It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
*pake mega phone
REGA’S LITTLE BASH
“Kyaaaaaaaaaaa...... gw telattttt sekolahh” teriak ku ketika sadar saat bangun tidur jam weker disamping sudah menunjukkan pukul 6:45. Segera aku kirim sms ke Lydia, memberitahu dia agar tidak usah menunggu jemputanku lagi. Aku turuni tangga menuju kamar mandi yang memang letaknya saat ini hanya ada di bawah, karena sudah 2 minggu ini kamar mandi atas rusak, airnya mengalir tidak lancar.
“ibuuuu... kenapa aku gak di banguninn...?” sapaan ku pagi itu ke ibu saat berpapasan di ruang makan
“haah?? Kan emang kamu gak pernah di bangunin... ibu kira hari ini kamu libur”
Tidak banyak yang dapat ku lakukan saat ini di kamar mandi, ritual mandi pagi yang biasanya 15 menit, kini hanya sekitar 3 menit. Jelas saja sebentar, pagi itu aku hanya gosok gigi, berkumur dan mencuci muka. Setelah berseragam lengkap kini aku bergantung pada parfum yang biasanya aku pakai disaat ingin berpergian atau nongkrong dengan teman. Aku sadar, saat ini cologne tidak akan mampu menutupi jejak bau bantal dan kasur, dimana seprainya sudah tidak aku ganti sekitar 1 minggu, entah berapa banyak “iler” yang sudah membauinya.
“Buu... aku berangkatt yaaahh...” kata ku sambil meminum segelas susu
Hampir saja gak boleh masuk ke dalam sekolah. Aku masuk bertepatan dengan Pak Tigor, satpam sekolah yang sedang menutup gerbang. Sekolah ku memang punya kebijakan untuk tidak memberi ijin masuk muridnya yang telat karena “kesiangan”, hanya untuk alasan tertentu saja pihak sekolah boleh mengijinkan masuk siswa yang telat, seperti ke dokter, atau mengantar anggota keluarga ke dokter karena tidak ada orang di rumah. Ingin berbohong?? Jangan coba-coba!!! Pak Tigor akan langsung menelepon guru piket, untuk bertanya apakah ada yang konfirmasi tentang keterlambatan datang ke sekolah. Kalau itu sudah terjadi, Pak Tigor akan menunjuk ke arah papan yang tergantung di atas gapura sekolah yang menghadap jalan, dan selanjutnya siswa akan dengan terpaksa mengeja tulisan “I shy to be late”.
Dengan bermodalkan setengah nafas yang tersisa karena berlari dari parkiran hingga ke kelas yang ada di lantai 3. Kini aku sukses terduduk lemas di atas bangku,dan di sambut dengan wajah Rega yang masih keheranan melihat keringat yang mengucur dengan deras dari wajah hingga membasahi sebagian seragam.
“nihh minum” kata Rega sambil menyodorkan botol
“hosshhh,... hossh,, ehmmm,, thanks Gaa” .... GLUP...GLUP...GLUP....”hookk,, arkhhh...hokkk” tiba-tiba aku tersedak saat minum karena terlalu terburu-buru
“pelan-pelan sih minumnya....” kata Rega... “lu ke toilet sanaa... berantakan banget” lanjutnya
Akhirnya aku ke toilet untuk membereskan penampilanku yang memang sudah berantakan. Keringat, air sedakan, dan bau parfum, pasti kini bercampur menjadi aroma yang akan menempel sepanjang hari selama sekolah. Membayangkan baunya beberapa jam ke depan membuat aku sendiri geleng-geleng. Kini aku sudah ada di bangku ku lagi, mendengarkan materi yang sedang diberikan, serta menjawab pertanyaan yang Rega ajukan kepadaku di sela-sela materi.
“emang tadi lu dari mana sih?? Ampe keringetan gitu” tanya Rega
“Gw telat Ga, tadi kesiangan, baru bangun jam 7 kurang lima belas”
“tumben telat,, tidur jam berapa emang semalem”
“semalem tuh gw kerjain Makalah Ekonomi ampe jam 12an lewat, soalnya kan dikumpul hari ini” kataku
“setthh malem benerr,, mang lu ngerjain dari jam berapa, gw aja Cuma dua jam kerjainnya, bahannya kan ada semua di internet, tinggal lu copas aja” kata Rega
“yeee... itu juga kerjain dari jam setengah 11.. kemaren tuh, dari balik sekolah gw langsung pergi, baru nyampe rumah jam 9an lewat... itu aja gw hampir males buat kerjain karna udah cape banget”
“emang dari mana... balik malem banget”
“Ke pasar baru, bikin karikatur” kataku keceplosan
“karikatur?? Karikatur buat siapa?? Ampe gak bisa besok-besok” kata Rega tersenyum, yang sepertinya menebak, kalo karikatur itu untuk dia
“yaaaaaahh... buat.... ibu gw... besok temennya ada yang ulang tahun.. iyaahh,,, ulang tahun pernikahan gitu katanya” kataku sambil mengatur nada bicara agar tidak terlihat sedang berbohong.
