It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
pagar alam,hm tau gw.
tp kayaknya gk ada rel kereta deh..
(gw kan pernah tinggal dsana..hoho)
Hehehe mas Danu sih, sesi satu dan dua itu si Amir flash back pada masa lalulnya mas Danu. Lalu dia mulai aktivitasnya di Berlin. ya cukup rame dan padat terutama yang berhubungan dengan Mas Handoko dan Tareq.
Ini lagi saya susun dengan baik saat dia lagi di Marburg libur natal kemaren.
Ada lagi mas, peninggalan Belanda sudah tidak berfungsi. Dulu digunain Belanda untuk mengankut hasil Bumi di jalur transit Lahat, cuma tidak berfungsi banyak. ini kan daerahnya dah dekat ke Kab. lahat mas
PLG-LAHAT BISA PAKE KERETA YA ? SEINDAH APA PEMANDANGAN ? DI INTERNET BAGUS BANGEETTTT ADA GN DEMPO MENJULANG
hahaha, itu saya tidak tahu. Saya kan tidak di tanah air. Moga mas Danu bisa kasih info untuk mas Zero
Pagi jam 05.00 saya bangun, bersih-bersih badan, dan siap-siap sholat subuh. Saat winter gini sholat subuh mulai jam 0615.
Setelah semua persiapan beres dengan menyandang gitar was covered by special bag dan satu ransel besar, saya bergerak ke Bandara Tegel Berlin.
Dari bandara Tegel ke Bandara Frankfurt saya naik pesawat yang populer untuk kantong mahasiswa yaitu Germanwings. Sesampainya di bandara Frankfurt saya naik kereta ke Kota Frankfurt yang terletak di tepi sungai Main maka disingkat dalam bahasa jerman Frankfurt Am Main. Barulah dari Frankfurt AM saya mencari kereta yang ke arah Kassel, sebelum Kassel bisa ditemui kota kecil Marburg.
Marburg adalah kota kecil yang cantik, hanya 45 menit dengan regionale Zug (kereta regional). Bukan karena cantik-cantik dan indah-indah gitu saja, tetapi lebih kepada dulu saya pernah 6 bulan kursus bahasa Jerman disana, sebelum di terima di Techn. Universitat Berlin (TU Berlin).
Disana ada Hendra sahabat baik saya. Mama Hendra Mrs Liem asal jakarta dan sanak saudaranya masih banyak di jakarta. Papa Hendra adalah Marburger = pria asli jerman asal kota Marburg. Saya belajar Deutsch nya ga usah terlalu serius di Uni Marburg (Uni = Universitat), di rumah saja saya ada tiga orang guru yang baik hehehe, oh keren nya, dan pastinya yang terbaik adalah papa : "Herr Sthulz" karena dia memang orang Jerman. Mrs Liem dan Hendra sangar respect kalau di dalam rumah saat kita makan bersama kita berbahasa Indonesia. Dan itu juga saya patuhi, bagaimanapun beliau masih ada sejarah di Indonesia dulu. Her Sthulz juga fasih berbahasa Indonesia.
Hendra bekerja di company pembuat vaccine sekitar 3 Km dari rumahnya. Karena banyak membutuhkan ilmu produksi vaccine maka sekarang dia ikut program S3 di Biotechlnology Uni Marburg.
Dah lagak artis panggung kelas atas aja saya nih. Menyandang gitar, Jaket salju hitam, stelan jas santai abu-abu dengan kemeja Oliver warna putih garis-garis abu-abu, celana Jeans hitam, dan sepatu catch-ice hitam untuk bisa berjalan di Marburg dengan salju yang tebal. Hendra melewati saya di Gleiss 5 dari Frankfurt AM, saya sengaja cuek setelah 10 m pass bei mir, baru saya panggil
“Hey, schlange Bruder. Hier bin Ich”
....................... hey orang jelek, ini saya
kata saya dengan lantang tidak peduli orang-orang mau melihat tau tidak .
“HOHO...... veruct ..... bist du Amir, ehhhh komm mit zu mein Armen” ...........hoho orang gila, sini saya peluk
Hendra memelukku erat sekali,
“Bastard.... zu lange nicht gesehen veruct ....”
...................sialan, lama ga ketemu sama orang gila
katanya ditelinga saya. Geli juga sih dibisikin gitu, nafas nya khas bau Bir, gilaaa merangsang amat.
