BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Gay & Budaya Bali (?)

135

Comments

  • anak agung wrote:
    ehmm mau tidak mau urusan beginian harus berpulang kepada TUHAN karena kelak kita harus bertanggung jawab terhadap TUHAN di akherat nanti. Bukankah Agama itu produk dari kebudayaan itu sendiri??





    Pada artikel Hakekat Agama dan Kebudayaan di Majalah Ilmu dan Budaya, halaman 314, tahun VI, No 4, Januari 1984. Disebutkan bahwa agama termasuk di dalam ruang lingkup Kebudayaan, pemikiran ini petitik tolak adanya asumsi bahwa agama merupakan ciptaan manusia. Agama adalah alat untuk mencapai kedamaian lahir dan batin.
    Pendapat (Asumsi) itu bahwa Kebudayaan adalah segala hasil ussaha dan daya cipta manusia baik secara abstrak atau konkrit. Apabila kita berbicara manusia sebagai subyek maka "agama bisa diterima merupakan bagian dari Kebudayaan.

    sedikit menanggapi anak agung dan dreamland_boy :
    buat anak agung, darimana anda mendapatkan sumber bahwa agama merupakan ciptaan manusia? ... mungkin yang ada baca adalah majalah yang mengupas dari satu sisi agama saja ... tanpa melakukan peninjauan kepada agama lain ... menurut saya, benar agama adalah alat untuk mencapai kedamaian lahir dan bathin, namun anda tidak lantas bisa mengatakan agama bisa diterima merupakan bagian dari kebudayaan ... bagaimapun agama dan budaya tidak akan pernah sama ... agama adalah sesuatu yang diyakini oleh seseorang terhadap tuhannya, bagaimana dia melakukan kewajiban-kewajiban yang harus dia lakukan .... sementara, budaya adalah sesuatu yang pernah ada dalam satu mayarakat, jadi budaya bukan merupakan milik individu melainkan milik bersama ... sementara agama adalah milik individu yang meyakinya bahwa yang dia pilih adalah agama yang benar ....
    dalam satu kebudayaan bisa hidup dan ada berbagai macam agama, contoh paling mudah dalam hal ini adalah kebudayaan jawa ... dimana disana ada berbagai macam agama dalam masyarakatnya seperti islam, kristen, hindu bahkan kepercayaan .... sementara dalam satu agama belum tentu bisa hidup berbagai macam kebudanyaan ... tergantung bagaimana agama itu memandang kebudayaan itu sendiri ....

    sementara buat creamland_boy: anda juga salah mengatakan kalau agama adalah produk dari kebudayaan itu sendiri ... kalau anda mengatakan begitu dasarnya apa? satu hal yang paling mudah adalah, agama dan kebudayaan bali (karena kita menyingung gay dan budaya bali) .. coba anda bandingkan, apakah sama kebudayaan yang ada di bali dengan kebudayaan yang ada di india sana? padahal mereka sama-sama memiliki agama yang sama yaitu HINDU ....? bagaimana tanggapan saudara akan hal ini ...
    saya akhirnya menanggapi hal ini, karena terlalu banyak permasalahan gay yang disangkutkan dengan agama ... sesuatu hal yang tidak pernah habis untuk dibahas ... kalaupun ada pembahasaanya ternyata ada yang salah mengutip suatu pernyataan dari sebuah sumber ....
  • adha wrote:
    anak agung wrote:
    ehmm mau tidak mau urusan beginian harus berpulang kepada TUHAN karena kelak kita harus bertanggung jawab terhadap TUHAN di akherat nanti. Bukankah Agama itu produk dari kebudayaan itu sendiri??





