerak-gerikku di perhatikan oleh smua orang
"Aku hanya berharap kalau ia bisa menyekesaikan semua masalah ini"
Bulan ini adalah bulan dimana musim panas seharusnya berakhir. Terik mataharipun tak sepanas dan secerah biasanya sedikit terasa aneh menurutku. Karena aku sangatlah menyukai sinar matahari dan juga langit biru. Sebab untuk menunggu matahari yang seperti ini aku harus menunggu untuk musim panas selanjutnya tiba, setidaknya sampai musim semi tiba. Aku merasa lelah jika harus menunggu selama itu... Sangatlah lelah.
Aku tak bisa memprediksikan apa yang akan terjadi di depan.... Sebelum musim panas selanjutnya tiba. Aku juga tak bisa memprediksikan apakah aku akan tetap berada di pulau ini di musim panas selanjutnya atau kembali ke seoul. Menjalani kehidupan yang sewajarnya, kehidupan yang terasa mencekik dan sepi... Karena aku sudah tak mempunyai siapa-siapa di sana.
Jika dipikir-pikir aku memang merasa sangat senang tinggal d sini. Aku tak perlu bersaing atau bertengkar untuk memperoleh apa yang menjadi hak ku. Aku merasa damai. Tapi aku juga merasa sangatlah aneh jika aku harus tinggal di pulau ini selamanya. Karena di sini bukanlah kehidupanku. Aku ke sini hanya untuk lari dari masalah yangs edang aku hadapi. Dan sekarang di pulau ini, masalah seakan tak ingin luput dariku. Masalah-masalah ini terus mengikutiku
Kemanapun aku pergi. Ia selalu bisa menemukanku walaupun aku bersembunyi di ujung dunia sekalipun. Karena ketika aku berpikir aku sudah lepas dari semua masalah itu, amsalah baru mulai datang. Tapi sungguh ini bukanlah masalah yang sama seperti yang aku hadapi di seoul. Ini adalah masalah baru yang tak oernah aku temui sebelumnya. Masalah dengan sesuatu yang membuatku merasa sangat muak!
Dari dulu aku sangat tak menyukai para artis ataupun penyanyi. Aku juga selalu merasa mau muntah apabila menonton variety show mereka yang secara tak sengaja aku lihat di TV.
Aku selalu merasa heran kenapa para fans itu sangat mencintai idola mereka seolah idola mereka itu adalah bagian dari kehidupan mereka sehingga mereka akan dengan sekuat tenaga menjaga pujaan mereka itu. Mereka juga rela menghabiskan banyak uanghanya untuk memberikan hadiah bagus bagi para idolanya. Mereka juga rela menghabiskan uang mereka hanya untuk emnonton konser yang juga belum lah tentu bisa mempertemukan mereka dengan idola mereka dalam jarak dekat.
Dari dulu aku selalu bertanya-tanya pada diriku sendiri apakah aku juga dapat menyukai mereka? Apakah aku juga akan menjadi salah satu fans dari sebuah grup band atau apapun namanya. Apakah aku juga akan berteriak-teriak histeris jika melihat mereka. Tapi kenapa hatiku selalu merasa kalau aku takkan pernah merasakan hal itu. Aku takkan pernah merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang fans, karena aku di takdirkan bukan untuk itu. Melainkan untuk suatu hal yang lebih besar.
Aku jadi teringat dengan cerita yang dulu oernah aku dengar. Tentang legenda para dewa yang ada di pulau ini. Entah mengapa aku merasa cepat atau lambat legenda itu akan terulang kembali. Meskipun ini terdengarv sangatlah menggelikan, tapi aku memiliki firasat kalau hal ini tidak salah dan takkan salah.
Aku menghela nafas panjang untuk yang kesekian kalinya. Di sebelah tanganku sudah ada sebuah amplop coklat berukuran besar yang terkesan lebih tebal dari sebelumnya. Aku harus menahan diri untuk tak lari dari kenyataan. Sudah berulang kali aku tegaskan pada diriku sndiri kalau apa yang ku lihat tadi adalah sebuah mimpi buruk. Meskipun yuri juga sudah menghiburku dengan mengatakan
"Beruntunglah... Sepertinyabtak banyak penduduk di sini yang mempunyai laptop atau komputer yang terhubung langsung dengan hotspot. Mereka masih terkesan ketinggalan zaman karena terus-terusan menjaga adat istiadat nenek moyang. Mungkin hanya orang-orang tertentu yang memilikinya. Tapi sepertinya tiu atkkan bertahan lamankarena cepat atau lambat wajahmu juga pasti akan terpampang di media cetak sebagai sebuah topik hangat."
