It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@boyszki
Sambil menunggu ayah, aku merebahkan tubuhku dikursi ruang tamu, sementara Ugi sibuk dikamarnya.
Mendadak aku ingat sesuatu yang belum kuselesaikan, yaitu mencari tau sesuatu yang Ugi kubur. Aku segera bergegas kehalaman belakang.
Tapi balik lagi ke gudang karena aku lupa membawa cangkul. Ck. Dimana Ugi meletakan cangkulnya? Kenapa gak ada digudang.
Krieeeeettt BLAM!!
Pintu gudang tertiup angin lalu menutup rapat. Aku menutup kedua telingaku karena kaget. Kudekati pintu gudang lalu mencoba membukanya tapi terkunci. Aku tarik-tarik gagang pintunya tetap gak mau kebuka.
"Gi !!!" jeritku panik, sambil menggedor pintu gudang.
"Man, kamu dimana?" suara Ugi dari luar gudang.
"Giiiiiii, bukain. Aku kekurung digudang" ucapku keras
"Hizz, kamu ngapain lagi sih!?" sahut Ugi, lalu kudengar dia mendorong-dorong pintu.
"Bisa gak, Gi?" tanyaku mulai takut. Kondisi gudang yang temaram membuatku deg-degan.
"Aduh keras banget, Man" ucap Ugi kali ini disertai tendangan pada pintu.
"Cari bantuan Gi, dobrak aja pintunya" ucapku sementara keringat mulai mengalir dikeningku. Aku takut.
"Tunggu aku coba dulu" sahut Ugi lagi.
Kupandangi gudang yang berantakan, banyak debu juga sarang laba-laba. Aku gak tau kalo ada tempat sekotor ini dalam rumahku.
Padanganku teralihkan pada sesuatu yang bergerak-gerak disudut gudang. Tikus! Ya pasti tikus, batinku mencoba menghibur hati. Meski jantungku sudah berdetum nyaring.
"Giiiiiii cepetaaan" ucapku panik
"Ini lagi diakalin, sabar dulu" nada suara Ugi terdengar emosi.
SREEK~~ SREEKKK~~
Aku makin merapat kearah pintu saat kulihat sesuatu berwarna hitam, menggelinding dilantai. Sesuatu yang panjang bergerak menjalar-jalar*.
Perasaanku makin gak nyaman saat kulihat benda itu bergerak mendekat kearah ku.
"Akkkhh Giiiiii" aku mengedor pintu sekuat tenaga.
"Man, jangan buat aku takut. Kamu minggir jangan dipintu!!" sahut Ugi gak kalah panik
"Giiii buka bukaaaaa, ayah tolong aku. Ayaaaaaahh!!!" aku nangis sekarang, sesuatu yang menjalar itu membelit kedua kaki ku sekarang. Ini rambut!!!
Aku menjerit lebih keras bersamaan dengan pintu gudang yang terbuka, membuat tubuhku terdorong dan jatuh tepat ditengah-tengah lantai. Berhadapan dengan kepala yang selama ini menghantui ku.
"Gyaaaaaa!!!" jeritku lalu sebuah tendangan mengenai kepala itu.
"Se... Setan, Akkkkkhhhh!!!" Ugi histeris, dengan tenaga yang gak seberapa Ugi menyeretku keluar dari gudang.
Kami berlari seperti orang gila dan menabrak seseorang yang baru aja masuk keruang tamu.
Aku gak ingat apa-apa lagi setelahnya.
gyaaaaaa @RaraSopi kecup nih kecuuuup
tamat again
belajar hoe @boyszki
Hahahah
Gw sibuk sndiri brimajinasi polos. #akaBego
*benerin beha
Saat membuka mata, ternyata aku sedang terbaring disofa ruang tamu. Kepala ku dikompres dengan es. Aku beranjak dari posisi ku yang tiduran, kepala ku masih sedikit puyeng, hidungku juga nyeri.
Rumahku sepi sekali, kemana Ugi? Aku berjalan ke teras karena kudengar suara-suara dari luar. Dari tempatku berdiri kulihat ayah, Ugi dan mbak Denok sedang bicara serius.
Mbak Denok sesekali menyeka matanya, dia seperti sedang menangis. Sementara Ugi hanya menunduk. Apa ya yang sedang mereka obrolkan?
Ayah memalingkan wajahnya kearahku lalu tersenyum. Setelah menepuk bahu mbak Denok dan mengusap rambut Ugi, ayah menghampiriku.
Aku memeluk ayah erat, ayah mengusap punggungku sayang.
"Firman kangen, ayah" ucapku
"Ayah sama ibu juga kangen, nak" ayah mencium puncak kepalaku.
"Kenapa ibu gak ikut pulang, yah?" tanyaku masih memeluk ayah
"Ibu belum bisa pulang nak, mungkin seminggu lagi. Hidung Firman kenapa?" tanya ayah sambil mengangkat wajahku.
"Kena tonjok"
"Hah? Ditonjok siapa?" tanya ayah kaget
"Tuh" ucapku sambil melongok kearah Ugi
"Ugi?? Kok bisa? Kalian berantem?" tanya ayah lagi
"Ayah, Ugi kenapa?" ucapku menghiraukan pertanyaan ayah.
"Ahh itu, Ugi tadi cerita sama ayah kalo dia nabrak katy"
"Katy??"
"Iya, katy kucingnya mbak Denok" jelas ayah lalu mengajak ku masuk kerumah.
Ahh jadi benar yang ditabrak Ugi itu kucing.
"Ayah, aku mau cerita" ucapku sambil menghadap ayah.
"Cerita apa? Sini duduk dekat ayah" ucap ayah sambil menepuk sofa disampingnya.
"Yah, sudah beberapa hari ini dirumah kita ada hantu kepala" ucapku serius, ayah menatapku sambil menahan tawa.
"Tadi waktu Firman pingsan, Ugi udah jelasin sama ayah" ha? Jadi tadi aku pingsan?? Aku kok gak ingat ya.
"Ugi cerita?"
"Iya, Ugi bilang Firman suka teriak-teriak kalo tidur. Dan tadi kalian juga melihat kepala digudang" jelas ayah
"Benar ya, itu semua gak bohong" ucapku meyakinkan ayah.
"Ayah percaya nak, tadi ayah juga sudah bilang sama ibu. Ibu bilang kita mungkin harus panggil orang pinter" ucap ayah lagi
"Dukun?"
"Ayah gak percaya dukun"
"Terus kita mau panggil apa kalo gak dukun, yah?"
"Ayah akan coba sama teman-teman ayah dulu, nak"
"Yah, dalam mimpi ku Ugi bilang kebenaran itu harus digali. Setan itu muncul dari tembok kamarku. Gimana kalo kita bongkar temboknya yah?" ucapku, ayah terlihat berpikir
"Tapi nak, selama inikan gak ada apa-apa" ucap ayah, iya juga ayah benar tapi kalo gak dicoba gali gimana bisa tau.
"Yah, kita harus cari tau baru mikir belakangan" ayah tergelak mendengar ucapan ku.
"Kita pikirkan itu nanti, sekarang kita kedokter dulu ngobatin hidungmu. Udah kayak hidung badut gitu" aku reflek menyeruh hidungku mendengar ucapan ayah. Hidung badut katanya.
Aku bisa sedikit nebak jalan ceritanya (kalau itu menurut penulisnya) karena sering baca serial misteri yang ujungnya ya pembunuhan.