It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Matahari telah tenggelam di peraduannya langit malam mulai menyapa hitam sejauh mata memandang dengan hiasan kilauan bintang bintang kecil yg jarang jarang. Satu persatu para pengunjung mulai meninggalkan galery. Tak jarang para undangan yg notabene pengusaha berfoto dulu dgn vandy sebelum meninggalkan galery. Diantaranya ada yg secara terang terangan mengajaknya bekerja sama dalam hal bisnis dan vandy hanya mampu mengiyakan agar mereka tak kecewa. Vera melempar senyum manis pada vandy sebelumnya mereka saling tukar no hp. pin BB, akun fb dan akun medsos lainnya. Vera menjabat hangat tangan vandy dan entah pikiran apa yg merasukinya ia tiba tiba mencium pipi vandy tanpa canggung. Tanpa berdosa sedikitpun ia kembali memamerkan senyumnya yg menggoda pd vandy lalu kemudian melambaikan tangan salam perpisahan. Pipi vandy merona merah karna kaget sekaligus menahan malu karna baru kali ini ia dicium oleh gadis yg baru diknal didepan umum. Vandy memegang pipinya dan samar terdapat bekas lipstik vera disana dan buru" ia mengahapusnya. Untung kejadian tadi tidak dilihat oleh tiara kalau tidak bisa runyam urusannya adu jambak jambakan rambut pasti takkan terelakan. Oh iya vandy baru menyadari setelah selesai wawancara tadi ia tak pernah melihat tiara selama berlangsungnya pameran. Ia mencari kesemua sudut ruangan namun nihil tiara tidak ada dimana mana. Ia mencari kebelakang galery rupanya tiara sedang duduk di bangku taman dibawah pohon rindang dan asik memandangi bunga bunga.
"sedang apa kamu disini?" ucap vandy lembut dengan memegang pundak tiara dari belakang. Tiara menoleh dan ia mencium tangan vandy yang membuat vandy merasa aneh dengan sikap tiara yg tak spt biasanya.
"kamu kenapa?" ucap vandy yg kini sedang duduk merapat disamping tiara. Tiara menyandarkan kepalanya pada bahu vandy. "aku cuma mau bilang maaf dan terimakasih" ucap tiara pelan. Vandy mengelus rambut tiara sebelum membalas perkataan tiara. " maaf dan terimakasih untuk apa?" tanya vandy agak heran. " maaf karna telah salah paham padamu. Selama ini aku terlalu terobsesi pada pngakuan cinta darimu. Selama ini aku buta aku tak bisa melihat kebenaran dibalik perlakuanmu padaku. Aku pikir itu hanya bentuk kepedulian sesaat darimu. Aku memang bodoh ya... Tak bisa menyadari hal itu padahal selama 7thn kita telah bersama. Wawancaramu tadi telah menyadarkanku betapa kamu sangat menyayangiku" ucap tiara lemah namun terlihat bahagia. " lalu kata terimakasihnya" " terimakasih karna kamu sudah memaafkanku" lanjut tiara. " emang kapan aku bilang sudah memaafkanmu?" ujar vandy dgn nada bercanda. Tiara langsung memukul dada bidang vandy. " ihhh ihhhh..... Jahat jahat jahat.." gerutu tiara manja sambil memanyunkan bibirnya. " hahahaha udah ga usah di gituin juga bibirnya nanti bisa bisa monyong permanen itu" ledek vandy dan menarik bibir tiara dengan tangannya. Tiara meringis dan langsung memukul vandy dgn keras karna kesal. " udah sekarang kita pikirkan tentang masa depan kita" ucap vandy serius. "maksud kamu?" tiara terlihat tak percaya dgn apa yg diucapkan vandy barusan. " kamu bilangkan sudah bosan hidup spt ini. Jd ya udah ayok kita kepelaminan aku akan ke pergi kemakassar untuk memberitau org tuaku." jawab vandy mantap. "apa kamu serius?" selidik tiara masih tak percaya. "apakah mata ini menandakan aku sedang brcanda? Aku ingin menikahimu. Aku ingin membina rumah tangga denganmu. Memiliki keluarga yg bahagia dengan tawa anak anak yg lucu lucu seperti kelinci" ucap vandy menerawang masa depannya bersama tiara. Entah mengapa saat mendengar ucapan vandy tentang anak anak yg lucu spt kelinci membuat ia bangkit dari sandarannya. Wajhnya terlihat sedih seakan