It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
sesampainya dirumah fandy langsung disambut hangat oleh keluarganya. Papa dan mamanya tersenyum bangga padanya walau mereka tau pemberitaan miring tentang fandy di tv. Mamanya bernama puji Astuti walaupun umurnya hampir memasuki kepala 6 tetapi beliau masih terlihat muda dan cantik. Ia adalah seorang dosen di Unismuh makassar kadang di UNM dan juga di UIN. sedangkan papanya bernama indra herlambang dan ia adalah seorang dokter. Adrian memiliki usaha sendiri ia membuka restoran yg ramai pengunjung. Walaupun pernah menikah muda penikahan itu tidak bertahan lama karna sebuah skandal yg mengharuskan adrian dan istrinya bercerai. Dari pernikahan itu ia dikaruniai seorang anak laki laki yg kini diasuh oleh mantan istrinya. Semenjak perceraian itu adrian masih betah hidup menduda sedangkan fandy sendiri adalah seorang seniman. Aneh memang bila dilihat dari segi profesi mereka yg berbeda beda. Tapi dalam keluarga fandy tidak ada paksaan untuk memilih profesi. Tidak seperti kebanyakan keluarga lain yg menuntut anak anaknya untuk menjadi seperti yg dikehendaki oleh orang tua.
Wajah wajah Kebahagian terpancar dari reuni keluarga itu. Fandy langsung menuju kamar lamanya yg telah di jadikan gudang. Barang barang lamanya semenjak ia masih SD sampai SmA masih tersimpan disana. Ia menemukan sebuah buku harian dan juga buku sketsa yg lembaranya sudah terisi dengan gambar. Fandy merasa asing dengan kedua benda yg tengah dipegangnya itu iapun keluar dari gudang dan beranjak mencari mamanya.
Fandy: mah... Barang barang dikamar lama ku itu apa ada yg tercampur dengan milik orang lain??
Mama: ga ada sayang... Disitu khusus barangmu saja.
Fandy: lalu buku sketsa ini... Apa ini milik fandy?
Mama: mama enggak ingat! tapi setau mama dari jaman kamu Sd-SMA dulu kamu ga pernah punya buku sketsa.
Fandy: oh ya mah... Apa mama tau siapa itu Adnan?
Mama: ya jelaslah mama tau... Dan mama tidak akan pernah lupa dengan apa yg dia lakukan dulu
fandy: memangnya apa hubungannya dengan keluarga kita dulu mah?
Mama: sudahlah fan... Mama tidak mau mengingat kejadian itu lagi mama malu sekaligus menyesal. Apa sekarang kamu sudah pikun? Dulu kamu dan dia sangat akrab loh. Dasar kamu ini.. Benar benar ga setia kawan.
Mamanya beranjak dan meninggalkan fandy yg terlihat kebingungan. Menurut mamanya ia dan adnan sangat akrab namun mengapa adnan bagai orang asing yg tak pernah ia kenal. Ia membuka buku sketsa usang itu. Dihalaman pertama ada gambar seekor kucing putih dengan pita merah yg mengalungi lehernya. Lalu dihalaman kedua ada gambar pohon beringin besar dan sungai dengan jembatan yg membentang. Kemudian lembar selanjutnya gambar sebuah helm dan kaos tangan hitam. Lalu lembar selanjutnya suasanya pertandingan volly. Kemudian gambar dua laki laki yg bersepeda. Lalu gambar selanjutnya sketsa wajah fandy dan beberapa halaman berikutnya berisi gambar yg sama dgn ekspresi wajah dan suasana yg berbeda. Fandy terkejut dihalaman terakhir tertulis kalimat "all about him" apakah him yg dimaksud ditujukan untuk dirinya? Ia bertanya tanya siapa Adnan sebenarnya mungkin jawabannya akan ia dapatkan setelah membaca buku harian itu. Semoga.
Fandy menuju taman belakang rumahnya. Terdapat kolam ikan kecil dengan airmancur dan taman bunga mini. Beberapa pohon cemara membuat suasana taman semakin hidup. Fandy duduk disalah satu kursi taman yg menghadap kolam ikan dan ia mulai membuka buku harian lusuh itu.
