It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Yanuarwicaksono, mungkin, atau malah doni
@nanggung apanya ni, kalau nulis banyak banyak pusing edit editnya
@Adam08, sama zack aja asik deh kayaknya
@nak_alone, makasih. silahkan ditunggu lanjutannya
emang suplemen ama vitamin buat apaan aa?
Kulihat dia mendekati mejaku sambil membawa makanan pesananku. Perasaanku membuncah ingin rasanya aku langsung memeluknya dan mendekap tubuhnya. Tapi semuanya aku harus tahan dulu. Perasaan rindu dan rasa kangen yang sudah tidak dapat kutahan lagi serta merta sirna dengan melihat sosoknya.
Kulihat dia terdiam sebentar dan kulihat dia sedikit gemetar. Ku tersenyum padanya dan kupandang dengan lembut dia dan akhirnya dia mendekatiku, kemudian dia meletakkan nasi goreng pesananku dan segelas es teh tawar. Tiba tiba dia mau meninggalkan mejaku dan reflek aku pegang tangannya.
“Gus, bisa gak kita bicara. Banyak yang harus kita omongin” kataku
“Gak ada yang perlu dibicarakan mas”
“Banyak gus yang harus kita bicarakan. Bisa kan kita bicara sekarang?”
“Aku masih kerja mas, aku masih ada tugas lain”
“Baiklah” kataku sambil menghela nafas “ Jam berapa kamu selesai?” lanjutku
“Jam setengah sebelas mas” katanya
“Baiklah, aku tunggu. Aku tunggu di mobil ya nanti. Pulangnya kita bareng” kataku
“Untuk apa mas?” katanya
“Untuk kita sayang. Aku tunggu ya. Janji ya?”
“Iya mas. Nanti aku ngomong” katanya sambil tersenyum
Kulepaskan tangannya dan dia balik ke belakang. Kunikmati nasi goreng yang tadi aku pesan. Dari yang kudengar suara Agusku yang bergetar tadi, aku tahu dia masih menyimpan ketakutan dan kekhawatiran. Aku harus selesaikan semuanya malam ini juga kesalahpahaman ini. Aku gak mau berlarut larut. Aku gak mau berpisah dari dia, kekasihku yang paling aku sayang.
Terpisah darinya hampir selama 4 minggu hampir membuatku gila. Aku hampir putus asa, dan untungnya aku tahu Agus masih hidup jadi aku harus mencarinya sampai dapat. Aku gak mau lagi kehilangan seseorang yang paling kusayang dan berarti dalam hidup ini. Kehadirannya serasa memberikan udara yang kubutuhkan untuk bernafas.
Waktu itu setelah kepergiannya yang mengejutkanku aku langsung pingsan dan tersadar keesokan harinya. Aku berpikir harus segera menemukannya. Kuhubungi temen temen Agus dan minta bantuan mereka.
Beberapa hari kemudian ada kabar Agus di kampus tapi aku gak tahu dimana tempat tinggalnya sekarang dan berapa no HP nya. Setelah hampir 2 minggu lebih gak ada kabar aku segera mencari bantuan mas Faisal buat nyari detektif untuk melacak keberadaan Agus. Kemarin aku baru dapat info bahwa Agus kalau malam bekerja disebuah tempat makan dan aku segera ke sini malam ini dan akhirnya kutemukan belahan hatiku disini.
Kutatap jam tangan yang melingkar dipergelangan tanganku dan waktu sudah menunjukkan pukul 10.40 menit. Aku langsung turun dari mobil dan menuju kembali ke sana dimana Agus bekerja. Aku sudah gak sabar menunggu lagi dan akan ku bawa pulang Agus sekarang juga. Aku masuk dan kulihat Agus sedang makan. Aku dekati dia dan duduk disampingnya.
“Cepetan makannya lalu kita pulang” kataku sambil kuacak acak rambutnya
Ada seorang bapak bapak yang kemudian mendekatiku dan berbicara padaku
“Mas ini siapa ya?”