akan ia tidak bisa mengabulkan keinginan vandy memiliki anak anak yg lucu darinya. " a ap aka h... Memiliki anak itu sa sa ngat penting bagimu?" ucap tiara terbata bata. Vandy menatapnya heran. " apakah kamu bercanda? Ya jelaslah itu tidak perlu dipertanyakan lagi. Tiap pasangan yg menikah pasti menginginkan kehadihan anak ditengah tengah mereka. Atau jangan jangan..." ucapan vandy langsung dipotong oleh tiara. " ah aku tidak mandul van.. Aku cuma... Cuma..." "cuma apa?" "aku cuma belum siap menjadi seorang ibu van.. Aku masih ingin berkarya aku masih ingin membuat pakaian terbaik aku belum siap bila waktuq harus q habiskan untuk mengurus anak anak nantinya kita bisa menunda untuk memiliki anak mungkin 5 sampai 6 tahun lagi" jawab tiara gemetar. "kmu ini aneh.. Kamu ingin menikah dengan q tapi belum siap menjadi ibu dari anak anakku. Kalau memang kamu takut waktumu terbuang untuk mengurus anak anak nantinya aku akan menyewa baby sister" "tapi van..." "tidak ada tapi tapian kalau kamu blm siap memiliki anak tak usah ada pernikahan lebih baik qt menunggu 5 sampai 6 tahun spt yg km katakan." ucap vandy tegas " pikirkan baik baik. Aku akan menunggu jawaban darimu" lanjut vandy yg langsung meninggalkan tiara sendirian.
Tiara bingung ia hanya tertunduk mendengar perkataan vandy. Sepi Sendirian.
...........
Tiara merenungi perkataan vandy. wajahnya tertunduk dengan kedua tangan menutupi wajahnya. Ada sesuatu yg disembunyikan tiara. Ia menangis sesegukan di bawah langit malam dengan bintang bintang jarang yg menempel disana sejauh mata memandang.
Berpikir. Itulah yg ia lakukan. Berpikir dengan berbagai macam pertimbangan bila ia menikah dengan vandy secepatnya maka vandy akan menjadi milikny seutuhnya namun ia sadar ia tidak bisa memenuhi keinginan vandy untuk memiliki anak darinya. Bila harus menunggu selama 5 atau 6 tahun lagi tidak ada jaminan bagi vandy untuk tetap menunggunya bisa saja vandy akan memilih gadis lain sementara ia blm siap kehilangan vandy. Dilema. Itulah yg ia rasakan saat ini.
Vandy meninggalkan tiara tanpa menoleh sedikitpun tergambar jelas dari wajahnya yg menyimpan kekecewaan yg teramat sangat. Dilain sisi gadis 5 meter masih memperhatikannya dibalik pilar. ia sangat khawatir pada vandy terlebih saat vandy tergelincir dan hampir jatuh membuat ia reflek maju selangkah ingin menolong dan memapahnya namun kembali ia mengingat bahwa ia tak bisa mendekatinya ia hanya bisa mendekatinya dari jarak 5 METER. Betapa jarak ini menyiksanya bahkan keberadaanya harus ia sembunyikan. Cinta macam apa ini? Betapa hasratnya ingin berada disisi vandy. Betapa bibirnya ingin menyebut dan memanggil nama vandy. betapa tubuhnya ingin bersandar pada bahu vandy. Kembali ia mengutuk dirinya sendiri cinta macam apa yg telah ia jalani mengapa harus serumit ini. Mengapa harus terhalang oleh jarak 5 meter. Batinnya tersiksa namun ia hanya bisa pasrah dengan keadaan cukuplah baginya melihat vandy dari jarak 5 meter. Baginya kebahagiaan vandy adalah kebahagiaanya dan tersiksanya vandy adalah neraka baginya. Nasib remaja 19 tahun yg harus memendam cintanya dari kejauhan 5 meter.
Vandy berjalan begitu terburu buru hingga ia tergelincir dan hampir jatuh. Marah, emosi, kecewa semuanya bersatu padu sehingga dadanya terasa panas. Ingin rasanya ia berteriak namun ia tahan shingga ia melampiaskannya dengan mengepal kedua tangannya dan menendang beberapa kerikil yg berserakan disana. Kasian kerikil kerikil itu padahal mereka tidak tau apa apa. Ia bersikap seolah ia sudah mengetahui bahwa tiara tidak akan pernah memberikannya keturunan karna ia mengambil kesimpulan dari ucapan tiara yg terbata bata dan terkesan membohonginya. Bisa saja tiara benar benar belum siap untuk memiliki anak.