* kata orang kalau ingin mengawali sesuatu harus mengucapkan kalimat basmalah. Umm hai diary.. Aduh kayak cewek saja ganti panggilan ah.. Karna ini bukan sekedar buku harian lebih tepatnya catatan kehidupanku. Aku panggil aja note ya... Tapi q tulis not heehehe. Ok not.... Ini pertama kalinya aku memiliki buku harian ga tau kenapa aku ingin mencurahkan isi hatiku lewat tulisan bukan karna aku mau jadi penulis yaaa walaupun guru disekolahku banyak yg bilang aku multitalent..cieee sombong dikit. Tapi ini mungkin karna dia. Orang pertama kali mengajarkan hati ini berdebar. Orang yg pertamakali mengajarkanku apa itu cemburu. Orang yang pertamakali mengajarkanku apa itu rasa sakit. orang yg pertamakali mengajariku apa itu cinta. Dan orang yg pertamakali mengajarkanku bagaimana hidup bahagia dalam bahtera cinta. Tapi sayang cinta ini cinta yg salah. Cinta yg menimbulkan banyak pertikaian. Cinta yg harus melalui banyak halangan dan rintangan untuk menggapai yg namanya bahagia. Dan karna itu sampai detik ini aku tak berani mengatakan kalimat "aku cinta padamu" padanya walau ku tau dia juga menyimpan rasa yg sama Tapi kami tak pernah berani mengungkapkan biarlah cinta ini bersemi tanpa harus melewati kalimat " aku cinta padamu".
Ok not aku belum kenalin diri
namaku Adnan natsu nasrullah. Sekarang aku duduk di bangku kls 2 SMA. Seperti yg q katakan sebelumnya not kamu bukan sekedar buku harian jadi aku akan mengawali tulisan ini dengan kisah terpahitku hingga pertemuanku dengan dia. Yaaa walaupun pertemuan awal yg menyebalkan.
...............
Rambutku hitam dan ikal tapi kebanyakan menyamakan rambutku dgn rambut keriting. Yaaa aku gak terimalah ikal sama keritingkan beda jauh. Mataq bulat dgn bulu mata yg panjang lentik... Kamu tau gak not banyak yg bilang aku pake pelentik bulu mata padahal inikan lentik alami. kulitku hitam manis kayak kulit orang india gitu deh hehee. Dan aku tinggal di BIMA NTB.
Ok not aku akan mulai bercerita.
Sejak SD-SMP kls 3 aku hidup dengan ibu dan kakek ku. Aku tidak pernah tau dan tak pernah mengenal siapa ayahku. Kata orang aku ini adalah anak haram... Sering aku dikata katai anak haram oleh teman teman sewaktu SD dulu. Tapi kata ibu dan kakek ayahku masih ada karna suatu alasan akhirnya mereka berpisah dan tak pernah saling berhubungan lagi. Kakek hanyalah seorang petani terkadang aku selalu membatu beliau ketika pulang sekolah dan karna terlalu sering terkena sinar matahari kulit q semakin gelap jadinya. Tapi gpp lagian aku jg menikmatinya. Ibuku seorang guru honorer beliau pernah ditawarkan tuk jd PNS tapi harus ada pelicinnya. Ibuku tentu menolak dan beliau jg tidak mau bila harus melalui jalan kotor spt itu. Yaaa bisa kamu tebak sendiri not aku bukanlah anak raja yg bergelimangan harta.. Tapi aku selalu diperlakukan bagai seorang raja oleh keluargaku. Aku bahagia dgn keadaan ini. Suasana dalam keluargaku begitu hngat dibawah atap yg terbilang sederhana ini.. Semenjak SD aku selalu meraih peringkat 1 dan setiap kali dapat juara ibu dan kakek pasti memberiku hadiah. Ya aku senanglah... Tapi not sekarang keadaan sudah berubah kehangatan itu sudah tidak q rasakan lagi. Kamu tau kenapa? Saat aku kls 3 SMP ibuku meninggal dunia karna penyakit aneh. Kata orang ibuku disantet.. Menurut gossip yg beredar ibuku disantet oleh pria yg pernah ditolaknya. Sebenarnya banyak pria yg datng kerumahku untuk melamar ibuku tapi ibuku selalu menolak mereka jujur aku kecewa. Kecewa karna aku kasian ibu terus kesepian tanpa suami disampingnya selain itu juga aku juga ingin merasakan kasih sayang seorang ayah itu spt apa. Aku jg tak pernah bertanya pada beliau mungkin ia masih mencintai ayah yg telah lama meninggalkannya. Aku sedih? Ya pastilah not aku sedih.
Setelah kepergian ibu kakek jadi sakit sakitan dan menjelang ujian ku kakek menghembuskan nafas terakhinya. Orang orng yg kucintai telah pergi meninggalkanku tuk selamanya. Kini aku sebatang kara. Sendiri. Sebelum kakek meninggal kakek memberikan keris pusaka padaku. Kata beliau itu adalah warisan turun temurun dari keluarga. Menurut sejarahnya keris itu adalah milik sang bima. Seorang kesatria yg menjadi raja pertama ditanah bima. Keris itu ia berikan pada selirnya untuk berjaga jaga karna saat itu sedang ada perang ditanah jawa.