    Pada artikel Hakekat Agama dan Kebudayaan di Majalah Ilmu dan Budaya, halaman 314, tahun VI, No 4, Januari 1984. Disebutkan bahwa agama termasuk di dalam ruang lingkup Kebudayaan, pemikiran ini petitik tolak adanya asumsi bahwa agama merupakan ciptaan manusia. Agama adalah alat untuk mencapai kedamaian lahir dan batin.
    Pendapat (Asumsi) itu bahwa Kebudayaan adalah segala hasil ussaha dan daya cipta manusia baik secara abstrak atau konkrit. Apabila kita berbicara manusia sebagai subyek maka "agama bisa diterima merupakan bagian dari Kebudayaan.

    sedikit menanggapi anak agung dan dreamland_boy :
    buat anak agung, darimana anda mendapatkan sumber bahwa agama merupakan ciptaan manusia? ... mungkin yang ada baca adalah majalah yang mengupas dari satu sisi agama saja ... tanpa melakukan peninjauan kepada agama lain ... menurut saya, benar agama adalah alat untuk mencapai kedamaian lahir dan bathin, namun anda tidak lantas bisa mengatakan agama bisa diterima merupakan bagian dari kebudayaan ... bagaimapun agama dan budaya tidak akan pernah sama ... agama adalah sesuatu yang diyakini oleh seseorang terhadap tuhannya, bagaimana dia melakukan kewajiban-kewajiban yang harus dia lakukan .... sementara, budaya adalah sesuatu yang pernah ada dalam satu mayarakat, jadi budaya bukan merupakan milik individu melainkan milik bersama ... sementara agama adalah milik individu yang meyakinya bahwa yang dia pilih adalah agama yang benar ....
    dalam satu kebudayaan bisa hidup dan ada berbagai macam agama, contoh paling mudah dalam hal ini adalah kebudayaan jawa ... dimana disana ada berbagai macam agama dalam masyarakatnya seperti islam, kristen, hindu bahkan kepercayaan .... sementara dalam satu agama belum tentu bisa hidup berbagai macam kebudanyaan ... tergantung bagaimana agama itu memandang kebudayaan itu sendiri ....

    sementara buat creamland_boy: anda juga salah mengatakan kalau agama adalah produk dari kebudayaan itu sendiri ... kalau anda mengatakan begitu dasarnya apa? satu hal yang paling mudah adalah, agama dan kebudayaan bali (karena kita menyingung gay dan budaya bali) .. coba anda bandingkan, apakah sama kebudayaan yang ada di bali dengan kebudayaan yang ada di india sana? padahal mereka sama-sama memiliki agama yang sama yaitu HINDU ....? bagaimana tanggapan saudara akan hal ini ...
    saya akhirnya menanggapi hal ini, karena terlalu banyak permasalahan gay yang disangkutkan dengan agama ... sesuatu hal yang tidak pernah habis untuk dibahas ... kalaupun ada pembahasaanya ternyata ada yang salah mengutip suatu pernyataan dari sebuah sumber ....



    Adha,
    saya rasa Mas Agung sudah menyebutkan sumbernya deh, yaitu buku Ilmu dan Budaya. Cari aja buku itu atau minta copynya sama mas Agung. Saya rasa dia sebagai dosen Ilmu Budaya nga main-main tentang itu dan saya lihat hampir disemua postingnya ada refensinya sebagai pertanggungjawabannya dilihat daris sudut kajian Ilmunya.

    Lagian kalau saya banyak di beberapa buku filsafat, memang agama itu hasil dari kebudayaan manusia. Malah lebih ekstrim lagiakan di kalangan Ilmuwan Eropa di builang agama itu telah mati atau agama itu candu, jadi dari sudut mana anda melihatnya.

    Kalau saya baca tulisan mas Agung, disitu dia bilang adanya "ASUMSI" yang kalo nga salah artinya mendapat sementara.
  • Untuk ADHA


    Rupanya ada konfrontasi di sini. Memang betul sekali Hindhu di India dengan Hindhu di Bali berbeda. Begitupun agama yang lain seperti misalnya agama Katollik Roma di Bali yang bercorak budaya Bali di segi arsitektur dan karya seni ataupun beberapa tata-cara. Hal semacam itulah yang disebut "local-genius" atau lebih populer disebut sebagai INKULTURASI. Bukankah animisme-dinamisme-spiritisme adalah buah karya pemikiran manusia yang mendasari lahirnya agama2 di dunia?? Jadi mengapa kita tidak mengatakan agama sebagai sebuah produk dari Kebudayaan sementara 'tulisan' juga sama2 hasil pemikiran dari manusia?? Saya kira topik ini sudah melenceng jauuuuuuhhhhhhh sekali dengan pembahasan mgn Agama dsb. Jadi saya kira kasus harus ditutup sampai di sini. OK??


    salam hangatttttttt buanget, DOKTER Cinta is in The Air
  • Aduuuh.....lagi neeh...
    Untuk Dream_land, Anak Agung, Adha juga Dody, thanks berat atas comment-commentnya yang begitu semangat juga penuh dengan alasan alasan yang kuta, gw sangat menhormati untuk kalian semua.

