BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com
Howdy, Stranger!
It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Quick Links
Categories
- 31.1K All Categories
- 24.4K BoyzLife!
- 5.5K BoyzStyle
- 1.9K BoyzStories
- 5K BoyzLove
- 5.9K BoyzRoom
- 2 *Members Only!
- 1 BoyzAlbum*
- 1 BoyzChat*
- 12.8K BoyzConnect!
- 6K Jabodetabek
- 3.9K Jawa
- 2.5K Nusantara
- 451 International
- 291 BoyzForum Info
- 8 Apa Itu BoyzForum?
Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.
Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.
Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.
Living With My Cousin [E-Book Re-Release]
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
kirain drama biasa, ternyata full porno dah
cuman ada sex dan kesenangan, sedihnya gak bisa diceritakan sejajar karena jadi aneh
aye kasih nilai C+ azza ya.
LoL.
Hehehe... Jangan Lupa dibaca ya... Sama kasih Komen.
Yang belum Vote, tolong Vote ya!
Hehehe... Makasih atas masukannya. Di Season 2 bakalan gw coba perbanyak Dramanya.
keep on writing bos..
Diseason ini gua mencoba untuk membuat cerita lebih baik. Tapi kalo hasilnya sama kurang memuaskan ya maaf.
Kalo Season 2 ini selesai (Kalo Selesai) gua bakalan Bikin E-Booknya Kok.
Selama Menikmati ya.
Kt ny mw posting..
Gw tgu ni..
Chapter 1 : Awal Semester, Awal Bertemu Orang Manis, Awal Bertemu Orang Aneh.
Semester satu telah berakhir. Segala masa kuliah di semester satu telah gua lewati dengan sukses. Hasil kuliah gua disemester satu cukup memuaskan, dari 7 mata kuliah yang gua pelajari, 2 diantaranya mendapat nilai A, 4 Nilai B dan 1 Nilai C. Tidak apa-apa lah, gua bisa memperbaikinya di semester berikutnya. Kedua orang tua gua juga tampak senang-senang aja dengan satu nilai C tersebut. Mereka berpikir bahwa gua masih berada pada awal masa kuliah dimana histeria SMU masih belum bisa hilang. Dan seiring dengan berjalannya waktu secara perlahan akan hilang.
Liburan gua cukup menyenangkan. Gua mendapat masa libur selama 1 bulan. 3 minggu pertama gua habiskan dirumah. Bermalas-malasan didepan tv, main PS, main internet, dan jalan-jalan bersama temen rumah. Gua juga sering mengisi kebosenan gua dengan mengisengi adik cewek gua. Biasanya sih main nyolot-nyolotan. Atau pada saat dia mandi gua mantiin lampu kamar mandinya sehingga dia berteriak keras. Didapur gua bisanya ngabisin tempe goreng buatan nyokap yang baru selesai digoreng. Biasanya nyokap terpaksa harus memasak ekstra tempe karena setengah tempe goreng udah gua lahap.
Ada satu hari dimana gua merasa terkejut sekaligus seneng. Ketika gua sedang asik-asik nonton tv mendadak bokap gua pulang. Gua lihat dia pulang sambil membuat sesuatu, semacam kardus berbentuk balok. Pas gua tanya dia malah memberikan kardus itu ke gua. Pas gua buka ternyata isinya sebuah labtop. Wuakakak gua seneng banget. Bokap bilang kalo gua sudah waktunya untuk menggunakan labtop karena masa kuliah pastinya bakalan banyak hal-hal yang harus gua kerjakan dengan menggunakan labtop. Sampai menjelang pagi gua habiskan waktu gua didepan labtop.
***
Pada hari sabtu minggu ke-3 gua sekeluarga akan menghadiri acara pesta kawinan saudara gua. Sekalian juga gua akan kembali kerumah Jhosua karena kebetulan dia juga hadir disana. Maka pagi-pagi sekali gua sudah bangun dan langsung merapihkan baju-baju gua. Gua masukan kedalam tas gua dan langsung mandi.
Menjelang siang gua sudah siap. Dengan mengenakan setelan kemeja putih bercelana panjang hitam dan selimuti jas hitam dan juga dasi biru gelap yang menawan. Sepatu kulit hitam yang hanya gua pakai di acara-acara tertentu ikut melengkapi penampilan gua itu.
