It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Ga suka endingnya
Tris prior mati.
Huh
1984 juga nih, agak berat ini buat gue...
TS Eliot emang edan.
Dalam notes FB saya yang dibuat dua minggu kemarin, saya menulis daftar yang kurang lebih isinya '10-kitab-suci-baru-yang-dibuat-di-abad-20'. Saya membuat daftar ini karena saya merasa ketika membaca buku-buku ini, saya mengalami pencerahan yang sama seperti ketika saya membaca kitab-kitab yang dibawa oleh agama-agama. Bahkan dalam hal tertentu, membuat hati saya jauh lebih bergetar saat membacanya dan mengkorelasikannya dalam kehidupan nyata. Dalam daftar tsb, saya memasukan buku The Four Quartets, sebuah buku kumpulan puisi karya TS Eliot yang paling terkenal (dan disebut-sebut sebagai puncak mahakarya puisi modern). Puji-pujian terhadap The Four Quartets tak pernah cukup, setiap baris kata-katanya membius dan memabukkan. Tapi karya ini juga bukan karya yang mudah. Untuk bisa memahami kontek puisinya secara menyeluruh, kita harus memahami referensi Kristen yang kuat, ajaran-ajaran metafisik sufisme, bahkan Bhagawadgita. Alusi-alusi meliuk-liuk dari Eliot akan mengajak kita berkelana membicarakan hidup, mati, nasib, peperangan, penderitaan, kebahagiaan, cinta, bahkan tuhan, terlepas dr prasangka fundamentalisme dan fanatisme.
Seorang teman saya yang melihat daftar tsb, kemudian berinisiatif untuk memberikan pinjaman buku TS Eliot lain yg berjudul The Waste Land. Dia menekankan kata "pinjaman" dalam tawarannya karena takut saya mengklaim kepemilikan buku ini. Haha. Siapapun yang membaca karya-karya Eliot, akan langsung mengklaim buku yg dipegangnya sbg miliknya pribadi. Sayangnya, teman saya mengetahui rencana jahat saya, sehingga dia berkali-kali menekankan kata "pinjaman" dalam surat ucapan ulang tahun yang menyertainya. Dia memang rela meminjamkan buku tsb karena dua alasan; saya memuja Eliot sebagai nabi baru dan saya lahir di bulan April. Untungnya, untuk menekan rasa bersalah karena hanya meminjamkan saja, dia juga menyertakan buku lain sbg hadiah. Jadi, tidak heran saat buku ini saya terima, dia memberikan tanda pembatas pada halaman khusus, yang membuat saya langsung tergelepar-gelepar saat membacanya,
Eliot memang edan dalam memilah kata-kata. Tak satupun kata-katanya terbuang percuma. Saya jarang membaca buku-buku puisi. Tapi Eliot berhasil membuat saya jatuh cinta bahkan sejak halaman pertama. Kutipan yang saya ambil di atas, berasal dr baris pertama buku The Waste Land.
Sebenarnya, sebelumnya saya sudah membaca cuplikan-cuplikan buku The Waste Land, karena terlebih dahulu saya membaca serial novel fantasi modern keren The Dark Tower-nya Stephen King yang mengutip judul puisi 'The Waste Land' sebagai judul buku seri ketiga The Dark Tower. Jadi, meski ini bukan perkenalan pertama saya dg The Waste Land, saya tetap dibuat merinding saat membaca bagian ini,
Bagi yang belum terbiasa membaca puisi Eliot, The Waste Land memang karya yang menantang. Berbeda dg puisi klasik abad ke-19 ke bawah, The Waste Land disusun dg gaya yg tidak konvensional. Stanza-stanzanya mengandung narasi tokoh-tokoh yang simpang siur, ada cerita nenek-nenek bangsawan, seorang gadis galau, bahkan seorang cenayang yang meramalkan masa depan Eropa. Semua berkelindan dan bertumpuk-tumpuk jadi satu kesatuan yang tak akan habis utk dikupas makna tiap katanya.
Quite simply, Mr. Eliot is the Master of allusion and allegory. His work intriguing and perennially compelling, always provocative and challenging, endlessly invigorating. The book itself is so impeccably imagined, and everlastingly moving.