    Tapi sekali lagi "MOHON" jangan bawa bawa dengan AGAMA, kalo posting ini mau berumur panjang, karena sudah gw bilang, gw hanya membahas tentang Gay dalam BUDAYA (kebiasaan) BALi, karena apa? Gw udah tinggal diBali cukup lama dan gw begitu takjug dengan budaya disini, apalagi dengan yang gw bahas ini.

    Jadi sekali lagi jangan masalah ini dihubung-hubungakan dengan agama, walaupun agama ada hubungannya dengan budaya tapi PLEASE...jangan dibahas dipostng ini. karena Agama dan perbedaan pernadapat akan sangat sensitif bila dibahas dan itu sudah sara. Walupun alasannya...

    Kalo emang mau kita lebih baik kita bandingkan dengan budaya yang ada ditanah air tercinta ini, yang sudah banyak diketahui budaya homosexual sudah ada sejak lama.
  • ... berat .. beeeeeeeeeeraaaaaaaaat ... ini makalah ... ya dah .. lewat gue
  • Eh.. bagus juga tuh makalahnya. eh mau dong ?...... ke Bali... siapa sih yang mau ajak aku?, aku pasti mau kesana
  • kalo kamu pernah tinggal cukup lama disana, berarti gambaran apasaja yang telah kamu dapatkan?bisa dijelaskan.dan kira2 kamu sudah berapa lama disana.karena kalo untuk mengetahui lebih pasti hal tersebut maka kita membutuhkan koresponden yang lebih lama tinggal di bali, jadi tidak bisa mengambil dari subjektif.

    mungkin ada yang berasal dari bali dan bisa menambahkan informasi ini lebih lanjut.

    setelah saya membaca ini, saya berpendapat mungkin karena mendapat banyak pengaruh dari luar, sehingga mengakibatkan, sedikit atau banyak pengaruh luar, yang menyebabkan konsolidasi budaya. sehingga hal di atas dianggap tidak tabu oleh masyarakat di Bali.
    ada yang setuju dengan pendapat saya.
  • f wrote:
    kalo kamu pernah tinggal cukup lama disana, berarti gambaran apasaja yang telah kamu dapatkan?bisa dijelaskan.dan kira2 kamu sudah berapa lama disana.karena kalo untuk mengetahui lebih pasti hal tersebut maka kita membutuhkan koresponden yang lebih lama tinggal di bali, jadi tidak bisa mengambil dari subjektif.

    mungkin ada yang berasal dari bali dan bisa menambahkan informasi ini lebih lanjut.

    setelah saya membaca ini, saya berpendapat mungkin karena mendapat banyak pengaruh dari luar, sehingga mengakibatkan, sedikit atau banyak pengaruh luar, yang menyebabkan konsolidasi budaya. sehingga hal di atas dianggap tidak tabu oleh masyarakat di Bali.
    ada yang setuju dengan pendapat saya.

    Kalo udah tinggal di Bali selama hampir 14 tahun apakah masih kurang lama?
    Justru karena ketidakpahaman, gw pengen sharing ama rekan BF upaya gw bisa lebih tau dan mengerti dengan budaya disini, karena posting yang gw buat semuanya bukan kesimpulan tapi justru pertanyaan, khususnya buat Anak Agung (baca posting awal)
  • Gus Bagus, gue mau ikutan nih, Setelah gue tanya sama temen gue yang orang Bali dan juga yang pernah hampir 12 tahun tinggal di Bali, memang ada kebiasaan seperti itu dan katanya orang Bali itu sangat toleran sekali.