“Saya kakaknya Agus pak, mau jemput dia untuk pulang”
“Betul gus?” katanya dan dijawab Agus dengan anggukan
“Ya udah, selesai makan langsung pulang aja ya, kasian kakaknya menunggu”
“Makasih ya pak”kataku padanya dan dijawab dengan senyuman
Ku perhatikan dia makan, dan kuamati badannya, aku melihat dengan jelas dia kurusan sekarang. Ada rona kegelisahan dan ketakutan dimatanya. Sedikit lingkaran hitam juga melingkar di mata indahnya. Agaknya kurang istirahat dia. Bener bener hatiku teriris melihat keadaannya. Dan baru sekarang kuperhatikan tangannya ternyata dibalut perban. Kenapa dengan telapak tangannya pikirku.
“Gus, tanganmu kenapa”
“Gak kenapa napa mas” katanya
“Ya udah, dari sini kit ke rumah sakit dulu ya buat ngobatin tanganmu?” kataku khawatir
“Gak perlu mas, sudah dibawa ke dokter kok”
“Bener?”
“Iya”
“OK, udah yuk pulang” Kataku
Agus kemudian pamit kepada pemilih rumah makan dan aku segera genggam tangannya dan kita berpegangan tangan menuju ke mobil. Di dalam mobil langsung aku peluk dia dan kucium pipinya. Dia tidak bereaksi seperti yang seharusnya, dia hanya terdiam.
Tiba tiba HP Agus berbunyi dan dia kemudian menerima telpon, kayaknya dari temennya dan dia gak jadi nginep dan jemput. Kayak gitu pokoknya.
“Dari siapa sayang” kataku
“Zack mas, sebenarnya tadi rencana aku mau nginep di tempat dia dan minta jemput dia”
“OK, Ayo kita pulang sayang” kataku
“Pulang kemana mas, Agus sudah gak punya tempat tinggal lagi sekarang, Agus sudah sendiri sekarang, tidak punya siapa siapa lagi. Agus takut mas, Agus takutttttttttttttttttttttttt” katanya terisak
Sakit dan perih hatiku mendengar apa yang keluar dari bibirnya, terlihat dengan jelas betapa tertekannya dia dan begitu menderitanya. Aku harus segera mengembalikan senyuman dibibirnya kembali.
“Pulang kerumah sayang, ke tempat tinggal kita berdua”
“Mas, Agus gak mau jadi pengganggu mas, Agus gak mau. Agus rela kayak gini kok, yang penting mas bahagia” katanya
Ku dongakkan kepalanya dan kutatap matanya dengan lembut. Aku cium pipinya lalu berkata
“Mas hanya mencintai kamu Gus, mas hanya memilikimu. Bukan siapa siapa bagi mas orang lain selain kamu”
“Mas, gimana pertunangan itu?”
“Semua hanya kesalah pahaman belaka. Nanti di rumah mas jelaskan. Agus masih sayang sama mas kan” kataku
“Iya mas, agus sayang banget sama Mas Damar”
“Agus percaya sama mas kan?” dan dijawabnya dengan anggukan
Kucium bibirnya dan akhirnya dia merespon, selama beberapa menit bibir kami berpadu dan kehangatan mengalir dalam darahku. Kulepaskan ciuman dan kulihat senyuman dan kelegaan di wajahnya.
“Kita ke kosmu dulu sayang, ambil barang barangmu dan pulang. Ayo sayang tunjukin jalannya” kataku
Kemudian kulajukan mobil menuju kos Agus sesuai yang ditunjukkan olehnya, sepanjang perjalanan Agus menyandarkan tubuhnya padaku. Tidak beberapa lama kemudian kita sampai, kemudian aku bilang.
“Kamarmu yang mana sayang” kataku sambil mencium pipinya
“No 3 mas”
“Kamu masuk dulu, mas ambil koper dulu yang tadi mas siapin. Agus Siapin dulu semuanya ya yang mau dibawa pulang” kataku yang dijawab dengan anggukan
Aku ambil dulu koper yang memang kuletakkan dalam bagasi dan Agusku masuk duluan. Ketika aku masuk ke dalam gerbang kulihat Agus sedang dipegang seseorang dan kayaknya dipaksa dan diseret dan Agus gak mau. Langsung aku bereaksi
“Lepasin dia, jangan macam macam” kataku
“Sapa lo, ini urusan gue” katanya
“Tolong mas” kata agus hampir menangis
Tanpa banyak kata kata kutonjok muka orang tersebut. Siapa yang berani beraninya menyentuh dan menyakiti Agus gak akan aku ampuni.
