It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@xchoco_monsterx
hahahah sebenarnya masih banyak ketikan salah misal kata depan tadi. alu agak terburu-buru. juga aku lebih suka romance, jadi kadang jika ada bau porn langsung aku sipi
-- BINGUNG --
Dalam gelap aku memandangmu. Melihat kehancuran tubuhmu, mendengar detak-detak lirih suaramu. Perlahan aku menghampiri dirimu. Gemetar tanganku mencoba meraihmu. Tapi aku tak sanggup untuk menjamahmu.
Terlintas kenangan yang telah kita lewati bersama. Bertahun sudah kau begitu setia menemani diriku. Mengiringi lelap tidurku, menyapa riang untuk membangunkanku. Tapi pagi ini emosi begitu menguasaiku. Kepenatan tubuh dan jiwa kulampiaskan padamu. Aku tak peduli lagi padamu. Kulempar dirimu ke sisi tempat tidurku.
Aku tercekat. Penyesalan perlahan datang menghampiriku. Kuarahkan jemariku untuk menyentuh dingin tubuhmu. Aku bingung . . begitu bingung. Apa yang harus kulakukan tanpamu.
Duhai jam wekerku yang malang.
hahahah saya suka ini, punya akhir yang ngetwist.
ini salah satu hal yg sulit dalam FF, membuat akhir tak terduka..
mari belajar bersama.. @kiki_h_n
Tanganku masih menggenggam sobekan kertas putih. Bertinta merah darah. Mataku mengatup berleleh embun asin yang mengalir ke pipi. Serta badan polos penuh sayat mengering. Meringkuk pada bebatuan cadas kaki bukit.
Di sampingku, ada seonggok raga kosong. Mati. Membiru perlahan bersama dengan membekunya alam. Terlihat kilasan senyum perdu yang kelu.
Aku berjalan mendekatinya. Membelai rambut urai indahnya. Bibir mungil yang dulu merekah. Pipi rona jingga yang nyaris aku gigit jika melihatnya. Beku. Kini semua pucat pasi.
“Nir, apa kau dengar aku?” beberapa kali aku membisik lirih. Berkali juga tiada jawab. Bau busuk pun tidak.
Aku cubit lengannya yang beku. Tepuk pipinya hingga tetap biru. Tiada perubahan. Sama. Seperti sebulan yang lalu.
“Nir, sekali saja buka matamu. Tinggalkan sisa hangat bibirmu. Di bibirku.” aku elus mungil bibir itu. Lalu tidur di sampingnya.
“Lihatlah langit begitu indah. Taburan serbuk itu merasi. Bukankah kau suka itu Nir?” dan lagi tubuh itu tak bereaksi. Kenapa orang tanpa nyawa tak berekspresi.
Aku getir. Muak. Mengapa sendiri itu begitu menyiksa. Lebih sakit dari melukai setiap kulitku dengan belati. Apa salahku hingga menjadi seperti ini.
“Bangun, jelaskan mengapa kau lakukan ini kepadaku. Mengapa kau semaha jahat ini?” tangisku pecah dan saat itu juga membeku jadi kristal es. Dingin serasa membakar.
Aku tarik tubuh beku ini. Seret. Hingga pada puncak bukit. Aku tengadahkan kepalanya hingga menantang langit.
“Kau lihat bintang keperakan itu? Di sana aku telah membangun rumah untukmu. Apa kau tak percaya?” aku rengkuh kepalanya, berusaha membuka matanya.
Masih tetap mati. Tak bergeming.
Aku getarkan lagi tubuhnya. Tapi kenapa masih saja tak ada balasan. “Kenapa kau ini mati. Kenapa kau rela menukar nyawamu untukku?” angin membawa gema suaraku. Menjauh.
Aku pandangi lagi kertas yang aku cabik tadi. Aku tata ulang perpotongan. Hingga mewujud kalimat.
“Jika kita bersama maka akan terjadi malapetaka. Bumi dan langit akan begejolak. Jadi biarlah aku menukar nyawaku dengan nyawamu setelah membunuhmu. Bukankah sudah terjadi dua kematian? Jadi bulan biru akan kembali tertidur. Tak lagi mengejarmu.” kata terakhir yang tertulis dengan darah.
“Mengapa mencinta itu selalu berbatas dunia. Berbatas dimensi?” aku melengking. Mulutku menyembur api.
Aku gendong wanitaku. Aku kepakkan sayap hitamku. Kuruncingkan ekor dan dua cula di kepalaku.
“Bulan biru. Akan merahkan ranahmu!” seruku melesat rupa kilat. Menuju bulan biru yang datar menatap perihku.
Perih mataku menatap kesunyian.Menahan sepertiga jiwa dalam keberanianku.
Asap pelita mengotori udara menandai perjuangan mereka melawan pekat.
...Segelas kopi dan gorengan menemani malamku,
huh ! hari ini pabrik elektrik memutuskan cintanya...seenaknya menggilir aku tanpa perasaan ! Aku benci kau menggilirku malam ini !! Tak bisa kulihat Nikita Willy di kotak bodoh berpendar itu !
Aku benci kau menggilirku malam ini !!!
Mudah-mudahan secepatnya bisa CLBK lagi...!!!