It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
SATRIA POV
Udah sebulan waktu berlalu sejak peristiwa berdarah yg terjadi antara gue dan Mahesa yg ternyata adalah kakak kandung gue sendiri.
Lelaki yg umurnya 3 tahun diatas gue itu sekarang dalam masa pemulihan.
Gua sangat bersyukur tusukan pisau gue ke dadanya waktu itu ternyata ga mengenai organ fatal,saudara gue selamat.
Selama pemulihan dirumah kontrakan Ananta gue terus berjuang untuk menebus segala dosa gue sama abang,meski setiap hari hanya mendapat cacian dan kemarahan Ananta di tempat tinggalnya itu.
"Ngapain sih bang disini? Pulang sono!"
"Bang Mahesa ga butuh situ,ada aku yg bisa urus dia!"
"Kita ga usah ketemu lg deh,anggep aja kita ga pernah kenal!"
"Aku nyesel menduakan bang mahesa hanya demi laki2 bangsat sepertimu!"
Mendapat caci maki dan usiran Ananta ga juga bikin gua nyerah trus pergi.
Gua tetep disitu,tidur di karpet dibawah ranjang mereka.
Ikut bantu masak dan makan bersama mereka.
Ikut bantu mandiin abang gue yg lagi masa pemulihan.
Sama sama merawat abang gue yg belum sembuh total.
Dan gue tiap hari dibikin nangis sama sodara kandung gue itu.
Benar kata ananta,dia pria berhati malaikat.
Setelah tau tentang segalanya tentang gue,tentang hubungan darah kita,dia sama sekali ga lantas berubah sikap ke gue.
Abang tetaplah mahesa yg pertama kali gue kenal.
Tulus,sabar,ikhlas.
"Ga nyangka,adek abang ganteng banget ,"
"Seneng punya adek yg berhasil,karirnya bagus,"
"Abang masih diberi kesempatan hidup agar bisa tau klo abang punya adek yg membanggakan,"
"Maaf ya dek,abang ga bisa jagain km lindungin kmu dgn keadaan fisik abangmu yg seperti ini,abang hanya bisa menjagamu lewat doa,"
"Milikilah Ananta,abang tau kamu sangat mencintainya..,"
"Selama kita terpisah puluhan tahun,abang ga punya kesempatan membahagiakan adik kandung abang,maka dengan menyerahkan Ananta lah abang menebus waktu yg hilang itu,"
"Ya,abang memang menyayangi Ananta,dia lelaki yg menemukan abang dalam kegamangan,menawarkan cinta kasih dalam keputusaaan abang,meski akhirnya dia menemukanmu dlm kesempurnaan,abang tetap mengasihi dia..tapi abang lebih ingin kamu yg menjaga dia,kamu lebih mampu melakukan itu daripada abang..."
"Abang..sayang kamu,dek Satria..,"
***
"Bang istirahat lah,jgn ngetik terus,matanya diistirahatin,"
Gue menutup laptop mahesa dan menaruhnya jauh dari abang gue.
"Apa sih ngatur2 orang aja!"
Ananta mendelik natap gue.
Gue cuma tersenyum memandanginya yg kesal.
"Abang perlu banyak istirahat Ta,lagian ini udah malem,"
Gue mengusap lengan buntung abang.Terasa getir.
Teringat lagi saat gue hina fisik cacat dia dulu.
"Gpp Ta,abang juga udah cape kok,istirahat yuk,"
Abang tersenyum bijak menatap kami berdua.
"Oh iya dek,kamu jgn bobo dibawah terus ntr sakit,sini bertiga aja diatas,kasurnya kan besar,"
"Apaan bang,ga ada ga ada!"
"Ta ga boleh gitu,nanti satria bisa kena paru paru basah klo bobo di karpet terus,"
"Udah gpp kok bang,satria disini aja,udah Ta naik aja,istirahat,"
"Klo ga nyaman tidur dibawah,sono pulang ke rumah mewah lu gih! Ga ada yg butuh lu disini!"
