It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
“Ndah dari sapa tu bunganya” kataku pada Endah asistenku
“Dari Risna pak, tapi saya ketemu dia di depan, dia titip buat Bapak”
Risna, hmmmmmm. Risna, cewek yang kerja di gedung yang sama, cuman dia ada di lantai dasar. Sebenarnya aku juga kenal secara gak sengaja dengan dia. Ketemunya waktu di resto lantai bawah waktu sedang makan siang, waktu itu penuh dan gak ada tempat duduk lagi. Aku sedang makan sendirian, kursi depanku kosong dan dia minta ijin duduk disitu.
Risna, wanita yang cantik dan anggun. Tata rias wajahnya juga natural, sangat berkelas dan menurutku sangat menawan. Mungkin kalau aku straight bisa bisa langsung jatuh cinta padanya. Tapi memang harus diakui dia sangat sangat cantik dan menawan, selain itu dia perhatian banget.
Baru sekirar tiga mingguan juga kenal, tapi setelah kejadian itu kita berdua jadi akrab dan sering makan bareng. Dia sangat perhatian, aku gak tahu maksudnya apa tapi aku ya anggap dia itu teman baik. Aku sering traktir dia makan dan kita sering ngobrol selama jam istirahat.
Beberapa teman malah bilang kita cocok banget dan serasi. Ada ada aja deh, kita kan cuman temenan doang. Aku gak akan mengharapkan yang lebih, yang penting ngomong dan ngobrol sama dia seru dan menyenangkan. Gak ngebosenin. Itu kan fungsinya temenan, gak perlu dilebih lebihkan.
Aku telpon Risna deh mau ucapin teramakasih atas bunganya. Setelah beberapa saat panggilanku diangkat.
“Hallo Kak, gimana kabarnya” katanya
“Baik baik, terimakasih ya bunganya, senang deh nerimanya” kataku
“Hehehehhehe, sudah sarapan belum kak?”
“Sudah, kamu sendiri gimana. Jangan lupa sarapan ya, nanti sakit lo”
“Makasih ya atas perhatiannya, jadi senang deh”
“Masak sih, aku juga senang deh kalau gitu” lanjutku
“Ya udah, happy working ya, nanti siang lunch bareng yuk, ke mall sebelah aja” kataku
“Ok deh”
“Nanti aku tunggu di depan ya, happy working ya” kataku
“Sama sama kak”
Asik deh, nanti gak makan siang sendirian, kadang suka ngebetein aja kalau makan siang gak ada teman ngobrol. Lebih seru kalau berdua, apalagi kalau sama Risna, orangnya enak dan nyambung kalau diajak ngobrol.
Aku ketemu Risna waktu makan siang, ketemu di lobi. Kami berdua akhirnya makan siang di resto sunda. Wah, hari ini dandanannya makin cantik aja ni anak. Jadi terpesona deh (hehehehheheheh)
“Hari ini makin cantik aja Ris, habis nyalon ya?”
“Ih kakak ada ada aja deh, jadi malu ni”
“Hahahhahahah, kan emang kenyataannya begitu”
“Hari ini gimana kerjaannya?” tanyaku
“Baik, gimana dengan kakak sendiri”
“Lancar semuanya, gak ada kendala yang berarti kok”
“Kak, boleh nanya gak?”
“Iya kenapa?”
“Kakak jangan marah ya?”
“Emang kenapa harus marah?”
“Takut menyinggung kakak”
“Gak lah, asal gak nanya kakak matinya kapan aja gitu ya gak papa” candaku
“Cewek kakak marah gak ni kalau kakak makan sama aku disini?”
“Cewek? Aku gak punya cewek kok. Cowok ada kali hahahahhaah”
“Ah, kakak becanda deh, beneran gak ada cewek? Jangan jangan kakak udah punya istri ni?”
“Aduh, belum tu, gak ada yang minat kali sama aku, habisnya jelek gini sih”
“Risna minat deh hehehehhe”
“Ah, becanda aja deh kamu. Eh, udahan yuk, antar kaka jalan yuk mau nyari kemeja ni” kataku
“Boleh boleh. Yuk kak” katanya antusias
Kami berdua siang itu ke sebuat toko, aku milih baju berwarna krem. Aku pengen nih beli baju buat Agusku, akhirnya aku tertarik pasa sebuah sweater warna biru muda, sangat cocok buat Agus yang putih, pasti unyu unyu dan makin keren. Aku juga beliin Risna, dia tertarik sama sebuah sweater warna merah muda, akhirnya kubeli ketiganya. Setelah itu kami berdua balik dan aku kembali ke ruang kerjaku setelah say good bay sama Risna.
“Pak, habis belanja ni” kata Endah
“Enggak juga kok, ni beli kemeja sama sweater buat Agus” kataku
“Makan dimana tadi pak, di bawah tadi gak kelihatan”
“Ke mall sebelah Ndah, sama Risna”
“Wah makin akrab ni pak kayaknya”
“Enggak juga kok biasa aja”
“Dari kabar kabar bapak pacaran ni pak sama cewek itu, sudah menyebar lo”
“Ah, gosip doang gak usah didengerkan”
“Kan Cuma mastiin aja benar, sapa tahu akan ada undangan pernikahan”
“Hush, jangan aneh aneh ah” kataku
Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam ketika aku sampai dirumah. Kulihat Agus tertidur di depan TV dengan kondisi TV menyala. Aku dekati dan cium bibirnya sekilas. Tidak terbangun dia, dan kuputuskan mandi dulu. Gerah dan lengket cuy rasanya.
Aku keluar dari kamar dengan mengenakan kaos dan celana pendek. Kuhampiri Agus yang tertidur, ku dudukkan dan kucium keningnya. Makin imut aja kamu sayang, batinku berkata. Mau kubopong dan kubawa ke tempat tidur saja biar lebih nyaman tidurnya.
Tiba tiba ada geliat dan sepasang mata yang cerah memandangku
“Udah pulang mas” katanya lesu
“Iya sayang, kalau mau bubu dikamar aja ya. Mas bentar lagi nyusul. Mas bopong dulu ya ke kamar?”
“Gak usah mas, barengan aja kekamarnya”
Agus berdiri dan memelukku dari belakang. Aduh ni anak, gimana bisa jalan kalau gini kondisinya. Susah mau kedapur, masak harus nyeret nyeret sih.
“Mas mau kedapur dulu sayang, laper ni. Tadi belum makan”
“Yah, gak ada makanan mas, Agus beliin diluar aja ya mas, kali aja masih aja tukang nasi yang buka” katanya
“Gak usah sayang, bikin roti bakar aja deh kalau memang gak ada yang bisa dimakan” kataku
Kulangkahkan kaki ke dapur, ternyata sampai didapur males banget bikinnya, dan kulihat ada mie instan. Kuputuskan bikin mie instan saja, untung masih ada telur dan sawi di kulkas. Masih banyak sih sbenarnya persediaan sayur dan bahan lainnya hehehhehehe. Bohong kalau gak ada yang bisa dimasak, tapi ya udah tengah malam gini males banget masaknya, jadi masak yang simpel simpel aja.
