It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@balaka : update ahhh...
2011 : Pulang Kerja, Sore hari, Gua duduk di bangku Penonton, sesekali melihat HP, sesekali melihat ke belakang. Sepertinya memang ga datang,batin Gua. Gua putuskan untuk berdiri dan keluar dari ruangan ini. Gua akhirnya menuju parkiran, membelah ramenya jalanan Semarang, Motor Gua ngebut, Gua putuskan untuk menuju Pantai marina, Gua duduk di pinggiran kursi, deket dengan dermaga Perahu. Gua liat banyak pasangan ABG yang sedang berduaan di sini, Gua diam, diam degan kesendirianku, Aku buka Tas ku, Kuambil Buku yang kemana-mana Gua bawa, Buku dari Andrea Hirata "EDENSOR".
"Di, coba Lu menghadap kemari,". gua menoleh, Muka Astra mendekat, tangannya menyentuh Pipiku, ada perasaan aneh ketika Astra menyentuh Pipiku. Buluku merinding, Tangan Dingin Astra telah menyentuh pipiku,
"Ada sisa Kue nempel nih,"
Astra membersihkan sisa coklat yang nempel di sudut bibirku, sepertinya ia ingin mengunggkapkan sesuatu, tapi ga jadi, habis itu dia melanjutkan mandi lagi. mandipun selesai, dan ga ada kejadian apa-apa waktu Gua mandi, padahal kalau memang Astra bener-bener nafsu sama Gua, kesempatan itu ga akan dia sia-siakan (halahh... betapa viktornya Gua)
"Nih pake kaos Gua Aja, Bajumu Kotor dan basah kaya Gitu, tinggal sini aja Biar Gua cuci" kata Astra waktu dia di Kamar. Astra memberikan Kaos berwarna Putih, dengan tulisan berwarna Biru tua lambang Adidas. Sepertinya Kaos ini Baru, dari baunya ini memang kaos baru, dan ukurannya tidak sesuai dengan ukuran Astra, lebih kecil, tapi pas dengan ukuran tubuh Gua.
Astra ganti baju terlebih dahulu, dengan handuk warna Orange hanya terlilit di pinggangnya. Gua berusaha ga liat tubuh Astra, mungkin semakin melihat, akan semakin sakit hati ini. Mungkin ini waktu yang tepat, di usia yang baru ini Gua berniat akan menghilangkan perasaan gua, Gua Laki-laki, Gua Normal, gua harus bisa ngalahin nafsu Gua. Setelah Gua dan Astra ganti Baju, Dia nganterin Gua Pulang, tapi perjalanan kali ini kagak lewat jalan biasanya, kali ini lewat jalan memutar, dimana waktu tempuh kan jadi 2 x lebih lama
"Eh, As, kenapa lewat sini, bukanya lebih lama, dan Elu kan segera ada acara? tanya Gua
"Gua boong" jawab Astra sambil Nyengir
Gua diem, Gua ga tau jalan pikiran Astra, Gua nganut ngikut Astra mau kemana. Tiba di pinggir Jembatan yang panjang, Astra menghentikan motornya . Setengah Jam gua dan Astra saling diam di sini. Jam di tangan Astra menunjukan pukul 15:30.
"As, udah sore, ngapain juga kita di sini, Ayo segera pulang" ajak Gua.
"Di, Gua mau ngomong sesuatu ke Elu" kata Asta dengan wajah serius
"Aku ingin menghabiskan waktu sore ini dengan Lu Di, Mungkin ini sore terakhir Gua sama Lu." Sontak hati gua seperti sesak, ruangan jantung gua menyempit,
sepertinya jutaan karbon mengkontaminasi jantungku, sampai menyempit, sempit akhirnya berdetak kencang, sekencang-kencangnya.
