BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Flash Fiction & Belajar Menulis (Tips Page:1)

123457»

Comments

  • bi_ngung wrote: »
    Pak guru @gr3yboy , masih jauh dari 200 kata nih .

    Aku mencintai kelelakianmu. Sorot mata penuh nafsu ketika kau menari di atasku. Butir-butir keringat yang menetes di sekujur tubuhku. Desah nafas memburu yang menghangatkan ruang kamarku. Berjuta pelangi yang meletup di akhir kemesraan kita.

    Berpuluh malam sudah kita lewati bersama. Kau dan aku adalah lawan yang sepadan. Hunuslah pedangmu, beradulah dengan pedangku. Tusukkan ke dalam relung hatiku. Biarkan darahmu dan darahku menyatu. Meronakan merah, semerah cinta kita.

    Mungkin cinta kita tidaklah abadi. Tapi aku tahu bahwa tubuhmu adalah milikku. Dan tubuhku adalah pemuas dahagamu. Meski mungkin, itu hanyalah sekedar nafsu.

    @bi_ngung iya kayak gini, tapi kurangi penggunaan kata "yang" berlebih. Padatkan kalimat juga. Sama kayak bro ularus, sesuatu yg ngetwist. Sulit memang tp gak ada salahnya nyoba.
  • Tips!!

    1. Pikirkan tema.
    2. Pikirkan ending biasa.
    3. Ubah ending berlawanan, kalau bisa absurd sekalian. Agar menimbulkan kesan. Wahhhhh.
  • Baru denger ada bentuk cerita spt ini. Tp aku pernah buat yg spt ini, aku pikir itu puisi, cuma lebih panjang hehe
    Besok Insya Allah aku post disini, mohon bimbingan shifu @gr3yboy :)
  • Mantan Wartawan

    Jemariku teronggok kaku, memelas menahan nafas, tak ada kreatifitas.
    Kenangan saat berjaya menyesakkan dada, sakit.

    Aku; seorang purnawirawan wartawan, yang telah habis terkikis oleh zaman.
    Mungkin kejayaanku tak ada dalam memori kalian, akulah yang menulis setiap berita besar saat negeri kita dipimpin oleh orang besar.
    Seorang presiden yang sangat independen dan kompeten.
    Kata-katanya adalah sabda, dan tingkah lakunya adalah sumber berita.
    Sumber uang untuk keluarga kecilku yang terjepit hutang.

    Aku; seorang ayah dari anakku yang selalu merengek meminta uang sangu.
    Tak peduli, siapa ayahnya ini.
    Lelaki lemah yang hanya tahu bangku sekolah, tak mengenal sawah.
    Aku dididik untuk menjadi lelaki egois, bermuka manis, tapi tidak kritis.
    PENJILAT…
    Ya, aku terdidik untuk menjadi penjilat.
    Mengartikan kepentingan hidup bersumber pada keakuan.
    Memanfaatkan siapa saja yang bermanfaat.
    Memamerkan senyum untuk siapa saja yang menguntungkanku.
    Tapi melupakan bahwa aku telah mendustai nurani.

    Kalian, generasi muda yang digembar-gemborkan akan menjadi tulang punggung bangsa.
    Jangan pernah mencoba mengikuti jalanku; berkata iya ketika nurani berteriak tidak.
    Hanya dengan berdamai dengan hati nuranilah, kejayaan yang hakiki akan kalian raih.

    ----

    nah lo, setelah dibaca lagi kok kayak puisi yak? :D
  • Nggak perlu dibuat puisi. Tetap kayak paragraf saja. Nyambung antar kalimat, tidak satu kalimat lalu enter. Bagus kok @bayucarita
  • edited January 2014
    Nih termasuk flash fiction gak?

    -Kau,bintang dan loteng-

    dan pertemuan sesaat itu mampu membuatku
    menatap langit malam yg cerah selama berjam-
    jam, ribuan bintang yg brsinar satu persatu
    bersambung membentuk gugusan raut wajahmu,
    yg membuat tubuhku tergetar, baru ku
    sadari,sepertinya aq kembali rindu padamu.
    melihat senyum getir diwajahmu, hadir tanya
    dibenakku, apakah kau bahagia dgn
    pernikahanmu?
    apakah kau tak lagi mengingatku?
    apakah rasa cintaku ini harus ku kubur hidup-
    hidup?
    semua tanyaku tak terjawab, hening, sunyi,
    sesunyi selaput malam yg telah menebar
    embun. . .
    "disudut hati"
Sign In or Register to comment.