Sebenernya gue ngerasain sakit dgn perlakuan ananta selama disini.
Lelaki yg pernah ngebuat gue tergila gila itu sungguh berbeda sekarang.
Sikapnya tak lagi hangat.
Dia bukan lagi anantaku yg manja.
Yang memuja kesempurnaan gue setinggi langit.
Dia udah benci gue.
Tapi gue selalu menekankan ke diri sendiri,klo bukan karna dia,klo bukan karna pertemuan denganya,gue mungkin ga akan pernah tau fakta tentang saudara kandung gue!
Berbekal hal itu gue menjaga hubungan baik sama lelaki yg pernah gue cintai begitu besar.
"Oh iya,besok abang mau pertemuan launching novel perdana abang yg udah terbit,"
Tutur abang malam itu sebelum kami terlelap.
Gue bangkit dari tidur,melongok ke ranjang,melihat ananta memeluk tubuh mahesa.
Hati gue berdesir.
Gue ga bisa boong klo gue cemburu.
Gue ga bisa boong klo gue kangen ananta.
Gue masih sayang dia,sangat!
Lalu gue beralih memandang mahesa,abang gue.
Gue tatap matanya yang terpejam meski belum terlelap.
Ketulusan di wajah saudara gue sungguh menguatkan hati untuk tidak terlalu terluka atas kehilangan ananta.
"Wahh abang hebatt yaa,ketekunan abang nulis membuahkan hasil,"
"Iyaa abangku emng keren,karya2nya spektakuler,"
"Emangnya situ,nulis di forum aja jelek!"
"Ta jgn gitu..,"
"Hahaha gpp bang emng kenyataan kok,satria ga bisa nulis,"
"Tau ga bisa tapi kepedean posting di forum,iuhh,"
"Ta..hargai usaha orang,"
"Gpp bang ananta emng bener kok,"
"Alayy tulisan situ di forum,"
"Udah udah,besok kalian antar abang launching di jakpus ya,"
***
Launching perdana novel bang mahesa yg berjudul 'I'AM MAHESA,AND I BORN TO BE SPECIAL' berjalan sangat meriah di sebuah mall besar di pusat jakarta.
Maha karya based on true story itu sangat disukai para pecinta buku,sebagai karya motivasi terbaik dari tokoh yg menjadi sumber buku itu sendiri.
Karya yg menceritakan kisah hidup abang melalui getasnya perjuangan dalam keadaan cacat,dibuang,dihina,sengsara,namun tetap mengasihi semua orang yg melukainya,menjadi motivasi kuat para pemburu buku untuk membeli karya inspiratif itu.
Hanya dalam kurun waktu beberapa bulan lelaki yg pernah merasakan getir kukhianati itu menjadi sosok yg banyak penggemarnya,dipuja puja,diundang di berbagai tv,ia populer karna kegigihanya berjuang untuk bahagia dalam penderitaanya.
Aku dan Satria turut berbahagia atas segala yg abang capai.
Ia pantas mendapatkan semua ini.
Ia layak tersenyum bahagia,setelah sekian tahun sengsara.
"Gue bangga bgt abang gue sepopuler itu,"
Satria tak berkedip menatap layar televisi,menyaksikan bang mahesa menjadi bintang tamu di acara talk show sebagai motivator.
"Iya,aku juga bang,bangga banget,sampe dada rasanya mo pecah saking terharunya,"
Aku mengusap sudut mataku yg membasah.
Satria menoleh mendengar suaraku yg parau.
Lelaki yg pernah kucintai mati matian itu mendekat,lalu meraihku dalam dekapannya.
"Makasih ya Ta,kamu sudah mempertemukan ku dengan abang ku yg luar biasa,"
Aku memejamkan mata.
Mengusir perasaan nyaman yg menguasai ku dipeluk satria.
Tidak,aku tidak akan lagi mbiarkan logikaku dikalahkan oleh perasaan.