Vandy setengah berlari menuju mobilnya dan membanting pintu mobil dengan keras lalu ia menyalakan mobilnya dan melaju dengan kecepatan tinggi.
Sementara itu gadis 5 meter masih memperhatikannya ia sangat khawatir dengan keadaan vandy sekarang ia setengah berlari mengimbangi langkah vandy. Gadis 5 meter itu berhenti ketika vandy sudah berada di mobilnya. Ia tersentak kaget saat pintu mobil dibanting begitu keras dan melaju dengan kecepatan tinggi. " kumohon jangan menyetir dengan perasaan kacau sperti itu" ucap gadis 5 meter setelah mobil vandy lenyap dari pandangannya.
Tiara masih terdiam dibangku taman entah sampai kapan ia akan terus berada disitu. Malam semakin larut angin malam yg menusuk kulit telah memaksanya untuk bangkit dari tempat duduknya dan bergegas untuk pulang.
Jam telah menunjukan pukul 1 pagi. Namun vandy masih blm bisa terlelap. Ting dong.... Hpnya berdering pertanda ia mendapat satu pesan masuk dilihatnya pengirim pesan itu dan ternyata adalah vera gadis cantik yg telah mencium pipinya beberapa jam lalu. " apakah kamu blm tidur?" isi pesan itu.
" sepertinya blm" balas vandy singkat.
"hmmm.. Apa ada sesuatu yg mengganggumu?" balas vera. Vandy bangkit dari ranjangnya dan beralih ke sofa yg berada di dekat ranjangnya ia duduk disana. Sementara vera juga melakukan hal yg sama mereka sama sama duduk di sofa yg berada didekat ranjang.a masing masing dengan jarak dan kediaman yg berbeda. Mereka saling mengirim SMS tetapi spt sedang melakukan percakapan secara langsung. " mungkin" bls vandy singkat.
"bisakah kamu menceritakannya? Siapa tau aku bisa membantu"
" rasanya aneh bila harus q ceritakan pada orang asing"
"orang asing? Bukankah kita sudah berteman? Ayolah aku akan menjadi pendengar yg baik dan siapa tau aku bisa memberikan solusi untukmu"
" maafkan aku.. Tapi sepertinya kamu benar mungkin aku butuh seseorang untuk berbagi"
"kalau begitu ceritakan padaku apa masalahmu" bls vera. Vandy menceritakan semua yg terjadi antara dia dan tiara di taman belakang galery.
" hmmm sptnya rumit.. Aku juga bingung dgn jalan pikiran kekasihmu itu. Mungkin kamu harus mencari gadis lain" bls vera sdikit bercanda.
"bukannya memberi solusi yg baik malah memperparah keadaan" bls vandy.
"hehehehe aku hanya bercanda. Yaaa kurasa keputusanmu memberikan dy waktu berpikir itu sdh tepat kalau dy masih blm siap tuk memiliki anak aku siap menggantikan posisinya" bls vera serius. Vandy tercengang membaca blsan dari vera. Ia bingung. Apa maksudnya berkata spt itu? Ia tak membalas dan langsung kembali ketmpt tidurnya.
.............
sudah seminggu tiara dan vandy tak bertegur sapa. Jangankan saling menyapa secara langsung lewat teleponpun tidak. Selama seminggu itu pula vera sangat rajin menghubungi vandy baik melalui telepon ataupun ia datang sendiri menemui vandy diapartemennya. Sesekali mereka menghabiskan waktu berdua tuk sekedar jalan menikmati suasana jakarta. Bersama dengan vera kekecewaan vandy pada tiara sedikit terobati. Dan entah mengapa ia merasa nyaman bila bersama dengan vera selain itu juga mereka berdua memiliki beberapa persamaan spt memiliki hoby yg sama, warna dan makanan yg sama.apakah mungkin vandy telah jatuh cinta pada vera? Belum tentu!. Selama satu minggu itu pula vera sama sekali tidak terlihat canggung menggandeng tangan vandy ditempat umum dan vandy juga tak bermasalah dengan itu. Bukan karna vandy telah melupakan tiara dan bukan pula ia telah jatuh cinta pada vera tp karna ia tak ingin membuat vera merasa tak nyaman Setelah keakraban diantara mereka semakin intim. Waktu tujuh hari tidak akan mudah menghapus kenangan selama tujuh tahun bersama tiara. Oh ya satu lagi selama pameran bberapa hari yg lalu vandy mendapat banyak tawaran tuk menjadi bintang tamu diberbagai acara talk show. Dan sekarang dia mendapat tawaran untuk mengisi acara disalah satu stasiun televisi swasta sebagai pelukis pasir dalam beberapa episode dan tentu saja ia tak menolak tawaran tsb. Selain honornya gede juga menunjang popularitasnya sebagai seorang seniman.