    Memang bagi mereka, mandi bersama saling lihat k.o.n.t.o.l buat sesuatu yang dilarang. Mungkin kamu pernah ke pemandian air panas di deket Danau Batur, deket Villanya Sutan Takdir, Toya Bunkah?
    Di situ malah cowok sama cewek mandi telanjang nga pada malu-malu. Dan bener juga kata Anak Agung (Nama Belakangnya siapa sih? soalnya nama anak agung kan nama yang biasa pada orang Bali), buat sesuatu yang aib. Apalagi diakan tahu betul sejarah dan latar belakangnya.

    Malah temenku ada yang menjadi gigolo di sana dan orang Bali tetangganya tidak pernah usil, walau tahu pekerjaan temenku itu.
    Beberapa temenku yang jadi penari juga bilang, di Bali sih surga buat kaum gay, walau masyarakatnya nga mengartikan itu gay. Jadinya wajar-wajar aja. Juga sekitar tahu 90an malah David Bowie pernah lama di Bali dan notabenenya ditemani cowok-cowok lokal.
  • adha wrote:
    anak agung wrote:
    Dear All,

    Yang jelas, hubungan seks antar sesama jenis bukan sesuatu yang aib, suatu kenbanggaan kalau kita diajak ml dengan orang yang kedukukannya lebih tinggi.

    Sama halnya dengan di Jawa, mandi bersama-sama biasa dilakukan para prajurit yang sekali kali tidak ada aturan "AURAT" seperti halnya agama Islam, ada kebanggsaan bisa kita diperbolehkan melihat kelamin teman kita, apalagi kalau boleh disuruh memagang. Inilah yang saya bilang setiap nilai punyai logikanya masing-masing. Berangkat dari ini saja Saudara Freid harus memahami.

    sedikit tanggapan buat anak agung ....
    saya kurang sependapat dengan alur pikir anda yang saya tandai diatas, dimana anda menyangkutkan sebuah budaya dan agama dalam hal ini ...
    saya bisa mengerti, mungkin anda adalah seorang keturunan ningrat dari raja-raja bali atau mungkin raja-raja jawa ... namun, tidak berarti anda bisa membuat statement seperti itu .,.... tradisi yang anda kemukakan disini saya pikir masih kurang tepat, makanya saya sendiri bisa mengerti kenapa saudara freid sampai saat ini belum memahami apa yang saudara buat ...........

    anda yakin? kalau di bali melakukan making love dengan orang yang mempunyai derajat paling tinggi suatu kebanggaan? ... kalau anda mengatakan hal itu, berarti saya menangkap budaya bali sangatlah tidak bagus ... karena bali dikenal karena budaya yang berlandaskan agama ...
    menurut saya, agama manapun tidak memperkenankan seseroang melakukan hubungan sex tanpa ada dasar ikatan terlebih dahulu ... atau mungkin di bali emang beda? (maaf, saya tidak mencampuradukkan agama dalam hal ini) .....

    saya yakin, anda adalah orang yang pintar dan bijaksana dalam membuat suatu kesimpulan ... mungkin anda sedikit kurang hati-hati dalam menyimpulkan ... dalam hal ini, saya tidak bermaksud untuk menyalahkan anda ... cuma saya kurang sependapat saja ... atau ada pendapat lain dalam hal ini?

    buat gus bagus ... maaf ya? aku nga bermaksud merusak posting anda ... cuma sebagai bagian bangsa, aku merasa tergugah dengan pernyataan saudara anak agung .... tidak ada maksud lain dibalik ini ... semoga kita semua bisa lebih bijaksana dalam menyikapi sebuah persoalan .....


    Dear Mas Adha,
    Kebetulan mas tinggal di Yogya, tahu kehidupan atau sejarah para dinasti Mataram, yang Yogyakarta sebagai salah satu pecahan dari Mataram yang terbagi dua Yogya dan Solo tahun 1755.

    Adalah suatu kebanggan menjadi selir dari para bangsawan, ingat masa itu selir ada yang di nikahkan ada yang tidak, sebagai selir dari rakyat biasa maka akan merubah status soal apa lagi kalau punya anak, karna anaknya akan bergelar ningrat.

