It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Kamis, 17 April 2003.... aku menuliskan tanggal di kepala halaman buku tulisku. Rasanya ada yang aneh dengan tanggal ini, tapi entah apa aku gak tahu, aku gak ingat sama sekali. Berkali-kali aku mencoba mengingat hal apa yang kurang di bulan ini, janji apa yang telah aku buat, hal apa yang aku ingin kerjakan di hari ini, tetap saja gak menemukan tentang keanehan di hari ini.
Sampai istirahat dikantin pun aku tetap merasakan, sepertinya ada yang harus aku kerjakan dengan hari ini. Hingga akhirnya gerombolan cewe di seberang mejaku sibuk ber-euforia dengan pembicaraannya mengenai cowok ganteng yang mereka kenal dari Friendster. Yahh friendster, waktu aku accept Rega sebagai temanku di Friendster, aku berjanji pada diriku untuk memberikannya surprise saat dia ulang tahun tanggal 20 April nanti. 20 April nanti jatuh hari minggu, itu artinya aku masih memiliki waktu beberapa hari untuk memikirkan dan mengerjakan surprise yang akan aku buat, untung saja aku segera ingat, kalau tidak, pasti aku akan menyesal telah melewatkan niat baik ini.
Sepulang sekolah aku membicarakan rencanaku ini ke pacarku, Lydia. Dia mau membantuku untuk menyiapkan surprise, namun bagaimana surprisenya aku pun belum mendapat bayangan. Walaupun aku bersahabat dengan Rega, aku belum terlalu lama mengenalnya, dari mana aku tahu apa yang dia suka. Aku masih bingung dengan surprise dan hadiah yang akan aku berikan.
“yankk... tar kan ultah Rega hari minggu jatuhnya, kamu nginep tempat Rega aja.. kan biar nanti kamu jadi orang pertama yang ucapin” kata Lydia di tengah perjalanan pulang
“pinter kamu yankk,, trus aku tar kasi apa yah ke Rega??”
“ klo itu aku gak tahu.. kan yang sahabatan kamu...”....”yang penting hadiah dia gak boleh lebih bagus dari hadiah ulang tahunku nanti” kata Lydia cemburu
“kalo buat kamu mah special pastinya”
“apaan yankk?”
“tar aja.. aku kasih tahu kalo udah ampe rumah kamu” kataku
Akhirnya sampai juga di rumah Lydia, segera kusandarkan motor dan mengantar Lydia menuju teras rumah.
“mana yankk???...”....”ini udah sampe rumah, katanya mau kasih tahu specialnya apaan??” kata Lydia
“hmmmm... niiihh” kataku sambil menunjuk bibir ku
“idiiihhh mesum ahh otaknyaaa” kata Lydia sambil mendorong wajahku dengan tasnya
“hahahaa... becanda yank,, lagian kamuu,, ultah masih lama udah request kado aja”
“iyalahhh... kan aku pacar kamu, berarti kado aku lebih baguss”
“ini kan lebih baguss,..... hahahaa” kataku sambil menunjuk bibirku lagi..
“iiihh” kata Lydia begidik pura-pura ngeri...”yank kamu mau mampir gak??”
“gak dehh... aku langsung aja....” kataku lalu berbalik menuju motor
“yankk tunggu” kata Lydia
“apaaa......an” kataku kaget tiba-tiba Lydia datang dan mencium pipi ku, lalu masuk kedalam rumah
Hari itu aku merasakan ciuman pertama yang diberikan oleh Lydia, ciuman sederhana lewat pipi, tetapi mempunyai makna, yang berarti “aku menyayangi kamu”. Gak henti-hentinya aku membelai pipi yang habis di cium Lydia. Di perjalananpun aku masih mengingat kejadian manis itu.
Sebenarnya saat ini tubuhku sudah sangat lelah sekali, tapi demi sahabatku Rega yang akan berulang tahun, aku gak akan bisa tenang sebelum semua niatku ini berubah wujud menjadi sebuah rencana untuk mewujudkan kejutan pesta kecil untuk Rega. Sebenarnya aku bukan orang yang handal untuk membuat pesta, sewaktu SMP hampir temanku yang berulang tahun tidak pernah mengundangku, yaah,, lagi-lagi karena cupunya aku. Sad but true!!! Tidak pernah sedikitpun terlintas di kepalaku saat ini, pesta kecil macam apa yang akan aku wujudkan?? Hadiah apa yang akan aku berikan?? Semua masih blur, masih berupa bayang-bayang, yang belum aku tahu akan berbentuk apa nanti.