Pegangannya pada Agus telepas dan Agus langsung berlari dan masuk ke kamar. Mungkin itu kamarnya yang selama ini ditempatinya. Kudekati laki laki itu, dia tampak pucat dan ketakutan.
Aku tendang sekali lagi perutnya an dia terjerembab. Dia kemudian merintih meminta ampun padaku.
“Ampun bang” katanya
“Minggat dari hadapanku” kataku dan kutatap tajam dia
Langsung laki laki itu kabur dan masuk ke dalam sebuah kamar yang kemungkinan itu adalah kamarnya. Saat ini gak penting ngurusin dia, aku segera ambil kopor yang tergeletak di tanah dan kulangkahkan ke kamar dimana tadi Agus masuk. Kuketuk pintunya dan kupanggil dia.
“Buka pintunya Gus, ini mas Damar” kataku
Kudengar kunci pintu dibuka dan pintu terbuka. Aku langsung masuk dan disambut dekapan erat Agus yang memelukku dan terisak ketakutan.
Kuangkat dan kugendong tubuhnya dan aku duduk di ranjangnya. Ranjang yang keras. Gak bisa kubayangkan Agus selama ini tinggal disini. Gak ada AC dan hanya ada kipas angin kecil. Aku sedih membayangkan selama ini dia tinggal disini. Semua adalah kesalahanku.
Kuusap usap kepalanya dan kucium rambutnya. Kudongakkan kepalanya dan kucium bibirnya agar dia lebih tenang dan hal itu berhasil. Isaknya perlahan lahan sirna dan kurasakan ciuman balik carinya. Setelah beberapa saat kulepaskan ciumanku. Dia tersenyum padaku.
“Makasih mas, Agus takut”
“Gak perlu takut apa apa sayang, Ayo kemasi pakaianmu dan kita pulang”
“Iya” katanya
“Tapi sebelumnya pakai ini dulu sayang”
Kuambil cincin yang kusimpan dalam dompetku ddan kupakaikan di jari manis tangan kanannya. Kemudian kucium jari jari tangannya.
“Ayo sayang, masukin buku buku dan diktatmu ke kardus. Pakaianmu masukin koper, nanti biar mas yang bawa. Kamu tunggu di mobil aj jadi gak usah takut ya sayang” kataku yang dijawab dengan anggukan
“Sini mas peluk dulu” kataku memeluknya dan kugelitik dia. Agus teriak teriak dam mencoba meronta dari pelukanku dan segera kulepaskan dia. Aku hanya inngin melihat tawa riangnya saja.
Cukup hanya sekitar lima belas menit semua barang barang Agusku sudah berpindah ke bagasi mobil. Langsung kita balik. Dalam penjalanan kami berdua hanya diam tapi Agus menyandarkan kepalanya ke pundakku, kayaknya lelah dia dan tertidur. Aku senang dia telah kembali.
Sampai rumah sudah pukul satu malam, kubangunkan dia kan aku ajak masuk.
“Ayo masuk sayang. Welcome back to our home” kataku
“Iya mas, Agus senang bisa kembali ke sini”
“Sudah barang barangmu besok aja masukinnya. Kita langsung masuk ke dalam” kataku
Kami berdua lalu masuk kedalam rumah. Lega rasanya hati ini dengan kembalinya dia ke dalam rumah ini. Kami langsung masuk ke kamar. Kucium kepalanya.
“Gus mandi yuk, bau nih” kataku yang dijawab anggukan kepalanya
Kubuka semua pakaian yang menempel di tubuhnya dan sekarang bisa kulihat lagi tubuhnya yang polos. Segera aku juga buka semua pakaianku dan kita mandi berdua. Di bawah air shower yang hangat kami berpelukan. Kurasakan Agus menangis. Kurasakan isak tangisnya didadaku. Kumatikan shower dan kutanyakan kenapa
“Agus kotor mas”
“Kotor kenapa sayang?”