Adik cewek gua juga tampak cantik dengan gaun selutut hitam yang menawan, dia juga menggunakan sepatu hak setinggi 10 cm. Adik gua yang cewek itu memang senang tampil sebagai wanita yang sesungguhnya. Dia anti sama hal-hal yang merujuk pada penampilan tomboy. Sebisa mungkin dia tampil feminim dan cantik, dan dia selalu berhasil.
“Cek ileeeeh... gua nggak nyangka elo udah jadi cewek sekarang. Hahaha....” kata gua.
“Hahaha... emang bener. Beda sama elo yang masih ajaaa kaya hewan... hahaha...!”
“Songong lo!”
Berikutnya gua dan keluarga sudah siap untuk berangkat. Pestanya dilangsungkan di JCC, biasalah keluarga tajir yang punya hajatan. Beda ama keluarga gua yang kekayaanya secukupnya aja, hehehe. Dengan berkendara mobil hitam kita sekeluarga pergi menuju resepsi pernikahan. Perjalanannya cukup melelahkan karena kita terkena macet pada saat memasuki tol dalam kota. Dan setelah satu setengah jam perjalanan akhirnya kita tiba di JCC. Mobil kita perkirkan diparkiran khusus lalu kita sekeluarga menuju tempat pesta.
Pestanya megah dan mewah. Hall Cendrawasih JCC dirumah menjadi sangat luar biasa indah. Mereka pasti menghabiskan dana miliaran untuk pesta seperti ini. Banyak sekali hiasan-hiasan cantik disana. Patung-patung indah yang terbuat dari es, makanan-makana yang tertata rapi, dekorasi-dekorasi unik dan indah yang bertebaran diseluruh penjuru, semuanya tampak indah dan cemerlang. Keluarga gua mana sanggup bikin pesta bagus kaya gini.
Sang pengantin berada disalah satu sisi diatas sebuah panggung yang indah sekali. Mereka berdua tampak bahagia saat itu. Gua sekeluarga menghampiri sang pengantin dan menyalamnya. Lalu kemudian menikmati hidangan mewah yang sudah tersaji. Hidanganya enak bener, dan kebetulan gua masih laper, nyokap gua Cuma beli nasi uduk dan itu gak bikin gua kenyang.
Dari semua hidangan yang ada gua terpaku sama salah satu makanan favorit gua. Yang punya hajat rupanya tau kalau Breadtalk banyak yang suka. Gua langsung aja nyamber susunan Fire Floss dan melahapnya. Enak bener.
“Iga!” Seseorang berseru, mengganggu kesendirian gua memakan gua. Gua menoleh mencari-cari siapa yang manggil.
“Woooy!”
Ternyata si Jhosua. Sepupu gua, dia tampak tampan dan gagah seperti biasa. Dengan setelah rapihnya. Namun dia tidak sendiri, ada seseorang yang mendampinginya. Siapa tuh orang?
“Gila lo ya, ngumpet sendiran makan kue. Kacau lo.” Kata Jhosua setelah mendekat.
“Laper gue ga.” Balas gua sambil dengan cengar-cangir dan terus makan kue.
“Dasar lo. Hahaha...” Jhosua ketawa garing. “Nih, elo inget gak sama dia?”
Gua menatap cowok ganteng disebelah Jhosua, yang tingginya sama kaya gua.
“Arga,” kata gua setengah tidak yakin. Karena gua udah lama banget gak ketemu nih cowok.
“Aiga?” dia juga berkata tidak yakin.
Awalnya kaku lalu mendadak kemudian cari seketika. Gua dan dia saling berpelukan. Tangan gua masih megang roti malah sangking cair suasana.
“Gila lo, udah berubah bentuk lo sekarang. Beda sama waktu SD.” Kata gua.
“Elo juga. Udah keren sekarang. Ganteng abis. Playboy dong lo?”
“Wuahahaha...” Tiba-tiba Jhosua ketawa. “Playboy dari hongkong. Gak pernah laku dia. Gua aja ampe kasian.”
“Gua kan orangnya selektif Jhos.” Kata gua.
“gimana, asik gak tinggal bareng abang gua?” tanya Arga.
“Yaaa... gimana ya.” Gua langsung begaya sok. “Asik sih. Tapi biasa aja.”
“Belaguuu” kata Jhosua. “Makmur lo hidup sama gua, hahaha.”
“Hahaha... gua udah tau dari dulu sih. Kangen gua sama elu cuy, udah lama banget kita gak ketemuan.”
“Iya. Udah ada kali ya 7 tahunan.” Kata gua. “Kenapa elo nggak maen aja kesana?”