    Nah di Yogya dan di Solopun ada anak-anak yang diasuh oleh para Pangeran yang seniman, diasuh dalam arti kata kehidupannya terpenuhi, tetapi harus menemani hasrat sex para Pangeran tersebut. Saat ini masih ada beberapa umumnya yang masih kuat rasa Kejawennya yang merupakn sinktretis antara, pengaruh Islam dan Hindu.

    Kalau mas Andh baca cerita Senopati Pamungkas dari mas Wendo, disitupun diceritakan adanya kebiasaan mandi telanjang, yang menjadi kehormatan kalo mandi telanjang dg yang lebih tinggi pangkatnya, kebiasaan para bangsawan ini akhirnya menurun ke masyarakat biasa.
    Atau mas Adha bisa UGM, tanya langsung dengan Guru Besar Ilmu Budaya, Prof Dr. Ibrahim Alfian, karena di Acehpun pada zaman dulu ada juga anak-anak lelaki yang diasuh untuk komunitas tari yang didandani perempuan yang biasa disebut anak pentol korek dan juga diajak untuk hubungan seks. Anak-anak ini diserahkan dari orang tuanya, dengan sejumlah bayaran, mirip dengan para gemblak di Jawa Timur (Warok, Reog), silakan baca atau cari majalah Gatra yang memuat tentang hal itu
    yang pernah saya sebutkan di beberapa posting saya.

    Anyway saya hanya memberi jawaban atas pertanyan Saudara Gus Bagus, soal pendapat anda, itu bagi saya termasuk kategori jawaban orang awam atau jawaban tingkat pertama. Terima kasih
  • Anonymous wrote:
    adha wrote:
    anak agung wrote:
    Dear All,

    Yang jelas, hubungan seks antar sesama jenis bukan sesuatu yang aib, suatu kenbanggaan kalau kita diajak ml dengan orang yang kedukukannya lebih tinggi.

    Sama halnya dengan di Jawa, mandi bersama-sama biasa dilakukan para prajurit yang sekali kali tidak ada aturan "AURAT" seperti halnya agama Islam, ada kebanggsaan bisa kita diperbolehkan melihat kelamin teman kita, apalagi kalau boleh disuruh memagang. Inilah yang saya bilang setiap nilai punyai logikanya masing-masing. Berangkat dari ini saja Saudara Freid harus memahami.

    sedikit tanggapan buat anak agung ....
    saya kurang sependapat dengan alur pikir anda yang saya tandai diatas, dimana anda menyangkutkan sebuah budaya dan agama dalam hal ini ...
    saya bisa mengerti, mungkin anda adalah seorang keturunan ningrat dari raja-raja bali atau mungkin raja-raja jawa ... namun, tidak berarti anda bisa membuat statement seperti itu .,.... tradisi yang anda kemukakan disini saya pikir masih kurang tepat, makanya saya sendiri bisa mengerti kenapa saudara freid sampai saat ini belum memahami apa yang saudara buat ...........

    anda yakin? kalau di bali melakukan making love dengan orang yang mempunyai derajat paling tinggi suatu kebanggaan? ... kalau anda mengatakan hal itu, berarti saya menangkap budaya bali sangatlah tidak bagus ... karena bali dikenal karena budaya yang berlandaskan agama ...
    menurut saya, agama manapun tidak memperkenankan seseroang melakukan hubungan sex tanpa ada dasar ikatan terlebih dahulu ... atau mungkin di bali emang beda? (maaf, saya tidak mencampuradukkan agama dalam hal ini) .....

    saya yakin, anda adalah orang yang pintar dan bijaksana dalam membuat suatu kesimpulan ... mungkin anda sedikit kurang hati-hati dalam menyimpulkan ... dalam hal ini, saya tidak bermaksud untuk menyalahkan anda ... cuma saya kurang sependapat saja ... atau ada pendapat lain dalam hal ini?

    buat gus bagus ... maaf ya? aku nga bermaksud merusak posting anda ... cuma sebagai bagian bangsa, aku merasa tergugah dengan pernyataan saudara anak agung .... tidak ada maksud lain dibalik ini ... semoga kita semua bisa lebih bijaksana dalam menyikapi sebuah persoalan .....