“Agus suda dinodai sama orang itu”
“Dinodai gimana sayang”
Kemudian dari mulutnya mengalir cerita tentang kejadian itu. Aku marah tapi aku harus bersikap tenang, yang kupikirkan hanya Agusku seorang.
Kucium bibirnya dan kucari lidahnya, kusedot dan kuhisap semua yang ada disana. Hanya lenguhan dan erangan yang kudapat dari dia. Setelah bebeapa saat kurasakan dia tersengal sengal dan kulepaskan dia
“Gak ada sayang yang mengotorimu, kalaupun ada sudah mas bersihkan tadi. Bagi ma Agus tetap seperti dulu”
“Bener kan mas gak nganggap Agus kotor?”
“Enggak sayangku. Akan kubalas dia yang sudah menyakitimu” kataku
“Gak perlu mas, aku gak mau itu. Yang penting mas Damar mau menerimaku lagi”
“Tapi sayang………”
“Udah mas, Agus minta kita cukupkan masalah ini. Agus sudah kembali dan mas Damar sudah kembali kepadaku. Cukup itu mas, jangan membuat masalah baru”
“OK sayangku cintaku manisku” langsung kupeluk dia dan kunaikkan tanganku ke ketiaknya dan kugelitik dia. Tubuh telaanjangnya meronta ronta pasrah. Lucu pokoknya
“Berhenti massssssssssssssssssssssssss” teriaknya dan kuhentikan gelitikanku
“Mas jahat deh, gelitikin Agus mulu kerjaannya. Emang gak ada yang lain apa?”
“Habis lucu sayang”
“Lucu apaan ah, Agus yang jadi korban mulu”
“Korban apaan sayang, kayak pemerkosaan aja deh” kataku
“Perkosa Agus aja deh sekali kali gitu hahahahahha”
“Eh, kok malah minta diperkosa, beneran diperkosa baru tahu rasa deh”
“Ayo mana mana, kapan nih diperkosanya”
Langsung kupeluk lagi dan kugelitik lagi
“Ampun masssssssssssss ampunnnnnnnnn” katanya
Dan ritual mandi menjadi hal yang sangat menyenangkan dan menggembirakan. Setelah selesai segera kami balik ke kamar, kupakaikan boxer padanya dan aku juga hanya memakai boxer. Langsung kita berdua tiduran di kamar. Dipeluk erat tubuhku olehnya
“Mas, Agus rinda saat saat kayak gini, Agus pikir ini gak akan terjadi lagi. Makasih ya mas”
“Iya sayang”
“Yaudah yuk tidur” kataku
Siang itu aku lagi ke Gramedia dengan Agus. Agus sayang mengajakku kesana, katanya ingin membeli komik yang sempat terhenti bacanya karena kejadian kabur itu. Tadi pagi aku bersama dia ke tempat bapak kosnya buat ngembaliin kunci kamar dan dari sana langsung ngacir. Acara hari ini santai dan bersenang senang.
“Mas, boleh beli ini gak”
“Boleh” jawabku
Gak beberapa lama lagi dia datang lagi, aku lagi di bagian majalah dan koran. Dia dari bagian komik aja dari tadi.
“Mas, beli ini juga ya”
“iya sayang” kataku
Eh, gak beberapa lama lagi kejadiaan hal yang sama, dia menghampiriku lagi dan menanyakan boleh gak beli lagi. Akhirnya aku ambil 2 majalah yang akan aku beli dan aku ikut ke bagian komik.
“Sini mas pegangin yang mau dibeli” kataku
“Makasih mas, Agus pengen beli yang ini juga mas, pengen tahu kelanjutannya”
“Yaudah sayang, beli aja semuanya yang diinginkan. Tapi jangan beli tokonya ya”
“Mas bercanda ah”
Ternyata banyak juga pasangan mata yang memandang ke Agus. Ya iyalah, cowok imut gitu pasti jadi banyak inceran. Dari pada ada hal hal yang diinginkan, eh hal yang tidak diinginkan, aku kawal dia kemana aja. Agus sih kayaknya gak memperhatikan sekitar, pandangan matanya konsen tertuju ke komik dan sesekali memandangku sambil tersenyum.
