BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

RAMAYANA (buku kesatu tamat)

2»

Comments

  • Keesokan harinya, saat fajar merekah
    Raja Janaka meminta kedatangan sang suci Wiswamitra
    Dan kedua pangeran Ayodya itu
    Sang Raja menyambut mereka sesuai dengan ajaran kitab suci
    Dan ia pun berkata,
    “Aku ingin bercerita tentang busur agung
    Zaman dahulu ada raja bernama Dewabrata
    Para dewa menyerahkan busur ini kepadanya
    Suatu hari, ayah mertua Siwa, Daksa
    Mengadakan persembahan agung jayna
    Siwa mengambil busur ini untuk menggagalkan persembahan tadi
    Dan memperingatkan para dewa
    ‘Kalian lupa menyisihkan persembahan untuk diriku!
    Ingatlah, hai para dewa
    Akan kupotong kaki kalian dengan busur ini!’
    Para dewa ketakutan dan memohon Siwa untuk mengampuni mereka
    Akhirnya amarah Siwa padam
    Ia mengembalikan busur tadi
    Dan para dewata memberikannya kepada kakek moyangku
    Sang Raja Dewabrata
    Suatu hari, aku sedang membajak ladang persembahanku
    Betapa terkejutnya aku saat bajakku membalik tanah
    Muncullah seorang bayi mungil
    Dia kuambil anak dan kuberi nama Sita
    Yang artinya jalur bajakan
    Jadi, putriku bukan dilahirkan dari kandungan manusia
    Aku bersumpah bahwa hanya manusia luar biasa saja
    Yang kelak berhak menjadi suaminya
    Aku tak mau memberikannya pada sembarang pangeran
    Banyak raja datang kemari untuk melamarnya
    Aku tunjukkan busur ini
    Jangankan membuatnya melengkung atau memasang talinya
    Mengangkatnya pun tak ada yang mampu.”

    Maharesi Wiswamitra berkata
    “Letakkan busur itu di depan Rama!”
    Janaka memerintahkan mengambil busur itu
    Lima ratus orang penyeret kereta bertubuh tinggi besar
    Diperlukan untuk menarik kereta beroda delapan
    Tempat busur itu terletak
    Dengan tangan tertangkup sembah
    Janaka berkata kepada Wiswamitra dan kedua pangeran itu
    “Inilah busur agung yang disimpan oleh raja-raja dinasti kami
    Walaupun tak ada di antara mereka yang sanggup membuatnya melengkung
    Para dewa, raksasa, gandarwa, yaksa dan naga pun tak sanggup mengangkatnya
    Mampukah seorang makhluk biasa mengangkat dan memasang tali busurnya?
    Inilah busur itu, Maharesi
    Biar diperiksa oleh kedua pangeran.”
    Wiswamitra berpaling pada Pangeran Ragawa, Rama dan berkata
    “Rama anakku, apa pendapatmu?”
    Rama membuka kotak busur itu
    Dan memperhatikan busur itu sesaat
    “Ini memang busur suci yang dibuat dengan sangat sempurna
    Biarlah kuraba dan biarlah kucoba mengangkat dan melengkungkannya
    Dengan izin Wiswamitra mudah saja Rama mengangkat
    Dan memasang talinya di depan ribuan penonton
    Ia kemudian menarik tali busur hingga busur melengkung
    Dan terus melengkung hingga mengeluarkan suata bagaikan gunung meletus
    Getaran suara itu begitu hebat
    Sehingga semua orang
    Kecual Wiswamitra, Raja Janaka dan kedua pangeran Ayodya
    Roboh ke tanah
  • Pada waktu Wijaya
    Waktu yang paling tepat untuk pernikahan
    Rama dan saudara-saudaranya sudah siap berpakaian pengantin
    Resi Wasista berkata kepada Janaka, raja para wideha
    “Tuanku, Raja Dasarata dan para putranya menunggu Paduka
    Untuk melepaskan putri Paduka
    Karena itulah sesuai adat kita
    Pemberian hanya sah bila pemberi dan penerima sama-sama senang
    Inilah darma Paduka
    Tuanku, mari kita mulai perkawinan ini.”
    Dengan berseri, Raja Janaka berkata kepada Raja Dasarata
    “Siapa yang menjaga pintu gerbangku?
    Siapa yang Paduka mintai izin u ntuk masuk ke kerajaanku?
    Karena kerajaanku ini adalah milik Paduka kini
    Mengapa ragu melangkahkan kaki ke rumah sendiri?
    Putri-putriku menunggu dekat api pemujaan bagaikan geletar api itu sendiri
    Biarlah upacara dimulai
    Aku ingin semuanya segera berlangsung
    Jangan ada lagi penundaan!”
    Raja Janaka berpaling pada Wasista
    “Aku mohon padamu, o mahasuci
    Untuk meresmikan pernikahan Rama
    Yang juga adalah Lokarama, suka cita dunia.”
    Dengan dipimpin oleh Wiswamitra dan Satananda
    Pertapa Wasista mempersiapkan altar di tengah anjungan
    Altar itu berhiaskan kayu dan bunga cendana
    Piringan emas, guci berwarna-warni, tetumbuhan
    Mangkok dupa, kerang, gayung sruk besar, gayung sruwa kecil
    Mangkok berisi argya dan guci-guci berisi padi
    Yang digoreng dengan bubuk kunyit
    Wasista menyebar rumput darba di altar
    Dan ia mulai membacakan berbagai mantra suci
    Setelah melakukan persembahan kepada Agni
    Ia mendampingi Sita yang gemerlap oleh berbagai permata
    Menuju api suci serta mendudukannya di hadapan Rama