“Yang, mas mau bikin mie aja, kamu mau gak sayang” kataku
“Hmmmmm, mau mau. Tapi gak mau mangkuknya sendirian, maunya semangkok berdua sama mas aja”
“Sayang kamu ada ada aja deh, ok deh kalau gitu”
Masak mie instan gak pake lama, paling Cuma 5 menitan, gak pake aturan ini itu ini itu, rebus ada dan masukkan semua bumbu dan sayur sayuran, kemudian masukkan telur dua butir. Ingin rasanya sedikit manis jadi kutambah sedikit gula.
Masakan sudah selesai, kemudian kamu duduk dan aku nyuapin Agus, dasar kolokan, tapi menyenangkan sekali bisa kayak gini. Kusuapi dia, sesekali kucium pipinya.
“Sayang, Gimana hari ini, tadi main ke tempat Jimmy sampai jam berapa?” tanyaku
“Sampai jam 7 mas, habisnya kangen sama mas, Agus tunggu tunggu gak muncul muncul sampai ketiduran”
“Jadi tadi belum makan ya?” kataku
“Tadi sudah makan di tempat Jimmy, sama ayam goreng”
“Mas gak dibagi ni? Pati gak ingat dengan mas yang kelaparan ni. Jahat ah” godaku
“Ih, masak Agus minta buat dibawa pulang sih, kan malu”
“Tahu malu juga nih sekarang?” kataku
“Mas Damar jahat ah” Agus langsung memelukku dan menggelitikiku. Untung gak tumpah mie yang ada di meja. Langsung aku peluk dan tindih dia di atas sofa
“Sudah berani ni sekarang” kataku
Agus sudah gak bisa bergerak, aku tindih dia dengan bobot tubuhku. Aku gemas dan aku jilati telinganya. Dia ketawa ketawa, aku kulum telinganya.
“Mas berhenti ahhhhhhhhhhhh, geliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii”
“Minta ampun dulu” kataku
“Enggak, lagiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii mas, geliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii tapi enakkkkkkkkkkkk” katanya tertawa
Aku cium bibirnnya dan aku bangkit dari atas tubuhnya.
“Nakal ni sekarang. Udah selesain dulu makannya sayang, mas lapar ni” kataku
“Hihihi, iya mas, sini Agus suapin”
Aku hanya jawab dengan ketawa. Agus menyuapiku, senang juga rasanya diperhatiin orang yang dicinta, rasanya semuanya indah. Setelah beberapa saat acara makan selesai, dan aku sudah merasakan capek dan ingin istirahat.
“Tidur yuk sayang, mas capek banaget ni” kataku
“Iya mas, ayuk ayuk” katanya sambil menggandeng tanganku dan menarikku ke dalam kamar
Kunyalakan AC dan kutidurkan diriku ke ranjang, agus merebahkan diri disampingku. Aku peluk dia dan kami tidur saling berpelukan. Seperti biasa kususupkan tanganku ke balik pakaiannya untuk merasakan kulitnya dan aku terlelap tidak beberapa lama kemudian
Aku terbangun jam 5 pagi, langsung sholat subuh dan kemudian bikin sarapan. Agus menyusul kemudian.
“Mas, masak apa ni?”
“Mas baru masak nasi sama tumis tauge ni. Sayank mau makan apa?” kataku
“Agus pengen makan french toast aja mas, bikinin yang enak ya” katanya
“Mau yang manis atau gurih sayang untuk pagi ini” tanyaku
“Yang manis aja deh mas. Yang banyak kejunya ya” katanya
“OK sayang”
“Mas. Tadi ada SMS tu”
“SMS dari siapa sayang” tanyaku sambil menyiapkan roti bakar buat Agus
“Gak tahu mas, Agus kan gak berani buka buka HP mas” katanya
Memang sejak dulu Agus gak pernah buka buka HP ku, sebenarnya aku gak akan ngelarang dia, aku silahkan saja kalau mau mengotak atik dan buka HP ku, asal jangan mendelete aja tanpa memberitahu aku dulu. Katanya ini privasi jadi dia gak pernah buka buka HP ku, kecuali minta ijinku (ini juga jarang jarang) atau aku yang suruh.
“Buka aja sayang, kali ada pesan penting dari kantor. Mas nyiapin sarapanmu dulu” kataku
“Iya mas” jawabnya
Kemudian Agus masuk ke kamar dan aku meneruskan membuat sarapan. Beberapa saat aku tunggu kok gak ngasih kabar. Setelah semuanya selesai aku masuk ke kamar dan kulihat Agus duduk diranjang dengan pandangan kosong. Aku melihat HP ada di meja. Aku langsung buka dan ada sebuah pesan dari Risna, aku langsung buka dan terpampang pasan.
<kak, nanti makan siangnya yuk di Kafe XXX, ada kejutan spesial buat kaka, Risna kangen kakak>
Aku langsung melihat Agus yang seperti kehilangan roh, langsung aku peluk dia
“Sayang, kenapa sayang? Itu dari temen kok sayang. Bukan dari siapa siapa, dia hanya kuanggap adik sendiri”
Agus hanya diam saja, matanya melihat kearahku, aku merasa kesedihan disana, aku juga merasakan pancaran kekecewaan, juga pancaran ketakutan dari matanya.
“Sayang, Agus gak usah khawatir, Agus akan selalu ada di hati mas, gak akan ada yang bisa menggantikan. Mas sayang Agus, mas cinta Agus” kataku
Aku peluk dia dan kucium lembuat pipinya, kemudian kucium bibirnya. Aku sapukan lidahku di bibirnya, pertama tidak ada reaksi, kemudian setelah beberapa saat ada balasan dan kemudian ada tangisan disertai dibenamkannya kepala Agus didadaku.
“Agus takut mas, Agus takut mas tinggalkan dan mencari penggantinya. Agus sudah gak punya siapa siapa” isaknya
“Percaya sama mas deh”
“Agus punya kelemahan mas, kalau mas bersama Agus mas gak akan punya penerus. Agus menyadari itu. Sebesar apapun cinta Agus pada mas dan sebaliknya, hal itu gak bisa diubah”
“Sayang kok ngomong begitu” kataku
“Agus paling takut kalau mas besama seorang wanita, karena pasti agus akan kalah karena dia bisa memberikan yang gak mungkin Agus berikan”
“Udah sayang, gak usah mikir yang aneh aneh, jangan ngawur. Mas sayang dan cinta sama Agus, titik” kataku
Agus memandangku dan kutatap dia dengan cinta dan kasih sayang. Akhirnya dia tersenyum dan mencium pipiku
“Makasih ya mas, Agus akan selalu mencintai Mas Damar selamanya” katanya
“Ya udah mandi yuk bareng” kataku sambil tersenyum
“Ayukkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk” Jawab Agus sambil memelukku
Banyak banget ni kerjaan, beneran deh seminggu ini kayaknya memang harus lembur mulu, untung dirumah aku selalu dihibur dan disemangati oles sosok cowok paling imut sedunia. Lebai ya. Dari kejadian kemaren ketika Agus membuka SMS dari Risna tidak ada hal hal yang membuat tegang atau aneh. Hubunganku sama Risna? Biasa biasa aja, dia teman yang baik buat makan siang dan menurutku memberikan sesuatu sebagai tanda terimakasih adalah wajar. Kemaren aku belikan dia sepatu.