Sungguh aku sangatlah takut apabila hal itu sampai terjadi tentang diriku yang masuk ke media cetak tapi sudahlah untuk saat ini lebih baik aku tak terlalu memikirkannya. Aku memasuki kantor pos yang sudah tak terlalu asing lagi bagiku sekarang. Di sana aku mengisi beberapa ketentuan yang harus kau tulis untuk mengirim amplop tebal itu dengan kiriman kilat ke seoul. Aku tak mau apabila editorkunsmpai terkena masalah karena aku terlalu lama menunda waktunya.
Aku bersyukur karena tak ada seorangpun yang aku temui tahu tentang berita yang hampir membuatku mati mendadak karena serangan jantung. Mereka seakan masih sibuk dengan apa yang mereka kerjakan. Begitu juga dengan beberapa gadis yang menggunakan seragam sekolah di dalam kantor pos, mereka sepertinya belum tau tentang berita itu, karena jika mereka sudah tau pasti mereka akan menatapku dengan pandangan yang mebuatku ingin kabur.
Jika memikirkan masalah editorku. Aku benar-benar merindukannya. Meskipun dia cerewet padaku. Ia adalah laki-laki yang sangat perhatian. Akunselalu merindukan caranya membenarkan kaca mata dan menyiapkan teh hangat setiap kali aku lupa untuk sarapan.
"Kuharap seung min editorku tak kena masalah krna itu" desahku pelan
Setelah selesai mengisi aku langusng menyerahkannya pada officer yang sedang bertugas. Kemudian setelah aku mendapatkan kwitansi dan membayarnya aku pun memberikan senyum sambil mengucapkan "terima kasih". Lalu saat berbalik kedua bola mataku langsung melebar karena syok bercampur tak percaya.
Tubuhku kembali membeku dan sarafku tak bisa berfungsi. Jnatungku berdegup sangat kencang. Lebih kencang dari biasanya karena sekarang aku bertemu dengannya!!!
Laki-laki itu.... Tuan muda itu kini berada di hadapanku ia terlihat sangat, sangat tampan. Benar-benar seperti dewa dari surga yang turun ke bumi. Ia berada amat dekat dengan diriku dan hanya berjarak beberapa cm. Sungguh aku belum pernah berada sedekat ini dengan dirinya. Wajahnya yang dingin tak memberikan ekspresi apapun. Namun dari kedua bola matanya yang berwarna coklat tua, memancarkan sorot dingin dan angkuh.
Wajahnya sangat tampan, tak ada bekas goresan ataupun bekas luka di wajah itu. Rambutnya berwarna kecoklatan dan tertata rapi. Kali ini ia menggunakan jas berwarna merah maron, terkesan merah gelap dengan sebuah handcraft berwarna hitam di lehernya. Ia menatapku, memperhatikanku seakan mengenaliku sungguh rasanya aku ingin pingsan sekarang.
"Kau... Ragiel?" tanyanya. Suaranya terdengar amat lembut dengan terselip nada angkuh di dalamnya.
Aku mengganguk kaku
"Senang bertemu denganmu, aku sangat menyukai karyamu... Kau adalah seorang penulis yang sangatlah berbakat" lanjutnya sambil memberikan sebuah senyum. Senyum menawan yang sangat mempesona.
'Oh tuhan... Aku belum pernah melihat mahkluk seindah laki-laki yang ada di hadapanku sekarang ini'
"Oh iya, kalau tak salah kau juga di beritakan bersama keader skyblue, keith kan?" aku sangat yakin kalau apa yang baru saja ia ucapkan bukanlah sebuah pertanyaan melainkan sebuah pernyataan.
Kelopak mataku semakin melebar. Dia mengetahui berita itu?! Padahal tak ada seorangpun yang ku temui menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka mengetahui berita itu. Tapi seharusnya aku tak seheran ini. Bukankah dia itu zayn, pewaris tunggal semua harta kekayaan dari keluarga zee. Dan pastinya ia sudah mengetahui berita itu sejak awal.