Aku sudah memutuskan untuk tak lagi memberikan hatiku pada satria.
Tapi kenapa desir desir halus itu mengusik keputusanku.
Aku rindu satria.
Rindu dekapan hangatnya.
"Wahh udah ditayangin ya talk show yg taping syuting 4 hari yg lalu?"
Satria tergeragap melepas tubuhku mendengar suara bang mahesa yg muncul dari kamar mandi.
Aku menunduk.
Mengatur jantungku yg bergetar hebat karna kaget.
Namun bang Mahesa cuek.
Atau pura pura cuek.
Ia lalu ikut duduk bersama kami menonton tv.
"Nyantai aja,abang tau kalian saling mengasihi,masih dan akan terus begitu selamanya.
Jgn kuatir tentang abang,melihat kalian bahagia itu udah lebih dari cukup untuk abang...apa lagi yg abang cari..abang sudah sangat bahagia memiliki kalian,hidup bersma kalian disini,dianugrahi kesuksesan hingga kita bisa membeli rumah sebagus ini,abang ga butuh apa apa lagi,abang hanya ingin ketulusan kalian menyayangi abang,abang hnya ingin kalian kwmbLi bersama dalam kejujuran,bukan lagi bermain di belakang abang,abang janji akan berakhir menjadi mahesa yg bahagia di akhir hidup abang nanti,klo kalian juga bahagia bersama menjalin cinta kasih kembali,dalam kejujuran...,"
Aku dan Satria menatap lekat lekat bang mahesa yg berkata kata lurus ke depan layar tv tanpa memandang kami.
"Mendekatlah kalian berdua ke abang,peluk abang dan berjanjilah untuk bahagia bersama,"
Aku mnghambur ke dada abang,begitu juga satria.
Kami menangis bersama.
Hanyut dalam haru.
***
Hari ini bang mahesa berulang tahun yang ke 30.
Meski sudah memasuki usia kepala 3 namun pria berhati malaikat itu masih dan tetap manis dan muda.
Baru kusadari wajah lelaki istimewa itu sedikit banyak ada kemiripan dengan satria.
Satria sangat menawan,mahesa juga hanya saja dulu aku terlanjur fokus pada kecacatanya saja.
Aku dan Satria masing masing sudah menyiapkan kado special untuk lelaki yg sangat kami kasihi itu,namun kami tidak saling memberi tahu.
"Ngado apaan Ta kamu buat abang?"
"Ih kepo,rahasia dong!"
"Dih gegayaan main rahasia segala,kadoku pasti lebih istimewa dari punyamu,"
"Huuu pedee,kadoku dong yg paling special weekkk,"
"Sebenernya....,"
Aku menatap satria yg tak melanjutkan kalimatnya.
"Sebenernya apa bang?"
Satria memandangku,matanya berbicara kesedihan.
Aku mendekat,kupeluk dia.
"Cuma satu hal yg bisa menjadi kado paling istimewa untuk abang,dan itu bukan dari kita berdua,"
"Lantas apa itu bang?dari siapa?"
"Papa sama mamah,"
Oke.
Aku paham sekarang.
Dan itu benar.
"Aku sebenarnya udah berusaha hubungi mereka,aku telfon mereka dan memohon pada mereka untuk sekali ini aja pulang dan nemuin bang mahesa di hari ulang tahunnya.
Tapi..."
"Udah ga usah diterusin,abang tau kok kelanjutannya,"
Kami tersentak saat bang mahesa tiba tiba sudah di belakang kami.
Dibelakangnya rudi muncul bersama..hah daniel? Abigail? Donypraas? Yaksa? Evandra?
Dan bik sum yg udah mutusin menghabiskan masa tuanya di kampung.
"Lohh kalian??"
Satria bengong memandangi beberapa laki2 yg tak lain adalah para member di situs boysforum tiba tiba berada di ruang santai rumah kami;rumah yg dibeli bang mahesa atas jerih payahnya mnjd penulis dan motivator.