“Nggak bisa, gua sibuk banget. Gua kan mau UAN nih. Jadi sibuk kursus ama belajar. Tapi kalo liburan gua pasti mampir kok.”
“Tenang aja. elo kelarin aja dulu UAN lo baru ikutan gila-gilaan sama gua.” Kata gua.
Terdengar suara, suara dering ponsel. Arga merogoh kantong celananya dan mengambil ponselnya.
“Iya mah, kenapa? Aku lagi ngobrol sama si Iga. Si Iga! Iya, yang dulu ceking itu... iya aku lagi ngobrol sama dia. Ya udah-ya udah, entar lagi Arga kesana.”
Ia kemudian memasukan kembali ponselnya.
“Eh gua ke Mama dulu ya.” Kata Arga.
“Oke.”
Arga kemudian meninggalkan kita berdua dan menghilang dibalik para tamu. Jhosua berjalan mendekati meja kue dan mengambil salah satu kue.
Arga dulunya temen sepermainan gua waktu kecil. Tepatnya waktu gua dan keluarga Jhosua tinggalnya deketan. Gua sama dia yang jaraknya hanya beda setahun dekat banget. Namun semenjak bokapnya harus keluar negeri untuk suatu urusan akhirnya dibawalah sekeluarga pindah ke luar negeri dan kembali lagi setelah 5 tahun. Sayang rumahnya yang lama sudah dipakai sama saudaranya yang lain sehingga mereka memutuskan untuk membeli rumah yang baru.
Gua gak nyangka si Arga yang dulu culun dan gemuk gitu sekarang berubah jadi ganteng banget. Wajahnya memiliki banyak kemiripan dengan abangnya, namun Arga jauh lebih cute walaupun tampilanya cowok banget. Sentuhan anak manisnya masih jelas terpancar diwajah putihnya.
“Arga ganteng banget ya sekarang.” Kata gua.
“YA jelas, adeknya siapa dulu. Abangnya aja ganteng, apalagi adiknya. Hahaha...”
“Seru tuh kalo main ke apartermen.”
“Weits, enak aja lo. Jangan lo caplok adek gua. Dia cowok baek-baek. Jangan elo racunin dia. Udah gua aja.”
“Hahahaha, maksud loooo?”
“Iya, jangan lo rayu dia supaya mau ngisep punya lo itu.” Kata Jhosua, “Tapi kalo elo yang ngisep boleh lah. Asal dianya mau, wuakakak.”
“Wuakakak, gua juga gak mau lah ngerusak adek lo. Elo aja udah puas gua.”
“Eits, gua belum rusak. Gau mana mau begitu sama cowok lain. Tapi elo belum tau kan penisnya si Arga segede apa?”
“Segede apa?”
“Gedeeee... tuh anak baru 17 tahun tapi penisnya udah 17 cm.” Kata Iga.
“Kok elu tau?”
“Ya tau lah, gua suka nonton BF berdua sama dia. Dia juga pernah bilang sama gua soal ukurannya. Dia sirik sama gua karena gedean gua.”
Gua masih diam menyimak.
“Sebelum elo tinggal sama gua, dia juga sempet tinggal sama gua. Jadi dia juga tau adat istiadat di apartemen.”
“Maksud lo yang Cuma bercelana dalam atau bugil?”
Jhosua mengangguk-angguk. “Cuma bedanya, kalo dia ngeliat kon.tol gua biasa aja. beda sama elo yang langsung konak gitu ngeliat kon.tol gua. Hahaha.”
“Anjing lo. Nyindir gua lo.” Kata gua, “Ada lagi bedanya, adek lo nggak bisa mijat kaya gua. Apalagi plus-plusnya. Adek lo mah gak apa-apanya.” Si Jhosua hanya cengar-cengeri kuda aja. “Udah, gimana nih, kapan kita balik. Gua udah bawa tas gua. Jadi dari sini gua langsung ke apartermen.”
“Bentaran lagi deh. Gua masih pengen disini. Cewek-ceweknya seger-seger.” Kata Jhosua.
“Boleh juga. Emang bener, disini seger-seger. Tadi ada cewek cakep yang ngeliatin gua terus. Tapi udah gak tau kemana.”
“Gua mah tadi udah ‘main’ sekali di toilet. Ceweknya bohai, kenalan di luar tadi” Kata Jhosua.
Gua syok, gila nih orang. Bisa aja.