    Dear Mas Adha,
    Kebetulan mas tinggal di Yogya, tahu kehidupan atau sejarah para dinasti Mataram, yang Yogyakarta sebagai salah satu pecahan dari Mataram yang terbagi dua Yogya dan Solo tahun 1755.

    Adalah suatu kebanggan menjadi selir dari para bangsawan, ingat masa itu selir ada yang di nikahkan ada yang tidak, sebagai selir dari rakyat biasa maka akan merubah status soal apa lagi kalau punya anak, karna anaknya akan bergelar ningrat.

    Nah di Yogya dan di Solopun ada anak-anak yang diasuh oleh para Pangeran yang seniman, diasuh dalam arti kata kehidupannya terpenuhi, tetapi harus menemani hasrat sex para Pangeran tersebut. Saat ini masih ada beberapa umumnya yang masih kuat rasa Kejawennya yang merupakn sinktretis antara, pengaruh Islam dan Hindu.

    Kalau mas Andh baca cerita Senopati Pamungkas dari mas Wendo, disitupun diceritakan adanya kebiasaan mandi telanjang, yang menjadi kehormatan kalo mandi telanjang dg yang lebih tinggi pangkatnya, kebiasaan para bangsawan ini akhirnya menurun ke masyarakat biasa.
    Atau mas Adha bisa UGM, tanya langsung dengan Guru Besar Ilmu Budaya, Prof Dr. Ibrahim Alfian, karena di Acehpun pada zaman dulu ada juga anak-anak lelaki yang diasuh untuk komunitas tari yang didandani perempuan yang biasa disebut anak pentol korek dan juga diajak untuk hubungan seks. Anak-anak ini diserahkan dari orang tuanya, dengan sejumlah bayaran, mirip dengan para gemblak di Jawa Timur (Warok, Reog), silakan baca atau cari majalah Gatra yang memuat tentang hal itu
    yang pernah saya sebutkan di beberapa posting saya.

    Anyway saya hanya memberi jawaban atas pertanyan Saudara Gus Bagus, soal pendapat anda, itu bagi saya termasuk kategori jawaban orang awam atau jawaban tingkat pertama. Terima kasih
    Anak Agung
  • Kenapa memangnya kalau kita membahas agama?? Nothing wrong with that. Budaya menghasilkan Agama sementara Agama membentuk budaya yang berbeda. Contohnya Budaya diUSA atau budaya di Italia. Apalagi kalau mau dibnadingkan budaya di Timur Tengah dan Malaysia. It's connected.


    DOKTER CINTA, yang mencoba untuk taat beragama
  • Kenapa memangnya kalau kita membahas agama?? Nothing wrong with that. Budaya menghasilkan Agama sementara Agama membentuk budaya yang berbeda. Contohnya Budaya diUSA atau budaya di Italia. Apalagi kalau mau dibnadingkan budaya di Timur Tengah dan Malaysia. It's connected.


    DOKTER CINTA, yang mencoba untuk taat beragama

    Boleh boleh aja..., tapi jangan disini, karena menurut gw kalo udah membahas agama akan sangat riskan dan kadang penuh dengan perbedaan walaupun tujuannya sama yaitu TUHAN, tapi caranya yang beda. dan itu nantinya akan mejadi SARA.

    Tolong kalo emang Dreamland mau membahas soal agama dan hubungan dengan lainnya..kali bisa bikin topic baru yang khusus untuk itu. Karena menurut gw budaya itu sangat unik dari satu tempat dengan tempat lainnya. Dreamland sendiri udah bicarakan bahwa topic ini sudah melenceng jauh...sebabnya yaituu..dihubungkan dengan agama, coba deh kalo kita hubungkan dengan budaya lainnya pasti lebih seru dan tentunya lebih ada connected satu sama lainnya
  • dody wrote:
    Gus Bagus, gue mau ikutan nih, Setelah gue tanya sama temen gue yang orang Bali dan juga yang pernah hampir 12 tahun tinggal di Bali, memang ada kebiasaan seperti itu dan katanya orang Bali itu sangat toleran sekali.

