It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@rio_san udah tamat lho...
@JimaeVian_Fujo mereka pasti bakalan ktemu kok... Tp belum wktunya
@hendra_bastian hmmm... Sepertinya begitu
@freeefujoushi greget nya d mana ya?
@Agova hahaha... Sepertinya begitu
@akina_kenji owh... Dari sikap dinginnya itu ya...
@balaka hmm... Akan gua usahakan taruh tanda baca
@lulu_75 iya...
@Tsu_no_YanYan
@Greent
@AryaPutra_25
@freeefujoushi
@JimaeVian_Fujo
@3ll0
@akina_kenji
@lulu_75
@Rars_Di
@Agova
@earthymooned
@boy_lovers
@rama_andikaa
@Sicilienne
@AbdulFoo
@new92
@rio_san
@omega_z
@Adi_Suseno10
@rubi_wijaya
@fauzhan
@bagastarz
@rizkhylicious
@syafiq
@jimmy_tosca
@abong
@ngehaha
@jony64
@prasetya_ajjah
@Rabbit_1397
@agungrahmat
@ricky_zega
@alfidimasm2
@adamruby92@gmail.com
@OkiMansoor
@RogerAplha
@Otsutsuki97S
@SanChan
@hendra_bastian
@dimar
Aku berjalan di sepanjang pesisir pantai. Kuharap pakaian yang kugunakan ini tak terlalu mencolok bagi para penduduk di pulau ini, aku hanya memakai kaos putih lengan pendek dan jeans di sini aku harus menjaga model pakaianku karena di sini tidaklah seperti seoul yang serba mewah
Aku membiartkan kakiku terkena ombak yang menjilat bibir pantai, sebelah tanganku merapikan rambut kecoklatan ku yang tertiup oleh angin, sebenarnya kepalaku masih terasa sakit tapi aku tak mau terus berada di kamar dan berbaring seharian karena itu akan memperburuk kondisiku
"Maaf bolrh aku bertanya? Sepertinya aku tersesat" ucap sebuah suara di belakangku
Kedua alisku saling bertaut 'tersesat? orang baru?' aku memutar tubuhku untuk mengetahui siapa orang itu
Seorang laki-laki berdiri di dekatku ia menggunakam kaos lengan pendek dengan motif yang sama skali tak kumengerti, celana jeans dan topi yang sengaja di miringkan menutupi rambutnya yang di cat pirang menyala sebuah kacamata hitam ber frame putih juga menutupi wajahnya
Aku memiringkan wajahku. sepertinya aku mengenalnya tapi aku tak tahu siapa dia
"Tentu saja"
"Aku dari seoul dan aku terpisah dari teman-temanku yang lain untuk menghindari insiden kecil di pelabuhan, tapi aku benar-benar tak tau bagaimana cara kembali ke apartemenku bisakah kau membantuku?"
Aku terus mengamati orang itu dengan alis berkerut, aku yakin kalau aku tak asing dengannya tapi dengan cepat aku hilangkan rasa penasaranku agar tak terlihat memalukan
"Boleh aku tau di mana alamatnya?' tanyaku akhirmya
Laki-laki itu memberikan iu secarik kertas yang di sobek tak teratur. Cukup lama aku berpikir
"Sebenarnya aku juga bukan asli orang sini, aku juga berasal dari seoul tapi aku akan mencoba membantumu" ucapku tampa memperhatikan laki-laki yang kini terus menatapku
"Ummm.... Spertinya aku tau alamat ini tak terlalu jauh kok dari sini kau bisa naik kendaraan umum atau menyewa sepeda di sana" ucapku sambil menunjuk sebuah tempat yang di penuhi oleh sepeda
Laki-laki itu terlihat ragu sejenak "apakah bisa dengan berjalan kaki?" tanyanya dengan polos
Aku sedikit terkejut mendengarnya sebelah alisku terangkat "ahhh mungkin bisa" jawabku ragu
"Tapi itu mungkin akan memakan waktu sekitar 20 menit bahkan bisa saja sampai 30 menit"
"Bisa kau mengantarkanku kesana?"