Siang ini pengen deh makan steak, jadi ingat sama Agus, Orang yang paling kusayang itu paling demen makanan jenis kayak gitu. Aku ajak makan aja deh, kayaknya lowong deh.
Kupanggil dia dan sebentar kemudian diangkat
“Sayanggggggggggggggggggggg, muahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh” kataku
“Ahhhhhhhhhhhhhh, mas ganjen. Ada apa mas, kangen ya sama Agus yang super duper ganteng manis dang menggoda ini” katanya
“Iya dong sayang, pengen mas makan idup idup deh kamu”
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA, ada kaniballllllllllllllllllllllllll”
“udah ah teriak teriaknya, bikin heboh aja”
“Kan itu nanggepin mas ku tersayang”
“Mas lagi pengen makan steak ni sayang, mau ikut gabung gak?”
“Mauuuuuuuuuuuuuuu, tapi ni juga lagi makan steak mas sama Zack, tadi Agus palak hehehehhe”
“Hahahahhahaha, ya udah kalau gitu. Mas ajak siapa nanti deh, kalau gak ya sendiri saja”
“Hahahahah, pengen ikut massssssssssssss, tapi udah kenyang nih. Mas gak ngomong dari tadi sih”
“Ini juga tiba tiba pengen sayang, biasanya juga pengennya gado gado atau nasi bakar. Ni lagi ngidam kali ya”
“Ahhhhhhhhhhhh, hamil ya? Ih Agus mau punya anak ni”
“Hush ngomongnya. Udah ah, mas mau jalan. Jangan pulang malam malam ya sayang. Jaga kesehatan”
“Iya mas, love you muahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh”
“Love you too sayang” kataku dan lalu memutuskan hubungan telpon
Aku ajak siapa ni buat nemenin, tiba tiba ada telpon dari Risna
“Kak lagi dimana? Makan yuk?”
“Wah kebetulan ni, aku lagi mau makan steak ni” kataku
“Mau kak, mau mau”
“Ya udah ketemu dibawah ya, lalu kita jalan”
“Kak, hari selasa depan ada acara gak”
“Emang ada apa? Mau ngajak kencan ya?”
“Emang kakak mau?”
“Tergantung deh” kataku sambil mengedipkan satu mata
“Ah kakak gombal ah. Oh ya kaka, ada acara gak?”
“Kayaknya gak ada deh, emang kenapa?”
“Datang ya kak ke pesta ulang tahunku, sekalian ketemu mama dan papa” katanya
“Banyak makan makannya ni, jam berapa mulainya?”
“Jam tujuh malam kak, langsung aja dari kantor. Aku juga undang temen temen yang lain kok, rame deh pestanya. Pasti penuh kejutan”
‘‘Asik ni, kejutan yang menyenangkan kayaknya”
“So pasti kak. Eh, kakak nyaman gak kalau ngobrol sama aku”
“Nyaman dong, malah senang kok Dengan kehadiranmu hari hari ku jadi menyenangkan”
“Ah jadi tersanjung”
“Kayak sinetron aja deh”
“Ya udah, balik yuk. Udah mau masuk lagi ni”
“OK kak, janji ya datang”
“So pasti” kataku
Aku peluk tubuh Agus, kangen banget ni. Baru pulang kerja dan masuk rumah, yang kucari pertama kali adalah Agus, makin imut aja sosoknya dimataku.
“Sayang, makan diluar yuk” kataku
“Emang mas mau makan apa?”
“Mas pengen nasi goreng gila ni, gimana? Mau nyoba gak”
“Ogahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh”
“Hahahahhaha, pengen banget sayang, temenin mas ya”
“Ya udah. Di dekat Pancoran aja ya, ada tukang bakso enak disitu, Agus mau makan bakso aja. Tapi janji pulangnya beli martabak ya mas”
“Sip sayang, ayo jalan sekarang” kataku
Kamu berdua mencari makan diluar, sebenarnya ini caraku untuk lebih mengakrabkan dn mengatasi jenuh. Diluar kita bisa pesen yang kita mau tanpa mikirin beres beres ini itu, selain itu bisa ngobrol sambil melihat suasana luar.
“Sayang, selasa depan mas pulangnya agak telat ya”
“Ada apaan mas”
“Ada teman yang ulang tahun, aku mau langsung dari kantor, jam 7 acarannya dimulai”
“Seru ni, mas mau bawa kado gak”
“Tauk deh, lihat aja kalau sempat”
“hahahahahha, disempat sempatin dong mas, kasian kalau gak dibawain apa apa”
“Gampang itu, oh ya gimaka kabarmu hari ini? Kok tadi bisa makan steak sama Zack?”
“Iya, kemaren Zack baru balik dari pemotretan, aku tadi diajak makan makan”
“Akrab ya kalian, gak ada apa apa kan?”
“Enggak mas, suer gak ada apa apa, aku anggap dia kakak aja. Beneran mas”
“Apa bener tu?” kataku
“OK deh, Agus gak akan nemuin dia lagi, agus janji gak akan komonikasi ma Zack lagi, nomornya akan Agus hapus dari HP”
Agus lalu buka hpnya dan kayaknya mau menghapus contactnya. Aku pegang tangannya dan mencegah melakukan lebih lanjut
“Mas Cuma bercanda sayang, mas percaya sama Agus kok”
“Bener?”
“Iya sayang, udah yuk cepetan makannya dan kita pulang. Pengen bubu ni”
Tiba tiba ada bunyi tanda pesan masuk di HP, SMS dari Risna ni
<Kak, jangan lupa datng ya, mama dan papa sudah menunggu>
Aku balas <SIP>
Tapi yang aku heranin apa hubungannya sama mama papanya, ada ada aja deh. Moga moga bukan hal yang aneh, kali aja mau dikenalin karena sudah menjadi teman baiknya. Lumayanlah buat nambah relasi dan kenalan.
“SMS dari siapa mas”
“Dari Risna sayang, nanyain kepastian mas datang ke pesta ultahnya
“Kayaknya dia suka deh sama Mas”
“Gak usah mikir macam macam Gus, nanti salah malah berakibat fitnah lo”
“Udah, yuk pulang, tapi beli martabak dulu yuk, mas pengen martabak gurih”
“Agus pengen martabak manis, yang banyak kejunya”
Dasar maniak keju. Kami berdua memesan martabak keinginan kami masing masing dan dibawa pulang, dirumah kami habisin dulu sebelum tidur.