"Aku besok ke pindah Ke Pekalongan, dan ga tau, bisa balik lagi ke sini Ga, Ayahku dipindah tugaskan di sana, Besok pagi Gua berangkat"
Aku terdiam, membisu, Sepertinya Mulut ini ingin berteriak, Jangan pergi..As,jangan tinggalin aku sendiri di sini, tapi itu ga mungkin. Aku mencoba tegar, mencoba
dewasa dan bijak dalam menghadapi situasi seperti ini
"Anak-anak yang lain udah tau ?" tanyaku dengan pelan
"Udah Di, tadi, sebelum Gua menjemputmu, Gua udah ngumpulin mereka, Gua bilang kalau Lu hari ini Ulang Tahun, Trus Gua bilang ke mereka kalau Gua udah mau pindah, Gua bilang kalau kabar ini Lu ga boleh tau, karena Gua mau bicara masalah ini berdua sama Lu. Itulah sebabnya, tadi Gua bisikin Benu buat pulang karena alasan ini" Jelas Astra. Gua diam, lama,
"Di kenapa Diam" tanya Astra. Pertanyaan itu malah semkin lama semakin menenggelamkan hatiku.
"Jaga diri baik-baik disana Sob, Gua dan teman-teman pasti akan merindukan Lu" Jawabku dengan nada lirih dan masih belum terima kenyataan ini
"Kenapa Lu ga selesaikan SMP di sini saja, Lu bisa pindah setelah kita lulus SMP" tanyaku lagi, kali ini sedikit berani menatap wajah Astra.
"Gua juga pengennya seperti itu, tinggal di rumah nenek, tapi Ayah pasti repot, Adeku juga masih kecil-kecil, mereka masih butuh temen Di." jawab Astra tanpa menatap wajahku sedikitpun.
Gua Diam, lama Gua di pinggir Jembatan ini, Gua liat Daun yang hanyut oleh arus sungai, semakin jauh, semakin tidak kelihatan. Apakah Astra akan seperti daun ini?..Sore ini memang sengaja Astra ngajak Gua di sini, menghabiskan waktu sore, ya Sore untuk Gua dengan Astrang. Gua Pengen Nangis, Air mata ini hampir keluar, Tapi Gua tahan. Gua ga mau keliatan cengeng depan orang yang Gua kagumi
"Di, Gua pengen ngomong sesuatu ke Lu" asrtra memgang pundak Gua. Gua Diam, kepala gua tekuk ke bawah, sesekali menatap wajahnya Astra, Tapi Gua tertunduk
"Ya, ngomong Aja" Gua jawab lirih
Astra menatapku, sepertinya dia mau mengungkapkan sesuatu, pengen mengatakan rahasianya padaku, pengen menyatakan sesuatu padaku, tapi tak ada satupun kata yang keluar dari mulutnya.
"Ga jadi Sob, Ayuk kita pulang, Ntar Ibu Lu Nyariin Lu" Kata astra sambil senyum, kata-kata itulah yang muncul di Mulut Astra, Kita Pulang, sepanjang perjalanan ke rumah Gua, Gua banyak Diam. Gua masih inget ketika Gua pulang naik motor ini, Gua masih ingat ketika Astra suruh meluk Gua di motor ini, Dan Gua sempet ingat pula, ketika Gua diajari naik motor bukan sama bapak, tapi sama Astra, Juga pakai motor ini.
Sampai depan rumah, Astra kagak masuk,
"As, ini kaosnya bawa sekalian, Gua ganti dulu, kata Gua
"Ga usah Di, Itu buat Lu, anggap saja itu kado ulang tahun dari Gua.. , eh Di, Berdua akan lebih baik, daripada cuma sendirian, Gua Balik Di, Asslmkm"
"Gua senyum, sambil Jawab "Waalaikumsalam, Terimakasih As"
Astra memutar arah motornya, lalu pergi meninggalkan Gua
Hari-hari kelas tiga gua lalui dengan biasa-biasa saja. Gank Kami kagak lengkap. Tiap di bawah pohon Alpukat, temen-temen Banyak bercanda, menyanyi-nyanyi, Gua hanya Diam, Gua banyak melamun, penyemangat hidup dalam diri gua sepertinya telah menghilang. Memang hidup ini harus bergerak, berubah teman, kalau tidak begitu ga akan bisa stabil.Dalam hati Gua berkata, Astra, apa yang sedang kau lakukan di sana, Gua kangen Elu.