    Raja Janaka berkata kepada Rama
    “Ini putriku, Sita
    Yang kini menjadi pasanganmu dalam melakukan darma
    Peganglah tangannya, terimalah dia
    Semoga kalian berdua hidup bahagia
    Ia seorang yang berkeberuntungan baik
    Ia akan berbakti kepadamu dan setia bagaikan bayanganmu.”
    Diiringi pembacaan mantra
    Raja Janaka menuangkan air dari telapak tangannya ke telapak tangan Rama
    Dan langint pun tiba-tiba menurunkan hujan bunga
    Diiringi suara genderang suci
    Sementara para dewa dan orang suci di langit berseru
    “Sadhu! Sadhu! Bagus sekali! Bagus sekali!”

    Selesai mengiringkan Sita
    Raja Janaka berkata kepada Laksamana
    “Kemarilah Laksamana, semoga kau pun bahagia!
    Aku memberikan Urmila kepadamu
    Terimalah, ini adalah saat yang tepat
    Jangan ditunda lagi.”
    Kemudian Raja Janaka berkata kepada Barata
    “Keturunan Ragu, terimalah tangan Mandawi
    Putri ini menjadi milikmu.”
    Dan kepada Satrugna, Raja Janaka berkata
    “Pangeran dengan lengan perkasa
    Terimalah Srutakirti menjadi istrimu.”

    Kepada keempat pangeran tadi
    Raja Janaka berkata
    “Wahai para pahlawan yang lembut namun perkasa
    Para putri ini menjadi istri kalian kini
    Demikianlah upacara pernikahan in resmi sudah!”
    Keempat pangeran itu bergandengan tangan
    Dengan istri mereka masing-masing
    Mengelilingi api suci, para raja dan para resi
    Sesuai dengan adat yang berlaku

    Mereka menikah sudah
    Begitu berita yang dibawakan genderang
    Dan musik serta nyanyian terdengar meriah
    Sementara dari langit turun hujan kembang
    Apsara menari, gandarwa menyanyi
    Keajaiban tidak berperi
    Saat musik dimainkan
    Para pangeran Ragawa tiga kali mengelilingi api
    Lalu mendampingi istri mereka ke tenda
    Raja Janaka, sanak keluarga dan para resi
    Menunggu mereka hingga tak tampak
    Dan mereka pun pergi beristirahat
    Betapa cintanya Rama dan Sita
    Rama begitu bersyukur pada ayahnya
    Yang telah memilihkan mempelainya
    Yang begitu cantik
    Yang begitu bersusila
    Sita pun sangat mencintai Rama
    Yang begitu tampan
    Yang begitu sempurna
    Di hati Sita, Ramalah yang dipertuan
    Sita, putri Mitila, putri Raja Janaka
    Gemulai bagaikan dewi
    Cantik bagaikan Sri
    Dengan keayuan sang betari Laksmi
    Ia dapat membaca apa yang dipikirkan Rama
    Sejelas membaca pikirannya sendiri
    Rama sangat mencintainya
    Sita sangat mencintai Rama
    Putra raja bijaksana Dasarata
    Rama sangat bahagia
    Sukacitanya bersinar memancar
    Bagaikan Wisnu selalu tampak cemerlang
    Saat ia didampingi istri sang Dewi Sri

    (akhir buku kesatu, BALA KANDA)
    (bersambung lagi di buku kedua kalo lagi mood ...)
  • Mas, sudah pernah baca Anak Bajang Menggiring Angin karangan Sindhunata? Itu saduran Ramayana yang paling indah yang pernah diterbitkan di Indonesia lo.... Keren!!!
  • Mas, sudah pernah baca Anak Bajang Menggiring Angin karangan Sindhunata? Itu saduran Ramayana yang paling indah yang pernah diterbitkan di Indonesia lo.... Keren!!!
Sign In or Register to comment.