"Haii sempaakk,nih gue bawa para suhu forum dimari buat ngerayain ultah bang mahesa hahaha brilliant kan guehhh!"
"Hai bangSaatt tambah tampan saja kau bang bikin dony ngaceng!"
"Iuhhh lenjehhnya kumat!"
"Apa sih bang Gail,lenjeh kan emang nama tengah dony!"
"Hebat ya master stories forum kita sekarang udah jadi penulis buku famous!"
"Yoi niel udah jd motivator populer pula,mario tegar lewat dahh,"
"Ah lu sa,mario teguh kalii"
"Udah ganti nama doi van,sejak permasalahan anak itu berubah jd mario tegar,biar tegar ngadepin masalahnye"
"Ahh ngecrott aja deh ayuh bangg daripada ngomomgin pak mario setrong!"
"Donyyyyyy!!!"
Aku dan satria tertawa tawa melihat abiyaksa cs berseru berbarengan dan menjitak kepala dony rame rame.
Bahagia sekali.
Abang dikelilingi orang orang yg mengaguminya,mengasihinya,menyayanginya sepenuh hati.
Di hari kelahirannya.
Aku hanya terus berdoa,semoga ini cukup membahagiakan pria baik itu meski orang tuanya tak menginginkannya.
Semoga saja.
Acara ultah yg disusun rudi berjalan sukses dan meriah.
Sahabatku itu sudah susah payah mengumpulkan anak anak forum yg padahal tinggal mereka di luar jakarta,tapi kekaguman dan apresiasi mereka atas karya hidup abang membuat mereka meluangkan diri untuk hadir.
"Don lu udah baikan sama gail?"
Satria nyeletuk.
"Baikan apa balikan bang?"
"Dua duanya deh,"
"Dony udah ngingetin sih bang,kudu strong klo mo tetep sama dony,coz dony kan ga bisa liat pria kece lain"
"Kemayu lu!"
"Tapi sayaang kaan bangg!"
"Najong!"
"Oh yaudah dony terima bang yaksa aja ya klo gitu,"
"Apaan sihh,awas aja klo berani!"
"Den mahesa udah setop ngirimin bibik uang di kampung,bibik udah tenang dan bahagia aden berkumpul sama den satria,"
Kami melewati hari itu penuh suka cita.
Makan kue ulang tahun bersama,makan masakan evandra yg laziss abis.
Bercerita bersama,tertawa bersama.
Hingga tiba malam hari dimana tamu tamu gila kami pulang menginap di rumah orang tua angkat rudi.
Tinggal aku,bik sum
dan satria yang dari tadi maju mundur hendak menyerahkan kado kami untuk lelaki yg kmi sayangi itu.
"Bang,selamat ulang tahun,maaf Ananta ga bisa ngasi apa apa,"
Aku menyerahkan sebuah bungkusan berukuran agak besar ke hadapan mahesa.
"Waahh repot repot Ta,makasih banyak ya Ta..,"
"Satria juga ga bisa ngasih sesuatu yg berati bang,"
Sebelum abang membuka bungkus kadoku Satria bangkit mengambil sesuatu dari mobilnya di luar.
Aku dan abang memandang heran bungkusan panjang yg ditenteng satria.
"Apaan tuh bang?kok gede n panjang bgt?"
Aku tak bisa menutupi keherananku.
Satria hanya senyum senyum.
"Yaudah abang buka sekarang ya,kado dari ananta dulu "
Hatiku berdebar debar melihat abang membuka bungkus kado dariku.
Was was menunggu reaksi yg akan ditunjukan lelaki itu saat mengetahui kadoku.
"Hah? SEPATUU???!!!ARE YOU CRAZY TA!!"
Satria berseru tepat di telingaku.
"Kamu sinting atau gimana sihh!maksut kamu apaan Ta ngasi sepatu sama kakakku yg kaki aja ga punya??otak lu dimana!!"
