It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Kiven masih memandangku dengan matanya yang bening. Kini terlihat wajahnya berubah..
“Lo pesulap pro ya? Semacam paranormal.. gitu?” Tanyanya dengan penuh tanya.
“Jangan-jangan tanggal lahir gue, hobby, tempat tinggal, tempat kuliah gue…. Lo tau juga?”
Aku hanya tersenyum tipis. Tenang sudah hatiku. Aku mengetikkan sesuatu di HP.
“Sori yeee… gue bukan dukun… sodara gue dukun beranak tapi udah lama mati… ilmunya gak sempat diturunin ke gue… hehehe” jawabku sambil bercanda.
Kulihat Kiven tertawa kecil. Lega sudah hatiku.
“Tuh didepan rumah sodara gue yang ada pagar biru…. Aku disitu ya pak..” kataku ke sopirnya.
Aku kini bingung, gimana kalo kita gak ketemu lagi? gimana kalo dia udah ngelupain aku kalo pulang nanti? Gue harus nyari jalan… Aku mengambil ranselku.
“Lo mau singgah?” tanyaku.
Kiven hanya tersenyum sambil menggeleng.
“Nyokap ama bokap gue dah nunggu…. Nanti aja deh….” Katanya.
“Makasih ya udah ngantarin gue…” kataku.
Kiven tersenyum cerah. Aku berbalik hendak menjauh.
“Hil…” Panggilnya.
“Kapan-kapan…. Ajarin gue sulap ya…”
Aku mengangguk. Akan kutunggu hari itu Kiv…. Dan aku punya kejutan juga untukmu.. aku mengambil koin limaratusan didalam saku celanaku dan spidol di saku tas ranselku. Aku menulis sesuatu di koin itu dengan spidol. Kiven memandangku dengan pandangan penuh tanya. Kini saatnya… Aku memperlihatkan koin yang kutulis tadi dengan inisial ‘H’ disitu dan mengepalkan tanganku. Kemudian koin itu hilang dari genggamanku. Aku pura-pura mencarinya… tapi tak kutemukan di semua saku. Aku mengetuk kaca mobilnya yang tadinya tertutup. Kiven membuka kaca jendelanya.
“Kenapa?” tanyanya heran.
“Koinnya ilang….” Kataku dengan wajah sendu.
“Coba deh kamu liat di saku celanamu… kali aja ada disitu….” Kataku lagi.
Dengan wajah heran Kiven akhirnya mengikuti permintaanku. Dan wajahnya menjadi kaku… dipegangnya sesuatu yang diambil dari saku celananya. Sebuah koin… dengan inisial ‘H’
“Yahhh… gak jadi deh… buat lo aja Kiv…” Kataku ceria…
“Dahh….” Kataku sambil membalikkan badan menjauh dari mobilnya. Menjauh dari wajah penasarannya, Gue kenal banget lo Kiv… lo orangnya penasaran banget… ntar malam juga lo pasti nelpon gue….
Sebenarnya ada 2 buah koin bahkan lebih yang sama dengan tulisan ‘H’ disitu. Hildy selalu menyiapkan sulapan itu untuk menghibur teman-temannya dan memang bagian dari pekerjaannya di taman rekreasi keluarga. Satunya disisipkan Hildy di saku Kiven yang satunya di sakunya. Ketika turun Hildy pura-pura mengambil koin dan menulisnya. Perhatikan mereka berdua dibatasi kaca mobil supaya Kiven tidak curiga. Dan ternyata koin itu ‘berpindah’ ke saku Kiven yang terheran-heran. Koin yang dipegang Hildy dijatuhkan ke tanah tanpa terlihat Kiven.
Sulapan2 yang ada di cerita ini adalah karangan penulis udah dicoba penulis dan berhasil. Dan maaf, jika ada pesulap yang membaca cerita ini karena ada sedikit trik sulapan. Anda juga bisa melakukan sulapan itu untuk menghibur teman atau ingin memikat seseorang. Kenyataannya, memang orang sangat suka dengan sesuatu yang berbau misteri… bikin penasaran someone yang lo naksir juga lumayan…
Demikian sedikit penjelasan.
lanjutin y kk ^^ keren bgt
Aku hanya memandang Hpku yang ada di lemari kecil disamping tempat tidurku. Penantian ini semakin mendebarkan hatiku. Ada sebersit kebimbangan dariku. Apa dia masih ingat aku? Bagaimana ternyata dia tidak menelponku lagi? dan semuanya berakhir begitu saja? Dengan gelisah aku membolak balik tubuhku sambil memeluk bantal. Dan Hpku berbunyi. Dengan cepat aku melompat menyambar Hpku. Hampir saja jatuh frame foto di sampingnya.