“Ohh” kata Rega datar
Akhirnya sekolah hari Sabtu yang melelahkan ini selesai juga, walaupun Rega dan Lydia bisa menebakku, kalau aku hari ini gak mandi. Bukan aib besar sih, tapi hal itu akan menjadi aib besar, kalau Rega sudah menyisipkannya di tiap kalimat saat dia berpapasan dengan teman-teman. Rega atau Mario, mereka itu ibarat angka 11 dan 12, tingkat kejahilan mereka hampir sama. Untung saja di sekolah Mario jarang bersamaku, kalau dia juga ada, entah jadi berapa pasang kuping yang mendengar.
Hari ini sepulang sekolah Mario janji akan menjemput aku jam 3 sore. Kemarin kami merencanakan untuk ke kelapa gading membeli cake untuk melengkapi ulang tahun Rega. Ku habiskan hampir setengah jam lebih hanya untuk mandi sepulang mengantar Lydia tadi. Aku benar-benar di buat keki pada ledekan Lydia. Dia bilang daki ku hari ini menempel dengan cantiknya di kulit. Sekarang aku sudah siap jika Mario menjemput.
Entah sudah berapa pasang mata yang melihat kami berdua di mal ini. Sepertinya hal itu bukan karena kami berdua terlihat menarik di mata mereka, tetapi karena warna kaos yang kami kenakan kebetulan berwarna dan bergambar sama. Kami juga baru menyadarinya ketika ke toilet bersama dan berkaca di depan wastafel bersama. Kalau saja tadi Mario gak menutupnya dengan jaket ketika menjemputku tadi, pasti aku langsung sadar dan menggantinya. Dua orang cowo berjalan bersama di mal, dengan mengenakan kaos yang sama persis, di sabtu sore menjelang malam minggu? Sudah dapat di pastikan sinyal apa yang sedang kami berdua pancarkan ke mereka.
“Yo... beli kue apa yah buat Rega” kataku
“tiramisu aja,,, Rega suka banget ama kue itu”
“Oooh... dimana belinya??”
“kita cari di Dynamic” usul Mario
Sesampainya di toko itu Mario langsung menanyakan tiramisu yang akan kami beli. Sebelum membeli Mario sangat memperhatikan tiramisu yang akan di beli, hal itu terlihat dari cara dia bertanya ke penjaga toko, dan langsung membeli sepotong tiramisu yang akan kami beli.
“Mbakk... ini jenis tiramisunya sama kan ama yang loyangan?” tanya Mario
“iyaa kaak,, ini sama kok... gimana rasanya.. enak kan??” kata penjaga toko
“enak sih mbaa... aku mau yang ukuran 18 cm,, tapi mascarponenya jangan terlalu banyak kaya gini.. soalnya teman aku yang ulang tahun gak terlalu suka kalau berlebihan krim keju gini” tukas Mario
“bisa sih kaak,, tapi harus tunggu.. lama loh, sekitar 3 jam, soalnya kita harus pesen ke dapurnya dulu, soalnya kan disini semua cake dan pastry gak dibuat di toko”
“yodah gak apa-apa kok mbak.. aku juga masih lama disini” tukas Mario.
Aku langsung ke kasir untuk membayar kue yang kami pesan untuk Rega, dengan uang kami berdua tentunya. Tadi itu Mario sangat detail mengetahui tentang apa yang di suka Rega dan apa yang tidak di sukainya. Aku jadi bangga, dia sangat perhatian dengan teman baiknya, meskipun sekarang seperti musuh, dulu pasti mereka berdua sangat dekat. Kira-kira dia tahu gak yaah tentang kesukaan ku?? Karena tiga jam terlalu lama, kami memutuskan untuk menonton film dulu di 21.