“Eh Gus, mas pengen nonton. Nonton yuk?”
“Boleh mas, tapi jangan yang serem serem ya?”
“Hahahhahaha”
Setelah dari toko buku kita nonton dan yang ada adalah film horor. Aku gak bilang sama Agus, cuek aja. Filmnya tentang pembunuhan. Psiko pembunuhan berantai dengan efek musik yang bisa bikin jantung copot. Kejadian deh dan Agus mulai gak nyaman. Baru sepuluh menit berlangsung dia dah ngajak keluar. Lengan bajuku ditarik tarik
“Mas, takut mas. Ayo kita keluar”
“Stttttttttttt, baru juga sebentar sayang masak sudah mau keluar” kataku berbisik
“Takut”
“Yaudah tutup mata aja ya” candaku
Aku baru menikmati selama setengah jam dan Agus sudah mencengkram tanganku erat, Lagi asik ni korbanya dikejar kejar pembunuhnya. Kupalingkan wajahku dan kulihat Agus pucat dan hampir menangis. Kalau sudah begini gak bisa enggak kita harus keluar. Melihat wajahnya kayak gitu sudah gak bisa lagi kunikmati film yang menurutku mengasyikkan.
Kudekap dan kucium pipinya. Gak peduli kalau ada yang malihat, gak akan aku pikirin dan kalau mereka gak nyaman itu bukan urusanku.
“Sayang, udah udah ayo kita keluar”
Dan kita berdua keluar dari bioskop yang baru setengah jalan kita tonton. Agus memeluk pinggangku dengan tangan kirinya, masih ketakutan dia. Kurangkulkan tangan kananku dipundaknya, kita keluar dan aku harus mencairkan suasana.
“Sayang, gak usah takut, maafin mas ya, mas kan gak ngerti kalau film nya seseru tadi”
“Seru apaan, sadis gitu. Mas jahatttttttttttttttttttttttttttt”
“Aduh sayang, maaf deh”
“Jahat, Agus ketakutan tahu”
“Iya sayang, sekali lagi minta maaf. Ya udah, kita makan aj yuk sayang. Laper kan”
“Iya, tapi mas janji dulu”
“Apaan sayang”
“Bikinin Agus cheese cake dan chocolate cake. Yang spesial”
“Mas kan gak ahli ahli amat bikin kue sayang. Gimana kalau beli aja, pasti rasanya enak?”
“Ogah, bikininnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn yang enak”
“Susah sayang”
“Bodo……………………………………….. bikinin gak?”
“Iya sayang. Apasih yang gak buat kamu. Nanti beli bahannya setelah kita makan ya sayang. Sekalian belanja”
“Emang sudah habis mas yang ada di kulkas”
“Ada sih, tapi selama kamu ergi mas jarang nyentuh, sudah pada busuk kali”
“Mana ada di dalam kulkas busuk”
“Udah ah jangan cerewet, mas pengen yg segar semuanya. Fresh, jadi masih terjamin gizinya buat kamu”
“Mas perhatian banget sama Agus, makasih ya mas”
“Demi kamu apa sih yang gak sayang. Dan untukmu harus yang terbaik”
“Makasih” jawabnya disertai senyum yang manis. Langsung kucubit pipinya
Sepiring nasi goreng spesial sudah terhidang. Juga spageti spesial. Aku minum the tawar hangat dan Agusku memilik milkshake. Sambil menikmati hidangan yang terhidang kami ngobrol.
“Sayang, gimana keadaanmu ketika kabur” tanyaku
“Baik mas, ya cuman sama bajingan doni itu aj yang buruk”
“OK, mas minta maaf ya se kali lagi. Semuanya karena mas juga sampai kejadian yang buruk menimpamu. Mas benar benar merasa bersalah dan merasa jahat”
“Agus gak papa kok. Agus senang bisa kembali bersama mas Damar”
“Makasih sayang”
“Mas mau nyoba ini gak?” katanya sambil menunjuk spageti yang ada dipiringnya
“Boleh” kataku
Dan Agus dengan santainya menyuapiku dengan spageti. Hahaha, senang banget rasanya. Rasanya enak dan yang lebih membikin enak karena disuapi oleh Agusku.