Seminggu setelah kematian kakek pamanku beserta istri dan dua sepupuku datang kerumahku... Awalnya mereka bersikap manis padaku tapi lama kelamaan aku dijadikan budak dirumahku sendiri. Aku diperlakukan layaknya binatang. Sering aku dicambuk dicaci dan dijadikan pembantu. Mereka memperlakukanku seolah aku bukan manusia. Aku tak tahan not... Aku juga tidak diizinkan tuk melnjutkan sekolahku. Aku tak terima dan melawan tidak apa mereka memperlakukanku dgn hina tp kalau harus dipaksa tuk berhenti sekolah itu lain lagi ceritanya. Akhirnya aku di usir dari rumahku sendiri aku tak tau harus pergi kemana aku tak punya saudara ataupun kerabat selain mereka. Rencanya aku ingin numpang nginap dirumah teman q semasa SD dulu namanya sahlan dia anaknya lucu dan periang tapi yaa begitulah dia ngondek. Yaaa walau begitu aku berteman akrab dgn dia semasa Sd dulu. kami tak satu smp tapi masih tetap bermain bersama pernah sekali ia bercerita tentang pengalaman XXX nya dengan pak Rian guru olah raga SMA yg masih satu kampung dgnku. Dia masih muda sekitaran 23tahunanlah umurnya. wah gila juga pikirku. Tapi kupikir itu cuma bualannya dia karna dia mengidolakan pak rian dan selalu bermimpi bisa begituan dgnnya. Ya secara pak rian gantengnya keterlaluan sih. Aku beberapa kali bertemu dan bertegur sapa dgn pak rian orangnya sopan baik dan terlihat jantan sangat ga mungkin kalo dy itu homo.
Saat dalam perjalanan menuju rumah sahlan aku bertemu dgn pak rian. Dia menatapku agak kebingungan karna aku membawa 2 tas ransel yg berisi pakaian dan barang barangku yang lain.
P.rian: mau kemana dek kog bawa bawa tas segala???
Aku: ooo itu... Aku mau menginap dirumahnya sahlan pak!
P.rian: kan sudah ku bilang jangan panggil aku bapak. Panggil abang saja. Adek mau menginap apa mau pindahan ini??
Aku: umm um... Sebenaranya aku diusir bang dari rumah aku gak tau harus kemana. Aku diusir gara gara ga dibolehin lanjutin sekolah.
P.rian: begitu rupanya ya udah ayo ikut abang.
Akupun ikut dgn pak rian kerumahnya.
..............
pak rian mengajakku pulang kerumahnya. Rasanya gak enak gimana gitu menerima tawarannya. Secara aku kan gak terlalu dekat dengan dia.. Tapi tatap matanya memancarkan ketulusan mau menolongku.. Pak rian mendekatkan wajahnya dgn sedikit membungkuk karna tinggiku hanya sebahunya.
#Deg... Astaga kenapa jadi gini ya? Prasaan apa ini ya not? Kog dada q terasa hangat? Apa karna aku terlalu gugup karna wajah kami berdua terlalu dekat. Yaaa yg bisa kulakukan hanya mencoba terlihat tenang bisa bisa dia mikirnya macem macem lagi. Tapi tunggu kog jadi aneh gini? Macem macem apanya?? Emangnya aku gak normal apa? Biar item gini tapi aku pernah punya cewek yaa walaupun q ga sepenuh hati mencintainya dulu.. Tapi anehnya aku lebih suka liat cowok ganteng dan pengen aja deket ma mereka.. Cuma sebatas kagum. Iya hanya sebatas kagum ga lebih. Pak rian tersenyum simpul dan mengacak rambutku dan kmi mulai menuju rumah pak rian.
P.rian: hahaaha coba liat expresi wajahmu lucu sekali dek.. Udah kayak cewek mau di ..........
Aku: mau di apa bang?
P.rian: hehehe gpp dek kamu masih kecil jd blm mengerti.
Aku: ah abang aku kan dah mau masuk Kls 1 SMA ya pastinya aku dah gede' lah..
P.rian: emang apanya yg dah gede dek?
Aduhhh aku jawabnya apa ya.. Pak rian kog nanya kayak begitu. Ya aku tau itu cuma candaan tapi... Kalo aku jawab pasti aku makin dipojokan.