“lebih baik aku telp Mario, mungkin dia punya ide buat pesta kecil ini” guman ku tiba-tiba
Tangan ku meraba-raba permukaan kasur yang sedang aku tempati sekarang ini, mencari sebuah ponsel mungil yang akan menghubungkanku dengan Mario.
“Hallo... Yoo”
“yelloww Toonn... what’s up dude?”
“hahaaa.. gaya banget dahh... baru keselek keju yaah??”
“hahha,,resee nii orang.. gak bisa liat orang lagi usaha buat go internasional kalii yaah?? Dicela teruss??” “adeee apeee??” kata Mario dengan logat betawi yang sepertinya memaksa
“ini Yoo... bentar lagi kan Rega ultah... gw mau minta bantuin lu buat adain pesta kecil gitu”
“mang lu mau adain pestanya kaya gimana??”
“itu dia Yoo.. gw blom kepikiran mau bikin kaya apa??”
“idiihhh,, itu mah bukan minta tolong bantuin, tapi tolong buatin!!”
“aahh biar ahh,, beda dikit,, mauu gakk bantuin gw” kataku mulai jengkel
“iyaaaahh Toniiii...” “hmmmm.... gw fikirin dulu yaahh,, tar kalo udah nemu gw sms lu” kata Mario yang sepertinya akan serius membantuku
“nahhh gituu dongg... ehh hampir lupa...”
“apa lagiiii??”
“Rega itu suka kado apa yahh kira-kira... gw juga belom kepikiran kadonya niih”
“Rega itu suka yang berbau sastra dan seni... lu bikinin aja karikatur dia, atau kalo mau lebih hemat bisa lu beliin buku... atau kalau mau gratisss.. lu kasih aja puisi buatan lu, khusus buat REGA!!!!” tukas Mario ketus
“ih ketus amatt sih terakhirnya.. santai aja kalii”
“abisnya lu... repot banget buat Rega aja!!!”
“hahahaa... cemburu yaaahh??”
“idihh... pede gila!!!”...”masih ada lagi gak yang mau lu tanya??” kalo gak ada gw mau tutup niih!!” tukas Mario
“iyeee... gak ada lagii!! Makasihh yaaahhh!!!” kataku mengakhiri dengan berusaha ramah.
“oke” tukas Mario mengakhiri, lalu menutup ponselnya.
Mario pasti cemburu dengan perhatianku ke Rega yang seperti ini, wajar sih... Dia dan Rega kan memang gak dekat sekarang, entah bagaimana hubungannya dulu. Sedangkan Mario saat ini bersahabat dengan ku. Semacam kecemburuan sosial sepertinya. Sudah 2 jam aku menantikan sms Mario, untuk memberitahu tentang pesta kecil apa yang akan kami adakan untuk Rega. Hingga akhirnya aku tertidur, sms dari Mario belum juga aku terima.
Jumat, 18 April 2003.... Pagi ini aku mulai dengan mengecek ponsel, ada dua sms, keduanya dari pacarku Lydia.
SMS pertama : “yankk... besok anter aku ke gading yuukk”
SMS kedua: “ kamu udah tidur yaahh... yodahh, kalo kamu udah baca smsnya,, di bales yaah yankk”
Membalas sms Lydia saat ini sama saja artinya aku akan terlambat sekolah, jadi aku memutuskan untuk bicara langsung saja di kelasnya, sekalian aku mau membahas rencana pesta kecil Rega dengan Mario. Hari ini Lydia tidak aku jemput, seperti pada Jumat biasanya, Lydia pergi ke sekolah di antar oleh ayahnya. Ayahnya Lydia adalah seorang auditor publik dimana kantornya mempunyai kebijakan libur pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu, sehingga antara Jumat atau Sabtu, Lydia selalu ke sekolah di antar ayahnya. Maklum, seorang auditor publik kabarnya jarang sekali ada di rumah jika ada proyek audit suatu perusahaan. Yang aku dengar dari Lydia, ayahnya bisa sampai menginap di kantor, demi memenuhi deadline dari auditee.