PS: Saya sudah membaca buku ini dua kali berturut-turut --dalam jumlah yang tak terhitung untuk membaca pelan-pelan beberapa baris yg dirasa 'wow'. Dan saya berencana untuk membaca ulang buku ini berkali-kali lagi di masa mendatang. Artinya, saya tak berniat mengembalikan buku ini ke si empunya terkecuali jika dia menagih. Haha. Dia lupa satu hal, Arians are the cruelest people, mooring. #pasang kupluk sembunyikan tanduk
Pernah berfikir kenapa Linda Hunt tidak berkarir sbg model? Kenapa Roll Royce lebih dipuja ketimbang Toyota? Karena, kita membuat definisi yang memisahkan antara suatu objek dg objek lainnya dlm pemisah yg bernama: cantik dan tidak cantik.
Apa itu 'cantik'? Darimana konsep cantik berasal? Mengapa seseorang dikatakan cantik sedangkan yg lainnya tidak? Mengapa saat seorang dikatakan cantik, lalu yg lain malah mengatakan dia justru tidak cantik?
Jika kita melihat lukisan era renaissance, membandingkannya dg lukisan abad 17 seperti Vermeer, lalu dg lukisan-lukisan modern, maka akan terlihat definisi wanita cantik berubah-ubah seiring zaman dan tempat.
Eco, kembali memperdaya saya dengan menatap kagum dan rasa penasaran, buku apa saja yang pernah dia baca sehingga dia bisa menulis buku seperti ini?--Eco adalah seorang bibliophile, di rumahnya ada ribuan buku dan ratusan incunabula (naskah kuno yg dicetak oleh mesin cetak generasi pertama). Dengan sumber seeksotis itu, Eco menerangkan apa definisi 'cantik', sejak era Theognis, Plato, Plotinus, Suger, Hildegard von Bingen, Dante, Alberti, Gracián, Hume, Kant, Goethe, Diderot, Baudelaire, Foscolo, Burke, Wilde, Pater, Duchamp, dll.
Buku ini dengan amat telaten dan runut, membahas konsep 'kecantikan' dr berbagai era dan zaman--yang semuanya berubah seiring waktu dan tempat. mestinya, buku ini akan menjadi buku paling komprehensif membahas ttg masalah kecantikan, andai buku ini tidak terlalu Eropasentris. Buku ini tidak memberikan ruang utk membahas, misalnya, mengapa di suku Karen di Burma, seorang dianggap cantik jika memiliki leher sangat panjang shg dipasangkan cincin besi, dst.
Sisanya, buku ini adalah buku yg lezat dan asyik untuk dibaca. Terutama buat mereka yg mengangap kecantikan fisik sbg hal-hal yg dipuja-puja.
Dan saya jadi penasaran dg sekuel buku ini, On Ugliness , yg membahas lawan definisi cantik, buruk rupa.
Paul Dirac, salah seorang fisikawan teoritis terpenting yg pernah hidup karena kontribusinya di fisika kuantum, terkenal karena sifat pemalunya. Namanya hanya muncul ke publik saat penghargaan nobel fisika saja. Selain itu, dia bertapa di universitas Cambridge. Nyaris seperti kehidupan di biara, dia hampir sulit ditemui oleh para wartawan untuk diwawancara. Sifatnya yang sangat pemalu dan antipublisitas membuat namanya dijadikan sebagai ukuran 'kepemaluan' (tanpa imbuhan 'pe-' malah jadi aneh, haha). Unit dirac dijadikan alat ukur seberapa tinggi rasa malu seseorang.
Dan sebelumnya, saya berfikir, Dirac adalah ilmuwan yang paling pemalu. Nyatanya, ada ilmuwan lain yang jauh lebih pemalu dan antisosial. Boys, saya perkenalkan nama penting lainnya dalam jagat sains, Grigori Perelman.
Perelman adalah seorang matematikawan dalam dari Rusia, yang membuat geger jagat dunia matematika karena dia jadi satu-satunya orang sampai detik ini yang berhasil memecahkan satu diantara 7 Masalah Millenium. 7 Masalah Milenium adalah tujuh masalah tersulit dan terpenting di dunia matematika. Saking penting dan sulitnya, sampai-sampai siapa saja yang bisa menyelesaikannya akan diganjar hadiah 1 juta dollar. Impian jutaan anak kuliahan matematika seluruh penjuru dunia. Dan semuanya kandas, hanya satu yg bisa, Perelman.
