It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
tolong dong, ini thread umum..
urusan pribadi silahkan pm2an
bikin rusak mata
*buat TS maap sok ngatur*
sabar ya....T_T(albert mode:on)
remynya sih player....huhuhu...
Stok ceritanya udah ada bro.. cuma blom yakin mau diterusin apa kagak... *makasih dah baca ya...
hahaha, gaya gue dicolong juga, bayar royalti!!!
padahal kemaren di gathering ditungguin loh, tanya aja ama vire_alert
Yah.. udah dibilang padahal jangan terlalu "deket" sama gw, soalnya ntar bakalan sakit hati... tapi ABG mana sih yang bisa dibilangin??
Hehehe.. sori boz.. mendadak ada urusan asmara... *padahal pengen banget dateng...
soal royalti... kirim aja no. rekening ente dengan format [x.x.x.x.x.x.x]
Minggu, 26 Oktober 2008
Dua kali aku mencoba, dua kali juga gagal. Aku sendiri heran mengapa ganjalan yang sejak sebelum bertemu Shahrul di Bogor belum juga hilang sehingga aku seperti hilang semangat, padahal ya ampun! bukannya ini yang aku tunggu-tunggu? bisa bermesraan dengan anak ini? seperti tadi pagi aku mencobanya lagi untuk bermesraan dengannya, dan kembali tidak berhasil. Aku lalu menyerah dan membiarkan cowok ini untuk pulang, apalagi dia memang berencana untuk kembali ke Bandung sore harinya.
Ada yang bilang kalau manusia itu enggak ada yang benar-benar jahat ataupun benar-benar baik. Tapi aku sendiri merasa kalo aku memang 100% pure evil... Aku enggak pernah bisa percaya sama orang lain apalagi sampe jatuh cinta... karena sudah dari sepuluh tahun lalu hatiku ini seperti dilapisi karat!! kalaupun aku berlaku baik kepada seseorang, biasanya pasti memiliki motif dan aku jarang sekali merasa tidak enak tentang apapun khususnya perlakuanku kepada orang lain.
"Sini! kuncinya gue pinjem sebentar..." pintaku pada Shahrul yang sedang memain-mainkan kunci kamar kosnya.
"Buat apaan?" tanyanya curiga.
"Sini-in aja kenapa!" kataku lagi dengan memaksa.
Kemudian Shahrul melemparkan kunci itu dan aku menangkapnya. Aku sendiri melepas salah satu gantungan kunci dari rentetan kunci milikku. Gantungan kunci itu terbuat dari logam putih dan berbentuk gajah pemberian temanku yang baru saja pulang dari Thailand. Kemudian aku mengaitkan kunci kamar kos Shahrul pada gantungan kunci itu.
"Biar ente inget terus sama gue.. jangan ilang ya?" pintaku sambil menyerahkan kunci itu kembali kepada pemiliknya.
Harusnya tikus! harusnya gantungan yang kuberikan pada Shahrul berbentuk tikus, karena aku adalah Remy si tikus! Tapi malah gantungan kunci berbentuk gajah yang kuberikan, dan itu sangat mengingatkan aku pada Nugie yang suka mengasosiasikan dirinya sebagai seekor gajah, padahal anatomi tubuhnya sangat jauh untuk mengingatkan orang-orang akan sosok seekor gajah. Terlepas apapun "status" di antara mereka, aku sangat yakin bahwa kedua orang ini saling menyayangi dan aku berada di tengah-tengah mereka... mengacau... dan melakukan perbuatan yang mungkin akan sulit dimaafkan.
******
Setelah tidak berhasil menghabiskan ketupat sayur yang dijual di stasiun untuk sarapan, aku dan Shahrul menunggu kereta tiba. Tadi aku menyarankan Shahrul untuk naik kereta ekspress karena Shahrul bilang dia ingin duduk dan tidur sampai tiba di Stasiun Manggarai tempatnya turun nanti.
"Kereta yang jam berapa Rem?" tanyanya.
"Yang jam setengah sebelas.." kataku sambil terus menatap layar ponsel dan asyik chatting dengan... Nugie.
"Elu chat apa sih sama si Nugie?" tanya Shahrul penasaran sambil merebut ponselku.
"Ngeledekin dia, gue bilang abis nengokin elu sakit... emang kenapa? dia enggak boleh tau ya ente nginep di rumah gue?" pancingku.
"Ya.. kalo mau bilang, bilang aja Rem! gapapa..."
Gapapa sih Gapapa! tapi nadanya yang penuh keraguan sudah menjelaskan isi hati Shahrul.
Ketika kemudian kereta datang, sebelum naik ke atas gerbong Shahrul sempat berujar, "Thanks ya Rem.. 'sarapannya' bedeuh... ngeliat ekspresi muka lu tadi pagi..." godanya.
Aku tersenyum masam mendengar candaannya. Dan dengan lambaian tangan seadanya aku kemudian melihatnya menghilang saat pintu gerbong kereta menutup. Satu hal yang Shahrul tidak tahu... kalau kereta itu tidak akan berhenti di Stasiun Manggarai... Dan aku meninggalkan stasiun dengan tersenyum puas membayangkan dia terbawa minimal sampai stasiun Gambir...
"Remiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.... tuh kereta enggak turun di manggarai!!!" kata Shahrul lewat SMS saat sore hari.
Dan serapat apapun kebohongan ditutupi... pasti akan ketahuan juga pada akhirnya...
******
hehehe, gapapa deh, masih ada next gathering koq
tapi harus dateng yah, hohoho
hmm, soal royalti, gampang deh, huahahahahaha
Kok sepertinya tawa nya mengandung sesuatu yang misterius... Heheheh...
emang seharusnya dari dulu-dulu semua member BF tuh pada benci sama gw....