Vera mengajak vandy untuk pergi membeli gaun disebuah butik yg cukup ramai di kunjungi oleh artis artis ibukota dan kaum sosialita. Katanya rancangan busana disana sangat indah Dan ternyata perancang sekaligus pemilik butik tsb adalah tiara. Vandy sudah bisa menebak butik siapa yg dimaksud vera ia tak terlihat khawatir sedikitpun jika tiara melihat dirinya bersama dengan vera. Selama perkenalannya dengan vera, vandy tak pernah menyinggung siapa kekasihnya kecuali jika vera yg bertanya. Sejauh perkenalan mereka vera sepertinya juga tak peduli bila pria yg digandengnya adalah kekasih orang lain Karna prinsipnya selama janur kuning blm melengkung maka orang yg ia sukai masih menjadi milik umum. Baginya mecintai seorang lelaki yg telah memiliki kekasih adalah sebuah tantangan yg menarik apalagi lelaki itu adalah vandy yg merupakan gambaran sempurna kekasih idamannya. namun tidak untuk merebut suami orang karna jika sampai itu terjadi maka hancurlah karirnya sebagai model internasional dan juga merusak nama baik sang ayah yg memiliki perusahan kelapa sawit dan batu bara di kalimantan.
Vandy dan vera memasuki butik tersebut terlihat beberapa karyawan sedang sibuk menata pakaian disana dan beberapanya lagi menyambut mereka dgn senyum manis. Vandy menengok kiri kanan mencari keberadaan tiara sementara vera sibuk mencari gaun yg cocok untuknya. Vera menggandeng mesra lengan vandy dan sesekali ia bersikap manja layaknya anak kecil vandypun biasa saja dan malah terkesan sedang bahagia.
Disisi lain tiara yg melihat kemesraan pria yg dicintainy dengan wanita lain didepan matanya sendiri seketika membuatnya shock. Mulutnya mengaga dan langsung ia bekap dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya menjatuhkan koleksi terbaru yg hendak ia pajang. Ia tak percaya dengan pemandangan yg dilihatnya. Hatinya sakit bagai tertusuk seribu pedang. Vandy juga terkejut saat melihat tiara, ia sudah bisa menebak pasti tiara akan salah paham dengan keadaan yg menyudutkannya. Sementara vera semakin erat memeluk lengan vandy walau ia tau tiara sedang ada di depannya.
"ha.. Ha.. Hay tiara" ucap vandy terbata bata memecah keheningan.
" pacar baru?" ucap tiara sinis.
"vandy kamu kenal dia" ucap vera sedikit terkejut.
" ya... Dia pemilik butik ini sekaligus perancang busananya" ucap vandy memperkenalkan tiara.
"ohh... Gaun gaun.a sangat luar biasa tak kalah dengan rancangan luar negri" ucap vera memuji.
" bukankah anda vera indrawati?" tanya tiara.
" wah... Nama saya cukup terkenal juga ya" ucap vera merendah yg diselingi dgn tawa kecil.
" oh iya vera.. Tiara ini adalah calon istri q" ucap vandy kikuk dan tersenyum lebar menatap tiara. Mendengar perkataan vandy buru buru vera melepas pelukannya dari lengan vandy.
"ohh astaga.. tolong jgn berpikir yg tidak tidak kami berdua tidak ada apa apa hanya sebatas tman yaaa walaupun aku berharap lbh dr itu" ucap vera jujur. Mungkin ia sengaja membuat hati tiara panas dan usahanyapun sukses itu terlihat dari ekpresi tiara yg menahan marah dan menatap tajam kearah vandy.
" vera kenapa kamu berbicara spt itu?" tegur vandy.
" emangnya salah ya jika aku mencintaimu? Tapi banyak maaf tiara karna aku mengatakan yg sebenarnya aku takbisa membohongi hatiku bahwa aku memang mencintai vandy" ucap vera yg sama sekali tidak peduli dgn perasaan tiara. Mendengar pernyataan vera tiara langsung menatap tajam mereka berdua lalu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata. sementara vandy hanya menatap vera tak percaya dengan apa yg keluar dari mulutnya barusan.
...........
kayaknya iya...ts nya tau atau pura2 tidak tau klo disini semua story ber genre G
Maaf dah dibikin bingung dgn tulisan diatas :-D