“Yoo... tar malem lu ikutan kan ke rumahnya Rega” tanya ku setelah selesai menonton film
“ikutlahh.... gw juga udah bilang ama Dina, katanya tar malem dia nginep di tempat Rega, buat bantuin kita” kata Mario
Kini kami berdua menuju kembali ke toko Dynamic untuk mengambil cake tiramisu dengan sedikit mascarpone yang sudah kami pesan tadi sore. Sepulang dari Mal aku dan Mario langsung menuju rumahku untuk menaruh cake tadi agar tidak rusak bentuknya. Kemarin tukang karikatur janji pada kami untuk menyelesaikan pesanan jam 6 sore. Sekarang sudah hampir jam 7 malam, semoga galeri itu belum tutup. Sehabis menaruh cake tiramisu, kami berdua langsung menuju pasar baru. Beruntungnya kami, galeri itu belum tutup ketika kami sampai, entah berapa kecepatan yang Mario pakai, kami berdua mencapai tempat itu hanya dalam waktu gak lebih dari 20 menit.
Karikatur yang dimaksud oleh kami sudah jadi sesuai dengan detail yang kami berikan kemarin. Sekarang tinggal membungkusnya dengan rapih di rumahku. Mario hari ini tidak pulang ke rumahnya, dia ijin ke ibunya untuk menginap di rumahku. Lagipula jika Mario gak menginap di tempatku, mana boleh aku keluar rumah jam 11 malam ke atas. Waktu di hari ini ternyata berjalan begitu cepat, sekarang tinggal 30 menit lagi menuju jam 12 tepat, itu artinya aku dan Mario harus segera menuju ke rumah Rega untuk memberinya sebuah pesta kecil.
Hembusan angin malam yang dingin tak menyurutkan niat aku dan Mario untuk tetap menyambangi Rega di rumahnya. Sebelum tadi kami berangkat, Dina sudah mengirim sms ke Mario, semuanya terkendali, saat ini Dina dan orang tua Rega sudah menunggu kedatangan kami berdua di teras rumah.
“Ton... lu ke rumah Rega aja duluan, gw tunggu di warung sana” tukas Mario saat kami berdua sudah memasuki komplek perumahan tempat Rega tinggal.
“Lohh?? Kenapa lu gak masuk sekalian sih??”
“ Gak apa-apa.. yang penting gw udah yakin semuany beres”...”gw takut, kalo ada gw malah ngerusak mood Rega”
“Oke... gw paham posisi lu kaya gimana..”....”tapi lu harus jelasin juga dong ke gw..”..”sebenernya ada apa antara lu ma Rega dulu, sampe-sampe kalian seperti ini”...”gw yakin... dari pemahaman lu tentang Rega.... dulu lu bedua orang yang dekat banget!!!” tukas ku
“oke... gw bakal jelasin kalau semuanya udah beres!!!”
Lalu Mario menghentikan motornya beberapa meter sebelum rumah Rega, dan meninggalkanku disitu. Mario berpesan agar mengirimkannya sms, jika aku sudah selesai dengan kejutan kecil ini, agar dia bisa menjemputku kembali di tempat tadi dia menurunkan ku. Dia juga berpesan agar beralasan kepada Dina, bahwa ketidakhadiran Mario saat ini, di karenakan dia kurang enak badan, walaupun sebelumnya dia telah memberitahukan Dina akan hal ini. Dari depan pagar rumah Rega, terlihat Dina dan orang tua Rega yang sepertinya sedang menunggu kedatangan ku. Seketika itu juga mereka datang menghampiriku.
“Sini Ton, gw bantu” kata Dina saat melihatku sibuk dengan cake di tangan dan bungkusan karikatur yang ku apit dengan lengan.
“Mario gimana sih Ton.. udah janji juga.. malah pake sakit” lanjutnya
“makasih ya nak sudah mau repot-repot kemari.. kamu sendirian aja??” tanya Ibunya Rega
“harusnya bertiga sih bu.. aku, Mario, dan Lydia, tapii mereka berdua tiba-tiba saja gak bisa hadir” kataku beralasan
Kini kami sudah berada di dalam rumah Rega, rupanya orang tua Rega sudah menyediakan cake untuk anaknya. Kalau tahu sudah di sediakan cake, sia-sia juga aku beli!!!! Setelah itu kami semua beranjak ke kamar Rega yang ada di lantai dua. Aku dan Dina memutuskan untuk bersembunyi terlebih dahulu di kamar tempat Dina menginap, yang kebetulan ada di samping kamar Rega. Dari dalam kamar ini, kami berdua dapat mendengar dengan jelas, ketukan pintu di kamar Rega, hingga Rega membukakan pintu, dan untuk kemudian kedua orang tuanya menyanyikan lagu Happy Birthday untuk Rega. Semua prosesi itu tak kulihat langsung, tapi dapat aku bayangkan bagaimana harunya suasana di luar sana. Hingga terdengar suara batuk dari Ayahnya Rega, yang artinya itulah saat kami berdua keluar dari kamar.
