It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
detik berubah jadi menit, menit berubah jadi jam. dan tak terasa jam 9 malam aku masih di kantor. mengerjakan beberapa laporan.
aku sendirian? tidak. ada beberapa anak marketing baru seperti ku yang kebagian mendapat tugas buat laporan. jangan ditanya para seniornya dimana? udah pada pulang. hahaha #nasibjunior.
jam 9 lewat 30 aku memutuskan pulang. laporanku sudah selesai.
berdiri menunggu lift dan saat pintu terbuka aku kaget karena ada dia. tidak hanya dia ada kepala kanwil. aku menyapa mereka berdua. yang dibalas dengan senyuman.
agak canggung satu lift dengan atasan dan atasannya. mereka berbicara tentang target dan target. aku hanya bisa menunduk sambil mendengarkan.
sampai di lobby aku pamit duluan pada pak herman dan pak angga.
oh iya klo dikantorku lewat jam 8 malam karyawan yang lembur atas persetujuan atasannya akan dapat voucher taksi. lumayan kan. jadilah aku menunggu taksi di depan kantor. entah karena sial atau apa. susah sekali aku mendapatkan taksi. hingga mobil itu berhenti di dekatku.
'ayo masuk.' ajaknya.
aku membuka pintu. dan duduk disampingnya. ia menyupir sendiri.
'enggak pakai sopir pak?' basa basiku.
'enggak' jawabnya.
'habis rapat pak?' tanyaku lagi.
'iya' jawabnya datar.
aku ingin menanyakan soal pesan yang kemarin tapi aku tak berani karena auranya ia tak ingin banyak bicara saat ini. jadi aku hanya diam.
tiba di dekat jalan galunggung ia memintaku. " ki, tolong ambilkan tasku di belakang."
saat aku hendak berbalik ia segera menyergapku. memegang kepala belakangku dan menciumku.
melumat bibirku. semakin dalam.
tak ada usahaku untuk memberontak. aku hanya diam diperlakukan seperti itu. mungkin aku terbuai. bibirnya terus mengisap.
tak hanya bibir yang menjajah. tangannya pun turut serta. tangan yang lain suda menyentuh penisku. mengusap-usapnya dari luar celana.
aku merasakan penisku bereaksi. perlahan lahan mengembang.
mungkin karena aku tak melawan. tangan yang menyentuh penisku menari kemejaku bagian bawah yang kumasukan dalam celana. aku bisa mendengar suara resleting ku terbuka.
bibirnya sudah bergerilya ke pipi dan leherku. gila aku terbuai. aku dimabuk akan sentuhannya.
tapi saat tangan itu menyentuh langsung penisku.
mulutku berkata, "jangan pak!"
entah darimana kata-kata itu bisa keluar.
ia menghentikan tindakannya.
jantungku berdetak cepat. napasku yang sesak ku coba atur kembali. begitupun dengan dirinya.
mesin mobil masih menyala. jalanan terlihat sepi. aku mencoba merapikan pakaianku.
"maaf, ki." ujarnya.
aku meneguk air liurku. aku masih bingung mau berkata apa.
ia menjalankan mobil kembali.
sampai di jalan rasuna said ia baru berbicara lagi.
"maaf sekali lagi, ki."
aku masih tak menjawab
lanjuuuut ki!
geli, geli, nikmat. mendadak berubah menjadi keras.
ia tersenyum tipis. setan...
akupun mengikutinya. melakukan hal yang sama dengan apa yang sedang ia lakukan padaku.
tangannya yang lain menuntun kepalaku untuk lebih dekat dengannya. semakin dekat, semakin rapat, ia menciumku.
lembut, sedikit, dasar pelit.
ia tersenyum, kali ini giginya terlihat.
ia menciumku lagi. melumat perlahan, semakin dalam, seperti vaccum cleaner terus menyedot. aku menikmatinya.