“Enak sayang, mau lagi dong” kataku
“Nih”Katanya dan kembali menyuapiku
Sebagai gantinya aku suapin juga nasi goreng yang tapi aku pesan. Agus menerima dengan senang
“Enakan mana sayang”
“Ya jelas enakan pesanan Agus lah ya, siapa dulu dong yang pesan”
“Enakan nasi goreng inilah, mantap dan bumbunya gak terlalu kuat. Yummy sayang”
“Enakan pesenan Agus 1000% pokoknya”
“Kayak anak kecil aja gak mau ngalah” dan kucubit pipinya
“Biarin, Agus memang masih kecil kok” katanya
“Kecil kecil kok sudah bisa bikin enak” kataku sambil tersenyum
“Apaan tu mas”
“Bukan apa apa”
“Apaan apaan apaannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn”
“Hufft, masih kecil tapi sudah bisa bikin mas enak” kataku sambil mengedipkan sebelah mata
“Mas omessssssssssssssssssssssssssssss”
“Biarin aj, kamu juga senang di omesin” kataku
“uhhhhh”
“Hahahaha”
“Mas mas mas masssssssssssssssss”
“Apa?”
“Gak jadi ding”
“Apaan? Jangan bikin mas penasaran”
“Takut ah”
“Takut apaan?”
“Takut mas marah. Kalau marah nyeremin soalnya”
“Masak sih nyeremin, ganteng ganteng gini lo ya kok dibilang nyeremin”
“Mas narsis deh”
“Kan ikut ikut kamu sayang. Apaan ni yg mau ditanyain?”
“Janji gak marah”
“Iya iya iya iya iyaaaaaaaaaaaaaaaaaa” kataku
“Lebai ah. Hmmmmm, gimana mas dengan Risna”
“Oalah, cuman mau nanyain itu?”
“Iya, Agus masih tetap takut mas kalau tiba tiba dia merebut mas lagi. Takut banget mas” katanya dengan sedikit terisak dan kulihat air mata sudah mulai muncul di kelopak mata indahnya.
“Jangan nangis, hapus dulu air matanya baru mas cerita” kataku
“Iya mas” jawabnya yg dengan segera menghapua matanya
“Senyum dong. Agus kan kalau senyum manisnya gak ada yang ngalahin” kataku menyanjungnya
“Ih, mas bisa aj deh” jawabnya dengan senyum indahnya
“Sudah siap dengerin” kataku yang dijawab dengan anggukan
“Setelah kejadian dirimu pergi itu mas gak sadar dan baru sadar keesokan harinya. Kemudian mas harus segera bertindak buat menemukanmu sekaligus menyelesaikan masalah dengan Risna. Hari itu juga mas telpon Risna dan jelasin semuanya, awalnya dia gak terima tapi ya akhirnya terima juga mau gak mau. Mas bilang udah punya kamu dan gara gara masalah pertunangan itu kamu kabur. Awalnya dia bilang untuk lupain kamu sayang, tapi ya gak bisalah. Mas sayangnya Cuma sama Agus saja dan dia kuanggap adik aja. Dia sempat bilang gimana dg keluarganya yang akan merasa dipermalukan dan meminta mas sedikit mengalah untuk meninggalkanmu dan melanjutkan pertunangan yang gak jelas itu, tapi mas tolak dan aku bilang ke dia untuk sementara mau konsen nyariin kamu sayang”
“Dia gimana mas sekarang”
“Aku gak tahu dan untuk saat ini gak mikirin itu. Aku hanya senang saat ini bisa memilikimu kembali sayang. Jangan tinggalin mas lagi ya?”