Aku menahan diri untuk tidak menanggapi amarah Satria.
Aku memilih memandang penuh pada mahesa yg juga menatapku bingung.
"Bang,aku beli sepatu ini untuk menciptakan sebuah harapan,harapan akan keajaiban Tuhan,siapa yg akan tahu Tuhan menjawab harapan kita agar abang bisa berjalan dengan memberikan kaki untuk abang,"
"Gila kamu ta!!ga mikir klo mo ngasi hadiah ke abang!"
"Makasih ananta..udah menciptakan harapan untuk abang,meski itu harapan kosong karna tidak mungkin terwujud,setidaknya sebelum Tuhan memanggil abang,abang pernah memiliki harapan,makasih sayang,"
Air mataku menetes mendengar ucapan terimakasih mahesa.
Satria tak bersuara lagi.
Ia sibuk mengusap sudut matanya yg basah.
"Yaudah sekarang kita buka bingkisan adek abang yg ganteng ya,"
Dan lelaki itu langsung berseru saat bungkusan satria dibuka.
"Owwhhh!!! Kaki palsu!!!"
Satria tersenyum.
Aku menutup mulut dengan tanganku.
Aku menghambur ke satria.
Kupeluk ia erat erat.
"Dek? Kau..mewujudkan harapan Ananta,..."
Kami menoleh berbarengan ke arah abang.
"Dengan kaki palsu ini,abang bisa berjalan pake sepatu dari ananta...kado kalian saling melengkapi..makasih kesayangan2 abang,abang bahagia sekali,"
Kami saling memeluk.
***
SATRIA POV
Gue dan Ananta sedang bersama sama melatih bang mahesa melangkah menggunakan kaki palsu yg gue beli atas rekomendasi temen yg kebetulan seorang dokter di rumah sakit jakarta,saat ponsel gue berdering nyaring di kamar.
Kami yang berada di halaman belakang rumah kaget mendengar dering telepon itu.
"Hp abang tuh,"
"Iya abang angkat dulu,"
Gue berlalu ke kamar.
"Ya hallo?betul saya satria aji,ini dari mana ya?app..APPA???!!"
Gua limbung.
Badan gue teraasa sangat lemas.
Gua jatuh ke sisi ranjang kamar.
Hatiku berguncang hebat.
Papa..mamah..
"Dek? Knp kok teriak?"
"Bang? Bang satria? Kenapa bang? Ada masalah?"
Gua ga mampu mengeluarkan suara.
Pun ketika dua lelaki yg gue sangat cintai itu masuk kamar dan mengguncang ngguncang tubuh gue,gue tetep ga berdaya.
Gue hanya mampu berdesis lemah...
"Bang..mamah..papa..kita..,"
"Mamah papah? Maksutnya? Kenapa dek? Ada apa dengan mereka?"
"Mamah..papa..kecelakaan pesawat,"
***
Untuk kedua kalinya aku berada di rumah sakit yg sama.
Rumah sakit yg dulu merawat mahesa.
Dan lelaki itu dalam keadaan yg sama lagi,dirawat karna mendonorkan darahnya untuk kedua orang tua kandungnya.
Kecelakaan yg dialami orang tua mahesa dan satria membuat geger jagat berita indonesia,dimana pesawat dari inggris yg membawa lebih dari 100 penumpang itu gagal mendarat dengan mulus di bandara jakarta.
Aku tidak tahu pasti bagaimana kronologi tragisnya peristiwa yg menghilangkan 80% penumpang berserta awak pesawatnya karna pikiranku hanya fokus pada keadaan orang tua dua lelakiku yg masih diberi keselamatan.
Ironi.
Hanya itu kata yg tepat untuk menggambarkan keadaan saat ini.
Keadaan yg dramatik.
Dimana papa mahesa kehilangan satu kakinya karna kecelakaan naas itu.
Dimana mama satria kehilangan dua tangannya karna kecelakaan memilukan itu.