“Halo…” jawabku sambil menahan napas. Kutempelkan HP ketelingaku rapat-rapat. Ingin kudengarkan suara Kiven yang kurindukan.
“Halo, Dy…. Besok lo masuk kerja yah….. soalnya Agus minta ijin…” terdengar suara dari Hpku. Ternyata manager di tempat kerjaku.
Aku kembali lemas. Menghempaskan tubuhku kembali ke kasur.
“Beres, boss…” jawabku singkat sambil mengakhiri telponku. Aku nggak peduli bossku yang sementara koar-koar di telpon.
Terdengar suara telpon lagi.
“Iihhh… boss ngejengkelin….” Gerutuku.
“Iya boss… aku udah ngerti…. Jangan lupa gajiku dinaikin.. soalnya ongkos udah naik boss.. dan yang penting… jangan manggil aku ‘Dy’ karena jadi kayak ‘Lady Di’…. Panggil aku Hil aja biar tambah keren…” kataku tanpa memberi kesempatan padanya untuk berbicara. kini aku yang berkoar di telpon.
“Hahaha…. “ terdengar tawa di telpon. Eh, kok tawa itu bukan tawa bossku deh… pikirku. Kalo tawa bosku pasti ada bunyi ‘hik..’ setiap habis ketawa. Dan kenapa hatiku menjadi lega mendengar suara itu? Apa itu….Kiven!!!
“Ehh….sori tadi kirain boss gue… gak taunya…Kivy…” kataku dengan malu.
Suara tawa Kiven terhenti. Aku jadi heran.
“Kivy? Lo bilang apa tadi, Hil? Kivy?.....” tanya Kiven.
Aku ternganga… oh, God… gue keceplosan lagi.. Kivy itu panggilanku kalo lagi bercanda dengan Kiven.. dia paling gak suka sama panggilan itu..
“Oh.. sori deh Kiv… tadi keceplosan manggil Kivy… soalnya..”
“Ah… nggak apa-apa… cuman… kayaknya seseorang pernah manggil gue dengan panggilan itu….Kivy…. siapa yah? Ah… mungkin mimpi aja..” sambungnya.
“Oh…” Aku pura-pura termangut heran sekaligus lega.
“Tadi kalo gak salah… lo bilang gaji ya? Emangnya kerja dimana?” tanya Kiven.
“Oh.. gue kerja sambilan di taman rekreasi keluarga.. yah main sulap… jadi badut… ngemsi ultah anak… gitu deh..” jawabku.
“Wah, hebat….” Terdengar suara Kiven lagi.
“Besok aku kesana, yah….. soalnya gak ada kuliah besok…”
Aku terdiam. Hmm.. boleh juga.. biar ada waktu bersama Kiven.. Asik..
“Boleh-boleh….. “ jawabku dengan cepat.
Aku berguling-guling kesenangan ketika telponnya ditutup.
“Asyik….. gue bisa bersama dia lagi….!!! “ teriakku.
Sepupuku memandangiku dari depan pintu. Aku tersadar dan terduduk. Aku tau dia membawa raket pembunuh serangga. Itu selalu dilakukannya kalau dia lagi sebel padaku.
“Iyah deh…. “ kataku dengan nada memelas. Namun wajah bengis Linda masih menempel disitu.
Aku meringis sambil perlahan menuju ke pintu. Dan buzzz!! Buzz!! Dua kali aku disetrumnya dengan kejam.
“Akh.. ampun… iya aku makan malam… jangan gitu deh Lin,…” kataku kesakitan.
Linda mengejarku yang lari terbirit-birit.
tp keren, arggg.... kk lanjutin plss, hihihih
Aku memandangi dua anak lelaki yang mendekatiku dengan pandangan polos mereka.
“Panda kok gemuk? Jelek lagi…” teriak anak yang satu.
Aku melompat-lompat menggoyangkan pantatku dengan harapan mereka menyukai atraksiku. Namun mereka hanya terdiam memandangku. Jah, mungkin kurang atraktif, pikirku… aku kembali bertepuk tangan sambil menari sebisaku… mereka masih saja terdiam… aku kecapean.. terduduk kembali di kursi taman. Kedua anak itu tak terlihat lagi. aku aman…
“Hehehe….” Terdengar suara tawa anak-anak.