Dua langkah Hendra menjauh di depan saya, tali gantungan tas gitar saya julurkan ke sabuk yang dipakainya, sehingga.... blukkkkk..... langkahnya tertahan seolah celanya ada yang mau melepaskan dari belakang
“Bastard .....”
............................. sialan
Dia kembali mengejar saya yang jelas ga bisa lari karena banyak bawaan. Sehingga pasrah aja diciumnya.
Mobilnya di parkir di belakang stasiun. Tapi karena keasikan becanda dia malah keluar arah pintu depan. Untuk balik harus mutar lift dan jalan ke lorong bawah tanah lagi untuk kembali ke Gleiss 5.
Hendra panik sekali .....
“Oh God ....” ..............................
Ini akal yang tidak jitu dari Hendra. Idenya untuk bisa menerobos pagar samping kiri gedung ini. Saya ngikut saja. Tapi sepintas saya lihat polisi stasiun di meja Touristic info itu.
Biasanya akal Hendra ga begitu panjang sih padahal tubuhnya panjang apa lagi itu nya panjang da gede, ayo apa ? timun di dapaur nya hehehe. Pas dia merungkuk ke celah pagar, saya takut kalo polisi itu datang.
“Duuuuuuuuummmmmmb...... glaubst du Es geht wieder haaaaa ????” ..................bodooohhhh kamu kira kamu bisa lewat sini ?
Tengggg polisiiiiii...........
Kami berdua terkaget, tapi bukan Amir namanya kalo dengan nada minta tolongnya, orang jerman bakalan luluh
“Herr, Haben wir vergessen, den Parkplatz hinter dem Bahnhof ist” ..........tuan kami lupa tadi markir mobil di belakang stasiun
“Sein Weg in den Zaun gibt es nicht”
............... itu jalannya ! ini bukan jalan yang benar.
Otak saya berputar cepat agar Hendra ga kena hukum
“Bitte nehmen Sie uns, wo der Kurs”
................... ya anda lebih paham dan tolong kami ke jalan tersebut
Kemudian polisi itu mempersilahkan kami naik ke mobilnya dan memutarkannya ke arah kiri hingga ke depan mobil Hendra. “Hahahaha... dalam hati saya, sepanjang hidup orang yang paling baik di dunia adalah orang jerman. Meski mereka dingin tapi dalam urusan menolong orang dan berusaha mandiri kita harus banyak belajar dari mereka.
Di perjalanan menuju rumah Hendra, dia ketawa sejadi-jadinya karena saya bisa minta tolong pada polisi setelah dia berbuat kesalahan.
LANJUT YA
Ya mas Zoro, itu baru awal dah siap-siap kacang almond dan Buavita Manggo untuk begadang malam ini ? nih saya post adegan yang hot-hot di tengah rintik salju, woh ga tahan nehhhh
Yakin ini bukan kisah nyata? Soalnya lu bilang di pembukaan ini fiksi.
Selamat pagi mas ! maaf telah membuat mas bertanya. Itu hanya satu sesi mas dari Ratusan sesi yang lain, saya mohon maaf sekali. Kalau yang mas tanya bagian Aa yang diceritakan sepersepuluh dari kejadian.
Saya mohon pengertian mas ya. Terimakasih banyak.
Kalau mas keberatan saya mempost cerita, maka saya akan berhenti mulai dari sekarang. Minggu depan saya juga mulai sibuk kuliah.
Yakin bisa mas lihat pada setiap sesi cerita ini : ada Pesan yang KUAT dari sikap yang ditunjukkan Amir. Bukan untuk gagah-gagahan mas, tapi minimal saya bisa memberikan pandangan pada adek-adek di tanah air untuk maju dan tidak terjebak dengan cerita hura-hura suasana ospek atau mos sekolah, suasana kelas smp dan sma, tapi berfikir juga untuk melihat kemajuan di masa depan nanti.
Terimakasih banyak ya mas, Selamat Tahun Baru
wah makasih ya mas, tadi malam juga saya kena marah sama pacar pas chating, siangnya minta maaf juga tidak dijawab. Tapi cuma ini yang bisa saya sumbangkan dalam bentuk karya tulis.
Masih di dalam mobil, Mrs Liem menelpon Hendra. Tetapi sebenarnya telpon itu untuk saya karena beliau mau bicara dengan saya.