kini lidahnya ikut bermain. mencoba merasuk kedalam mulutku. menyapu segala apa yang bisa dijangkaunya. aku yang awalnya pasif mulai mengikuti tindakannya. jadilah kami bersilat lidah.
lidah saling menggelitik, tangan saling membuka pakaian. seketika kami sudah telanjang saja.
entah keberanian darimana aku yang menuntunnya kesebuah sofa. lalu mendorongnya hingga ia duduk. ia hanya tersenyum.
lalu aku bersimpuh, dan memulai pekerjaanku.
menyentuh penisnya yang masih tertidur.
tangannya membawa kepalaku untuk lebih menunduk. aku tahu yang ia mau. oral.
aku cium kepala penisnya. ku garuk lobang kencingnya dengan lidah. ia mendesah. aku cium lagi. lalu aku masukan ke dalam mulut perlahan lahan. dari kepala, bagian tengah, hingga pangkal. hidungku menyentuh rambut kemaluannya.
seketika sesuatu yang kecil berubah menjadi besar dan panjang.
ia terus menarik kepalaku. ia tampar tampar penisnya ke wajahku dan ia masukan lagi penis yang besar dan panjang itu. aku bisa menelan semuanya saat ia terus mendorong kepalaku.
setelah puas ia menarik kepalaku, menatapku tajam, dan menciumku dalam.
kini ia membimbingku untuk berdiri. lalu menyuruhku untuk duduk diatas pangkuannya. aku memunggunginya. seketika aku sudah naik turun. mengguncang tubuhku sendiri. tangannya yang berada di pinggangku terus membimbingku untuk melakukan itu.
dari kakiku yang berpijak dilantai hingga kini kakiku sudah berpijak pada pahanya. masih pada gaya yang sama.
tak berapa lama aku sudah berganti posisi. ia masih posisi yang sama, akunya yang berubah menjadi menghadap dia.
aku masih terus naik turun sambil menghisap lehernya.
ia memintaku berhenti sejenak. penisnya masih menancap dalam diriku.
ia bergerak perlahan, lalu berdiri. dan kini ia menggoyang tubuhku. sambil berjalan sambil berciuman sambil beranal ria.
tak ada lelah atau pun berkering. walau kami sudah bergerak sekian lama.
hingga ia tiba-tiba menjatuhkanku.
ruangan yang tadinya gelap berubah menjadi terang.
gila itu hanya mimpi. aku bermimpi melakukan itu dengannya.
tubuhku lemas. aku haus. dan matahari sudah memenuhi kamarku.
aku mengambil botol mineral yang tak jauh dari kasurku.
aku bisa merasakan celanaku basah. saat ku sentuh lengket dan tercium bau khas air mani. fix aku mimpi basah
saat sampai kantor, ruangan si pelaku gelap gulita saat aku melewatinya. berarti dia tidak ke kantor hari ini.
dari saat datang, duduk, hingga jam kantor usai, kerjaanku hanya memandangi ruangan gelap itu sambil membayangi kejadian dimobil kemarin dan mimpi basah tadi.
wajah orang itu selalu terbayang.
adis pun aku hubungi tidak diangkat. pesanku pun tak dibalas. kemarin saat aku mencari di tempat kerjanya, dia katanya sudah berhenti. makanya aku ingin memastikan tentang sahabatku itu sekalian konsultasi tentang kegalauanku.
pulang kerja aku langsung meluncur ke apartemen Adis. macet parah. jam 7 aku baru sampai di apartemen tersebut.
pecet bel 3 kali, yang membukakan pintu membuat aku melotot, tercengang, dan ngiler.
siapa yang buka pintu?
bule, berotot, dan hanya menggunakan boxer.
mataku menatapnya lapar. terlihat jelas. gundukannya di balik boxer ketat. aku meneguk ludahku.