Bacaan buat 7 Masalah Milenium
Keajaiban Perelman bukan hanya karena dia sukses menyelesaikan satu dari 7 masalah mahapenting ini, tetapi juga dia menolak hadiah 1 juta USD tsb. Penolakan yang sulit dipercaya ini membuat orang-orang bertanya-bertanya apa yang menyebabkan Perelman menolak hadiah bergengsi ini. Dan, Perelman adalah orang yang berada pada skala paling maksimum dalam unit dirac, dia menghilang dari kejaran wartawan, tak mau diwawancara, lenyap ditelan bumi.
Saking sulitnya diwawancara, Masha Gessen yg menulis biografi Perelman dan menuangkannya dalam buku Perfect Riguor ini, sama sekali tak pernah berjumpa apalagi mewawancarai Perelman. Saya membayangkan, kesulitan macam apa yang ditemui Gessen saat menulis buku ini. Bagaimana bisa kita menulis biografi seseorang tanpa eprnah berjumpa dgnya dan tak mengenal nama dia sebelumnya?
Namun, Gessen membuktikan dirinya sbg seorang biografer kawakan. Meski tanpa wawancara dg sumber langsung, buku Perfect Riguor ini adalah buku yang asyik dibaca. Setengah buku ini menjelaskan sistem pendidikan di Rusia--karena harus menyelidiki latar kenapa bisa di sistem pendidikan Rusia yang tidak terlalu terkenal matematikanya, bisa muncul nama sedahsyat Perelman. Sisa bukunya, adalah bagian dari upaya pencarian jejak ala detektif untuk mengungkap siapa (dan terutama, kenapa) seorang Grigori Perelman.
Buku ini dibaca dalam rangka bagian resolusi saya tahun ini--lebih banyak belajar matematika. Jadi, gara-gara buku ini saya jadi ubek-ubek lagi pengetahuan bulukan saya ttg matematika, terutama yang berkaitan erat dg Dugaan Poincare, satu dari tujuh masalah milenium yang dipecahkan oleh Perelman.
Apa itu Dugaan Poincare?
Tetapi, kita tak bisa mengubah bola menjadi donat tanpa memotong dan membuang bagian tengahnya. Maka, bola dan dan donat dikatakan tidak sama 'homeomorphic'.
Sejak zaman dulu orang tahu bola sebagai satu-satunya benda 3 dimensi (atau benda tertutup dua 2 dimensi), yang tidak bisa memiliki lubang spt donat/cangkir. Lalu bagaimana dg benda 4 dimensi (atau benda tertutup 3 dimensi), dan seterusnya?
Poincare menyatakan bahwa benda 3-sphere (benda 4 dimensi/permukaan tertutup 3 dimensi)--jangan pernah bayangkan bentuknya seperti apa karena tidak ada benda berbentuk realnya, murni hanya perhitungan teori saja--sbg satu-satunya benda lebih dr 3 dimensi yg tanpa lubang.
Pernyataan Poincare ini tak bisa dibantah atau dibuktikan, sebelum kedatangan Nabi Baru di Milenium Baru, Grigori Perelman.
Spoiler Alert! Belum baca! Divergent aja gak selese bacanya. males sih kalo baca ebook.
Kedua, oke, meski ada kecenderungan saya menulis kalimat berpola S-P-O-K, bukan berarti saya tidak pernah menulis kalimat tidak baku. Haha. Karena kebiasaan berkorespondensi atau nulis artikel gitu sih, jadi nulisnya agak panjang-panjang. Dan banyak hal gak penting ditulis jadinya. Haha. Jadi, meski balasan saya terlihat formal, kamu bebas membalasnya secara tidak formal dan lebih pendek dari balasan saya. Haha.
Ketiga, dan biar gak terlalu OOT, karena melihat siggy kamu, saya jadi teringat novel Prague karya Arthur Phillips. Ceritanya tentang anak-anak muda dr 'lost generation' yang mencari jatidiri di Eropa. Satu dr sedikit novel yang bikin saya langsung ngirim email ke penulisnya langsung untuk mengelaborasi hal-hal menarik untuk didiskusikan.
Yang jadi pilihan pertama..
Oh I love depressed man story.