Hmmmmm wajah Hendra mulai berubah dengan sedikit nada protes.
Sedetik kemudian Hendra memberikan telpon dengan sebelah tangan kepada saya dengan cemberutnya.
Setelah saya ambil telpon itu, tangan Hendra ditempelkan ke lutut saya sambil digesek-gesekkannya.
“Kurang ajiiiiirrrrrrr, nih burung bisa bangun Hend, kalo loh gesek-gesek gitu lutut gue” kata saya dalam hati
Mrs Liem menanyakan macam-macam, terutama selalu bertanya sudah sampai dimana. Beliau bingung kok ga sampai-sampai sih, normalnya hanya butuh 20 menit saja dari stasiun.
Karena sopirnya bodoh hahahaha ga tahu jalan dalam hati saya.
Saya tidak konsentrasi njawab telpon Mrs Liem karena rasa geli itu semakin menjalan ke organ kelamin saya.
Lutut adalah bagian sensitif dari laki-laki dan Hendra tahu betul itu cool kamu Hend, hahahaha......
Karena kesal, Mrs Liem menyudahi pembicaraan. Saya tahu Hendra membelokkan mobil ke area shoping menyambut natal. Banyak sekali orang lalu lalang membeli pernak-pernik natal entah itu penduduk sana, student, atau turis.
Saya hanya ngikut aja apa perbuatan Hendra, sambil sesekali mengurut punggung tangannya kalo rasa geli itu mulai merangsang hasrat pengen crooot hahahaha.
Ia hanya senyum, setelah cooling down dia gesek lagi lutut saya demikianlah seterusnya.
Ini sudah tidak bisa dibiarkan dalam logika saya. Hendra menuju depan pegunungan yang ada Istana. Bangun ini jelas kelihatan sebelum kereta api memasuki stasiun Marburg.
Khawatir sperma saya crrooott dicelana, lalu saya tekan pedal rem mobilnya.....
Hahahaha..... dia kalap .......
Lalu saya lepas rem nya, dan mobil mundur dari area pendakian itu..... ohhhhh
“Haaaaa...was hast du getan ..... ohhh God ......... “
..........................Apa yang kamu lakukan ini ....... kata Hendra panik
Lalu saya tekan lagi rem, dan mobil berhenti. Hahahaha ngeeeeekkkkkk
Dalam hati saya, bule kalo dikerjain cepat panik dan itu realita yang ada.
Lalu dengan mengacungkan tinju, saya paksa dia cepat menuju rumah.
Tinju saya ga berenti mengacung hingga mobil benar menuju arah yang saya maksud. Pegel juga tangan saya karena lama mengacung.
Dia malah senyum-senyum tanpa dosa dan bersiul-siul sepanjang jalan. Itu mah kompensasi saja ........ karena tangannya tidak bisa lagi gesek-gesek lutut saya.
Sampai di depan pintu rumah, Mrs Liem dan Herr Sthulz menyambut kami terutama peluk kasihnya untuk saya.
“Apa kabar anak nakal”
kata mereka dengan bahasa Indonesia yang terbata-bata.
Lalu saya jawab,
“kabarnya tidak begitu baik, karena selalu bekerja keras untuk bisa makan siang”
Hendra ketawa lepas
Tapi kalau orang terhormat di Jerman jarang yang ketawa lepas, mereka menyembunyikan gigi kalo ketawa dan yang terdengar ho ho ho ho yang dikulum, kalo ga percaya silahkan deh teman-teman ke Jerman atau sekurang nya ke Institut Bahasa Jerman di Jakarta dan Bandung, atau ke Kedubes Jerman waktu mengurus Visa.
Lalu kami berdua langsung menuju kamar Hendra. Saya sudah tidak sabar mengendus-endus bau kamar dia, penuh dengan aroma Bir.... hahahaha. Hendra melemparkan bantal ke arah gundukan celana saya, bilang aja dia mau dingin-dingin gini musim salju siapa yang tidak mau sosis hangat. Kemudia saya membetulkan isi celana saya sambil telungkup takut ketahuan ngaceng.