"Apa?!" aku berharap yang tadi aku dengar itu salah
"Bisakah kau mengantarkanku kesana? Aku takut tersesat untuk kedua kalinya"
Aku ragu untuk menjawab, pandangan mataku terus tertuju pada penampilan laki-laki yang tak aku kenal yang ada di hadapanku saat ini. Aku tak yakin apakah akan baik-baik saja jika aku mengantarkan laki-laki ini ke tempat yang ia tuju mungkin sajakan laki-laki ini orang jahat, wajahku meringis membayangkan sleuruh hal buruk itu
Seakan tau apa yang ada di dalam pikiranku. Laki-laki itu tersenyum dengan ramah
"Tenang saja aku bukan seperti apa yang kau pikirkan, aku bukan orang yang akan memperdaya siapapun apalagi kepada orang yang membantuku"
Meskipun pikiranku di penuhi oleh sejuta keraguan tapi aku pun akhirnya menjawab "baiklah tapi kau janji kan kalau kau tak akan berbut yang macam-macam"
Laki-laki itu hanya tertawa kecil sambil mengganguk
"Tenang saja"
Ini kali pertamanya dalam hidupku aku melakukan hal ini. Berjalan dengan orang asing yang entah siapa yang mengaku kalau dirinya sedang tersesat aku juga tak tau mengapa kepala yang masih terasa sangat berat ini mau-maunya berkata 'Ya' untuk mengantarkan laki-laki ini yang tak ku kenal
"Boleh aku bertanya sesuatu?" tanya laki-laki itu
Aku memutar bola mataku sebelum menjawab "tentu"
"Tadi kau bilang bahwa kau juga gerasal dari seoul apakah kau kesini untuk pindah?"
"Tidak juga" jawabku tanpa berpikir terlebih dahulu
Aku yakin kini laki-laki itu heran dengan jawabanku yang berbelit-belit
"Aku kesini hanya untuk menenangkan diri" tambahku
"Menenangkan diri? Apakah kau sedang punya masalah?"
"Tidak juga"
Laki-laki itu kini berjalam lebih ceoat untuk mensejajarkan langkahnya dengan langkahku lalu menoleh kepadaku
"Lalu?”
Aku memiringkan wajahku tanmpa menoleh kepadanya "kurasa itu tidak penting ya kan?" aku memasang sebuah senyum selebar mungkin agar ekspresiku yang sesungguhnya tak terlihat
Kemudian aku pun kembali melirik secarik kertas yang masih aku pegang
"Kurasa ini alamatnya" kataku sambil menyerahkan secarik kertas di ranganku pada laki-laki itu
"Hei!" teriak seseornag dari pintu masuk apartemen kemudian ia berjalan ke arah kami. Rambutnya juga di cat pirang wajahnya sangatlah familiar untukku tapi aku lupa siapa dia, kepalaku kembali berdenyut membuatku harus memegangnya
"Kau baik-baik saja?" tanya laki-laki di sebelahku dengan nada khawatir
"Ah.. Yeah..." jawabku tak yakin
Entah kenapa tubuh ini mulai limbung dan laki-lak itu dengan sigap langusng menangkap tubuhku
'kenapa jadi seperti ini? Apakah tadi aku terlalu banyak jalan?' batinku
"Hei kau baik-baik saja kan?" nadfa khawatir terdengar sangat jelas di telingaku
"Badanmu panas apakah kau sakit?"
"Tidak.. aku baik-baik saja" jawabku berbohong. Aku menarik tubuhku berusaha dengan sekuat tenaga untuk tidak menghiraukan rasa sakit yang terus memukuli kepalaku
"Hei kenapa kau baru datang? Tadinya kupikir kalau aku yang akan paling telat datang tapi rupanya ada yang lebih telat lagi dariku" ucap laki-laki berambut pirang lain sambil menahan tawa. Kini ia sudah berada di antara aku dan laki-laki yang tadi kuantar, ekspresinya langsung berubah ketika ia melihatku
"Hei siapa dia?'