Hari ini pagi sekali aku sampai di sekolah, mungkin karena biasanya aku menjemput Lydia dulu, jadi di saat sedang gak menjemput, tapi berangkat ke sekolah seperti biasanya, hasilnya adalah seperti saat ini. Aku sampai di sekolah pukul 06:15, bahkan Mang Maman penjaga kebersihan di sekolah ku, sempat bingung melihat aku yang sudah hadir di sekolah pada jam tersebut. Sesampainya di sekolah, langsung aku langkahkan kakiku menuju kelas 1-2. Kelas dimana Mario dan Lydia ada di urutan absensi kelas. Tidak ada yang dapat aku kerjakan untuk membunuh waktu 30 menit ke depan agar gak terasa lama menunggu dua orang itu. Entah menit keberapa aku di kelas ini, yang jelas, aku sedang tertidur ketika Mario dan Lydia datang ke kelas dan membangunkan ku.
BRAKKKKK.......... “woiiii.... bangunnn, udah mau pulanggg” kata Mario keras yang sontak membuatku kaget
Aku terbangun dengan hentakan dengkul ku dengan bawah meja yang cukup keras karena mencoba berdiri karena kaget. Mario memang jahil, kalau nanti kelulusan sekolah di adakan prom night, aku janji akan menganugerahinya “teman tersadis” karena jahilnya berbuntut pandangan sadis bagi orang yang memandang korbannya.
“hahahaa,,, kamu mah, lagian tidur di tempat duduk aku sih, jadi aku suruh Mario bangunin kamu” kata Lydia saat melihat ekspresi kagetku
“lagian kamu reseehh,, nyuruh tuhh kunyukk bangunin aku,,, kamu kan bisa cium aku kayaaa keemm.... maaren” kataku keceplosan
“cittt suitttttt”,,,,”cieeeeee hmmmmmuuaaahhhh” teriak anak kelas 1-2 yang sudah hadir saat itu, sementara Lydia hanya diam mematung dengan muka memerah, karena lumayan banyak anak kelas yang memandang dan meledek kami. Sedang Mario?? Dia hanya tertawa terbahak-bahak, merasa sudah menang ganda. Untuk mengendalikan situasi akhirnya aku hanya tertawa kecil sambil menggaruk kepalaku, yang sebenarnya tidak gatal sama sekali.
“ohh iyaa Lyd,, tar kamu jadi ke Gading?” kataku mencoba mencairkan kebekuan Lydia
“Jadi, aku mau cari buku resep masakan buat mamah” kata Lydia
“yaudah, nanti aku pulang sekolah, ke kelas kamu lagi yahh,, sekarang aku pamit keluar dulu,,, aku ada urusan ma si kunyukk satu ini” kata ku ke Lydia sambil menjewer telinga kanan Mario.
“aww...adeeuuhhh..deeuuhh,, iyaaaaaaa maaapp” racau Mario sedikit kesakitan saat aku menarik telinganya untuk mengajaknya keluar kelas.
“ehh... mana ide lu?? Katanya semalem mau sms??” kataku yang saat ini sudah di bangku depan kelas Mario.
“yeehh... kan gw bilangnya entarrr kalo gw udah punya ide, baru sms, bukan sms tadi malem” elak Mario
“yodahhh,,, terserah deh,... sekarang apa idenya??” kata ku menagih
“hmmmm... mang lu mau bikin pesta kecil kaya gimana sih?? Mau romantis-romantisann??” cecar Mario
“yeeehh... muke lu ganteng!!!! Romantis-romantisan apaan?? Gw kan sebagai sahabat yang baik, Cuma mau kasih kesan yang bagus” tukas ku
“gak usah sebut-sebut muka ganteng gw dehh...tar gw kasih tau ide gw sepulang sekolah pas lu jemput Lydia di kelas” katanya
“bener yaahh,,, yodahhh,,, gw ke kelas dulu yaahhh,,, oiiaa,, anyway... tadi gw sebut ganteng,... itu doa loh... hahhaaaha” kata ku sambil berlari meninggalkan Mario
“monyeeeeeettttt... maksud lu sekarang gw jelekkk???” teriak Mario
Aku melihat Rega sudah duduk manis di tempat duduknya saat bel masuk berbunyi. Sebenarnya sampai kemarin siang aku sudah mulai mencoba melupakan apa yang telah aku tahu tentang Rega. Tetapi pengetahuan Mario tentang apa yang Rega sukai, kembali mengusik rasa penasaran ini.
