BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Flash Fiction & Belajar Menulis (Tips Page:1)

edited May 2012 in BoyzStories
Salam Karya!

Tidak bisa dipungkiri jika beberapa tahun terakhir ini dunia literasi Indonesia sudah semakin maju pesat. Menulis bukan lagi sebagai pekerjaan seorang pengangguran. Menulis adalah suatu profesi menjanjikan yang semua orang bisa melakukan. Menulis pun juga gampang-gampang susah. Ada banyak tingkatan jenis tulisan jika dilihat dari segi bahasanya. Pun jenis tulisan juga bermacam-macam dari Novel, cerpen, puisi, dan pantun. Beberapa tahun ini mulai marak yang namanya Flash Fiction. Sebuah karya fiksi pendek yang sudah mencakup semua unsur intrinsik cerita.

Untuk itulah aku buat Thread ini.



Mengapa Flash fiction?

- Flash Fiction biasanya hanya terdiri dari beberapa paragraf saja. Sangat singkat tapi mencakup semua ide yang sangat ingin penulis ucapkan.

- Flash Fiction sangat cocok untuk seseorang yang ingin belajar menulis. Karena biasanya cuma sekitar 100 kata saja, bisa kurang atau maksimal 500 kata. Bisa untuk belajar bagaimana membuat dialog atau deskripsi dalam cerita.



Lalu bagaimana tips agar FLash Fiction jadi bagus?

1. Pilih judul yang eyecatching.

Ibarat makanan, judul itu aromanya. Belum mencicipi, baru mencium aroma lezat opor ayam, pasti air liur sudah berlelehan. Judul yang eyecatching (menarik perhatian walau selintas pandang), akan membuat pembaca ataupun juri tergerak untuk mencicipi rasa tulisan kita. Pilihlah judul yang unik, pendek, tidak membosankan, dan tidak memberi kesimpulan cerita.


2. Beri opening yang menggoda.

Opening dalam flash fiction seperti gigitan pertama saat menikmati sepotong tempe goreng hangat yang dicocol sambel super pedas. Sensasinya langsung terasa di lidah. Rasa pedas ini ibarat konflik dalam cerita. Dalam sekejap langsung membuat mata terbelalak. Justru karena pedasnya, terasa tak ingin berhenti memakan sampai habis.

Sajikan konflik yang tajam dalam opening flash fiction. Buat pembaca/juri merasa penasaran dan mendapatkan sensasi emosional campur aduk saat membacanya. Kemudian, ajak mereka melahap habis cerita kita.


3. Singkat tapi lengkap.

Flash fiction, sama seperti cerita fiksi pada umumnya. Meskipun kita dituntut menulis dalam ruang kata yang terbatas, tetapi kita tidak boleh dengan semena-mena mengabaikan struktur cerita, seperti opening, ending, resolusi/penyelesaian konflik, setting, karakter, plot/jalan cerita, dan pesan cerita. Sebisa mungkin semua dikemas dalam cerita flash fiction kita. Banyak membaca flash fiction, baik yang ditulis oleh penulis lokal maupun internasional, akan mambuka wawasan kita. Selain itu, dengan banyak berlatih, akan membantu kita menulis flash fiction yang menarik


4.Hemat pangkal Keren.

Dalam flash fiction, apalagi yang hanya 55-300 kata, tidak memberikan kita keleluasaan menuliskan cerita. Tapi di situlah seni dan keunikan menulis flash fiction. Kita dilatih jeli memilih diksi. Dengan menghemat kata tetapi kita bisa menampilkan cerita yang utuh, tentu menjadi modal untuk mendapatkan penilaian yang baik dari pembaca/juri.

Bagaimana cara menghemat kata saat menulis flash fiction? Yang pertama harus dilakukan adalah tulis saja ceritanya. Abaikan pikiran akan seberapa panjang cerita yang kamu buat. Setelah selesai, baca ulang lalu hitung kata dan tentukan seberapa banyak yang harus dibuang. Bagian berikut ini bisa jadi patokan untuk mengedit.

a) Dialog
- Hilangkan dialog yang tidak perlu dan tidak membawa cerita berjalan maju.
- Susunlah dialog yang padat dan tidak bertele-tele.
- Hilangkan keterangan dialog yang tidak perlu.

b) Deskripsi dan narasi yang efektif
Deskripsi mengenai tempat, waktu, emosi, bisa kita minimalisir dan kita efektifkan ke dalam narasi.Ingat, tidak semua hal harus kita katakan pada pembaca. Beri ruang pada pembaca untuk memvisualkan narasi yang kita buat sesuai khayalannya seolah-olah ia sedang menonton sebuah sinema. Show, don’t tell!

c) Beri ending yang mengejutkan
Dalam perjamuan makan malam, ending ibarat dessert atau makanan penutup. Bila tak cukup istimewa, maka bersiaplah dessert akan teronggok begitu saja. Ditinggalkan utuh dengan wajah kecewa. Koki (baca : penulis) tentu tak ingin membuat tamunya (baca : pembaca) kecewa, bukan? Maka sajikanlah penutup yang memuaskan mereka. Berikanlah ending yang surprising (mengejutkan).