"hehehehe.... Berat ya dek?? Sini abang bantuin bawa" tawar pak rian
"aduh.. Kog aku jadi ngerepotin abang gini sih"
"gk kog dek. Lagian abang dah anggap adnan spt adek abang sendiri. Itu rumah abang dah keliatan tuh" tunjuknya sebuah rumah yg terbilang cukup mewah buatku dibanding rumah yg ada disisinya.
"aduh bang... Adek ga enak nih sama ortu abang"
"santai aja dek... Abang tinggal sendiri. Abang dah lama gak tinggal sama ortu. Keluarga abang tinggal di palangkaraya. Umm mungkin dah 3 tahun abang gak balik ke palangka" jawabnya santai.
Kami sudah sampai dirumahnya.. Wah ternyata rumahnya nyman juga. Walaupun seorang lelaki pak rian bisa mengatur rumah sedemikian rapinya. Bersih. Aku tersenyum kearahnya dan dia juga membalas senyumku.. Gilaaaaa not.. Ganteng bangeeeeet lesung pipinya itu loh bikin aku tambah gemes aja.
"Oh iya dek.. Disini cuma ada 3 kamar adek terserah mau pake kamar yg mana. Yg didekat dapur atau di sebelah kamarnya abang. Tapi jgn dikamarnya abang heehe.."
"iya bang makasih"
aku memilih kamar yg ada disebelah kmarnya pak rian.. Kalo ditanya kenapa aku juga gak tau. Hehehe...
Pak rian mengajak ku mengobrol lagi diruang tamu. Dia bertanya mengapa aku diusir dsb dan aku yg terbilang orang yg susah berbohong menceritakan semuanya mulai dari kematian kakek, perlakuan kejam paman hingga aku diusir dari rumah. Mengingat kembali apa yg telah terjadi air mataku tumpah dgn sendirinya. Pak rian juga sepertinya ingin menangis tapi tak ia tunjukan. Ia merangkulku dan memelukku erat sekali. Hangat. Nyaman. Sesaat aku merasa aman dalam pelukannya.
Deg....
Perasaan itu datang lagi... Buru buru aku melepas pelukan pak rian agar ia tak merasakan deguban jatungku yg begitu kencang. Tampaknya ia kaget dgn apa yg lakukan.
"maaf bang adek jadi terbawa suasana" ucap ku pelan
"o..oooh iya dek..abang juga tadi.. Saking ibanya mungkin ga sadar abang langsung meluk adek" ucapnya kikuk
"gpp bang adek juga senang. Makasih bang td adk ngerasa nyaman. Mungkin kayak gitu rasanya kasih sayang seorang abang ke adeknya atau mungkin seorang ayah"
"ternyata kisahmu sama abang ga jauh beda ya dek" ucapnya membuka diri
"maksudnya?"
"sebenarnya abang asli palangkaraya. 3thn yg lalu abang lari dari rumah" ucapnya dgn suara bergetar
"kenapa?"
" waktu itu umur abang dah 22thn dan sudah wisuda ortu abang menjodohkan abang dgn teman bisnisnya..kebetulan saat itu abang juga punya pacar dia org bima ayahnya pedagang bawang dipalangkaraya ya dia bisa dibilang sukseslah. Tapi ortu abang memaksa tuk mengenal anak teman bisnisnya itu Awalnya abang suka dgn gadis itu. Cantik. Sopan juga bahkan sesaat ia bisa membuat abang lupa dgn pacar abang. tapi setelah 13hari jalan dia menunjukan sifat aslinya Sifatnya yg suatu saat bisa menginjak nginjak kepala suaminya. Akhirnya abang menolak perjodohan itu dan memutuskan kabur dari rumah. Abang juga membawa serta pacar abang dan menetap diBIMA. Abang membangun rumah ini dgn tabungan abang sendiri. 2bln abang hidup bersama dgn pcr abang dan bahagia tapi setelah kecelakaan itu dia pergi meninggalkan abang selamanya. Seandainya saja... Abang.. Abang...." ucapnya sesegukan.
Kini gantian aku yg memeluk pak rian. Aku tau apa yg dirasakan pak rian.. Rasa sakit akan kehilangan org yg dicintai.. Namun aku juga akhirnya tau sekarang umur pak rian 25thn bukan 23... Tapi ga keliatan sih umur 25nya.
Pak rian menangis dalam pelukanku.. Malam itu kami berdua diselimuti oleh luka lama dengan rasa sakit yg sama atas kehilangan orang yg dicintai. Aku tak tau kenapa aku merasa nyaman bila berpelukan seperti ini. Thanks pak rian
...........
cuman ak ga ada ide juga mau dibikin flashback yg model gimana