“pagii gaa..” kataku saat duduk di sampingnya
“pagiiii” katanya sambil memamerkan senyum simpulnya
“gw kira lu gak masuk, habis tumbenan belom dateng ampe bel masuk” lanjut Rega
“sebenernya gw dateng udah dari tadi ga, barengan mungkin ma Pak Maman” kataku
“terus?? Tadi lu kemana?? Kantinkan masih kosong”
“tadi gw ke kelasnya Mario”
“painn lu pagi bener ke kelas orang??...kangen yah lu ama dia??” kata Rega
“yeeehh... gw ke kelas Mario kan, karna Lydia di kelas itu juga,,, masa gw gak boleh menyambangi pacar” kata ku
“Ohh... gw kira lu kangen ma Mario... hehehee”
Percakapan kami di awal Jumat itu di akhiri oleh kehadiran Pak Soleman yang sudah siap memberikan kami materi pelajaran sejarah. Sedang aku siap untuk mengantuk!!! Entah efek magis apa yang ditimbulkan oleh kehadiran Pak Soleman, yang jelas aku mengantuk setiap beliau hadir di kelas. Tiga jam lebih berlalu sejak bel jam masuk, sekarang waktunya istirahat, seperti biasanya, aku mengajak Rega untuk beristirahat bareng dengan Lydia. Mario?? yeaahh.... same-o same-o ... he going to chill with his gank!!
Sepertinya Rega masih agak canggung dengan Lydia karena kejadian tempo hari itu di kantin, sewaktu kami satu meja dengan Mario. Mungkin Rega tidak menyangka, bahwa Lydia memperhatikan tingkahnya selama ini, jika kami kebetulan bersama Mario. Terlihat sekali dari cara dia sewaktu aku menanyakan Mario ke Lydia. Rega seolah ingin menghindari pembicaraan kami dengan cara menyibukkan diri dengan ponselnya. Padahal aku hanya bertanya Mario duduk di meja mana?? Mungkin saja kami tidak kebagian tempat lagi, dan bisa mengandalkannya untuk mendapatkan meja.
Untung saja kami bertiga dapat meja yang lumayan nyaman, jadi Rega tidak perlu menunjukkan kecanggungannya lagi jika bersama Mario. Sebenarnya hari ini kami bertiga beruntung, karena setiap hari jumat kantin sekolah pasti penuh, mungkin karena di hari jumat sekolah kami hanya istirahat satu kali. Karena sekolah usai jam 11:45, walaupun begitu, setelah sekolah usai kami tidak boleh langsung pulang. Yang pria muslim di wajibkan untuk solat jumat di sekolah, sedangkan yang putri di wajibkan mengikuti keputrian, serta bagi non muslim ada semacam kegiatan yang bertujuan hampir sama, yaitu memperdalam ajaran agamanya.
”hmmm... ini tanggal berapa sih??” kata Rega memulai percakapan kami di meja
Aku dan Lydia serentak saling pandang penuh arti, mungkin saat itu di fikiran kami berdua adalah Rega memancing aku untuk mengingat ulang tahunnya.
“tanggal 18 Ga... emang kenapa??” kata ku
“gak apa apa... Cuma nanya aja, takut salah tulis tadi di buku”
“makanya Gaaa... lain kali pakai jam tangan yang ada tanggalnya” kata Lydia meledeknya
“iyaaahh...tapi gak punya... beliin donkk” kata Rega
“gw beliin, tapi satu tahun gratis makan di kantin yaah?? Hahahaaa” canda Lydia
“untung di lu dong...hahaha” kata Rega ke Lydia...”eh Ton... lu emang gak pernah buka FS apa jarang buka sih??” kata Rega kini bertanya kepadaku
“hmmm... FS yahh... udah gak buka lagi Gaa... abis gak ada temen yang asikk”
“yaahh.. kan udah ada gw di FS,, tar buka yaahh, kita testi-testian.. asikk lohh” bujuk Rega
“males ah Ga... cepetan juga lewat sms, bisa langsung di baca, ketauan hari itu juga di bacanya ama yang nerima” kata ku mengelak
“Oohh... yodahh!! Emang gak seru lu ah” kata Rega sambil menyedot es jeruknya
Berikutnya Rega meminta alamat FS Lydia untuk dia add, tentu saja tujuan sebenarnya bukan ingin menambahkan Lydia di list pertemanan dia, tapi yang paling utama, yaitu untuk memberitahuku.. “Ooooiiiii... bentar lagi gw ultah lohhh”. Untungnya Lydia mempunyai jawaba n yang sangat diplomatis, yang membuat Rega tidak perlu bertanya lebih lanjut.