"Ah.. Dia yang tadi membantuku ketika aku tersesat" jawabnya tanpa mengalihkan oandangannya dariku
Apa laki-laki itu menyadari kejanggalan pada sikapku? Sepertinya aku harus cepat-cepat pergi sebelum hal yang tak ku inginkan terjadi. Namun belum sempat aku membuka mulut laki-laki berambut pirang lain langsung memotong
"Hai... Siapa namamu?" tanyanya sambil mengulurkan tangan. Wajahnya tersenyum dengan ceria, ia terlihat sangat tampan dan imut untuk ukuran seorang laki-laki
Aku menyipitkan mataku. Aku benar-benar mengenal wajah itu, tapi sepertinya itu tak mungkin aku menggelengkan kepalaku dengan cepat hingga membuat kedua laki-laki yang ada di depanku heran. Aku pun menarik nafasku dan memaksakan sebuah senyuman
"Aku ragiel kalian bisa memanggilku giel atau ragiel pun ok" jawabku sambil membalas uluran tangannya
"Hai ragiel... Panggil saja aku kevin"
Aku menegerutkan kening mendengar nama itu 'kevin?'
Seketika aku langsung membelalakan mata aku ingat sekarang!!! Dia adalah kevin penyanyi terkenal itu?! Aku benar-benar tak percaya kalau dia ada di depanku sekarang lalu aku menoleh pada laki-laki yang ada di sebelahku, ia melepas kacamat hitamnya yang menurutku terkesan tak wajar bagi ukuran orang normal. Ia tersenyum padaku
"Aku keith, terima kasih atas bantuanmu" ucapnya dengan nada bersahabat
Aku berusaha mengendalikan diriku yang hampir lepas kontrol. Aku menarik nafas panjang sambil menarik tanganku cepat
"Oh... Hai... Ah... Sepertinya aku harus pulang sekarang sampai jumpa" ucapku gugup
Aku berjalan cepat meninggalkan mereka berdua. Aku tak mau berurusan dengan yang namanya artis dari dulu dan seterusnya bahkan selamanya juga akn tetap begitu
"Tunggu dulu, hei! Ah... Maksudku ragiel" cegah keith yang kini sudah berdiir di depanku
"Sebagai ucapan terima kasih bagaimana kalau kami ajak makan bersama?"
Aku tak tau ekspresi apa yang muncul di wajahku kali ini. Tapi yang jelas aku merasa sangat bodoh sekarang. Aku kembali memaksakan seulas senyum "tidak, terima kasih" jawabku singkat sa,bil berjalan melewati laki-laki itu
Tapi sepertinya keith tidak mau menyerah. Ia... Entah apa yang ada di dalam pikirannya. Ia kembali berlari dan mencegah langkahku
"Maaf ragiel, tapi aku ingin mengucapkan terima kasih. Sebutkan keinginanmu apa sajalh yang kau mau... Aku hanya ingin berbalas budi"
Aku menghela nafas aku mulai memasang senyum di wajahku yang mulai terasa kaku
"Apa saja?' ulangku memastikan
Keith mengganguk pasti
"Kalau begitu sebaiknya kau tak menghalangi langkahku lagi itu keinginanku. Jadi biarkan aku pulang" lalu akupun berjalan melewatinya
Aku mempercepat langkahku aku benar-benar tak mau bertemu dengan artis-artis itu lagi. Hari ini benar-benar hari yang buruk. Meskipun aku sudah tidur seharian lebih, karena aku bertemu dengan mahkluk-mahkluk itu hariku seakan berubah menjadi berantakan
Aku menghembuskan nafas lega. Karena sepertinya keith tak mencegahku lagi. Aku merapikan rambutku yang berantakan. Aku memperhatikan langit yang berubah menjadi kelabu sudah hampir malam. Aku terlambat pulangb karena "Dia!" tapi mungkin itu awalnya juga adalah salahku. Kenapa juga aku mau mengantarkannya? Aku tak tau kenapa dan apa yang sebenarnya terjadi pada diriku aku benar-benar berharap tak akan pernah bertemu dengan laki-laki yang bernama keith itu lagi ataupun salah satu dari anggota skyblue lagi
Tanpa disadari dia punya rasa ke keith ya..?