“Serius loh. Gila banget sih, dimana-mana bisa aja main sodok-sodokan. Baru kenal lagi.” Kata gua.
“Lah dianya mau.”
Gua hanya bergeleng-geleng kepala aja penuh takjub dan heran. Ckckcck... orang gila.
***
Pintu apartermen Jhosua terbuka dan gua berdua masuk. Gua dan Jhosua niatan untuk mandi bareng karena abis ini kita mau langsung bermalas-malasan didepan tv. Jadi setelah meletakan tas dikamar dan melepaskan sepatu gua menanggalkan pakaian satu persatu sampai gua telanjang bulat dan membawa handuk menuju kamar mandi. Gua menyalakan shower dan mandi duluan. Tak lama kemudian Jhosua yang juga sudah bugil ikut masuk. Dia dengan penis besarnya yang bergelayutan kesana-kemari ikut nimbrung dan bershower ria bersama.
Setelah selesai kita handukan dan tanpa mengenakan pakaian lagi langsung menuju ke ruang nonton dan tidur-tiduran di sofa sambil menonton tv. Rasanya sangat menyenangkan. Dari jam 7 malam sampai jam 11 malam kita berdua ngobrol-ngobrol saja sambil menonton tv. Tidak ada kegiatan lain lagi yang kita lakukan. Dan begitu rasa kantuk memuncak, lantas kita berdua masuk ke kamar masing-masing dan terlelap dalam tidur.
***
Sisa liburan gua habiskan dengan fitnes, jalan-jalan ke mall atau nonton ke XXI. Cukup menyenangkan untuk mengisi hari libur. Lagian si Jhosua kan gak ada waktu, hari sabtu yang harusnya dia libur dihabiskan dikantor karena lembur. Dan gua tau ada dua macam lembur yang di jalani sabtu ini. Sebagian sabtu ini gua habiskan berselancar di internet. Gua mengisi jadwal kuliah dan memprint hasil finalisasi jadwal lalu buka-buka situs dan update status pada facebook.
Minggu setelah gua dan Jhosua pulang gereja, kita berdua akhirnya bisa seru-seruan berdua. Setelah makan siang kita jalan-jalan keliling Jakarta naik mobil. Lalu menjelang sore gua dan dia duduk santai disalah satu kafe menonton live musik yang asik banget. Dan saat malam tiba kita berdua makan di Pizza Hut dan pulang dengan perut kenyang dan kepuasan sebelum siap tidur. Hari terakhir libur gua tampak sangat menyenangkan.
***
Jhosua sudah berangkat pagi-pagi. Sekitar jam 7 dia sudah meninggalkan apartermen. Satu jam kemudian baru gua bangun. Hari ini hari pertama gua kuliah dan kelas pertama gua jatuh pada jam 10 pagi. Untuk beberapa menit setelah bangun gua habiskan untuk mengumpulkan nyawa dan ngulet-ngulet di tempat tidur. Lalu berjalan menuju meja makan dimana sarapan ala kadarnya sudah tersedia. Telor dadar, nugget sama nasi putih. Setelah sarapan gua lanjutkan dengan mandi dan bersiap-siap untuk berangkat.
Pintu apartermen gua kunci dan gua berjalan menuju lift. Menekan tombol bawah dan menunggu dengan santai. Pintu lift terbuka tak lama kemudian, gua masuk dan langsung menekan tombol lantai dasar. Saat hendak menutup pintu gua melihat seorang gadis berlari cepat-cepat menuju lift.
“Makasih.” Katanya kita dia berada didalam. Dan pintu lift tertutup.
Dia cewek yang cantik. Gua sekilas memperhatikannya. Manis, rambut panjang, lurus smoothing dan hitam gelap. Berkulit putih dan bersih. Dari tampilannya sepertinya dia anak kuliah juga. Dia berpakaian celana jeans ketat disertai kaos lengan pendek dan berkerah warna biru muda. Ditangannya dia mengenakan beberapa gelang. Penampilannya sederhana namun sangat cantik. Gua aja sempat tertegun sementara. Sayang dianya hanya mengucapkan satu patah kata saja kemudian diam dengan anggun dan manis. Dan begitu pintu lift terbuka dilantai G, kita langsung berpisah jalan.
***
Kampus terasa sama saja seperti sebelumnya. Tidak ada yang baru, palingan orang-orang baru yang bertemu karena jadwal. Gua dengan beberapa temen gua sudah janjian untuk bikin jadwal bersamaan. Jadi pas masuk kuliah jadi gak ngerasa gelo sendiri kaya anak hilang.