“email aja gw belom punya Ga, gimana mau punya FS” tukas Lydia santai
Solat Jumat di sekolah berjamaah sudah usai, Lydia juga sudah selesai dengan acara keputriannya. Rega entah dimana, sejak sekolah usai, dia keluar kelas, lalu batang hidungnya gak nampak lagi di depanku. Saat ini aku harus cepat menagih Mario untuk memberitahu tentang konsep pesta kecil apa yang ada di kepalanya. Kalau tidak sekarang, semuanya berarti gagal, karena untuk sebuah pesta bukannya harus di buat terlebih dahulu sebelumnya?? Itu artinya membutuhkan waktu sebelum hari ulang tahun Rega datang. Tapi saat ini Lydia terus merengek untuk segera ke Gading, karena sorenya jam setengah 4 dia masih ada les bahasa mandarin, sehingga aku memutuskan untuk bertemu dengan Mario dirumahnya, sehabis mengantar Lydia ke tempat lesnya.
Tidak sulit untuk menemukan sebuah buku resep masakan di mal ini. Karena ada dua toko buku yang pastinya menyediakan buku resep itu. Sehabis membeli buku dan makan sebentar di food court, aku memutuskan mengantar Lydia lebih awal ke tempat lesnya. Jam 3 saat aku sampai di tempat les mandarin Lydia, itu artinya dia harus rela menunggu 30 menit sebelum kelasnya dimulai, tentunya saat ini dia juga harus merelakan di tinggal sendirian oleh ku. Karena sekarang aku harus menemui Mario di rumahnya.
“Soreee tantee... Mario ada??” kataku ke ibu tiri Mario saat sudah sampai di rumahnya
“yaaaahh... Marionya belum pulang tuh Ton...” ....”kurang tau juga tante, dia pergi kemana, tapi kalau kamu mau nunggu dia, kamu langsung ke kamarnya aja” kata tante Sofia menawarkan dengan ramah
“hmmmm... gak deh tante,,, aku cari aja Marionya”
“Lohh,, emangnya kamu tahu Mario ada di mana sekarang??”
“Gak tahu sihh,, tapi aku coba carii aja deh...”yasudah,, aku pamit yahh tantee” kataku permisi meninggalkan rumah itu.
“Yaahh... hati-hati Tonn...”
Sebenarnya aku gak tahu sama sekali di mana Mario saat ini berada, tapi karena sekarang hari Jumat, maka tidak sulit untuk menemukan Mario jika sore hari tidak ada di rumah. Seperti biasanya, pasti dia menyambangi makam ibu dan adiknya. Akhirnya aku putuskan untuk segera ke komplek pemakaman, dimana Mario pernah mengajakku untuk mampir. Sebenarnya aku masih bingung di mana letak pastinya makam ibu dan adiknya Mario berada, ketika di ajak ke makamnya dulu, aku hanya sebatas mengobrol dengannya di taman sebelum memasuki areal komplek pemakaman. Selama ini yang aku tahu hanya sebatas komplek pemakamannya, dan kebiasaannya ziarah makamnya di hari Jumat.
Sekarang aku sedang duduk di sebuah taman, persis di tempat duduk ketika Mario dulu mengajakku. Akhirnya aku putuskan menghubunginya lewat ponsel, hanya untuk memberitahunya, kalau aku ada di komplek pemakaman ibunya dan sedang mencarinya.
