It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Aku membaca status pasien yang harus aku laporkan pagi ini. Pasien tadi subuh masih di ruang ugd,sekarang sudah pindah ke ruang obserfasi. Keluarga pasien belum dapat dihubungi. Hampir selalu begitu,pasien kecelakaan tunggal seperti itu selalu membutuhkan waktu lama untuk tindakan. Kadang sangat gawat dan butuh operasi cito namun tanpa persetujuan keluarga operasi tidak mungkin dilakukan sedangkan pasiem sendiri dalam kesadarannya tidak composmentis. Setelah keluarga pasien datangpun jarang sekali langsung setuju pada tindakan radikal yang disarankan. Ada saja anggota keluarga lain yang harus ditunggu atau berunding yang memakan waktu lama. Akhirnya pasien tidak terselamatkan.
Padahal kebijaksanaan rumah sakit ini sudah sangat meringankan. Contohnya pasien tadi malam. Walaupun tanpa keluarga atau jaminan pasien dapat membayar,pihak rumah sakit sudah melakukan CT-Scan, foto servikal, thoraks dan pemeriksaan darah,sehingga diagnosis segera ditegakkan sehingga saat keluarga pasien datang tidak menghabiskan waktu sia-sia lagi hanya tinggal menandatangani pernyataan tertulis tentang tindakan berikutnya tanpa perlu membayar uang jaminan dulu konsulen-konsulen kami bersedia melakukan operasi. Inilah nasip rumah sakit pendidikan swasta. Kebaikannya tidak dilihat tetapi kesalahan kecil saja rumah sakit bisa dituntut. Mereka menutup mata bahwa kami manusia bukan malaikat yang diberi tugas hampir seperti Tuhan menyelamatkan nyawa manusia.
Aku menguap berkali-kali. Tidak tidur sedikitpun karena pasien kecelakaan kemarin itu harus dipantau sepanjang malam. Aku titipkan sebentar pasien ini pada perawat karena harus bed site teaching.
Aku melihat rani dan cipro sekilah, wajah mereka sama tegangnya.
" Selamat pagi dr. De Jong, Tn. Anton 45 tahun, memasuki perawatan hari ke pertama. Pasien Urologi dirawat oleh dr. William. Diagnosis kerja uretrolitiasis." memulai presentasiku saat dr.De Jong sedang visite salah satu pasienku.
Dia berbicara ramah dengan Pak Anton. Menanyakan kabarnya hari ini kemudian menyemangatinya.
" Dari mana Anda tahu kalo ini uretrolitiasis?" tanyanya tegas dengan pandangan menusuk kedalam matanya. Perubahan sikabnya benar-benar kontras terhadap Pak Anton dibandingkanku. Aku merasa kedua lututku lemas menerima pandangan itu.
"dari anamnesis dok, keluhan utama pasien nyeri pinggang kanan yang hilang timbul, dari kebiasaan pasien yang kurang minum dan sering duduk karena pekerjaannya supir." jawabku. Suara gemetaranku sangat terdengar.
Beliau menanyakan beberapa pertanyaan lagi,aku coba menjawab tetapi wajah seramnya tidak berkurang.
" lakukan pemeriksaan nyeri ketuk CVA,tadi Anda bilang positifkan?"
Saking gugupnya aku tidak beranjak. Aku berdiri disebelah kiri tempat tidur pasien. Aku langsung melakukan pemeriksaan perkusi nyeri ketuk CVA dari sebelah kiri. Aku menyadarinya setelah melakukannya. Aku dalam masalah besar. Aku menundukan kepala dalam-dalam rasanya berharap lantai bangsal terbuka lalu menelanku sekarang juga.
" Anda merasa pantas menjadi dokter? Pemeriksaan seperti ini saja Anda tidak dapat mengerjakannya!" nadanya pelan namun sangat menusuk. Mentalku segera jatuh. Pak Anton pasien ketiga yang harus aku presentasikan.
Dr. De Jong merupakan dokter senior umurnya hampir 70 tahun,setiap hari senin belium melakukan bed site teaching atau visite atau lebih populer disebut Ronde, dia mengunjungi semua pasien bedah dan kami mempresentasikan. Wibawa dan karismanya membuat koass sepertiku merasa seperti kutu.
Selesai ronde aku kekamar mandi lalu menangis menyesali kebodohanku.
Oh jdi elmo/ruby(?) itu coass
Lanjut...
Keluar dari kamar mandi segera ku cek BB ku. Ada 8 panggilan tidak terjawab, sebuah sms dan sisanya BBM.