Kelas pertama gua adalah kelas Bahasa Inggris 1. Dikelas ini gua mendapati ada beberapa cowok ganteng yang terselip diantara cowok-cowok jelek atau bermuka std. Lumayan buat penyegaran mata. Tidak hanya itu saja, cewek-cewek cantik juga bertebaran bagaikan ceres. Pada dandan semuanya. Gua sampe bingung, Cuma mau kuliah aja pake acara dandan segala. Gimana kalo mau kepesta, sampe ngukir kali diwajahnya.
Sambil nunggu pelajaran dimulai gua dan temen-temen gua yang sudah memasuki kategori akrab; Nesta (co), Dinda (ce), Bianca (ce), dan Dido (co) ngobrol-ngobrol aja didalem kelas. Topiknya sih biasa yang ringan-ringan dan terkadang yang garing-garing. Sampai suatu ketika sebuah fenomena terjadi.
“Hai-hai-hai...!” seorang pria semi wanita memasuki kelas.
Gua dan temen-temen gua sempat tenganga melihat mahluk tersebut. Dia pria namun aura prianya sudah sirna. Berwajah bulat dan berpipi tembem. Berambut keriting berwarna pirang (OMG). Wajahnya putih, namun bukan putih alami melainkan putih kosmetik. Pakaiannya masih berusaha mempertahakan ada cowok namun sudah terlanjur terkontaminasi kecewek-cewekan. Jeans ketat, sangat ketat. Kaos orange ketat tanpa kerah dan berlengan cukup pendek. Memakai gelang-gelang hitam dan sepatu berhak 5 cm. Cewek bukan, cowok bukan.
“Halo say!” seru pria tersebut.
“Yak ampyun Windy, lama banget lo jeung nyampenya?” salah seorang cewek menyambutnya.
“Macet buuu, elo tau kan Jakarta kaya gimana jalannya. Ini bahasa inggris kan?”
“Iya.” Kata cewek itu. “Duduk yuk!”
Mahluk itu kemudian duduk bersama cewek-cewek yang berada didekat pintu. Gua dan teman-teman gua masih aja menganga melihatnya. Unik, Aneh, Ajaib. 100% Banci, 100% Gay.
***
Sore hari gua habiskan di tempat fitnes. Menjaga agar ukiran-ukiran badan gua tidak hilang dan berganti dengan lemak. Sekitar jam 4 sore keringat sudah membasahi badan gua sehingga gua terlihat seperti orang habis diguyur hujan.
Saat gua sedang lari gadis manis yang gua temui di lift kembali muncul. Sepertinya dia baru disini. Sebelum-sebelumnya gua belum pernah ngeliat dia disini. Apakah dia tinggal diapartermen ini? tapi dimana? Sudah dua kali gua ngeliat dia. Dan sekarang dia sudah mengenakan kostum ketat dan siap untuk fitnes.
Eits... gua langsung mengalihkan pandangan gua saat mendadak dirinya menatap gua. Langsung pasang tampang cool.
Jam setengah 5 gua putuskan untuk selesai. Karena rasanya hari ini sudah cukup. Gua pergi meninggalkan tempat fitnes dan menuju keapartermen gua. Mengguyur diri dengan air lalu terlelap dalam tidur di sofa. Hari ini cukup melelahkan dan cukup banyak menyita perhatian. Capek.
Bersambung Ke Chapter 2
E-BOOK Living With My Cousin - Cetakan ke-3
Password, Diminta Melalui PM
Selamat Menikmati. Buruan Donwload sebelum habis.
Overall ceritany Emang sedikit drama dan lebih banyak "main"-nya
Jadi wa harapin Season 2 ini lebih menarik...
and usahain JANGAN kayak SINETRON !!!!
b'cause I hate Sinetron !!
Plis deh, ... you can do better than that...
Maaf, emang sih gw niatnya bab 1 cuma pengen ngenalin tokoh2 baru aja dulu. blum mau langsung ke inti cerita.
Maaf-maaf.
Chapter 2 ditunggu kamis/sabtu depan ya.
kalo deskripsi tokoh kan bentuknya gak seperti itu boss, bikin ringkasan aja, jangan dibuat cerita.
Jadi tambah gak ngerti nih aye...
ayo yang laen bisa ikut beri masukan, Jangan cuma ngumpet aja bacanya.
Ditunggu...
pakabar nih? lanjutannya mana? biasanya tiap kamis kan lo posting...