"Sayang, kenapa sih kamu cemburu sama Risna?” tanyaku ketika agus dalam pelukanku
“Gak papa mas, Agus hanya antisipasi aja mas”
“Antisipasi apa sayang”
“Antisipasi kalau terjadi sesuatu aja, Persiapan batin”
“Gak akan terjadi apa apa sayang, ayo tidur” kataku
Kami berdua yang kecapean akhirnya tertidur dengan damai
Siang itu tepat hari dimana pesta ulang tahun Risna diadakan. Beliin kado apa nih baiknya, ya udah cariin sepatu aja deh dan sudah dibungkus dengan rapi. Waktu makan eh gak sengaja ketemu isna, ngobrol deh tentang cerita lucu dan kami berdua ketawa ketawa.
Gak ada yang aneh sih, Cuma aku merasakan ada sesuatu, kayak ada yang memperhatikanku. Tapi cuek ajalah, ngapain juga dipikirin deh.
Aku datang agak telat malam itu. Tadi BOS ngadain meeting kecil sebentar, jadi molor deh. Jam setenah 8 aku baru sampai di lokasi. Lokasinya disebuah rumah Risna, rumah gaya modern di daerah Jakarta Pusat. Aku datang sendiri dan ketika masuk aku melihat endah dan beberapa karyawan yang bekerja di tempatku juga hadir disana.
Aku langsung menuju ke tempat tuan rumah, dan aku serahkan kado yang telah aku siapkan untunya. Dengan antusias Risna menerimanya.
“Kak, kenalin orang tuaku dulu yuk?”
“Boleh” Kataku
Kami berdua lalu masuk ke ruangan dan disana ada sepasang manusia, ya sepasang manusia dengan dandanan yang cukup rapi, dandanannya rapi dan natural. Ternyata keduanya orang tua Risna, pantesan anaknya cantik gini, orang tuanya pasti cakep ni di masa mudanya, sekarang aja sisa sisa kecakepannya masih terlihat jelas.
“Papa, mama, kenalin ini yang aku omongin kemaren. Ini kak Damar”
“Salam kenal om, tante. Senang berkenalan dengan anda”
“Gak usah formal gitu ah, sama keluarga sendiri kok”
Aduh, aku jadi bingung, kok bilangnya sama keluarga sendiri gitu. Ada ada aja deh, diaminin aja deh, amal deh nyenengin orang tua.
“Ya udah acaranya dimulai aja ya pa”
“Iya dimulai aja”
Kemudian MC mulai berkicau ria dan acara dimulai. Dari tadi Risna menggandeng tanganku, aneh deh. Dan kulihat pandangan Endah dan teman teman juga aneh. Emang kenapa sih?
Acara dilanjutkan dan MC sudah memberi aba aba tentang acara tiup lilin. Tiba tiba om aka papanya Riska bilang sesuatu
“Hadirin semua, terimakasih sudah datang dalam acara ulang tahun anak saya yang ke 22, dalam kesempatan ini kami juga mau memperkenalkn orang yang spesial yang kelak akan menjadi pendamping hidupnya, Nah dia ada disamping Risna sekarang. Ayo nak silahkan ditiup lilinnya dan make a wish”
Aku kaget juga nih, kok jadi kayak gini, kalau aku bilang gak sekarang juga gak enak, gak mungkin aku merusak acara Risna dan aku lihat banyak kerabat orang tuanya, bisa malu tujuh turunan nih. Akhirnya kuputuskan besok aja ngomongnya dan malam ini biarlah terserah yang dia inginkan. Mending kalau tahu gini gak usah datang, mending meluk dan bercengkrama dengan Agusku. Maaf ya Gus, ini cuman main2 doang dan gak serius. Dia juga gak akan tahulah akan hal ini.
Acara sukses malam ini dengan malu aku diucapin selamat juga oleh banyak orang yang gak kukenal. Peduli amat deh. Endah senyum senyum aja
‘’Selamat ya pak” katanya
“Ada ada aja kamu ndah” kataku
“Akhirnya bapak dapat jodoh” katanya
“Udah ah, biasa aja kali” kataku
Jam 10 acara selesai dan aku pamit. Langsung deh aku pulang, tapi sebelumnyaa aku sempetin beli martabak manis. Untung masih ada yang buka, Pesan yang spesial dengan banyak keju.
Dalam perjalanan pulang aku jadi berpikir mungkin aku memang salah juga, aku gak mencegeh Risna berpikir bahwa aku suka padanya. Tapi menurutku wajar wajar aja deh. Aku gak pernah bilang sayang sama dia, aku gak pernah bilang love love an, jadi darimana dia meyimpulkan aku suka padanya?
Masak Cuma jalan bareng sudah diasumsikan cinta sih, itu difinisi darimana? Menurutku aneh sendiri dan aku sangat heran. Tapi biarlah, besok semua harus diselesaikan dan aku gak mau semua berlarut larut.
Sampai rumah kulihat agus sedang duduk di depan TV dengan TV mati. Kuhampiri dan kupeluk dia
“Kenapa sayang” kataku
“Kangen sama mas” katanya
“Sama sayang, makan dulu martabaknya ni, ini spesial buat kamu”
“Iya mas, memang malam ini spesial kok, makasih ya mas”
“Ngomong apa sih sayang”
Agus hanya memelukku. Aku pikir pasti kangen banget ni, kuputuskan langsung tidur aja deh
“Sayang, tidur aja yuk” kataku
“Iya mas, mas…………………. Agus malam ini boleh minta satu permintaan kan?”
“Apa sayang kataku”
“Please peluk Agus semalaman yang erat ya, jangan lepasin untuk malam ini”
“Iya sayang mas akan peluk sangat erat” kataku sambil mencium pipinya
“Terimakasih mas”
Aku bisa merasakan ada yang aneh pada Agus, tapi aku gak tahu apa itu, dia sangat sangat manja malam ini dan kayaknya sangat sangat butuh kasih sayang. Mungkin hari ini ada sesuatu yang menimpa dirinya dan mungkin ada hal yang tidak mengenakkan yang terjadi padanya. Aku peluk erat tubuhnya dan kami tertidur.
Keesokan harinya aku mau menyelesaikan semua ketidak sinkronan dan kesalahpahaman dengan Risna, tapi ternyata dia tidak masuk. Ya udah kalau gitu, dari tadi aku mendapat ucapan selamat yang aku balas dengan kata salah sasaran, aku dan Risna gak ada hubungan apa apa.
Jengah juga mendengarnya, aku jadi teringat Agus, kalau dia tahu hal kayak gini pasti dia akan terluka, dan bagiku itu adalah hal paling akhir yang mungkin akan aku lakukan. Agus adalah hidupku dan aku gak akan melukainya.