7 bulan telah berlalu, perasaan Gua ke Astra juga belum ilang, Baper banget rasanya, nyeseg tiap liat Kaos pemberian Asta. hari-hari SMP telah terlewat, Pengumuman Hasil kelulusan Juga Udah diumumkan,. Gua ada sedikit Bangga, Gua bisa meraih Nilai tertinggi Ke-2 Se Sekolahan, dengan rata-rata nilai 9,98. taukah teman, siapa yang berhasil menduduki Peringkat 1 paralel di sekolah Gua, tidak lain dan tidak bukan, Si Tengil berfikiran Viktor, Iqbal... bahkan dia menduduki peringkat 1 nilai tertinggi se kabupaten kami, dan tertinggi ke 3 Se Jawa tengah. ............................................................................................................................
Hari ini hari baru, Gua Masuk SMA , gua SMA brooo.., agak sedikit sombong gua, hahah,,, masa-masa SMA telah menanti di babak baru hidup Gua. Kami semua berpencar, Gua di SMA 1 yang terkenal di Kabupaten Gua , Iqbal di salah satu SMA negeri di Kota Semarang, Egha dan Benu di SMA yang ada di kecamatan Gua, sementara Dion, dia terpaksa tidak melanjutkan sekolah, Ibunya tidak bisa menanggung beban untuk melanjutkan sekolah, Dia kerja di salah satu Toko yang ada di daerah Asal ibunya, Salatiga.
Awal masuk MOS, gua ga semangat, Teman-teman yang baru, membuat Gua harus banyak adaptasi, Gua banyak diem, ga ada yang menarik di SMA ini,.Gua masuk kelas x.8, kelas yang agak jauh dari gerbang sekolah, seepertinya anak-anaknya pada sombong, Gua teringat temen-temen Gua waktu SMP, mungkin jika gua lagi sendiri seperti ini, mereka akan segera menghampiriku. Terlintas Gua ingat Astra, Masyaallah... udah 3 tahun Gua ga bisa ngelupain Astra...
"Woi, kau yang duduk di sana , mau cari masalah Lu," sontak Gua kaget sama teriakan laki-laki kurus dan tinggi, rambut cepak ala tentara, dan tubuh yang agak kehitaman.Ya, dia adalah salah satu pengurus OSIS di SMA ini, Panitia MOS, yang tadi pagi memperkenalkan diri bernama Kak Fajri. Gua tersadar, ternyata acara Apel siang udah dimulai, bergegas Gua lari menuju lapangan, belum sampai lapangan, gua dihadang sama kak Fajri.
"Maaf kak, Gua Ga denger" kata Gua ketus
"Gua,, gua,, di sini ga ada kata Gua dan Elu, di sini adnya Aku sama Kamu" bentak Kak Fajri
"Maaf kak"
Seluruh barisan yang ada di lapangan mandagin Gua, sumpah malu banget Gua,. Apabila Teman-teman gua liat, pastilah habis orang ini. Gua sepat teringat teman, waktu Gua kelas 1 SMP, Gua menghajar senior Pramuka gua, dia yang Sok dan suka bentak-bentak, waktu pulang kita cegat rame-rame sama gank Gua dulu.
Gua masuk ke barisan yang ada di paling belakang, Gua disini terlihat menonjol sekali , selain item gua juga kecil, Maklum, Umur Gua juga paling Muda di sekolah ini. tiba tiba di samping gua ada sesosok makluk jadi-jadian, bukan makhluk purba, eh bukan alien yang mungkin ditakdirkan buat nemeni hari-hari gua di Sekolah ini nantinya
"Hei.. ente..anak baru, kena marah yee,, sama,, gua tadi juga kena semprot sama tu aak,,, kenalin Gua Justin Timberlake" sambil menjulurkan tanganya yang lentik, dan gayanya yang genit.