Aku kaget setengah mati. Ternyata anak-anak itu dibelakangku. Aku berdiri dan…
Bukk..!!!! aku terjerumus kedepan ditimpa kursi.. ternyata anak-anak itu mengikat ekorku di kursi…
“Sial…!!!” teriakku.
Untung kostum panda itu tebal banget hingga gak terasa sakit. Dengan susah payah aku berusaha berdiri kembali. Anak-anak itu masih tertawa terbahak-bahak.
Seseorang menarik tanganku berdiri. Melepaskan ikatan pada ekorku.
“Terima kasih…” kataku. Aku mengeluarkan permen dari saku kostumku dan mengulurkannya ke orang itu….
Deg!! Kiven…
Dia tersenyum kepadaku… senyum itu indah banget… dia tau aku menggunakan kostum panda karena aku sms tadi sebelum dia datang.
“Lo nggak apa-apa?” tanya Kiven.
Aku hanya menggeleng. Tanganku masih menyodorkan permennya. Terlihat permennya semuanya rasa strawbery. Kiven tersenyum kecut. Aku tau dia paling gak pernah suka rasa strawbery.
“Eh.. tunggu…” kataku sambil memasukkan kembali permennya ke saku.
Aku mengeluarkan semua permennya kembali yang sudah berubah menjadi permen rasa susu vanila. Aku tau banget itu rasa kesukaannya..
Aku bisa melihat kekagetan diwajah Kiven… dia memandangku….. bibirnya hendak mengeluarkan sesuatu…
“Rahasia pesulap…” kataku.
Aku menarik tangannya berjalan mengelilingi taman keluarga itu. Dulu, sebelumnya dia sering banget kesini menemuiku kalo nggak kuliah. Dia selalu duduk di tepi kolam bebek itu, sambil melemparkan remah2 roti kearah mereka. Tapi ketika mereka mendekat dia selalu lari ketakutan. Aku kini membawa dia kesitu. Wajahnya berubah ceria… menuju ke penjual roti dan membeli beberapa potong. Dia tak berubah….. masih seperti dulu…
“Kiv, ntar yah aku ganti kostum ini dulu….” Kataku.
Kiven hanya mengangguk sambil senyum kearahku. Aku segera berlalu menanggalkan kostum panda itu dan menggantinya dengan pakaianku.
“Coba lo ulurkan tangan lo kayak gini…” kataku ketika aku duduk bersamanya di tepi kolam itu. Aku mmengulurkan tanganku yang terdapat penggalan roti disitu kearah kolam yang kemudian diikuti Kiven.
Bebek-bebek itu dengan cepat mendekat dan memakan roti yang ditanganku. Namun tangan kiven ditarik ketika bebek-bebek itu mendekatinya. Dengan cepat dia berdiri menjauh sambil melompat-lompat.
“Hahahaha…” aku tertawa melihat tingkahnya yang lucu.
Kembali dia duduk disampingku. Tanpa kusadar tanganku menyentuh tangannya. Dia terdiam… aku menarik tanganku menjauh… kenapa dia nggak mambalas menggenggam tanganku? Apa dia gak punya rasa untukku?.... sampai kapan?
“Kenapa lo pilih kerja disini? Kan banyak pekerjaan lain… liat aja… tadi lo dikerjain…” kata Kiven memecah lamunanku.
“Suka tantangan aja…. Disini gue hanya melihat keceriaan… gak ada kesedihan disini…” jawabku.
“lo liat semua kostum wajahnya dibikin tersenyum? Lo tau artinya?” tanyaku balik.
Kiven menggeleng penasaran. Aku suka melihat wajah penasarannya.
“Artinya…. Meskipun lo nangis di dalam kostum itu… semua orang melihat lo tersenyum… dan itu membuat mereka tersenyum… jadi tangisanpun bisa jadi senyuman di tempat ini… karna itulah gue betah disini…” kataku lagi.
Aku nggak tau dari mana kutipan kata-kataku tadi, yang jelas perkataanku tadi membuat Kiven kini memandangku dengan kagum. Dan…. Tangannya menyentuh tanganku…dan aku membalas sentuhannya dengan menggenggam tangannya…cihuyy….
deg deg deg..... stlah pgangan ngapaen lg neh??? nda sabar ><