Ironi.
Mereka membenci mahesa karna tak punya kaki.
Mereka membuang mahesa karna tak punya tangan.
Kini mereka merasakan bagaimana menjadi 'tidak sempurna' itu sungguh pedih.
Luar biasa.
Hanya itu ungkapan yg tepat untuk diberikan pada mahesa,lelakiku yg istimewa.
Penderitaanya 30 tahun tanpa tahu siapa orang tuanya tak lantas membuatnya tertawa puas melihat hukum karma Tuhan yg berlaku atas diri kedua orang tua yg membuangnya.
Lelakiku itu dengan sinar takut kehilangan orang tuanya menyerahkan diri untuk mendonorkan darah ketika dokter memberi tahu orang tuanya membutuhkan tambahan darah.
You born to be special,my man.
***
"Bang...masih lemes ya..,"
Satria membelai kening mahesa lembut.
Lelaki itu kuyu sekali.
Ia pasti letih luar biasa mengurus keluarganya yg semuanya sedang dirawat.
"Abang gpp dek,gmn mama papa?katakan mereka baik baik aja dek,abang mohon,"
Aku berpaling.
Menahan isak.
"Mereka orang yg kuat bang,mereka selalu mengatakan itu sejak dulu,mereka selalu bilang ga kan ada yg mampu menjatuhkan mereka,membunuh mereka,mereka sangat kuat bang...seperti abang..jadi abang jgn kawatir,meereka akan baik baik saja,"
Satria menangis sejadinya di dada mahesa.
Aku ikut terisak.
***
Sudah satu bulan lebih sejak orang tua mahesa dan satria dirawat di rumah sakit.
Meski kondisi mereka belum pulih total,terutama karna traumatik,tp mereka bersikeras untuk melanjutkan perawatan di rumah.
Kedua orang tua itu menjadi pribadi yg sangat berbeda,menurut kata satria.
Mama papa dua kakak beradik satria mahesa itu menjadi pendiam,murung,dan sring menangis berdua di kamar rumah mereka.
Sore itu aku dan abang dikejutkan kedatangan satria yg membawa kedua orang tuanya berkunjung ke rumah abang meggunakan dua kursi roda.
Aku menyambut mereka sendirian karna abang sedang istirahat dikamar.
"Ma..ma..mahesa..ada?"
Wanita cantik yg kehilangan dua kakinya itu bertanya tergagap gagap.
Pandangan matanya penuh kepedihan.
"Ka ...kami..kami ingin..bertemu dengan putra..kami,"
Pria tampan diusianya yg tak lagi muda dan kehilangan kakinya menimpali tergagap pula.
"Abang ada om,tante,mari silahkan masuk,"
Aku membawa mereka ke kamar,dimana abang tengah istirahat di sana.
"Annakku...,"
Mahesa menoleh mendengar suara mamanya yg sudah bercucuran air mata.
"Putraku...,"
Mahesa meneteskan air matanya mendengar papanya menyebutnya sebagai darah dagingnya.
"Mama..papa..,"
Suami istri itu langsung memeluk putra pertama mereka dan menangis hebat.
"Maafkan kami sayang,maaf...maaf..maaf sayang,"
"Mahesa sudah memaafkan mama dan papa..itu kunci agar mahesa bahagia..karna sampe kpn pun mahesa tidak akan pernah merasa bahagia klo terus memelihara dendam dan kebencian pada kalian..maafkan mahesa juga ya ma,pa...klo udah sempat marah dan benci kalian"
Kami semua di kamar itu hanya menangis mendengar perkataan lelaki berhati luhur itu.
Tak ada yg bisa kami ungkapkan melalui kalimat apa yg kami rasakan masing masing.