Ending yang mengejutkan haruslah seiring dengan cerita. Jangan sampai ending malah meruntuhkan jalan cerita apik yang sudah disusun sebelumnya. Misalnya kamu membuat flash fiction tentang Rian yang mencoba berhenti merokok. Tiba-tiba endingnya malah kejadian Rian dipukuli massa karena mencuri jemuran. Nah lho, surprise sih. Tapi surprise yang membuat jidat berkerut-kerut.

Jadi, selain mengejutkan, ending harus menjadi satu kesatuan dengan cerita yang sudah dibuat dan merupakan resolusi dari konflik yang disajikan. Dalam cerita humor, bagian lucunya, biasanya ada di bagian akhir bukan? Seperti itulah kira-kira ending yang menarik. (annida online)


NB: Segala bentuk saran atau kritik juga pertenyaan seputar kepenulisan bisa langsung ditulis pada komentar atau mengirim pesan ke akun saya ini. Terimakasih.
«134567

Comments

  • #1

    --UNTUKKU SEORANG--

    "Tidak! Cukup sampai disini anjing jalanan! Rumahmu di kolong neraka!"

    DORRRR!!

    Mata lelaki itu memicing mengorek peluru yang menembus lengan kanannya. Setiap mencoba mencongkel, darah segar kembali mengucur. Anyir!

    "Jalang! Kenapa kau tadi menembakku!" sapa lelaki ke pemuda yang ia injak kakinya.

    "Aku ingin memamah matamu, yang selalu lapar mengekor pemuda busuk kolong setan!" desis pemuda yang mulai merintih kesakitan.

    "Haha, otakmu kau jual kemana? Jadi kau menembakku cuma karena sekelompok binal?" lenguh lelaki itu mencongkel keluar peluru bersimbah darah.

    "Binal, tapi kau juga membuang lendirmu tanpa henti!" teriak pemuda itu mencoba bangkit.

    "Kalau kau mencintaiku biarkan aku hidup berbaur kenikmatan!" kata lelaki itu mulai terkekeh.

    "Baiklah sayang, sekarang kau akan jadi milikku seorang!" seru pemuda itu sambil menembakkan peluru di batok kepala lelaki yang ia cinta.

    Dorrrrrr!

    "I Love U dear!" pemuda itu terseyum sambil mencumbu lelaki yang tergeletak bersimbah darah.

    ***
  • #2

    -- SURAU MEMANGGILKU --


    Gemintang berpendar biru subuh itu. Tubuhku teronggok di bawah rerimbun akasia. Mata sayuku menangkap temaram berkas purnama satu. Bersama sepoi sejuk bayu pagi yang membelai telingku.

    * * *

    Aku terdiam. . .
    Aku tertunduk. . .
    Aku terawang. . .

    Sebenarnya aku hidup untuk apa? Itulah pertanyaan pamungkas yang sulit ku jawab. Aku hidup di bumi ini fungsinya untuk apa? Pemanis? Pemahit?

    Perlukah aku punya tujuan hidup? Perlukah aku mendamba indah kesuksesan?

    Jika hidup cuma berlakon sampah masyarakat sepertiku apa bisa meraung-raung menuntut keadilan? Tak tahu kenapa aku bisa menjelma serupa bangkai terbusuk yang membawa milyaran bakteri mematikan. Sementara aku cuma diam. Diam dan bersujud.

    Topeng hipokrit yang terpasang seakan tak bisa terlepas. Tersegel dan terpatri apik di sisi pipi kemunafikan. Tapi ini di puja. Kebenaran mayoritas mutlak dan telak.

    Ruang gerakku teriris sekat demi sekat. Tak ada sisi muka yang pantas buatku, menurut mereka! Mereka yang tegak bersangga ideologi konstruksi alamiah.