Aku tak menjawab. Tubuhku tanpa sadar menarikku langsung menjauh beberapa langkah dari tuan muda. Aku hanya memberikan senyum kaku... Yang aku yakini pasti terlihat sangatlah aneh.... Terus akupun keluar dari kantor pos tanpa berpamitan. Aku hanya berharap kalau tuan muda zayn tak akan memyuruh pengawalnya untuk menyeretku kembali kesana lalu meminta maaf kepadanya.
Aku berjalan secepat yang aku bisa untuk menjauhi kantor pos itu. Akupun tak henti-hrntinya memaki-maki diriku sendiri karena telah melakukan hal yang sangat memalukan seperti tadi. Kenapa aku kabur lagi kenapa?!! AAAARGH!!!!
aku tak tau apa yang seharusnya aku lakukan untuk menghukum diriku sndiri. Aku benar-benar sudah bertindak bodoh. Seluruh akal sehatku seolah hilang dalam sekejap ketika aku bertemu dengan zayn. Dia selalu membuatku ingin lari, tapi kenapa aku harus lari? Bukankah selama ini aku yang terus ingin bertemu dengannya? Tapi kenapa aku malah kabur?
Aku benar-benar bodoh! Kenapa aku tak bisa mengendalikan perasaanku ini? Kenapa aku tak bisa mengontrol diriku setiap kali bertemu dengannya. Aku benar-benar bisa gila karena perasaan ini.
Dadaku terasa sakit. Hatiku merasakan sesuatu yang sangat berat. Apa yang sedang aku alami?? Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Kenapa aku merasakan hal ini? Kenapa perasaan ini selalu muncul tiap kali aku bertemu dengan tuan muda itu?
Apa aku masih bisa berharap untuk memperbaiki diriku? Apa aku masih memiliki kesempatan untuk mengontrol perasaan ini? Apa aku pantas memiliki perasaan ini terhadap tuan muda zayn? Apakah aku masih memiliki cukup waktu untuk mengubahnya?
Lama bnget update nya.
@hendra_bastian liat kelanjutannya aja
@lulu_75 tau drimana?
@JimaeVian_Fujo sorry ya krna lama up... Hu um ntar gua lanjut
@akina_kenji namanya juga malu ckckck
@Tsu_no_YanYan
@Greent
@AryaPutra_25
@freeefujoushi
@JimaeVian_Fujo
@3ll0
@akina_kenji
@lulu_75
@Rars_Di
@Agova
@earthymooned
@boy_lovers
@rama_andikaa
@Sicilienne
@AbdulFoo
@new92
@rio_san
@omega_z
@Adi_Suseno10
@rubi_wijaya
@fauzhan
@bagastarz
@rizkhylicious
@syafiq
@jimmy_tosca
@abong
@ngehaha
@jony64
@prasetya_ajjah
@Rabbit_1397
@agungrahmat
@ricky_zega
@alfidimasm2
@adamruby92@gmail.com
@OkiMansoor
@RogerAplha
@Otsutsuki97S
@SanChan
@hendra_bastian
@dimar
@dafaZartin
Aku memperlambat langkahku ketika hampir dekat dengan toko buku tempatku bekerja. Aku menyipitkan mata saat seseorang dengan gaya pakaian yang tidak biasa eh tunggu... Tp jika kupikir-pikir lagi sbenarnya itu bukanlah hal yang aneh sih di seoul, tapi ini bukan seoul melainkan di pulau shinki. Bola mataku langsung melebar ketika menyadari siapa orang yang menggunakan kacamata besar dengan frame putih itu. Ingin rasanya aku memberikan pelajaran untuk mahkluk yang satu ini. Tapi aku harus mengendalikan diriku sehingga akupun lebih memilih bersembunyi di balik tembok dan melihat apa yang sedang dilakukan oleh mahkluk itu.
Keith tampak sedang berbicara tentang sesuatu dengan salah satu pegawai toko buku. Dia bertanya seperti orang yang sedang putus asa. Lalu beberapa saat kemudian dia membungkuk sambil mengucapkan sesuatu. Ia melepas topinya membuat rambutnya yang di cat pirang terlihat cerah ketika terkena cahaya matahari. Ia menghembuskan nafas panjang sebelum beranjak pergi. Di sisi lain aku memperhatika keith dari balik tembok dengan perasaan yang campur aduk
'Kenapa dia berjalan seperti orang yang habis di putusin pacarnya gitu?' aku memilih dia beberapa detik di tempat sampai akhirnya aku memilih untuk kembali bekerja di toko.