CEKLEEKKK..... “happy birthday to youu... happy birthday to you... happy birthday,,, happy birthday.. happy birthday to you” nyanyian ku dan Dina saat keluar dari kamar membawa tiramisu yang sudah di berikan nyala lilin.
Saat kami keluar kamar dan menyanyikan lagu itu untuk Rega, sontak Rega terlihat sangat kaget dan mengusap matanya. Sepertinya dia tadi habis menangis haru karena di beri kejutan oleh orang tuanya.
“aahh!!!! Kalian bikin kaget aja... gw kira lu ketiduran Din,, tadi gak ada”.....”lu juga Ton... pake pura-pura cuek gak tau ultah gw” kata Rega
“udahhhhh.... cepet nii tiup lilinnya... panas tauuukkk!!!” kata Dina yang saat itu membawa kuenya
“iyahh... make a wish dulu yaahh” kata Rega menutup matanya
WUSHHH... dan lilin pun padam.
“Makasih yahh Toni, Dina, Mamah, Papah... Regaa senenggg banget malam ini” kata Rega, lalu memeluk kami satu persatu.
“nihh.. hadiah buat lu” kataku
“waahh.. apa nihh... gw buka yaah” kata Rega
“widiiihh karikatur yaah Ton... bagus bangett... makasih yahh.. tau aja lu apa yang gw mau...hehheehee” kata Rega
Malam itu Rega terlihat sangat bahagia, dia membuka satu persatu kado dari kami, dia juga mengomentari tiramisu yang aku bawa. Katanya tumben krim keju mascarpone-nya pas sesuai selera dia. Orang tua Rega ternyata sudah menyiapkan makan malam di tengah malam ini. Yaaah... sometimes supper isn’t problem for some people, it kind of glue for us. Gak terasa sudah jam 1 tepat, aku harus pulang, kasian Mario kalau harus menunggu lebih lama lagi di warung indomie itu. Akhirnya aku pamit, walaupun Rega sempat memaksa aku untuk menginap, namun akhirnya dia melepaskanku juga untuk pulang, saat aku bilang Mario sedang menginap di rumahku, dan tiba-tiba meriang tadi saat ingin ikut merayakan ulang tahunnya.
Akhirnya aku mengirimkan sms, tanda bahwa aku sudah siap di jemput di tempat tadi. Awalnya Rega memaksa untuk mengantarkan ku pulang ke rumah, untung saja aku punya alasan, aku bilang kalau tadi aku menyewa tukang ojek ke sini, dan sekarang masih menunggu, jadi kasian kalau tiba-tiba aku pulang tidak dengan ojek yang tadi. Hanya sekejap aku menunggu di tempat tadi, sekarang aku sudah berboncengan dengan Mario menuju rumahku.
“sekarang cerita.... ada apa antara lu ama Rega???”....”kenapa sekarang lu kaya musuh!!!” kataku saat sudah di kamarku
“entar aja dehh Ton... besok aja yahh... gw ngantukk banget!!!!” kata Mario, langsung merebahkan diri di kasur.
“ehhh... jangan tidurr duluuu Yooo... cerita duluu!!!!” kataku sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya.
Namun bukan jawaban dari Mario yang ku dapat melainkan dengkuran Mario yang otomatis memaksaku untuk ikut tidur dengan rasa penasaran. “pokoknya lu besok harus jelasin semuanya!!!” gumanku, lalu tertidur di sampingnya.
TOPENG MINGGU
“Marioooooo..... bangunnnn!!!” kataku di pagi itu
“HADOOOOOHHHHHH!!!!! BERISIK AMATT SIH!!!!” hardik Mario
“bangunn... lu udah janji buat ceritain semuanya!!!” kataku tak kalah sengit
“tapi ini masih pagi Ton!!! Masih jam 6!!!”
“jam 6 apanyaaa??? Ini jam 9!! Makanya melek dulu!!!”
“HAH!!!!!” kata Mario kaget, lalu langsung beranjak dan berlari kebawah.