    Jika diperbolehkan aku ingin menyusup kembali ke hangat rahim ibuku. Disana aku nyaman. Selalu dibelai. Tak dibelai celaan terludah yang menyemburku.

    Hahahaha. . .
    Hidupku lelucon panggung ketoprak.

    * * *

    Ku berjalan menyusur gundukan tanah berpasung. Melewati puluhan jasad terpendam bisu yang kenyang mengecap kefanaan. Langkahku terhenti di sungai kecil beralir jernih. Ku celup tanganku, kubasuh gincu tebal di muka.

    Surau memanggilku.
  • yg pertama bikin nangis..
    Yg kedua bikin 'Ngguyu' XD
  • yg pertama bikin nangis..
    Yg kedua bikin 'Ngguyu' XD

    Ahaha kenapa ngguyu?
  • edited November 2011

    #FM1

    RANUM. Nafasku terengah mau patah. Bibirmu sintal merona rekah. Ahh, peluh wangimu ini buatku gairah. Mengecap ranummu. Menghisap darah.
  • Oooo pahamlah saya sekarang @gr3yboy apa yang kamu harapkan.... Kalau melihat jenis kalimat yang kamu pakai. Keren habis, emang harus berjuang saya untuk mengerti...!!! Ga' ada cerita baru ni???
  • Wew okeh kang spertiny choco musti berguru sama akang...
    Kanjutkan... :-bd
  • Oooo pahamlah saya sekarang @gr3yboy apa yang kamu harapkan.... Kalau melihat jenis kalimat yang kamu pakai. Keren habis, emang harus berjuang saya untuk mengerti...!!! Ga' ada cerita baru ni???

    kok ya udah terkubur muncul lagi -,-a
    @ularuskasurius lagi buat tp belum rilis..
  • Wew okeh kang spertiny choco musti berguru sama akang...
    Kanjutkan... :-bd

    ahahahha kanjut apaan @xchoco_monsterx mari belajar bersama..
  • gr3yboy wrote: »
    Wew okeh kang spertiny choco musti berguru sama akang...
    Kanjutkan... :-bd

    ahahahha kanjut apaan @xchoco_monsterx mari belajar bersama..
    lanjut...
  • Gincu merah


    Lebam memenuhi mukaku. Mata panda, bibir sobek dan bengkak sekujur tubuh. Aku masih kuat Yah setelah ini. Kau bunuh pun jiwaku masih akan hidup. Biarkan aku begini, hidup dengan jati diri tanpa topeng hipokrit.

    “Anak sialan, bukan takdirmu bersolek dengan gincu merah. Lihat!! Kau itu pria!!” Ayah menarikku ke depan cermin. Mengambil gincu dan mencoreng mukaku pada cermin. Lalu meninjunya hingga pecah.

    Sekarang aku terkunci. Pada ruangan gelap lembab dengan bau pengap. Lilin kecil pada pojokan menyinari tubuhku yang katanya busuk. Busuk akan apa yang aku lakukan. Pria berdandan wanita. Salahku di mana?

    Aku ambil pecahan cermin dan menusukkan pada ujung telunjuk. Menorehkan tinta darah pada tembok lusuh. “Arya Satya Prabu”

    Pantaskah itu menjadi namaku?


    7 Januari 2012
  • edited May 2012
    Dopost
  • gr3yboy wrote: »
    @xchoco_monsterx @ularuskasurius itu ada flash fiction yang pernah ku buat..

  • nice, love it
  • Boleh post kan?? Mohon koreksi.


    Sosok itu terus berlari, mengikuti langkah kakinya yg nampak kokoh. Simbah peluh mengalir sekelebat secepat gerakannya. Dia terus berlari, berharap Gambaran harapan dan impian itu tertinggal di belakangnya.
    Lari... Hanya itu satu-satunya hal yang mungkin menenangkannya. Baginya, kesakitan dan keputusasaan membuatnya semakin kuat berlari. Kucuran air mata yang mengalir di sudut mata saya pemuda jangkung itu mengisyaratkan luka. Luka kehilangan, kehilangan akan harapan asa yang absurd. Asa yang membuatnya merasa tak pernah sempurna. Asa yang membuatnya terasing dan berbeda. Sang pemuda perlahan memperlambat langkahnya. Tak lama ia menghentikan langkahnya. Pandanganya kosong, menatap pilu kearah jasad yang tergeletak lemah di depannya.
    "asa itu terlalu absurd untuk kuraih, maafkan aku ayah, ibu..." tutur sang pemuda dengan lirih.
Sign In or Register to comment.