Hendra mengatakan sesuatu :
“war glücklich, dein Lächeln wieder sehen”
................... wah seneng lihat senyummu lagi
Saya hanya diam, dan kembali berbaring setelah mengambil posisi telungkup
Hendra melanjutkan bicara :
”Und...., du bist jetzt glücklich mit jemandem”
.................. dan kelihatannya kamu bahagia dengan seseorang
Kali ini saya menjawab lirih, kerena ada rasa pedih kalau ada orang bertanya begitu, nasib saya tidak seberuntung itu
”ah nicht wirklich, wen interessiert mit mir”
................. ah bohong kamu, siapa lagi yang mau sama saya
Kali ini giliran Hendra yang terdiam melihat kosongnya tatapan mata saya.
Kemudian saya yang bicara :
”Du must auch nicht daruber .... hahaha”
...................................... kamu juga ga pernah suka sama saya hahaha
Hendra berbaring menghadap wajah saya.
Saya melanjutkan pembicaraan :
”nicht nur den Mund halten, geben wir die Aktion”
........... jangan hanya menganga, ayo beri aksi
Hendra membalas dengan jujur dan penuh pengertian akan situasi hidup dan ketidak mungkinan untuk bersama dalam sebuah hubungan:
“welche Aktion, bist du verrückt”
.................... aksi apa, kamu itu memang gila
”Verrückter schrieb entspannen, das Leben leben mit Ehrlichkeit”
......................santai aja orang gila ! jalani hidup dengan jujur
”nicht krank machen Menschen, die sehen”
..................... tidak buat sakit orang melihat mu
Saya kemudian mencairkan suasana dengan candaan :
”Krank ? du bist psychisch krank”
................ sakit ? kamu tuh yang sakit jiwa
Selanjutnya kami berbalas candaan untuk mengobati rasa sakit yang tidak bisa saling memiliki.
Du bist Neuralgie
..............kamu tuh kelainan syaraf, katanya
Du bist Geister
..............kamu hantu, balas saya
Du bist Vampir
........... kamu vampir, dia tidak mau kalah
bist du Satan ? hahaha
............ kamu kan setan ya ? hahaha, balas saya lagi
Stimm, du bist Engel
....,....... pasti dong, karena kamu malikat, jawabnya
Ich komme hierher, weil du bist
............ saya kesini karena kamu loh, canda saya
aber ich erwarte nicht, dass du bist hohohohoho tut mir leid
............. tapi saya ga pernah tuh nunggu kamu, maaf ya ...... kata dia sambil
menyembunyikan senyum.
Karena Hendra tahu sekali saya tidak akan merusak sebuah garis keturunan. Dia anak tunggal dan sangat diharapkan mewarisi generasi orang tuanya.
Terakhir dengan suara lantang Hendra berteriak sambil mengatuk leher saya, padahal pintu tidak dikunci
“lassen !!!!!!! mich ein Mord jetzt”
................... sekarang giliran saya membunuh mu
Tiba-tiba Mrs Liem datang dan berteriak juga pada Hendra
”hey bitte nicht kämpfen”
..................Hey jangan bertengkar
Aduh, iya nih sangar juga si Hendra leher saya jadi sakit gini.
“Amir, hier näher Mom”
...............Amir kesini nak dekat saya, kata Mrs Liem
Menjelang jalan keluar, giliran pantat saya yang digebuk oleh Hendra, Bhuuukksss .....
”Oh God...... er ist stimmt verrückt
...............dia memang gila, penjelasan Mrs Liem lagi.
Bilang saja sebenarnya elo seneng saya berkunjung jadi lepas kontrol gitu, dalam hati saya sambil menahan sakit di leher dan pantat, hehehe si bule kalo mukul tidak pake perasaan banget, super sadis. Untung saya cowok.
Sewaktu kumpul di ruang keluarga, kami coba menerapkan bahasa Indonesia yang baik. Kalo saya tidak menjaga sopan santun sebagai tamu sudah saya koreksi habis-habisan tuh kamimat yang Hendra dan Herr Sthulz buat. Kalau Mrs Liem masih bisa bahasa Betawi bukan bahasa Indonesia hehehe.
Selanjutnya adalah waktu untuk memasak cake yang dimakan waktu malam nanti jelang natal. Saya yang membuatkan kue dari beras ketan yang dikukus, isinya kacang ijo + palm sugar + anise + dan coconut milk dimasak jadi satu. Kemudian adonan ini digulung dengan daun pisang yang sudah dilumuri margarine. Lalu dimasukkan dalam oven selama 20 menit untuk mengeluarkan aromanya dan kesan mengkilap oleh margarin. Setelah waktunya, daun pisang dilepas, dan isinya dipotong-potong dan di tata di atas piring loyang.