Hari ini ada yang aneh, dari siang gak ada SMS atau telepon dari Agus, aku sms tidak dibalas, telpon tidak diangkat. Mungkin lagi sibuk kali, biasanya kalau acara dikampusnya lagi menyita perhatiannya suka asik sendiri dan panggilan atau SMS gak dibalasdan digubris.
Jam 6 sore sudah sampai dirumah, rencana mau masak sebentar buat makan malam nanti. Tadi pagi aku sudah marinate ayam sehingga tinggal dimasak saja. Sampai dirumah aku bingung kok masih sepi, aku masuk dan segera ke kamar buat mandi dan ganti baju, di kamar di meja yang biasanya Agus main komputer aku menemukan sebuah amplop, penasaran dari siapa ni. Langsung aku buka dan ininya mebuatku syok
Untuk mas Damar
Mas, Agus sudah tahu kalau mas Damar sekarang sudah resmi dengan Risna. Agus turut berbahagia untuk mas. Agus memang tidak seperti dia yang seorang wanita yang suatu saat akan memberikan keluarga yang utuh pada mas Damar.
Agus merasa behagia dan benar benar berterimakasih atas kebaikan Mas Damar pada Agus. Mas adalah orang yang paling baik buat Agus.
Mas, Agus berjanji akan tetap kuliah karena itu adalah janjiku yang akan Agus penuhi, mungkin ini janji terakhir yang Agus pegang. Agus sakit mas tapi dengan janji ini Agus akan maju dan tetap menatap masa depan. Agus mohon ijin juga Agus bawa laptop dan HP yang mas kasih, Agus butuh itu untuk kuliah Agus. Jadi maafin Agus atas kelancangannya membawa dua benda itu dari mas Damar.
Mas, mohon lupain Agus ya, terus terang Agus gak akan bisa melupakan Mas Damar, tapi kumohon Mas melupakan Agus dan memikirkan keluarga baru mas. Kalau susah anggap aja Agus telah mencuri dari mas dan anggap agus penjahat yang gak layak dipikirkan,
Untuk terakhir Agus mengucapkan selamat tinggal dan Agus mendoakan mas Damar mendapat keluarga yang utuh dan bahagia
Hanya doa yang bisa Agus berikan, semoga Tuhan melindungi mas Damar
Terimakasih atas semua kebaikan dan kemurahan hati Mas Damar pada Agus selama ini
Sekali lagi terimakasih
Agustinus Stefan Permana
Syokck dan terkejut aku membaca surat dari Agus, aku bingung kok dia bisa tahu tentang pertunangan itu. Pikiranku langsung panik dan kepalaku rasanya berputar putar, aku telah kehilangan lagi orang yang kusayang, satu satunya yang menjadikanku alasan buat bertahan. Dan semua kurasakan adalah gelap
@halaah, waduw ni suka yang sad sad mulu deh
@Yanuarwicaksono, waduw ni gimana ya
@arieat, kok patah hati knapa?
Agus Side
Sudah 3 hari aku menempati kamar berukuran 3x3 meter ini, sejak aku putuskan untuk pergi dari rumah mas Damar, aku segera mencari tempat tinggal baru alias kos. Aku masih memiliki tabungan, uang yang biasa dikasih mas Damar sebagian aku tabung dan terkumpul cukup banyak untukku bertahan hidup sementara. Diriku hanya termenung selama beberapa hari ini, hanya senyum palsu yang kuberikan pada semua orang yang mengenalku, aku tak ingin ada yang tahu dan mengasihani diriku.
Untuk bertahan hidup aku gak mungkin mengandalkan uang tabunganku yang aku tahu gak mungkin bertahan lama, mau gak mau aku harus mendapatkan penghasilan lain untuk menyambung hidup. Untuk kuliah aku bisa mengandalkan beasiswa, sudah dari semester kemaren aku mendapatkannya, tapi aku juga perlu banyak hal dari makan, tempat tinggal dan biaya fotocopy dan ngeprint yang pasti lumayan besar jumlahnya.
Aku kerja apa? Apa yang bisa kulakukan. Aku jadi teringat dengan dulu Mas Damar ngelarangku buat kerja part time, jadi menyesal aku gak kekeh waktu itu. Kalau aku sudah ada kerja sampingan pasti gak akan seperti ini. Tapi aku coba aja deh, kali aja aku bisa jadi waiter atau apa gitu yang penting kerjanya gak ganggu kuliahku.
Aku kangen sama mas Damar, tapi apakah dia seperti aku juga, dia sudah mendapatkan penggantiku, dia sudah mendapat seorang wanita yang gak perlu ditanyakan pasti siapapun akan memilih dia. Tuhan aku rindu dia, aku rindu dalam pekukannya, aku rindu ciumannya. Kapankah itu akan terulang lagi Tuhan?
Aku ingat kejadian di siang itu, sebelum kejadian pertunangan itu, aku sama Zack sedang jalan di mall dan ketika itu kulihat mas Damar sedang bercengkrama dan tertawa gembira dengan wanita itu. Sakit banget melihatnya. Aku waktu itu percaya mas Damar gak ada hubungan apa apan dengan dia tapi kuputuskan menelpon mbak Endah buat mencari kejelasan dan mbak Endah gak bisa memastikan karena hanya rumor atau gosip aja katanya. Aku minta tolong padanya kalau ada kabar atau sesuatu aku minta diberitahu.
Dan malam itu ternyata petaka yang aku gak ingin ketahui datang, kabar yang ingin aku hindari ternyata sampai ke telingaku juga, aku mendapat sms dari mbak Endah ternyata di acara ulang tahun itu juga adalah perkenalan mas Damar sebagai pasangan Risna. Sakit hatiku saat itu, rasanya ingin mengakhiri saja hidupku saat itu. Mas Damar adalah orang yang memberiku nafas kehidupan ketika aku sedang dalam keadaan pasrah akan kerasnya dan kejamnya hidupku. Tapi ternyata sekarang semuanya dari tangannya juga semua terenggut dari hidupku.
Tapi aku ingat, aku punya janji dengan dia, aku harus lulus dan aku ingin janji itu terpenuhi. Dan walaupun aku sudah tidak ada lagi gairah aku masih punya satu pegangan janji yang harus kupenuhi dan semoga ada keajaiban dimasa datang ketika ada orang yang menyalakan dan menerangi lagi hidupku, walaupun aku ragu akan hal itu.
Kemaren akhirnya dapat juga kerja part time, seminggu masuk 6 kali dari jam 5 sore sampai jam 11 malam. Kerjanya di rebuah rumah makan, jadi pelayan sebuah restoran. Lumayanlah sebagai awal untuk bertahan hidup. Untuk itu aku harus bisa membagi waktu kali ini karena banyak tugas mata kuliah yang harus aku selesaikan. Aku ambil kos di dekat kampus dan untungnya rumah makan tempat aku bekerja kalau jalan Cuma sekitar seperempat jam saja, jadi gak terlalu jauh.