"Ah ragiel, kau baru datang rupanya" kata seorang pegawai ketika aku berada di dalam toko buku.
"Kenapa?" tanya bingung
"Tadi um... Baru saja ada seorang laki-laki berpenampilan aneh mencarimu"
Aku diam. Berusaha mencerna kata-kata pegawai itu. Apakah itu berarti keith tadi datang untuk mencariku
"Dia benar-benar tampak seperti orang frustasi, apakah kau membuat masalah dengannya?" lanjut pegawai itu
Dahiku mengernyit "aku tidak membuat masalah apapun dan aku sepertinya tidak kenal dengan laki-laki itu" jawabku ketus sambil berlalu melewati si pegawai tanpa memperdulikan komentarnya yang sok tau
Aku meletakkan barang-barangku di tempat khusus pegawai sambil berganti baju dengan pakaian seragam. Kemudian setelah smuanya slesai naku langsung keluar dari tempat itu dan melakukan tugasku sbagai seorang pegawai toko buku.
Aku memberes-bereskan buku-buku yang tak jadi di beli oleh para pengunjung
"Ah mereka slalu berbuat seenaknya" gumamku npada diriku sndiri
"Mereka siapa?"
"Tentu saja para pengun..." suaraku langsung tercekat saat aku mengangkat kepala
"Kau?!
"Ya aku?" ucap ethan menahan senyum.
"Kau juga bekerja di toko buku ini? Berarti pekerjaanmu ganda ya?"
Aku masih diam terpana. Ethan kini ada di hadapanku. Ditangannya terdapat sbuah buku berwarna coklat, ia tak menggunakan pakaian yang mencolok sperti keith. Ia menggunakan kaca mata hitam yang masih di bilang normal tak sperti milik keith
'Tunggu kenapa sekarang aku malah membanding-bandingkan dia dengan mahkluk itu?!' batinku
"Kau terpesona melihatku?" katanya sambil tersenyum
"Apa?!" elakku
"Jangan sok tahu!" lalu akupun memutar tubuh untuk kembali merapikan buku-buku di rak yang masih terkesan berantakan
"Keith mencarimu sperti orang yang kehabisan akal" kata ethan tiba-tiba. Aku membeku sesaat. Kemudian kembali tersadar saat pikiranku mengingatkanku
"Dia sangat mengkhawatirkanmu stelah membaca brita d internet tadi pagi. Dia juga kalang kabut mencarimu dia takut kalau kau frustasi dengan berita itu"
Aku emngernyitkan dahi sambil mengangkat wajahku dan kembali menatap ethan
"Dia ingin menjelaskan smuanya padamu, dia takut kalau nanti kau berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya." ethan melipat kedua tangannya sambil menghembuskan nafas panjang
"Tapi sepertinya kau baik-baik saja"
'Apa?! Aku baik-baik saja?! Kau gila! Stelah membaca berita itu hidupku jadi tidak tenang! Aku merasa jadi buronan dan aku sangat takut apabila smua orang mengetahui berita itu tapi untunglah mreka tak memiliki sarana yang cukup untuk mendapatkan berita itu lebih cepat' batinku
Aku menghembuskan nafasberat karena menahan amarah
"Ok aku tau apa yang ada di dalam pikiranmu" kata ethan sambil meletakkan buku di tangannya ke salah satu rak yang dapat di jangkau
"Kau tidak setenang itu kan? Maaf, tadi aku hanya bercanda kuharap tidak di ambil hati"
Gigiku saling bergemeletuk karena kesal dengannya dia benar-benar seenaknya sndiri
"Aku tidak ada maksud membuatmu marah" lanjut ethan, kemudian dia diam sambil memperhatikanku. Lalu ketika mulutnya mulai terbuka ia malah mengucapkan sesuatu yg tak pernah aku duga sebelumnya
"Baiklah sebagai permintaan maaf bagaimana kalau aku traktir makan. Kau harus ikut ok"
Orang ini benar-benar seenaknya sndiri. Aku benar-benar salah menilai orang ini. Dia tak sperti awan biru yang tenang tapi sperti mendung yang membawa hujan dan petir!
