It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
seru nih. penasaran deh
wih... itu udah ppajang lho...
@Agova sip
@akina_kenji untuk itu msih belum d ketahui... tp yang pasti mereka akan bertemu
@hendra_bastian ini penasaran di mananya lg hahaha...
@lulu_75 belum pasti lho... di sinopsis kan udah ada bocoran sdikit hehe...
@balaka thanks, ini penasaran d mna lg hahaha
@JimaeVian_Fujo ada kemungkinan dia menghindar...
tp liat aja dah nnti d cerita
@Rabbit_1397 thanks
@Tsu_no_YanYan
@Greent
@AryaPutra_25
@freeefujoushi
@JimaeVian_Fujo
@3ll0
@akina_kenji
@lulu_75
@Rars_Di
@Agova
@earthymooned
@boy_lovers
@rama_andikaa
@Sicilienne
@AbdulFoo
@new92
@rio_san
@omega_z
@Adi_Suseno10
@rubi_wijaya
@fauzhan
@bagastarz
@rizkhylicious
@syafiq
@jimmy_tosca
@abong
@ngehaha
@jony64
@prasetya_ajjah
@Rabbit_1397
@agungrahmat
@ricky_zega
@alfidimasm2
@adamruby92@gmail.com
@OkiMansoor
@RogerAplha
@Otsutsuki97S
@SanChan
@hendra_bastian
@dimar
@dafaZartin
Aku berdiri di depan sebuah pintu salah satu apartemen mewah. Aku ragu untuk memencet bel aku tak yakin sebab ini adalah pertama kalinya bagiku memutar otakku untuk menerima undangan makan malam dari keith.. Ummm... Sepertinya dia lebih tua dariku jadi apakah aku harus memanggilnya oppa? Tapi ah... Sudahlah aku tak peduli... Padahal mereka semua adalah orang asing bagiku.
Aku menarik nafas panjang sambil mengumpulkan seluruh keberanian yang aku miliki lalu memencet bel itu.
Tak lama kemudian pintu terbuka. Seorang laki-laki berambut pirang muncul dari balik pntu.ia tersenyum ceria
"Kau orang yang waktu itu kan? Kalau aku tak salah namamu itu ragiel kan? Senang bertemu denganmu silahkan masuk" sambut kevin
Meskipun ragu, aku pun akhirnya menurut. Apartemen mereka sangat megah dan indah. Seluruh barangnya tertata rapi berbeda dengan milikku yang sederhana dan kini dalam keadaan berantakan.
"Akhirnya kau datang senang melihatmu" ucap keith yang tiba-tiba saja muncul. Ia menggunakan pakaian rumah yang tak seaneh yang biasa kulihat. Ia hanya menggunakan kaos putih dan celana panjang
"Ayo ikut aku" lanjutnya sambil nerjalan mendahuluiku
Aku bergeming di tempatku. Tapi tiba-tiba saja kevin menepuk pundakku membuatku sedikit terperanjat kaget
"Tenang dia tak akan memcelakaimu kita akan berpesta!" ia tersenyum berusaha meyakinkanku lalu menarikku kemana keith pergi tadi
Sekarang aku benar-benar tercengang dengan apa yang aku lihat. Sebuah meja makan di atas balkon!! Di atasnya tersedia berbagai macam makanan ala restoran bintang lima beserta minuman. Pemandangannya pun langsung mengarah ke pantai
Seorang laki-laki memakai kaos hitam sedang tampak sedang menyiapkan sesuatu. Jika aku tak salah tebak, dia pasti ethan
"Silahkan duduk" kata keith sambil menarik sebuah kursi untukku
Meskipun aku agak canggung tapi aku tetap menurut "terima kasih"
Kevin duduk di sebelahku sedangkan keith duduk tepat di depanku dan ethan di sebelahnya.
"Ah... Akhirnya kita bisa makan malam seperti ini. Aku benar-benar sangat senang karena kau datang ragiel" kata keith mengawali
"Kau telah menyelamatkanku 2 kali jadi kali ini aku ingin membalas budi" lalu ia mwnuangkan minuman ke gelas kami
"Untuk kebebasan yang menyenangkan" tambahnya
Sebenarnya aku tak biasa minum-minuman beralkohol seperti ini jadi aku hanya pura-pura meminumnya lalu meletakkannya di atas meja. Aku tak mau mabuk di sini apalagi bersama orang asing yang baru ku kenal
Kevin berkali-kali memberiku galbi (daging iga sapi yang di potong pendek-pendek). Dia baru berhenti setelah aku memberikan isyarat 'cukup' kepadanya
"Kau tau, ethan sangat pandai memasak bulgogi(daging olahan). Aku sangat menyukai bulgogi buatannya" kata kevin
Aku hanya bisa menanggapi celotehan kevin hanya dengan 'benarkah?' atau 'sungguh?', aku harus mengakui kalau laki-laki ini ternyata lebih cerewet di bandingkan dengan yuri atau perempuan manapun karena daritadi dia tak henti-hentinya utnuk berkicau.