Astagfirullah, gua kaget bukan main, setengah heran Gua, Gua menyalami tangan dia yang lembut dan mulus, dengan jari-jarinya penuh kutek berwarna-warni
"Gua Adi" jawab gua sambil menyalami temen aneh ini
ga ada dua detik, Gua membuka lagi percakapan
"Nama Lu bener-bener Justin Timberlake?" tanya Gua
"wkwkwkwwk... iye,, entu nama beken Eke, nama Asli Gua Bramantio Eko Suseno, panggil aje Tyo, anak X.11,"
busyet dah, .. tapi Tyo anaknya Asik, dia ga malu-malu, tapi sering memalukan, Dia cepet kenal sama orang, apalagi cewe-cewe disini, terkenal dia, kalau ketemu orang lain, Tyo sering memperkenalkan diri dengan gaya centilnya, setelah acara MOS selesai dan bel pulang sekolah, Tyo ketemu lagi dengan Aku,
"Hai, bocil, bareng dooong,,, Eke ga ada temenye nih... "teriak Tyo dari kejauhan. Saat itu memang Gua belum punya temen, belum begitu deket. Hari pertama Gua sering jalan sama Toro, dia temen sekelas Gua, anaknya putih, bersih, tinggi, jangkung, dan pendiem.. tapi Toro pulang bareng kakanya, kakak toro juga sekolah di sini, dia kelas XII.ia.1 , tadi sebelum pulang Toro cerita,
"Di, ntar gua pulang nebeng kakak Gua, lu pulang sendiri Ga papa kan" Gua jawab dengan senyum
" Santai sob, tenang aja"...
Gua noleh, ternyata Tyo, sempat Syok juga liat tampilan Tyo, Tas berwarna Pink, dan dia menenteng boneka pokemon.
"eh, iya, Lu Tio yang tadi ya" jawab gua sambil pura-pura mikir.
"emberrrrr... iye cin, hei Bocil, kok ente pulang sendirian, mane temen-temen ente?" tanya tio masih dengan nada centilnya
"Belum saling kenal mon, mereka juga pada bawa motor" jawab gua ketus
"Lha ente, kenapa ga bawa motor?"
"Ga punya motor emoonn, lu mau beliin buat gua?" jawab gua agak sedikit gregetan
"eitzzz... kenape ente panggil eke Mon, Panggil ekye "Agnes Monica, eh salah Justin Timberlake" kata Tyo
"Tuh, lu kemana-mana pake boneka Pokemon, wajar dong kalau gua panggil lu dengan sebutan Emon, lagian nama Gua ADI, bukan Bocil." balas Gua
"wkwkwkwk... oke kita sepakat, Ente akan Ane panggil Dompul, dan Lu panggil Gua Justin, sepakat yeee,,, yuuukkk"
"enak aja lu panggil Gua Dompul, Ga mau, Ga sepakat,,, panggil nama Aja ,, Gua manggil Lu Tyo, dan Lu panggil Gua Adi" jelas Gua
" okyeeee,,,, dompul�
gua lari tinggalin Tyo, dia ngejar Gua sambil teriak,
"Dompul,, dompul.... tungguin Ekye dooong,,, sekilas yang melihat pada ketawa. Gua malu di kejar-kejar makhluk gag jelas.
bersambung....
@balaka
@half_blood
@harya_kei
@fends
@alhadi_pramana1
@RegieAllvano
@rioz
@otsutsuki97S
@lulu_75
@Adi_Suseno10
@arieat
@Kiyomori
@arieat : pokemon bang ..
@Otsutsuki97S : hiks hiks
keren keren...
mention iya kalau di update
@boyszki : siap bang ..