“mauu kemanaaa lu!!!!”
“kamaarrr mandiiii bentarrrrrrr!!!”
Kali ini aku harus benar-benar mendapat jawaban atas semua pertanyaan yang selama ini sudah berputar di otakku, karena selama ini pula aku hanya dapat mengira tanpa tahu apakah itu benar atau salah. Sepertinya Mario sedang menguji kesabaranku. Semenjak keluar dari kamar mandi dia bekilah mau pulang ke rumahnya dulu, tapi aku menahannya hingga dia menceritakan semuanya sekarang. Ke ruang makan, ke ruang tv, dia selalu aku ikuti, hingga akhirnya aku sudah gak sabar lagi akan sikapnya.
“BRAKKKKK.....” ku pukul meja keluarga dengan kedua tangan ku
“kalo lu gak mau cerita sebenernya, terpaksa gw bilang kalo gw udah tau semuanya tentang lu dan Rega!!!!” kata ku meninggi
“sabarrr Tonn.. tar ibu lu denger” kata Mario setengah berbisik
“makanya cerita sekarang!!!! Atau gw bilang apa yang gw tau sekeras-kerasnya!!!” ancamku
“sini lu!!!!” kata Mario menarik aku menuju kamar
“emang apa yang lu tauu!!!” kata Mario saat sudah di kamarku
“gw udah tau, kalo dulu ada sesuatu antara lu dan Rega!!!”
“oke Ton!!! Memang benar ada sesuatu antara gw dan Rega dulu!! Tapi lu harus paham kalo gw.......” “.......aaaahhhhhhh” ......”JEDAAAAAKKK!!! Kata Mario, lalu memukul tembok kamarku
“Rega cerita semuanya ama lu Ton??? Terus gimana menurut lu??? Apa gw jahatt???”....kata Mario dengan wajah muram
“Rega gak pernah cerita semuanya... gw tau sendiri, dari foto-foto dan puisi yang ada di komputernya!!!”
“haah??” puisi??? Jadi lu Cuma liat itu semua!!! terus apa kesimpulan lu??”
“Rega Gay!!!”...... untuk sesaat ruangan kamarku menjadi hening
“dan lu menolak cintanya!!!!” kataku melanjutkan
Mario tidak menjawab pernyataanku barusan, dia hanya tersenyum lalu keluar kamar. Aku hanya mendengar suara motornya dari dalam kamar, sepertinya dia pulang, karena hal itu pasti sakit untuk di ingat. Yaah... memang sakit jika kehilangan seorang sahabat, apalagi kehilangan Cuma karena keegoisan orang itu, yang sebenarnya harus paham atas keadaan dia. ”Rega kamu harus paham, cintamu itu terlarang!!!” gumanku
Sejak kejadian itu, entah kenapa rasa persabahatan ku ke Rega sedikit berkurang, hubungan kami menjadi kurang harmonis, entah Rega menyadarinya atau gak!!! Tapi itulah yang terjadi dengan ku saat ini. Aku lebih banyak menghindari ajakan Rega untuk bermain ataupun hanya sekedar menemaninya nongkrong di mal.
bersambung....
idemlah ama komen satu ini, keadaan berbalik, sekarang Mario yang dicurigain hahaha.
Lanjut gan!
yuhuu ada sambungannya dah release euy
brada,,,kenapa Toni jd ikutan jauhin Rega juga? kesepian atuh si Rega nya :-?
Lanjut bro....MANTABH nih cerita
lanjut gan.!!
@broe @05nov1991 bukan mksd Toni jauhin Rega, cuma Toni gak mau kalo sampe rahasia Rega terbongkar, dy ikut di kucilin, krna masyarakat sekolahnya adalah masyarakat konvensional yg cenderung patuh trhdap norma
@adam08 idih si abang, spupu Rega itu pacarnya Mario, Dina.. Kan dy nginep tuh di tempat Rega. Kalo Lydia emg dri awal gak ada rencana buat ikut malem itu. :P
@dhie_adram cuss temenin... Kali aja tar ada cinta bersemi --a
@sikasepmauth di lanjut kok.. Org bentar lagi juga ending... Tapi di depan plotnya sedikit "magic time" krna kan gk mungkin nulis kalo konflik atau kontak antar tokoh gak bisa mendukung alurnya. Tapi di usahain ada "magic words" yg bisa jelasin keadaan yang di skip
Anyway.. Thx for reading
Tetap menunggu lanjutannya.