Hari ini aku masuk kerja, aku menemui bos dulu, namanya pak Marna
“Selamat sore pak, Agus hari ini mulai bekerja, mohon bantuannya ya pak” kataku
“Bekerja yang baik ya dan layani tamu dengan baik” katanya
“Siap pak”
Dan mulai malam itu lumayan sibuk, begitu juga hari hari sesudahnya, apalagi kalau sudah mulai jam 6 sampai jam 9, gak bisa bernafas dikit deh.
Untungnya semua orang yang beada disitu baik baik semua, jadi aku bekerja dengan nyaman. Dan aku pikir semua lancar, karena aku selalu berhati hati dan gak mau ceroboh.
Ternyata kalau bisa memiliki pekerjaan dunia luar tidak terlalu seram, walaupun rasa kangenku pada mas Damar sudah tidak bisa dibendung lagi tapi dengan kesibukanku yang super sibuk maka aku bisa sedikit meredam dan membuatku sedikit terbebas dari rasa itu
Di kampus suasana biasa aja, hari ini Zack ngajak aku main ke tempatnya tapi aku menolak karena aku harus bekerja. Aku gak bilang sesuatupun pun padanya.
Oh ya, kemaren jimmy bilang mas Damar mencariku, tapi Jimmy atau siapapun belum tahu dimana aku tinggal sekarang dan aku memang gak akan memberitahu mereka, aku gak mau dikasihani, aku akan berdiri dengan kakiku sendiri, walau rasanya pahit. Mas Damar katanya ingin bertemu dan ngomong denganku, aku bilang gak ada yang perlu diomongin. Pasti dia ingin aku menyombongkan diri tentang pernikahannya, aku merestuinyaa tapi aku gak akan sanggup melihat dia bersanding dengan siapapun. Maafin Agus mas, agus memang lemah.
“Gus, makan yuk” kata Zack sambil merangkulku
“Traktir ya……………………….” Kataku sambil senyum
“Santai aja, apapun demi dirimu akan aku kasih” katanya
“Lebai ah dirimu”
Waktu sudah menunjukkan pukul satu, sudah abis kelar jam mata kuliah. Zack seperti biasa mengajakku buat makan siang. Senang senang aja sih, lumayan buat menghemat pengeluaran.
Kami berdua menuju kantin dan aku langsung memesan nasi soto plus es jeruk. Zack Cuma minum lemon tea aja. Kami berdua duduk berhadapan dan aku tanpa ragu segera menyantap hidangan yang aku pesan.
“Gus, kok buru buru amat, laper ya?”
“Iya nih, laper berat”
“Pasti tadi pagi gak sarapan”
“Hihihihi” jawabku
“Gus, jaga kesehatan dong. Jadi khawatir aku kalau gini, kamu sekarang gak sarapan kalau pagi kan?”
“Biasa aja kok, Agus gak apa apa, lihat aja ni, sehat kan?”
“Sehat apaan, pucat gitu” katanya
“Mungkin masih terbawa sedih aja, gak apa apa kok, semua akan baik baik aja” kataku
“Kamu gimana sekarang? Kamu kos sekarang? Dimana Gus, boleh tahu kan?”
“Maaf ya Zack, aku gak ingin siapapun tahu dimana kosku sekarang, aku lagi pengen sendiri” kataku
“Kalau nomer HP boleh kan? Aku khawatir lo dan semua orang menghawatirkanmu”
“Iya aku kasih deh, tapi janji dulu gak akan ngasih ke siapapun” kataku
“Iya aku janji”
“Ini nomernya 0812 4362 xxxx” kataku
“Makasih ya, eh kemarin Mas Damar telpon aku dan nanyain keadaan kamu lo. Aku bingung jawabnya Gus”
“Bilang aja Agus baik baik ya Zack”
“Dia khawatir banget lo sama keadaanmu. Dia terus memikirkanmu, gimana kamu hidup, kamu makan dan sebagainya”
“Iya, tapi biarlah seperti ini saja yang terjadi, bilang padanya Agus baik baik saja dan minta dia konsen ke kekasihnya yang sekarang aja”
“Emang dia beneran tunangan, bukan cuman gosip dan kibulan orang aja kan?”
“Iya, itu benar dan aku mendapat info dari sumber yang bisa dipercaya 100%”
“Tapi dia mencarimu terus lo Gus”
“Bilang aja padanya, semuanya sudah selesai. Mungkin mas Damar merasa bersalah padaku, tapi kalau dia telpon bilang aja aku memaafkan dia, sebenarnya tidak perlu maaf maafan kok karena gak ada yang bersalah”
“Kamu beneran cinta dia ya Gus?”
“Iy, aku sayang banget sama dia, dia yang menbuatku hidup dan kuat. Aku akan menyayanginya dan mencintainya selamanya. Gak akan ada yang menggantikannya”
“Beruntung ya banget Mas Damar”
“Biasa aja kok”
“Andai aku jadi mas Damar, kamu gak akan pernah aku sakiti Gus”
“Maksudnya?”
“Aku sebenarnya dari dulu suka sama kamu Gus”
“Masak sih, jangan bercanda ah” kataku sambil tersenyum
“Beneran kok, mau gak jadi pacarku?” lanjutan katanya yang bikin aku kaget
“Maaf ya Zack, kamu gak berpikir gimana karir modelmu, nanti jadi gosip lo. Ini hampir mirip dengan kasus mas Damar, mungkin dia memilih ini karena berpikir gimana kedepannya dia, gimana nanti dia melanjutkan keturunan keluarganya. Mungkin pengorbanan ini yang dia pikirkan, sama juga dengan kamu, kalau aku terima semuanya hanya negatif dan aku gak mau kamu susah karena aku”
“Aku ambil resikonya deh” katanya
“Aku yang gak mau, aku sudah aku anggap sahabat, dan bahkan lebih. Kamu sudah kuanggap sebagai saudaraku”
“OK deh, Zack ngerti, tapi gak keberatan kan kalau aku anggap adik?”
“Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa” kataku
“Emang kenapa?” katanya heran
“Umurku lebih tua darimu lo, masak dianggap adik. Kakak dong” kataku bangga
“Umur boleh lebih tapi muka tu lihat, sama anak 15 tahun aja kayaknya lebih muda dan lebih imut” katanya
“Jahat deh ah. Agus sudah dewasa tahu”
“Gimana? Mau kan jadi adikku?”
“Iya deh hehehehe, tapi traktir ya. Sebagai kakak yang baik kan wajib traktirin adiknya” kataku sambil tersenyum
“Deal, syaratnya kamu gak boleh minta traktir ke orang lagi, hanya aku yang boleh nraktir”
“Ya, kalau gak ada kamu gimana? Masak harus kelaparan sih”
“Hmmmmmm, tetap gak boleh. Nanti aku kasih ATM dan jika aku gak ada akan aku transfer buat makan siangmu”
“Ih, kayak apaan ah, emang Agus piaraan kamu apa?”