Aku melirik ethan. Ia memakan makanannya dengan sangat tenang. Seakan menggunakan table of manner dalam setiap gerak-geriknya. Ia terlihat sangat diam dan jarang berbicara. Sangat misterius tapi dibalik kemisteriusannya itu seperti menyimpan suatu rahasia.
"Kau mau tambah lagi?" tanya keith tiba-tiba
"Eh?... Ah tidak terima kasih aku sudah kenyang kok"
"Kau yakin? Tapi kau masih terlihat sangat kurus..." kata keith dengan wajah pura-pura prihatin
"Oh... Jadi kau pikir dengan aku makan banyak seharian ini aku akan langsung gendut gitu?" omelku. Sungguh orang ini sngatlah menyebalkan
"Dia orangnya memang seperti itu tak usah di hiraukan" bisik kevin
"Kau bilang apa?!" keith menyipitkan matanya pada kevin dan berpura-pura marah kepadanya
"Keith.. Kau seperti orang tua ya..." ucap kevin sambil tersenyum
"Sudah ku bilang jangan bilang aku seperti orang tua!"
Kevin tampak tak bisa menahan geli karena melihat ekspresi keith sehingga tawanya langsung pecah
"Hahaha.... Kau memang seperti orang tua!!”
Beberapa saat kemudian kevin dan keith malah berlari kejar-kejaran seperti anak kecil. Image mereka memang terlihat seperti yang aku lihat di majalah, sangat ceria dan tampak seperti matahari. Aku sempat menahan tawaku karena melihat tingkah mereka yang kekanak-kanakan
Aku kembali melirik ethan dia hanya terus tersenyum sambil menggeleng-geleng kepalanya. Benar-benar sangat tenang seperti langit biru
Acara makan malam kami sangatlah menyenangkan, padahal tadinya aku berpikir sebaliknya. Tapi tetap saja aku harus pulang ketika jam sudah menunjukkan pukul 10:30. Keith mengantarku pulang , ia tak menggunakan oenampilannya yang aneh seperti yang biasanya ia lakukan saat keluar dari apartemen. Ia hanya menggunakan jaket merah tanpa kacamata besar yang menurutku sangat aneh itu yang menutupi sebagian wajahnya sehingga sulit di kenali. Harus aku akui kalau dia terlihat sangat tampan kalau seperti ini. Benar-benar seperti seorang malaikat.
"Terima kasih kau mau datang" kata keith memecah keheningan di antara kami berdua
"Awalnya kupikir kau takkan datang"
Aku hanya bisa membalasnya dengan sebuah senyuman
Keith menoleh kepadaku "kalau di pikir-pikir dari awal kita bertemu, benerapa hari yang lalu maksudku... Kau hemat sekali dalam berbicara. Kenapa tak kau ungkapkan saja semua yang ada dalam pikiranmu itu?"
'Jika aku melakukan itu takutnya aku nanti akan lepas konteol' batinku
"Sebaiknya kalau aku tetap seperti ini" kataku
"Kenapa?"
Aku diam untuk sesaat "bukan urusanmu!" jawabku ketus
"Baiklah aku menyerah" katanya
"Bagaimana kalau kita ganti topik?"
"Terserah kau saja" jawabku datar
Keith melirikku tapi akhirnya dia pun menghela nafas panjang
"Bagaimana kalau aku yang bercerita?"
"Terserah kau saja" ulangku
"Ok... Tapi aku tak punya bahan untuk di ceritakan... Apakah kau mempunyai ide?"
"Tidak" jawabku dingin
"Ok baiklah kalau begitu kita tak usah bercerita" kata keith terlihat sesikit kesal
Aku bisa memaklumi itu karena aku akui sifatku sekarang ini benar-benar sangat menyebalkan.
Aku meliriknya. Tampak ia sedang bergumam tak jelas seperti anak kecil. Walau bagaimanapun juga ia telah mengajakku ke acara makan malam yang sangat menyenangkan. Aku tak seharusnya bersikap seperti ini. Aku menghela nafas panjang.
"Bagaimana kalau kau ceritakan pengalamanmu sebagai leader" celetukku
Keith menoleh ke arahku ekspresi heran bercampur bingung terukir jelas di wajahnya
"Kalau kau tak mau... Yeah... Kau boleh kok menceritakan apapun yang kau suka aku takkan keberatan" kataku mengalah
Keith terdiam sesaat sambil memperhatikanku "tentang apa?"
"Eh?" aku sedikit bingung dengan apa yang harus aku katakan. Tapi akhirnya akupun memutuskannya
"Mungkin kehidupanmu bersama 2 orang lainnya di seoul"
Keith kembali terdiam namun pandangannya kini beralih lurus ke jalan
"Di seoul kami juga hidup satu rumah yang di sebut sebagai asrama" kata keith mengawali.