    Memang bagi mereka, mandi bersama saling lihat k.o.n.t.o.l buat sesuatu yang dilarang. Mungkin kamu pernah ke pemandian air panas di deket Danau Batur, deket Villanya Sutan Takdir, Toya Bunkah?
    Di situ malah cowok sama cewek mandi telanjang nga pada malu-malu. Dan bener juga kata Anak Agung (Nama Belakangnya siapa sih? soalnya nama anak agung kan nama yang biasa pada orang Bali), buat sesuatu yang aib. Apalagi diakan tahu betul sejarah dan latar belakangnya.

    Malah temenku ada yang menjadi gigolo di sana dan orang Bali tetangganya tidak pernah usil, walau tahu pekerjaan temenku itu.
    Beberapa temenku yang jadi penari juga bilang, di Bali sih surga buat kaum gay, walau masyarakatnya nga mengartikan itu gay. Jadinya wajar-wajar aja. Juga sekitar tahu 90an malah David Bowie pernah lama di Bali dan notabenenya ditemani cowok-cowok lokal.

    Itulah kelebihannnya dan karena itulah gw bisa lebih lama dan betah untuk tinggal tetap diBali, disini kita bisa menjadi orang apa adanya tampa harus malu dan takut, Masyarakat diBali sangat menhormati antar masayarakat pendatang (baik antar luar pulau maupun luar negeri), selama orang itu masih bisa saling menghormati satu dengan masyarakat lainnya. Dan itu memang sudah terbukti, semakin banyaknya pendatang baik dari kalangan pembisinis, artist, deelel.....
  • Gus Bagus wrote:
    dody wrote:
    Gus Bagus, gue mau ikutan nih, Setelah gue tanya sama temen gue yang orang Bali dan juga yang pernah hampir 12 tahun tinggal di Bali, memang ada kebiasaan seperti itu dan katanya orang Bali itu sangat toleran sekali.

    Memang bagi mereka, mandi bersama saling lihat k.o.n.t.o.l buat sesuatu yang dilarang. Mungkin kamu pernah ke pemandian air panas di deket Danau Batur, deket Villanya Sutan Takdir, Toya Bunkah?
    Di situ malah cowok sama cewek mandi telanjang nga pada malu-malu. Dan bener juga kata Anak Agung (Nama Belakangnya siapa sih? soalnya nama anak agung kan nama yang biasa pada orang Bali), buat sesuatu yang aib. Apalagi diakan tahu betul sejarah dan latar belakangnya.

    Malah temenku ada yang menjadi gigolo di sana dan orang Bali tetangganya tidak pernah usil, walau tahu pekerjaan temenku itu.
    Beberapa temenku yang jadi penari juga bilang, di Bali sih surga buat kaum gay, walau masyarakatnya nga mengartikan itu gay. Jadinya wajar-wajar aja. Juga sekitar tahu 90an malah David Bowie pernah lama di Bali dan notabenenya ditemani cowok-cowok lokal.

    Itulah kelebihannnya dan karena itulah gw bisa lebih lama dan betah untuk tinggal tetap diBali, disini kita bisa menjadi orang apa adanya tampa harus malu dan takut, Masyarakat diBali sangat menhormati antar masayarakat pendatang (baik antar luar pulau maupun luar negeri), selama orang itu masih bisa saling menghormati satu dengan masyarakat lainnya. Dan itu memang sudah terbukti, semakin banyaknya pendatang baik dari kalangan pembisinis, artist, deelel.....



    Dan ingat di sana ada juga satu komunitas Islam yang kuat (istilah Freid Muslim yang Kaffa, ya) yang awal Sejarahnya adalah Pengakuan dari Raja Karangasem, karena salah satu Putra Raja Karangasem saat itu masuk agama Islam.
    Jadi terserah mau surga atau negara ee neraka, resiko tanggung jawab sendiri.
Sign In or Register to comment.