“Ya, kan aku gak mau Agus sampai minta minta gitu lo ya”
“Ahhhhhhh, pokoknya kalau kamu gak ada ya aku minta traktir ke yang lain. Pokoknya itu pokoknyaaaaaaaaaaaaaaaaa” kataku
“Aduh aduh, iya deh, ngalah ngalah ya dik”
“Heheheheeh, makasih kakak” kataku
Tiba tiba datang 4 cewek cantik ke kantin, 4 cewek bintang kampus. Biasanya aku sering minta traktir sama mereka heheheheheh. Namanya Luna, Sunny, Rosa dan Diana. Siapa saja cowok dikampus ini pasti pengen jadian dengan salah satu dari mereka, cewek cantik dan tajir. Tapi sayangnya kata orang orang mereka sombong, padahal menurutku enggak sih, aku aja sering ngobrol dan ditraktir sama mereka.
“Ih Gusti makan apa ni? Mau nambah gak? Kak Luna traktir deh” kata kak luna sambil cubit pipiku
Ih, kebiasaan deh mereka berempat sukanya cubitin pipiku dan acak acak rambutku. Kelakuan cewek cewek yang aneh, tapi menyenangkan juga sih. Kan habis itu aku biasanya ditraktir, kenyang deh.
“Udah ni, ditraktir Zack kak Luna”
“Mau minum gak?” kata gak Diana
“Cukup kak, nanti aku gendud dong kalau kebanyakan makan dan minum”
“Gendud gak papa kok, pasti lucu” kata kak Diana yang ikut ikutan nyubit pipiku
“Makin lucu aja deh” dan sisanya kak Sunny dan Rossa ikutan cubibitin pipiku
Gak sakit sih, Cuma geli geli gimana gitu.
“Udah udah pergi pergi, Agustinus sekarang sudah jadi adikku, jadi urusan traktir traktir sekarang hak ku. Udah pergi pergi” usir Zack
“Enak aja ngusir ngusir, kalau gitu kamu jadi adik kita kita aja ya Gusti, masalah traktir gampang”
“Apa apaan sih. Makasih ya kakak kakak, tapi keduluan Zack ni. Tapi aku boleh kan kalau nanti minta tolong sama kakak kakak, kali aja Gusti butuh bantuan. Boleh ya kak” kataku tersenyum manis pada mereka
“Tentu saja boleh sayang” kata mereka
“Jangan kamu berani larang larang ya” kata kak Diana pada Zack
“Terserah deh, pergi pergi sana, gangguin orang lagi kencan aja deh” kata Zack
“Yaudah Gus, kita pesen dulu ya, kalau ada yang mau ditambah gak usah ragu hubungi kita kita” Kata kak Rosa dan kujawab dengan senyuman
Zack wajahnya sudah masam, marah deh kayaknya.
“Jangan marah Zack, kan cuman bersikap baik dan akrab pada mereka. Maaf ya kak, jangan marah”
“Iya iya” katanya
“Gak marah kan?” kataaku agak takut
“Enggak dik” kata zack tersenyum dan mengacak acak rambutku. Aku balas dengan senang
“Setelah ini mau kemana dik?”
“Jam 5 aku harus kerja”
“Haaaaaaaaaaa, kerja???”katanya seakan tak percaya
“Zack….. eh kak, aku harus hidup kak, aku cuman ada tabungan yang jumlahnya terbatas, untuk makan sehari hari dan bayar kos lalu ini itu butuh biaya besar”
“Tapi apa hrus kerja gitu?”
“Iya, lalu mau gimana lagi? Ngemis?”
“Aku bilang mas Damar aja gimana? Pasti dia mau ngasih uang deh”
“Please jangan ya, biarkan dia tenang dengan keluarga barunya”
“Tapi kamu terluka gini Gus, sengsara kayak gini, gak adil buat kamu kan?” katanya
“Gak apa apa, ini demi kebahagiaan dia kok” kaataku sedikit lesu
“Aku bantu aja gimana?”
“Gak usah, ditraktir makan siang juga sudah senang kok, makasih ya kakak”
“berat juga ya Gus hidupmu, aku gak tahu sebaiknya untuk membantumu?”
“Tetap jadi temanku dan tempat curhatku ya?” kataku
“So pasti. Jangan ragu kalau perlu bantuan ya” katanya
“Iya” jawabku sambil tersenyum
Sudah hampir dua minggu aku bekerja dan ini memasuki minggu ketiga. Beban dan rasa kangen masih sangat sangat terasa di hati. Tapi seperti yang sudah seharusnya aku harus tetap memandang kedepan untuk hidupku.
Oh ya, di tempat kosku ada 3 orang lain, Kak Hadi, kak Doni sama kak Jaka. Tapi aku gak terlalu akrab sama mereka, karena aku di kos juga jarang. Waktuku terkuras habis untu kampus dan bekerja.
Aku baru balik dan aku langsung mau ke tempat kerja ketika tiba tibaa ada panggilan. Ternyata kak Doni yang kamarnya terletak di depan kamarku.
“Mampir dulu dik”
“Makasih kak, aku mau langsung kerja kak. Duluan ya”
“Iya”
Kak Doni wajahnya nyeremin, kayak preman gitu. Aku sangat takut padanya dan dia sangat seram dimataku. Mungkin ini hanya prasangkaku saja.
Dan aku ketempat kerja dimana suasana kerja sangat ramai dan agak kacau. Tapi semuanya menyenangkan dan bisa diatasi. Cuma jadi capek aja tubuh ini.
Banyak pesanan berdatangan dan hari ini banyak sekali pelanggan yang pengen foto bareng. Emang aku artis apa, tapi agak bete juga. Tapi ya mau gimana lagi, dimata Bos malah katanya ini bisa jadi daya tarik buat ABG ABG buat makan ditempat bos. Dasar bos memikirkan duit doang, makanya aku dijadiin didepan biar semua orang lihat. Lumayan sih dapat tips dari beberapa pelanggan yang cukup buat makan hehehehhe.
Tapi gak cuma poto poto, banyak juga tante tante dan om om yang ngasih kartu nama dan ngajak kenalan. Aku gak mau dan pada saat ini gak tertarik sama siapapun. Aku hanya fokus kerja dan kuliah saja saat ini.
Hari ini capek banget akhirnya aku pulang dan tidur dengan nyaman. Senang juga dapat beberapa tips pelanggan. Lumayan buat bayar fotocopy.
Waktu berlalu dengan lambat dan aku seperti biasa aja. Zack makin baik deh sebagai kakak, senang juga walaupun dalam kesedihan begini masih ada yang memperhatikan diriku.
Zack memang baik hehehhehehe. Gak nyesel menjadikan dia sebahai kakaku. Setiap hari ditraktir dan kadang dikasih buah buahan. Tapi seringnya aku palak coklat kesukaan aku heheheh.