"Awalnya aku agak bingung tentang apa yang harus aku lakukan sebagai leader.. Yeah karena itu juga adalah pengalaman pertamaku. Harus aku akui kalau aku memang sudah dari kecil berada di bawah didikan C.R Entertainment tapi untuk pengalaman menjadi leader... Jujur ini adalah pertama kalinya bagiku"
Keith memasukkan kedua tangannya kedalam kantong jaket "pernah di awal hidupku aku memulai hidup baruku sebagai leader dan akhirnya menimbulkan konflik dan masalah yang besar... Waktu itu skyblue masih belum menjadi band yang terkenal... Masalah itu membuatku menjadi ragu untuk tetap melanjutkan tanggung jawab sebagai seorang leader. Namun kevin dan ethan lah yang terus berada di belakangku.. Mereka terus mendukungku" katanya sambil menyunggingkan sebuah senyum
"Mereka terus mendukungku. Kedekatan kami seperti keluarga baru yang sangat hangat. Aku sangat menyayangi mereka, dan akunpernah berjanji pada diriku sndiri untuk menjaga skyblue agar tetap utuh"
Pikiranku kembali teringat pada kedua orang tuaku. Keluargaku... Mungkin dulu... Dulu sekali pernah menjadi sebuah keluarga yang hangat, sebelum mereka menuntutku untuk menjadi apa yang mereka impikan, yang mana semuanya sangat bertentangan dengan kehidupanku. Kini hatiku terasa sangat sakit karena merindukan mereka
"Setelah satu tahun kami memulai debut album pertama, skyblue perlahan-lahan menjadi sebuah band yang terkenal. Kami pun tentu terus berusaha memberikan yang terbaik untuk para penggemar kami. Kami tak ingin mengecewakan mereka. Karena merekalah kami tetap ada sampai sekarang. Aku menyayangi mereka."
Aku menoleh pada keith seluruh ekspresi kebingunganku seakan bercampur menjadi satu. Fans dan idolanya?
"Aku tak mengerti" gumamku lirih tanpa menoleh ke arahnya lagi
"Yeah... Mungkin tak ada yang paham dengan apa yang kami... Anggota skyblue maksudku... Rasakan. Kami meang menggangap weather seperti adik angkat kami. Adik yang sangat antusias" katanya bagga saat mengucapkan kata 'antusias'
"Weather?" ulangku tak paham
"Itu sebutan untuk para fans kami" jawabnya sambil tersenyum
Aku terdiam untuk beberapa saat 'skyblue dan weather' ulangku dalam hati 'sungguh memuakkan'
"Ngomong-ngomong apakah kau tak apa-apa berjalan kaki?" tanyaku mengalihkan topik pembicaraan. Aku sungguh ingin muntah jika mendengar segala sesuatu yang emnyangkut fans, idola atau apapun itu.
Keith menoleh ke arahku sambil menoleh dengan wajah tak mengerti atas apa yang ku katakan
"Bukankah para seleb terkenal sepertimu tak pernah berjalan jauh? Emmm.... Maksudku apakah kau tak menggunakan mobil?"
Keith tersenyum dengan pertanyaanku "berat memang tapi kami harus tetao bertahan dengan kondisi seperti ini sampai para kru datang. Singkat kata merekalah yang membawa mobil-mobil, yeah... Walaupun bukan milik kami, melainkan milik perusahaan"
"Kenapa tak membawa mobil kalian sendiri?"
Keith tertawa "untuk apa? Kami tak tinggal di sini selamanya. Hanya sampai MV kami selesai lalu kami akan langsung kembali ke seoul"
Aku hanya ber 'O' panjang mendengar penjelasan itu
"Oh ya kapan kau kembali ke seoul?"
Aku diam tak menjawab
"Kau akan di sini selamanya?"
"Aku tak tau" perkataanku seakan sebuah pernyataan yang tak ingin di tanya lebih jauh lagi
Sejujurnya aku memang tak tau sampai kapan aku akan tinggal di sini. Apakah hanya beberapa minggu, beberapa bulan, beberapa tahun... Atau mungkin selamanya. Tapi yuri hanya mengetahui kalau aku pindah kesini. Awalnya akupun berpikir kalau aku akan disini selamanya tapi sekarang aku mulai ragu akan hal itu
Keith tak berkomentar apa-apa. Dia hanya diam sambil terus melangkahkan kakinya. Tapi aku yakin dalan pikirannya terus bermunculan pertanyaan-pertanyaan yang ia ingin katakan padaku.
Ok sekian dulu ya untuk up kali ini...
Ini udah gua buat panjang lho sebagai permintaan maaf karena udah lama gk update, karena emang gua sibuk bnget hahaha...