"Kau tidak mau?" ethan terlihat berpikir
"Bagaimana kalau es krim? Ku dengar es krim bisa menghilangkan rasa marah. Bagaimana?"
Apasih sbenarnya mau laki-laki ini!
Tapi entah kenapa smakin lama aku melihat ethan sedikit demi sedikit rasa marahku dan kesalku smakin menghilang. Sperti kekuatan magis yang pernah aku baca dalam dongeng ketika aku masih kecil. Ethan tersenyum lembut kepadaku seakan tak terjadi apa-apa. Aku tak mengerti kenapa anggota skyblue membuatku sperti ini mereka membuatku tak bisa mengungkapkan apa yang ada di dalam hatiku.
"Terserah kau saja" kataku menyerah
"Tapi aku masih ada pekerjaan jadi sebaiknya nanti sore aja"
Ethan tersenyum "kau akan makan es krim nya sekarang tentang pekerjaanmu aku yang akan mengurus semuanya sebaiknya kau cepat ganti baju"
"Apa?!"
"Untuk masalah wartawan yang mengejar-ngejar skandal, aku sudah menyiapkan segalanya. Jadi kau nggak usah takut gtu dan tinggal nuruti aja apa yang aku suruh" lalu dia berjalan meninggalkanku tanpa menunggu sepatah katapun ataupun persetujuan dari mulutku
"Yang kau maksud dengan menyiapkan itu sperti ini?" kataku dengan nada getir.
Kedua tanganku memegangi ujung-ujung wig bewarna kemerahan yang kini aku pakai serta kaca mata coklat besar sperti kaca mata capung. Pakaianku juga berubah 180°. Aku jadi terlihat sperti gadis seoul yang sangat fashionable. Demi tuhan aku akui memang tampangku ini seperti seorang perempuan dengan rambur panjang serta wajah yang cantik tapi nggak perlu kayak gini juga kan maksudku apa maksudnya dengan menyuruhku menggunakan aksesoris seperti dekker belang-belang yang bahkan hampir menutupi sebagian tanganku, ikat pinggang berwarna putih yang berukuran besar dan berbagai aksesoris lainnya
"Kau tak mau kan wajahmu kembali yerlihat di internet?" tanya ethan sambil tersenyum
"Yeah setidaknya meskipun nanti kita terpotret bersama tak akan ada yang akan mengenali wajahmu"
Kalau aku tau jadinya akan sperti ini aku akan memilih untuk tidak mengikuti tawaranmu meskipun kau paksa skalipun! Tapi aku masih tak mengerti bagaimana caranya dia bisa membuatku libr hari ini, apa aja yang dia katakan dengan manajer lee? Ah meskipun aku penasaran aku tak mau bertanya lebih banyak lagi
"Apakah kau suka dengan gadis yang berpenampilan nyentrik sperti ini? Ah... Maksudku dengan gaya modis sperti ini"
Ethan tersenyum tanpa menoleh ke arahku "aku tidak tertarik dengan gadis yang sperti itu krna bukan tipeku"
Keningku berkerut "lalu kenapa kau memaksaku untuk menggunakan pakian aneh ini kalau kau tidak menyukai penampilan sperti orang yang mau pesta halloween" aku memegangi kalung warna-warni yang ada di leherku sungguh aku berasa sedang menyentuh barang langka dari luar angkasa.
Ethan masih teta tersenyump tapi belum menjawab pertanyaanku kemudian stelah beberapa detik pun ia menjawabnya
"Kau tidak mau kalau aku menyukaimu?"
Langkahku langsung berhenti ketika mendengarnya. Medadak tubuhku jadi seperti patung
"Maka dari itu aku memintamu berpakaian sperti itu" lanjutnya tanpa beban sambil berjalan mendahuluiku
Aku mengangkat wajahku memperhatikan ethan yang berjalan di depanku
"Aku yakin kalau orang itu hanya bercanda" gumamku pada diri sendiri.
kalo ragiel yang malu2 ketemu zayn, trus dia berpasangan dengan zayn yang serius tentu akan jadi pasangan yang menarik :v