“Yoo... dimana?? Gw ada di makam ibu lu??” msg sent
“Lu dimananya ton?? Untung lu sms sekarang... hampir aja gw gas motor buat pulang” msg received
“di taman,, tempat yang dulu, lu ajak gw” msg sent
“okee... tunggu disana, jangan kemana-mana” msg received
Tidak berapa lama sebuah Rx King hitam datang membawa pemiliknya, yang segera menghampiriku.
“Lu pain ke sini Ton” tanya Mario
“nyamperin lu lahh”
“tau dari mana lu... gw ada disini??”
“insting aja,,, dulu kan lu pernah cerita... tiap Jumat pasti lu kesini,, makanya pas ke rumah lu, elunya gak ada.. gw langsung aja cari kesini”
“hahahaa,,, nekad bener,,, bukan sms aja dulu, tanya gw dimana... lagian lu ada apaan ampe nyamperin ke sini”
“yeeeee... pura-pura bego... kan lu udah janji buatin konsep pesta kecil buat Rega”
Untuk sesaat Mario hanya diam dan menghela panjang nafasnya.
“Lu serius mau buatin pesta kecil buat Rega??” tanya Mario serius
“iyalahhh,, emang kenapa??”
“gak apa-apa sihh,,,, tapiiiii.......” jawab Mario lalu memutuskan untuk tidak melanjutkannya
“tapii apaan yo??”
“Gak ada,, Cuma, gak sayang apa duitnya buat bikin surprise party ke orang yang baru lu kenal??”
“lu ngomong apa sihh... dia kan sahabat gw... sama kaya lu... mungkin kalau saat ini lu yang ulang tahun, kerepotan gw ini yah buat lu... buat bahagiain lu.. sahabat gw” jawab ku santai
“Makasihh yaah Ton buat kata-kata lu barusan... sekarang gw tambah yakin, lu emang orang yang tepat buat di jadiin seorang sahabat” kata Mario yang secara tiba-tiba memegang kedua pundakku dan menatap tajam ke arahku
“iii...iyy..yaaa” kataku sedikit gugup sambil melepaskan tangannya dari pundakku
“yodahh... kita cari kadonya aja dulu, soal pesta, lu cukup beli cake aja.. ulang tahun dia kan hari minggu, kita bisa kasih kejutan ke rumahnya pas jam 12 malam” ....”lu udah putusin buat beli kado apa??” kata Mario
“hmmm... menurut lu apa Yo??”.....”kemarin kayanya lu kan paham banget selera Rega”
“yodah... ikutin gw aja yukk”
Pukul 4 sore saat aku dan Mario meninggalkan areal komplek pemakaman, lalu menuju rumahku lebih dulu. Mario menginginkan untuk menggunakan satu motor saja, agar gak selisih jalan nantinya saat di perjalanan.
“Lu punya foto Rega??” tanya Mario saat di rumahku
“adaa...bentar yah gw ambil”
“yang dia sendirian sih belum ada,, kalo yang ini gimana??” kataku sambil menyerahkan foto aku dan Rega saat baru selesai bermain wahana niagara di dufan tempo hari.
“hmmm... kayanya sih bisa” kata Mario dan lalu mengajakku untuk segera naik ke motornya
Mario memberiku ide agar memberi Rega sebuah karikatur dirinya, jadi saat ini kami menuju daerah pasar baru untuk membuatnya. Semoga saja bisa selesai tepat waktu, karena besok sore karikatur itu harus sudah di bungkus sebagai hadiah Rega. Mario juga menawarkan diri untuk turut menyumbang dalam rangka mempersiapkan kado dan surprise kecil ulang tahun Rega.
Jalan raya Jakarta di Jumat sore benar-benar membuatku hampir stress karena macetnya. Perjalanan yang harusnya di tempuh sekitar 40 menit, menjadi 30 menit lebih lama. Hasilnya aku dan Mario sampai di pasar baru hampir jam 6 sore. Setelah sampai dan mencari tempat parkir, segera kami sambangi satu per satu deretan galeri seni kecil yang ada di pinggir jalan di sekitaran pasar baru itu. Hampir rata-rata dari mereka menyanggupi untuk dapat menyelesaikannya esok sore, tapi dengan harga yang tentunya berbeda dari biasanya. Wajar saja, karena katanya untuk membuat satu karikatur, biasanya mereka mengerjakan dalam waktu 2 hari. Dikarenakan banyaknya pesanan yang ada, untuk membuat prioritas kami diperlukan sedikit ongkos tambahan. Memang ternyata semudah itu untuk membuatnya selesai tepat waktu, tapi sayangnya harganya membuat kami harus lebih giat merayu agar mendapat harga yang sesuai dengan kantong kami.