Chapter 2 : Ordinary Day
Rabu malam Jhosua yang tampak kelelahan pulang. Pada saat itu gua lagi bermalas-malasan dan gak tau mau ngapain. Hanya bersantai disofa sambil menonton tv. Jhosua mendatangi ruang tv lalu duduk di sofa seberang sambil melepaskan sepatunya. Tampak kelelahan luar biasa.
“Ga, gua butuh sentuhan pijatan lo neh. Pegel banget gua. Udah lama banget kan elo gak mijet gua.” Kata Jhosua.
“Kenapa tumben minta dipijet?” tanya gua.
“Badan gua kayanya mau ambruk nih. Rapat, urus ini urus itu, kerjaan yang banyak, dua temen gua minta ML sama gua. Gila bener. Hari ini gua kerja rodi luar biasa.”
“Ya udah, elo ke kamar sono. Tar gua pijit lo.”
“Gua tunggu ya.” Kata Jhosua, wajahnya benar-benar tampak kelelahan. Dia bangkiit berdiri dengan lemah dan berjalan menuju ke kamarnya dengan agak sempoyongan.
Gua mematikan televisi dan beranjak dari sofa gua. Lalu berjalan menuju kedapur dan mempersiapkan minyak untuk memijat. Lalu menuju ke kamar Jhosua. Disana terlihat Jhosua yang sudah dalam keadaan bugil tidur tengkurap. Gua cukup merasa iba dengan Jhosua. Udah tiga hari ini dia pulang dengan kelelahan luar biasa. Waktu ngobrol sama diapun menjadi lebih jarang.
Gua mulai memijat badan Jhosua, dimulai dari punggung dan lehernya. Belakang lehernya tampak tenggang, mungkin stress dan banyak pikiran. Punggungnya masih putih kecoklatan dengan otot-otot punggung yang masih terlihat. Jhosua masih saja diam, sepertinya dia menikmati dalam diam saja. Lalu gua turun ke pinggangnya, pijat-pijat dengan sesungguhnya dan terus turun kedua bongkahan pantat seksinya. Sepertinya waktu kerja dia banyak menghabiskan waktu di kursi sehingga kayanya dia butuh perhatian ekstra pada pantatnya. Makannya gua berlama-lama memijat pantatnya. Gua remas-remas, gua pijit-pijit sampai cukup lama (sampai gua puas, hehehe) lalu turun ke pahanya dan terus sampai ke kakinya.
Lalu setelah bagian belakang selesai gua mendorong tubuh Jhosua sehingga berubah menjadi terlentang. Sepupu gua itu seperti udah ketiduran. Tubuhnya seksi atletisnya entah kenapa masih terawat dengan baik. Padahal tidak setiap hari dia fitnes. Perut six packnya, dada bidangnya, otot-otot biceps, otot pahanya masih terlihat bagus.
Gua mulai memijat mulai dari kakinya. Lalu naik ke lutut lalu ke pahanya. Jhosua masih diam saja dalam tidurnya. Penisnya tidak menenggang, masih dalam kondisi tidur. Biasanya penisnya selalu tegang saat gua pijat. Kata Jhosua itu akibat efek dari rabaan-rabaan gua saat memijat. Dan biasanya akan diteruskan dengan kocokan dasyat. Dan untuk sekarang ini sudah tidak lagi dengan kocokan melainkan blow job special dari gua.
Sampai ke pangkal paha pun penisnya masih belum berdiri. Lalu ketika gua memijat penisnya, tampak tanda-tanda kehidupan muncul. Namun tidak lama karena setelah itu gua beralih keperutnya lalu ke dadanya. Setelah itu gua memijat tangannya.
Setelah 1 jam gua memijat gua selesai dan meninggalkan Jhosua dikamarnya. Dia tidur seperti bayi, tenang dan lugu. Gua selimuti dia dengan selimut dan mengatur suhu AC sesuai dengan suhu favoritnya. Gua tinggalkan dia dan menuju kamar mandi.
***
Kembali saat gua bangun Jhosua sudah lenyap dari apartermennya. Pukul 8 pagi gua terbangun dalam suasana yang tenang. Begitu menuju ke kamar Jhosua lewat jalur kamar mandi gua lihat kamarnya sudah kosong. Tempat tidurnya sudah rapih. Salah satu nilai plus Jhosua. Dia membiasakan diri merapihkan tempat tidur pagi-pagi. Jhosua termasuk sosok orang yang bersih dan rapih.