Ku cek segera smsnya.
Selamat malam Tn. Ruby, Anda kenal Tn. Klein?
Tn. Klein masuk ugd R.R.U X karena kecelakaan motor.
02:15
Sender:
(nomer tidak terdaftar)
FUCK! Makiku.
Ku cek nomer-nomer di list panggilan tidak terjawab. Ada satu nomer tidak terdaftar lainnya,seperti telepon rumah segera ku hubungi.
" Hallo, saya Ruby. Benar ini R.S X?"
" saya mau memastikan benar ada pasien masuk jam 2pagi atas nama Tn. Klein?"
"Baik saya tunggu..."
" hah?! Keadaannya bagaimana?"
" Baik saya segera kesana."
Ku kenakan pakaianku buru-buru, dan ku bangunkan laki-laki tadi malam yang berhubungan sex denganku. Aku pamit buru-buru menerangkan alasan bahwa ada urusan mendadak. Memintanya segera keluar dari apartemenku.
Aku sangat gusar. Menelepon sekertarisku untuk membatalkan beberapa jadwal. Aku mengendarai mobilku ke arah rumah sakit X.
" Tuhan,selamatkan Klein." doaku dalam hati.
" TUHAN! HambaMu ngantuk." ujarku lirih di depan Alben, Capto dan Donna. Kami berempat duduk selonjoran di lantai ugd.
" Lu jaga malam?" tanya Alben.
Aku tidak menjawab, aku hanya menunjuk kedua mataku yang masih merah. Capto bangun dan mengukur tekanan darah Tn. Klein, aku melihat jam tangan menghitung frekuensi pernapasan. Alben tetap duduk di lantai sambil memegang kertas dan bulpon.
Donna memegang tangan pergelangan Tn.Klein sambil melihat jam.
"120/80." kata Capto.
" 20x/menit" aku menyaut.
" 90x/menit" Donna membalas.
Alben mencatat data2 yang kami sebutkan ke dalam format ABCDE.
"suhu?" tanya Alben.
Aku memegang kening Tn. Klein.
"afebris." kataku. "36,8 kali ya." Alben menulisnya.
" GCS?" tanya Alben lagi.
"Tn. Klein? Bisa buka matanya?
"Gimana? Apa yang dirasakan?"
"sakit kepala. Boleh minta minum?"
"bentar ya pak." aku memberinya minum.
"bisa minta tolong angkat tangannya?" mintaku pada Tn. Klein. Tn. Klein menurut tangan dan juga kakinya.
"GCS 15." kata Alben pada dirinya sendiri sambil mencatat.
TEEETTTTTT.....! Bell panjang itu lagi.
Ketiga temanku segera berhamburan menuju depan. Alben tidak lupa menyerahkan kertas catatan 'follow up' padaku. Aku tetap mendamping Tn. Klein yang agak bingung dengan tingkah laku kami.
"FUCK! FUCK! FUCK!" Aku berkali-kali memaki memandangi jalanan yang macet. Aku benar-benar panik. Pikiranku terasa buntu sampai tidak dapat berpikir jerni.
BBku berdering. Panggilan masuk.
Nama tertera
-Klein-
Gue terburu-buru mengangkat!
"Hallo Klein?!"
" hah?! Ini siapa?!" jawabku kasar!
" Elmo?! Lu siapa?" tanyaku kasar. Aku benar-benar gusar. Mengapa orang lain yang memakai nomer Klein.
"klein? lu baik-baik aja? Kok bisa lu masuk UGD?" tanyaku memberondong saat suara diseberang berganti dengan suara Klein.
kalo dari alur cerita terlalu cepat perpindahan dari satu scene ke scene laen... jadi agak bingung cerita klein sama ruby
trus beri judul yg unìk, yg berhubungan dgn koass atau dunia medik. thanks
*ABCDE adalah akronim yang dipakai untuk menangani pasien trauma. Setiap ada pasien datang ke UGD yang dinilai
A untuk Air way(jalan nafas), dinyatakan clear bila tidak didapatkan bunyi nafas tambahan (contoh: mengorok)
B untuk Breathing(pernafasan) yang dinilai frekuensi nafas,pergerakan dinding dada dll untuk mengetahui ada masalah pernafasan.
akronim ini didasari dari gangguan paling mengancam nyawa. Artinya gangguan jalan nafas(AIR WAY), merupakan hal paling cepat menyebabkan kematian.
E untuk Eksposure atau jejas yang mengancam nyawa.