“pak satuu orang doankk kok yang di buat karikatur,, masa harganya gak bisa turun lagi??” kata Mario menawar
“gimana yahh dik, masalahnya itu kamu urgent, jadi ada ongkos tambahan... buat kopi entar begadang lahh istilahnya” kata penjaga galeri
“yaahh... si bapakk... kita aja ini udah patungan masih kerasa berat... kalo segitu bisa seminggu saya gak ke kantin pak” tukas Mario
“emang yang mau di buatin karikatur siapanya kalian sih??”
“dia itu sahabat kami pakk, dia ulang tahun, makanya kami mau buatin karikatur plus surprise kecil buat dia...”.....”hayolaah pakk,,, buat kami punya kesempatan supaya bisa kasih yang spesial untuk sahabat kami” kata Mario tidak menyerah merayu
“kalian sahabat yang baik ternyata.. beruntung sekali dia ini” kata penjaga galeri sambil menunjuk tampang Rega di foto yang di pegangnya.
“yaudahhh.. untuk kalian...karena baik, saya kasih harga normal dehh,, tapi jangan bilang siapa-siapa yahh, saya kasih harga reguler ke kalian” lanjutnya
“sipp paakk” kata Mario sambil menunjukkan jempolnya
Setelah tawar-menawar yang hebat antara penjaga galeri dan Mario, aku memilih figura yang kira-kira sesuai dengan tema karikaturnya. Di karikatur yang akan di buat, Rega akan mengenakan pakaian ala tae kwondo dengan sebuah piala berbentuk gelas di kepalanya. Urusan tawar menawar memang Mario tidak perlu disangsikan lagi. Kepiawaiannya sudah lulus uji.
Setelah selesai dengan urusan karikatur kami memutuskan untuk segera pulang karena sudah lewat dari jam 7 malam saat ini, besok kami masih harus ke sekolah. Dijalan kami sempat mampir di warung pecel lele, karena aku dan Mario rasanya sudah sangat kepalaran. Alhasil aku sampai di rumah sudah jam 9 lewat, rasanya ingin cepat-cepat aku melepaskan seragam sekolah ini, dan mandi lalu tidur.
“Yoo... mau mampir gakk.. tapi ini basa-basi lohh, soalnya udah malem... hahahha..” kataku saat sudah sampai di rumah.
“hahaaha... lagian siapa juga yang mau mampir.. pikiran gw sekarang itu cuma mandi” kata Mario
“yodahh sanaa pulang, hati-hatii di jalan yaah” kataku sambil berjalan masuk pagar rumah
“ehh,,, tunggu Ton.. “ kata Mario yang membuatku kembali menghampirinya
“ada apaan??”
“soal yang tadi di makam”....”lu serius,,, kalo seandainya saat ini gw yang ulang tahun, lu bakalan serepot ini juga??” tanya Mario serius
“iyalahh.... lu itu sahabat terbaik yang pernah gw punya” kata ku sambil tersenyum ke Mario
“Makasih yah Ton”...”gw harap sikap lu gak berubah, walaupun suatu saat nanti, mungkin ada kenyataan yang berusaha merubahnya” kata Mario dengan senyum, tatapan dan maksud yang belum aku mengerti.
Bersambung.....
jika memang bisa berarti emang harus instal ulang
aku pernah kejadian soalnya gak bisa posting pake mozilla, tapi bisa pake yang lain. Akhirnya aku instal ulang plus history ama markah nya harus dibersihin total
@adam08 nantikan kejutannya yaah.... Anyway gw kira udh bebas revisi dari lu,, gak taunya matanya si @trinity93 matanya hari ini dahsyat.. seneng dah ada kalian yg bisa jdi pembaca sekaligus editor :P ...
Pretty much thanks for u all, and have a good boys nights out
razia kamar? fx loveometer masih berasa ya bro, jd parno gt O:-)
jd makin penasaran, ada apa dengan Rega & Mario dulu )