Kuliah pertama gua baru berlangsung 2 jam lagi. Gua masih ada kesempatan untuk sarapan dan mandi. Gua berjalan menuju ke meja makan dan melihat tidak ada makanan disana. Kayanya gua harus makan nasi ama nugget dan telor lagi nih. Sejak beberapa hari ini Jhosua sepertinya tidak sarapan. Sesibuk apa sih tuh orang sampe sarapan aja gak sempet. Akhirnya gua dengan terpaksa memasang telor ceplok serta beberapa nugget. Lalu setelah itu gua menyantapnya dia ruang tv sambil menonton acara2 pagi. Setelah sarapan selesai gua istirahat sebentar sebelum berlanjut ke mandi.
***
Pukul 9 lewat gua mengunci pintu apartermen dan berjalan menuju lift. Sambil menunggu lift yang masih berada dilantai basement gua mengecek-ngecek facebook gua. Ada 35 notification, 25 pesan dinding dan 10 komentar status gua. Biasanya gua bakalan balas pada saat gua online di komputer atau labtop. Bales pake hape bisa gempor jempol gua.
Lift tiba dan pintu lift bergeser terbuka. Gua melangkah masuk dan sedikit terkejut namun tidak gua ekspresikan ketika gua melihat sang cewek manis kembali berada pada lift yang sama dengan gua. Dia juga sempat melihat gua namun diam saja dan kembali mengalihkan pandangannya ketempat lain. Pintu lift menutup dan lift bergerak turun. Gua dan dia terpenjara dalam kediaman. Dalam diri gua entah kenapa lift berjalan lambat sekali. Seakan setiap meternya membutuhkan waktu satu jam. Lama beneeer...!
Lalu ketika pintu lift terbuka, seperti biasa sang gadis cantik nan manis itu melesat pergi meninggalkan gua. Kayanya bagi dia berdiam lebih lama lagi didalam lift bersama gua sama aja dengan meregang nyawa. Gua kemudian ikutan keluar beberapa detik kemudian. Berjalan meninggalkan apartermen dan naik angkot menuju kampus.
***
Kuliah saat itu berlangsung dengan hikmat. Tak elah...! Hikmat dari hongkong. Kursi-kursi banyak yang terisi, gua seperti biasa bersama geng gua duduk di deretan kursi tengah kepinggir dekat jendela. Sang dosen dengan serius dan baiknya menjelaskan mengenai pelajaran sosiologi. Sayang kerap diganggu dengan kedatangan para mahasiswa yang terlambat. Jelasin 10 menit lalu diam, mahasiswa masuk. Jelasin lagi 5 menit, lalu diam lagi, mahasiswa lagi masuk. Jelasin lagi 5 menit dan diam lagi. Dewi Matahari masuk ke kelas.
Seluruh kelas takjub. Seluruh mata menatap satu orang. Windy telah datang. Dengan rambut pirang dan dandanan feminim nya. Dengan kepedeannya yang over berjalan masuk ke kelas. Sang dosen pun diam terperangah sambil tersenyum ketika cowok/cewek itu datang. Para mahasiswa banyak yang menyebutnya Dewi Matahari karena penampilannya yang mirip cewek dan rambut pirangnya yang terang.
Dewi Matahari mencari-cari tempat duduk dan duduk bersama dengan geng ceweknya. Tawa yang tertahan bermunculan kemudian. Gua aja ampe susah payah nahan diri agar gak ketawa. Abisnya Windy dengan julukan Dewi Matahari itu memang lucu banget. Dan lebih lucunya lagi dia malah pede-pede aja. Amazing!
Pelajaran kembali dilanjutkan. Dan sang dosen menjelaskannya sambil sesekali tersenyum.
***
Gua, Andrian dan Dido berjalan bersama menuju ke kamar mandi ketika jam kuliah berakhir.
“Ga, dapet salam.” Kata Adrian. Si seksi ganteng oriental dengan wajah seperti Daniel Wu. Dia dan Dido sama seperti gua. Merupakan penganut setiap Paham Fitnesimisme.
“Dari siapa?” tanya gua semangat. Tumben-tumbenan ada yang mau ngirim salam ke gua.
“Dari Dewi Matahari.” Jawab si Adrian dan cowok bertinggi badan 180 cm itu meledak tertawa.
“Ngen.tot lo!” kata gua. “Elo aja tuh sana, sama Dewi Matahari.”