"Adis," akhirnya kata itu bisa keluar juga.
tak ada jawaban, ia hanya membuka pintu lebih lebar, seolah isyarat mengizinkan aku masuk.
aki berjalan masuk. dan terdengar pintu di tutup.
aku panggil nama adis 2 kali. dan yang punya nama menongolkan kepala dari pintu kamar mandi.
adis keluar dari kamar mandi sudah mengenakan kaos dan celana kolor pink. ia berjalan sambil mengeringkan rambutnya yang basah.
"berhenti kerja?" pertanyaanku pada adis.
ia hanya senyum sambil manggut-manggut sok imut.
"terus?" lanjutku.
ia ingin menjawab keburu itu bule memeluknya dari belakang. mencium leher adis. dan adis pun berbalik. mereka berciuman sesaat. sebentar yang membuatku gerah. aku kembali membayangkan kejadian aku dan pak angga di mobil. sial.
"ki, kenalin dave." adis memudarkan lamunanku. ternyata bule ini namanya dave.
kami berjabat tangan sebentar. sebelum mereka menuju pintu keluar.
berciuman sekali lagi sebelum pintu dibuka. dan bule itu pun pergi.
"terus?" aku ulangi pertanyaanku
"terus apa?"
"terus kerja dimana?"
"oh, itu bukannya gue udah bilang sama loe, yah." aku menggeleng. " masa sih? berarti gue lupa. gue udah di terima di...." dia menyebutkan sebuah kementerian. aku engga akan menyebutkan kementrian apa.
"terus hp kemana? di telepon enggak diangkat, WA enggak di balas?"
"nah itu dia, hp gue ilang. gue lupa ngasih tahu lu juga yak. lupita nek"
"terus siapa tuh bule? si kim kemana? dibuang?"
"loe nanya banyak banget kaya polisi lagi intrograsi." ia pergi menuju kulkas. mengambil minuman kotak. lalu duduk di sampingku setelah memberikan aku minuman.
"kim lagi balik ke korea. dan itu bule cuma temen. kenal di gym. gitu cong"
"ih, kenapa loe. posesif banget nadanya. ini mah biasa di dunia homo, cong. oh, iya gue lupa. loe kan masih perawan. hahaha" ia tertawa nyaring.
aku langsung menghabiskan minumanku saat itu juga. yang membuat adis semakin tertawa lebar.
aki beranjak menuju tempat sampah yang berada dekat kulkas untuk membuang kotak minumanku. di tempat sampah terbuka itu aku melihat ada kondom yang tersimpul unjungnya dengan cair putih susu di dalamnya.
"kondom?" wajahnya dibuat lugu.
"iya itu di tempat sampah." terangku saat aku sudah duduk kembali.
"oh, itu. bekas 10 menit sebelum loe dateng cong. dia katanya ketagihan sama mebel gue. makanya minta nambah. mainnya juga di sofa ini. itu kayanya loe dudukin jejak sperma gue yang tertumpah karena kenikmatan genjotan dave, cong." katanya ayng langsung membuatku loncat dan melihat belakang celanaku dan juga bajuku.
suara tawa si banci laknat itu membuatku tersadar bahwa ia sedang bergurau.
aku langsung menendang kakinya, tapu tak kena. ia malah menjulurkan lidahnya dan mengoyang goyangnya seperti ular. "nikmat cong!" katanya lagi sambil tertawa.
"kalau menurut gue, loe sedang jatuh cinta, til. tapi loe ragu karena dia punya anak dan istri kan?" aku ngangguk.
" yah, klo saran gue, jauhin aja, til. masih banyak homo diluar sana. yah, itu saran gue. tapi kalau sampai kejadian juga loe sama dia, yah mau dikata apa. kalian kan sudah sama sama sange. eh salah gede, maksud gue, cong. klo kata agnes monika , cinta itu tak ada dusta. eh salah lagi, tak ada logika. cong." aku hanya bisa senyum yang dipaksakan saat ia membuat lelucon itu. apa yang dikatakan adis itu juga yang aku pikirkan. anak dan istrinya.