“Ini juga Agus yg salah, gak konfirmasi langsung ke mas, Agus takut mas saat itu, jadi Agus memilih untuk melarikan diri”
“Gak papa sayang, ini jadi pelajaran kita semua kok. Yang penting sayang udah kembali”
“Iya mas, luph you”
“Sama sama sayang, tapi mencarimu susah juga ya. Mas harus minta bantuan detektif. Mungkin mas aja yang kalut kala itu jadi tumpul otaknya hehehe”
“Memang aku rahasiakan kok mas, gak ad yg tahu dimana aku kos atau kerja. No HP aja yang tahu Cuma kakak”
“Kakak? Sapa tu kakak?”
“hihihihi, Zack mas, sekarang dia jadi kakakku”
“Gak salah tu, usia dia br 20 tahunan kan dirimu udah 23, masak kakak? Adik harusnya” kataku
“Kata Zack aku mirip anak 15 tahun makanya aku dijadiin adik. Itu gak benerkan mas, wajah Agus sudah dewasa kan ya?”
“huhuhuhuhuh, tidak salah sih. Kalau wajah mirip 15 tahun sih pastinya” lanjutku
“Mas ikut ikutan jahat deh”
“huhuhuhuhuhu, Lalu kok bisa jadi kakak adik itu gimana?”
“Ya dia mendengar ceritaku akhirnya memutuskan untuk menjadikanku jadi adik. Dan dia mentraktirku mas setiap siang hehehe”
“Dasar, tetep aja jiwa palaknya keluar”
“Agus gitu lo mas, keren dan manis. Pokoknya nomor satu”
“Kalau itu sih pasti sayang”
“Mas kok susah sih nyari Agus?”
“hehehe. Lumayan susah sayang, aku cari cari kamu hampir 2 minggu sampai hampir putus asa gak ketemu ketemu. Minta bantuan temen temenmu gak ada kabar dan minta bantuan mas Faisal nyariin detektif dan 5 hari kemudian ketemu tempat kerja kamu dan esoknya mas datang dan kita bersatu kembali”
“Agus ternyata punya bakat untuk sembunyi ya”
“Jangan macem macem deh” kataku mengacak acak rambutnya
“Ya udah, kita ke supermarket yuk. Katanya minta dibuatin apaan tadi? Roti keju sama roti coklat”
“Bukannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn, cheese cake sama chocolate cake”
“Iya iya sayang”
“Ya udah let’s go. Agus beliin coklat ya?”
“Iya sayang, terserah sayang deh. Nanti cariin dark coklat blok ya buat bikin kuenya ya”
“SIP mas, sekalian borong coklat yang banyak. Udah lama ni gak beli dan makan coklat”
“terserah kamu deh sayang, nanti mas minta ya”
“Untuk mas, Agus kasih deh”
“Luph you sayang, yuk kita belanja”
“Ayukkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk”
Setelah seharian melakukan kegiatan yang menyenangkan akhirnya kami berdua berpelukan didalam kamar. Rasanya sangat membahagiakan. Besok acaranya membikin kue sesuai keinginan Agus dan kalau sempat jalan jalan. Kalau enggak ya berduaan aja seharian sambil bermesra mesraan.
“Sayang, capek deh hari ini”
“Iya mas, tapi Agus bahagia hari ini”
“Semua kesalah pahaman sudah hilang kan?”
“Iya mas, Agus minta maaf ya?”
“Sama sayang, mas juga minta maaf ya”
“Iya, bubuk yuk mas, peluk”
“Iya sayangku cintaku manisku” dan kucium bibirnya
“Makasih mas” Katanya dan memelukku
“Sama sama sayang, mas bahagia mendapat anugerah tuhan terbesar yaitu kehadiranmu disalam hidup mas”
“Hmmmmmmmmmmmm” dan kurasakan alunan nafas teratur dari tubuh didalam pelukanku
Akupun tersenyum, mencium kepalanya dan ikut tertidur sambil mendekap tubuh paling berharga.
happy reading semua. ditunggu komennya.
Btw bingung ni mau dilanjutin apa gak ya cerita ini, karena kayaknya semuanya sudah tahu, kalau dilanjut takutnya isinya itu itu juga
kagak ngerti apaan tu vitamin ama suplemen, apaan sih?