Kita berdua memasuki toilet pria yang sepi. Hanya kita bertiga aja yang make. Masing-masing langsung berdiri berderet-deretan. Membuka resleting dan pipis.
“Ih gua mah mana mau sama tuh cewek jadi-jadian. Elo aja sana.” Kata gua.
Mata gua seperti biasa suka mencontek kesana-kemari. Seperti sekarang gua sedang berusaha melirik ke arah Adrian. Adrian itu cowok straight abis. Tampilan dan potongannya memang meneriakan kata “Cowok Tulen”. Ketika gua menatapnya, ternyata penis Adrian tidak keliatan. Sialan. Lalu gua menoleh ke kiri, mencari keberuntungan lain. Dido cowok Padang berkulit bersih dan putih. Mukanya menunjukan muka-muka bad boy dan tubuhnya yang seksi dan kering membuat dia tampak cute namun macho. Tinggi Dido sama seperti gua, hanya 170an cm. Ketika gua menoleh ke kiri ternyata si Dido udah selesai pipis, tepat saat ia memasukan penisnya kedalam celananya. Sialan.
Pernah sesekali berhasil gua melihat intipan penis Dido ketika pipis berdua ditoilet pagi-pagi sebelum masuk kuliah. Dido masih tampak ngantuk jadi tidak sadar bahwa dia pipis agak jauh dari tempatnya. Gua jadinya bisa memandang penis cokelatnya yang mengintip dari balik celananya.
Setelah selesai gua bertiga pergi ke washtaufel dan mencuci tangan. Lalu keluar dan bersama-sama meninggalkan kampus menuju mall. Gua bertiga mau pergi ke Blitz buat nonton Watchmen.
***
Wuakakak, Watchmen biarpun lama tapi seru tarnyata. Apa lagi gua yang cukup puas ketika beberapa kali melihat penisnya Dokter Manhattan yang selalu tidur itu. Tidur aja ukurannya segitu, apalagi pas tegang. Puas deh yang jadi lobang sodokannya si Biru Manhattan itu.
Dari Blitzmegaplex Grand Indonesia gua bertiga langsung turun ke lantai dasar.
“Waaah, keren juga ya filmnya.” Kata gua ketika keluar dari Grand Indonesia.
“Keren apaan, lelet gitu ceritanya. Aksinya dikit-dikit doang.” Kata Adrian.
“Keren tauk... apa lagi erotis gitu filmnya. Kon.tol keliatan mulu. Buset dah.” Kata Dido. “Tapi emang sih, agak kelamaan filmnya.”
“Ah tapi tetep aja gua gak suka. ngebosenin.” Kata Adrian. “Bokepnya gak puas gua. Gini nih Indonesia. Udah tau film dewasa, masih aja dipotong2. Emangnya kita anak kecil apa.”
“Ya terserah elu dah.” Kata gua.
“Eh, baru jam segini nih. Kemana dulu nih.” Kata Dido.
“Balik yuk ah. Duit gua udah gak ada nih.” Kata Adrian.
“Yak elah, mana asik.” Kata gua. “Nonton lagi yuk.”
“Begoooo...” si Adrian mentoyor kepala gua. “Udah tau duit gua habis, elo malah nyuruh nonton lagi.”
“Terus kemana dong.” Kata Dido.
“Main kerumah gua aja.” kata Adrian, lalu dia memainn-mainkan alisnya. “Nonton bokep. Tadi kan gak puas nontonnya. Cuma bokep level anak cere doang. Kita nonton bokep yang emang untuk dewasa aja!”
Menggoda sekali. Semoga aja bakalan berlanjut dengan acara coli bersama.
“Setuju-setuju.” Kata Dido semangat. “Sama, tadi gua konak-lemes-konak-lemes mulu. Kalo bokep full kan konak terus. Tinggal tembak.”
“Ikutlah gua pastinya.” Kata gua ikuta semengat.
“Oke, cabut kalo gitu.” Kata Adrian.
Kita bertiga kemudian menyetop kopaja dan naik. Ini pasti bakalan menyenangkan. Gua akan menonton bokep bersama dua cowok ganteng dan seksi ini. Dua cowok normal yang pastinya nafsu birahi jika liat cewek-cewek montok dien.tot. Sepertinya melihat mereka tanpa celana dan celana dalam akan terwujud sebentar lagi. Heheheh... gak sabar gua.
Bersambung ke Chapter 3
Yang sudah baca, ditunggu komentarnya.