Malam ini aku baru pulang, gila ni sudah setengah 12 malam. Aku jadi inget mas Damar, kalau malem malem gini sering beliin ini itu. Juga aku dalam pelukannya, aku kangen momen momen romantis dengan Mas Damar. Semua hanya mimpi aja karena dia sudah diambil orang lain. Dasar perempuan gak tahu diri, bisanya ngerebut kebahagiaan orang aja.
Aku masuk ke gerbang dan ingin masuk ke kamarku. Tiba tiba ada panggilan.
“Gus, sini bentar bantuin kakak dong”
Kudengar ada panggilan dari belakangku dan kan Doni memanggilku. Aku langsung kekamarnya dan masuk kesana.
“Iya kak, ada yang bisa dibantu?”
“Gus, malam ini kakak lagi pengen, layani aku ya?” katanya tiba tiba dan dia langsung menutup dan mengunci pintu
“jangan kak, Gusti gak mau” kataku ketakutan
“Ayolah, enak sama enak kan”
“Jangan kak, Aku gak mau” aku langsung mau kabur ke pintu
Tiba tiba kan Doni sudah menarikku dan menghempaskanku ke tempat tidur. Satu tamparan yang menyakitkan mendera pipiku, aku terpekik
“jangan kak, Gusti mohon jangan diapa apain. Please kak?”
“Gak usah cerewet” tiba tiba kak Doni sudah membuka celananya dan juniornya sudah tegang
“Ayo buka mulutmu, atau aku tampar lagi lebih keras. Aku sudah tertarik padamu ketika melihatmu. Pasti pelayanan cowok manis kayak kamu memuaskan. Cepat buka mulutmu”
“Jangan kak” jawabku dan tiba tiba aku merasakan tamparan lagi dipipiku
Akhirnya kak Doni memegang daguku dan memaksaku untuk membuka mulut. Datu tangannya menyumbat dan memencet hidungku sehingga aku tidak bisa bernafas dan aku langsung membuka mulutku untuk mendapatkan udara. Dan tiba tiba juniornya sudah masuk kedalam mulutku.
Aku gak bisa apa apa sekarang, benda menjijikkan itu sekarang ada dimulutku, air mataku mengalir. Mas Damar tolong aku mas. Agus takut, agus takut. Tapi semua harapanku hanya sia sia belaka.
Setelah beberapa saat tiba tiba aku merasakan ada cairan yang tumpah kemulutku, cairan yang bagiku sangat menjijikkan dan beracun dengan bebas ke dalam mulutku disertai dengan anbruknya keparat doni ke ranjang. Aku ambil kesempatan dan langsung menuju pintu, untung kuncinya masih disana, aku buka dan langsung kabur ke kamarku. Kukunci kamarku dan aku langsung menangis.
Aku merasa sekarang sudah sangat kotor, sudah ada racun dan sampah bersarang dalam tubuhku. Mas Damar, tolong aku, rasanyaa aku ingin mati aja. Aku memagang pisau yang biasa aku pakai buat memotong buah, rasanya aku ingin menusukkan itu ke jantungku. Kenapa hal ini harus terjadi padaku. Tuhan, kenapa kau berikan cobaan yang berat ini padaku. Tolong aku tuhan, ambil aja nyawaku jika aku hanya untuk menderita.
Kugenggam pisau dan pelahan lahan kurasakan perih di tanganku yang sedikit mengurangi rasa sakit hatiku.
“Mas damar, aku butuh dirimu. Please lindungi aku mas. Atau bunuh saja aku sekarang mas”
Paginya aku tersadar dan melihat darah sudah mulai mengering dari luka di telapak tangan kiriku. Aku segera basuh dan balur. Hari ini hari jumat, aku ke kampus jam 8.
Tiba tiba ada ketukan di pintuku, dan aku diam saja. Tiba tiba ada suara dan itu suara si keparat Doni
“Nanti malam dilanjutkan ya, dan aku akan bermain main dengan dirimu sampai puas” katanya
Aku ketakutan, aku diam saja dan terus terang aku gak tahu harus gimana. Sudah hampir minggu keempat sejak aku pergi. Aku pengen kembali ke tempat mas Damar saja, tapi pikiranku bahwa dia sekarang sudah bahagia dengan Risna membuatku mengurungkan niatku.
Si keparat Doni sudah berangkat kerja. Aku segera mandi dan langsung menuju kampus. Zack yang melihat tanganku terluka langsung panik dan hari itu aku gak kuliah tapi oleh Zack dibawa ke dokter.
Dari dokter Zack langsung membawaku makan siang. Dia benar benar memanjakanku. Aku sedang menikmati sepiring nasi goreng seafood dan dia sedang menikmati steak.
“Kalau mau nambah ngomong aja ya dik. Jangan ragu ragu. Mau minum apa lagi ni?”
“Aku mau es cream coklat, boleh gak kak” kataku tersenyum manis
“Iya, aku juga mau beli juus apel. Tunggu bentar ya?”
“Iya. Makasih ya kak”
Sekarang aku memanggil dia kakak dan dia manggil aku adik. Yah, aku senang akhirnya aku punya kakak yang peduli padaku, sehingga aku merasa ada yang masih menyayangiku. Gak beberapa lama kemudian dia sudah kembali dengan pesananku.
Segera aku nikmati es cream dan rasanya bener bener enak. Kemudian aku jadi ingat tentang si keparat Doni yang akan menungguku nanti malam. Terus terang aku ketakutan dan aku gak mau balik ke kos malam ini. Aku takut diapa apain sama dia.
“Kak, aku bisa minta tolong gak?”
“Apa dik”
“Malam ini ada acara gak?”
“Ada nanti sore pemotretan. Kenapa?”
“Malam ini aku boleh nginep gak di tempat kakak. Nanti jemput aku setelah pulang kerja. Mau gak kak” katau ragu ragu.
“Baik, nanti aku jemput deh, alamatnya dimana?”
“Nanti aku kasih tahu ya. Kalau kakak sudah selesai, telpon aku ya?” kataku
“OK, aku usahain balik secepatnya ya dik”
“Makasih ya kak” kataku tersenyum dan bibalas diacak acaknya rambutku
Suasana malam ini sangat ramai, tamu datang dan pergi. Aku cukup sibuk melayani dan membuatku cukup merasa capek. Bos senang dengan kondisi itu, (yaiyalah untungnya kan gede kalau pelanggannya banyak yanga datang). Hari ini aku masih bisa sedikit bernafas agak tenang karena gak akan kejadian apa apa malam ini. Terimakasih ya Zack, kamu telah menjadi kakak yang baik bagiku.
Tamu tamu sudah hampir berkurang, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Aku sedang membawa pesanan untuk seorang tamu. Nasi goreng dan es teh tawar. Tiba tiba aku terhenti langkahku ketika tahu siapa yang duduk disana, tubuhku bergetar dan aku measakan lelehan air mataku di pipiku.
ms damar ya.. .