"Ma,pa,..mahesa lega akhirnya diberi kesempatan untuk bertemu kalian..tapi mahesa merasa sudah cukup ma,pa
..segala kebahagiaan sudah Tuhan beri untuk mahesa,penerimaan,kesuksesan,sahabat2,adek,orang tua,semuanya sudah mahesa terima...sekarang mahesa mau ketemu DIA ma,pa,Tuhan yg udah kasi semua limpahan kebahagiaan ini..DIA udah manggil manggil mahesa dari tadi minta mahesa pulang,waktu mahesa sudah habis disini,tp jgn sedih ma,pa,dek,dan kmu ananta sayang,abang pergi dengan akhir yg bahagia..kalian semua sudah mewujudkan harapan abang untuk berakhir dengan bahagia,janji ya sama abang,kamu dan adek abang yg ganteng ini saling mengasihi,jgn saling melepaskan,"
Kami menangis.
@lulu_75
@aurora_69
@jjsssan
@tuink
@riyand
@TegarWiguna
Orang orang bilang,orang baik lebih cepat dipanggil menghadap DIA agar tidak makin banyak berbuat dosa dan kesalahan hidup.
Kepergian bang Mahesa dengan cara yang sangat indah;tanpa sakit,tanpa tragedi ia meninggalkan kami semua dengan damainya,membuatku percaya dengan apa yang orang orang bilang tsb.
Mahesa,lelakiku meninggalkan dunia dengan tentram,dengan ketenangan.Asanya untuk bertemu dengan keluarganya teewujud di akhir hidupnya.
Meski begitu,aku tetap terpukul.
Aku belum sempat menebus segala kesalahanku pada lelakiku itu.
Aku belum sempat membahagiakan mahesaku.
Dadaku sesak tiap mengingat perlakuan2 burukku terhadapnya.
Tapi ketika melihat Satria yang tak berhenti menangisi kepergian kakak kandungnya,aku sadar dia lebih terguncang dariku.
Di hari mahesa dimakamkan,satria menangis sejadi jadinya di tanah yang mengubur tubuh abangnya itu.
Betapa tidak,puluhan tahun ia tak tahu menahu fakta bahwasanya ia memiliki saudara kandung,tapi setelah dipertemukan dengan saudara sedarahnya ia harus segera kehilangan lagi dalam waktu yang singkat.
****
Boyzlove
RIP MAHESA PERMANA
(AnantaLee)
Dia bukan lelaki biasa.
Dia istimewa.Menginspirasi.
Memberi banyak pelajaran hidup.Kami mencintainya.
Dirinya dan karya2nya.
Selamat jalan abang mahesa...
Abiyaksa: whattt?? Maksutnya apa inihhh???
Evandra: Ta?what happen?
Abigail: jgn bilang mahesa...meninggal?
Lukas69:innalilahi...
Rony90 : shock...
Donyprass:
Mananta : ya Allah bang mahesa...
Jordan87: sedihhhhh
Toramajied : kita kehilangan masterpiece kita...
Aksana: karyanya yang langit merah jambu season 2 kan belum tamat?
Daniel525 : gua kehilangan kata kata men...
Bastian93: langit merah jambu,cerita yang tak sempat usai
Abigail : baru ketemu di ulang tahunya bang mahesa ,udah pergi aja bang...:'(
AnantaLee: terimakasih atas cinta dan apresiasi yang kalian beri untuk mahesa,lelakiku..
SatriaAji: thanks..for everything..
Abiyaksa: yang tabah yang Ta,Sat...
Daniel525: ya,kami tau kalian berdua yang paling kehilangan..
Admin: forum kehilangan penulis terbaik kita..
Moderator: mahesa terbaik sepanjang kami membuka forum ini..
Donypras: kirim alfatihah untuk bang mahesa..
AnantaLee : aku dan satria yang akan melanjutkan cerita langit merah jambu season 2..
Evandra: kalian ga bisa nulis..
Abiyaksa: meski ga akan pernah sebaik karya mahesa,gw nenghargai usaha kalian
Selamat jalan Mahesa,lelakiku...
TAMAT
Good job bro @RakaRaditya90 , d tunggu kisah2 selanjutnya. ~