Makanan khas Indonesia ini dengan sedikit modifikasi, menjadi hidangan yang istimewa untuk kami, hahaha kalau saya yang buat sendiri ya berat diongkos untuk kantong mahasiswa, seperti palm sugar, anise, kacang ijo, santan, dan kleb reis = beras ketan sangat mahal di Jerman ini. Daun pisang satu kantong plastik kecil dihargai 1.75 Eur kira-kira Rp 24 ribu rupiah, minimal dibutuhkan 2 kantong.
Selesai masak, saya dan Hendra mandi bergantian hingga waktu menujukkan pukul 19.00. Itu adalah waktu untuk menuju meja makan. Diiringi 3 orang tamu yang berdatangan yaitu keluarga adik laki-laki Herr Sthulz. Kami kumpul bersama di meja makan. Semua berpakaian rapi. Acara pertama wellcome drink dan ramah tamah. Istri dari adik Herr Sthulz larak lirik kepada saya yang duduk disamping Hendra. Hendra sengaja banget mepet-mepet saya biar kelihatan mesra. Susah diatur emang ini anak. Kemudian Mrs Liem memperkenalkan saya pada mereka seblum Hendra merusak suasana, kata beliau saya dari Indonesia sama dengan beliau dan sudah dianggap anak sendiri sama mereka saat saya kursus bahasa tiga setengah tahun yang silam. Barulah suasana jadi cair.
Saya di daulat Hendra memainkan gitar yang jauh-jauh dibawa dari Berlin. Padahal dia yang wanti-wanti dalam SMS waktu itu.
Lagunya bertema natal, ada di booklet saya tinggal memetik gitar saja. Hahahaha suara mereka ga ada titik temunya dengan nada yang stabil. Ok lah.... itupun mereka sangat bahagia. Penutup saya sumbangkan suara dengan lagu yang sesuai dengan tema malam ini. Lagunya yaitu Last Christmas, agak ceria dengan bit santai yang sukai orang Jerman.
Acara diakhiri dengan makan malam bersama. Ada tiga menu, yaitu kuah kaldu dengan sedikit roti, pizza sayuran, dan hidangan utama aneka daging dan ayam bisa dipilih paduaannya dengan mie atau nasi. Hidangan penutup kue-kue yang telah kami persiapkan tadi.
Saat tamu telah pulang, acara kami lanjutkan dengan nonton film komedi keluarga pilihan Mrs Liem. Hendra tampak tidak antusias, saya ya seneng-seneng aja duduk diantara dua orang tua yang baik. Akhirnya Hendra tertidur dekat kaki saya. Sambil dua orang tua itu tertawa hahaha hiihihi saya ambilkan selimut untuk Hendra dan menyelimutinya, Saya dan Mrs Liem juga kadang tidak mengerti kalimat mereka dalam film itu super cepat dan belon pernah dengar beberapa kosa katanya. Herr Sthulz menerangkan dengan baik. Terkadang Hendra juga ngasih pendapat sambil tidur, Ini anak tidur aja masih mendengar.
Akhirnya saya juga tertidur dekat Hendra di ruang nonton, Ke dua orang tua itu masih juga segar dengan nostalgia film mereka. Keesokan paginya sekitar jam 05.00 saya dapati cuma saya dan Hendra yang tertidur di ruang nonton. Ini jam biasa saya bangun, lalu bersih-bersih diri, merapikan kamar hendra, dan merapikan dapur serta ruang makan. Planning hari ini untuk jamuan lunch bagi tamu keluarga, kami mau masak sate bumbu kacang serta lontong pastinya dan pindang daging. Mengapa pindang daging bukan pindang ikan, karena susah menemui ikan segar di Jerman ini. Sate bumbu kacang adalah menu favorit Hendra kalau pulang bersama mamanya ke Jakarta. Pindang adalah menu favorit asal Sumatera Selatan.
Rencananya habis luch, saya dan Hendra mau ke Frankfurt, katanya dia mau menunjukkan sesuatu dan mau mengatakan sesuatu untuk saya.
Oh Herr Hendra Stuhlz pakai rahasia-rahasia segala. Kata dia setelah menyaksikan sendiri mungkin saya akan bisa menolong ambilkan keputusan untuk menyelamatkan dia. Tapi keputusan apa ???? apa hubungannya dengan saya ?????