It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Yoedi .... aku ga posesif bila bersamamu, msh ketulungan lah .... wkwkwkkwkwk
Kini VCD sudah selesai di setting, tinggal masukkan kasetnya. Setelah tombol play ini, film akan kami tonton.
"Lu seneng amat sih yo film kaya ginian" tukasku
"Seru tauu... Ceritanya tuh gak kaya sinetron"
Malam itu mario membawa VCD serial drama amerika Dawson's Creek. Sebenarnya aku sudah pernah menontonnya di televisi sewaktu aku SMP. Yah serial ini kan sudah ditayangkan waktu aku baru lulus SD. Entah apa alasan mario, baru menontonnya sekarang.
"Lu emang belom nonton yoo?" Kataku mulai bosan dengan serial yang sedang diputar.
"Udah.. Dulu kan di TPI, tapi gw gy pengen nonton lagi" katanya
"Lohh kenapa?"
"Mau liat katie holmes doank sih. Makanya gw bawa episode ini" kata mario
"Bentar yahh..." Lanjut mario sambil nyengir
Sekitar 1 jam kemudian, serial itupun usai. Jam 11an saat ini. Perut mario tiba-tiba bunyi "kriiuuuukk".
"Lu laperr yoo" kataku menahan tawa
"Hehee iyaah"
"Yukk ke dapur.. Kali aja masih ada makanan" tukasku
Sebenarnya tadi aku sudah menawarinya makan malam, tapi dia menolak, katanya baru makan dirumahnya. Makan malam dikeluargaku sendiri jam 7 malam. Dan sekarang memang aku juga sudah lapar lagi.
Didapur kami mencari makanan ke tiap sudut, padahal pas buka lemari makan, lauk sudah bersih, tinggal tumis kacang panjang yang sepertinya siap untuk dibuang esok pagi, karena baunya yg kelihatannya sudah mulai basi. Aneh memang kebiasaanku ini, padahal sudah tau tidak ada lauk yang tersisa, tapi masih saja mencari di tiap sudut dapur, didalam kulkas, di bawah tudung saji. Yang semuanya aku buka berkali-kali. Mario hanya duduk saja di kursi makan dengan tangan menopang dagunya di meja, menyaksikan keriwehan yang aku lakukan.
"Tigaa" kata mario tiba2
"Eh, apanya yang tiga dah?" Tukas ku
"Lu yang tiga!! Udah tiga kali lu buka2 kulkas, inii itu... Tetep ajalah makanan gak bakal jadi ada" kata mario bersungut
"Hehee... Iyaa.. Maap.. Kebiasaan" kataku
"Yodah sini gw liat isi kulkasnya" kata mario, sambil bangkit ke kulkas
Dikulkas, mario mengeluarkan beberapa bahan makanan, seperti telur, sayuran pelengkap beku, saos tomat, saos pedas, cabe, bawang merah, dan bawang putih. Lalu membuka lemari makan mengambil mie goreng instant.
"Mau buat apa yo?" Tanyaku
"Liat aja tarr.. Special pokoknya... Lu tolong iris ini tipis2 yaahh" kata mario sambil menyerahkan bawang merah dan putih, serta 2 cabe merah
Mario memasak dengan hebohnya. Dan masakan special mariopun selesai. Mie goreng yang dibuat mario lebih mirip spageti yang disiram saos pasta. Bedanya ini mie bukan pasta, dan isi saosnya telur orak arik serta sayuran pelengkap jagung pipil dan kacang polong bukan daging cincang yang biasanya ada di saos pasta.
Rupanya mario lumayan pandai memasak, itu artinya aku akan sering-sering makan enak seperti ini.
"Enak yoo,, belajar masak dimana?" Tanyaku
"Coba2 aja.. Pertamanya iseng, tapi jadi keterusan, setelah nyokap meninggal, gw sempet mandiri sebelum bokap kawin ama ibu tiri gw" tukas mario
"Emang dulu lu gak pake pembantu?" tanyaku
"Dulu ada dari yayasan, tapi sempet bermasalah. Papah gw berlayar, gw sendiri dirumah ama pembantu. Pas gw pulang sekolah, gw pergokin dia ma pacarnya di dalem kamar lagi mesum, trus gw laporin aja ke yayasannya. Setelah dia di pecat bokap. Sempet berbulan2 susah dapet pembantu, ehh, keterusan deh ampe gw dapet ibu tiri gak pake pembantu" kata mario menjelaskan
Aku hanya manggut-manggut sambil menikmati mie goreng special yang dibuat oleh mario. Rasanya benar-benar enak. Setelah makan dan gosok gigi untuk kedua kalinya. Kami menuju kamar.
"Yooo... Jangan dimatiin!!" Kataku sambil menyalakan lampu kamar
"Kenapa sih? Kan enakan tidur gelap.. Gak bisa tidur gw kalo nyala lampu" kata mario
"Gw gak bisa tidur kalo gelap"
"Emang kenapa? Takuutt??" Kata mario
"He eh" kataku manggut
Mario tetap mematikan lampu dan langsung menyeretku ke tempat tidur, tanpa sempat aku menyalakannya lagi.
"Ayoo sinii tidur.. Merem aja pasti bisa tidur deh, lagian tidur lampu nyala gak baik buat mata" kata mario sambil menyeretku ke kasur
Akhirnya aku mengalah, berbaring ditempat tidur, mencoba tidur dalam keadaan gelap gulita. Hanya AC kamar yang dapat kurasakan, selain itu hanya kegelapan. Ku coba untuk memejamkan mata sekitar 30menit, tapi tetap saja tidak bisa. Ada perasaan gak tenang saat memejamkan mata dalam keadaan lampu mati seperti ini. Aku perhatikan dari gerakan nafas di punggung mario sepertinya sudah tertidur, tapi aku memutuskan untuk mencoba ijin menyalakan lampu.
"Yoo"
"hhmm"
"Nyalain yah lampunyaa" pintaku
"Jangaan" kata mario mengantuk
"Gw takuutt.. Boleh yaah" kataku memohon
Tiba2 mario berbalik berhadapan denganku, lalu tangan kirinya memeluk tubuhku lemah
"Merem aja, gw udah dideket lu, gak bakal ada apa2" kata mario yang sepertinya sudah sangat mengantuk
Aneh!! Ketika mario tangan kiri mario berada di atas tubuh. Ketenangan langsung bisa kurasa. Dengan mudah aku bisa tidur. Yah... Bukan pertama kalinya mario bisa menenangkanku, tapi ini kali pertama, dia menenangkan dengan pelukannya.
Ketika pagi, aku lihat mario udah gak ditempat tidur padahal baru jam 6 pagi, kemana dia? Aku susuri tangga menuju ruang bawah, ada suara berisik didapur. Haah!! Mario gy bantu ibu di dapur??
"Lohh bu? Mario kok disini? Tanyaku heran
"Iya nii.. tadi dia turun dari kamarmu, eh..liat ibu cuci piring bekas kalian makan semalam"..."Trus ibu tanya.. Emang kalian masak apa? Kok ampe alat masak banyak banget yang dipake"..."Emang bisa masak?" Jawab ibu menjelaskan, sementara mario sibuk mengiris sesuatu dengan memakai celemek layaknya koki handal
"Teruss? Ibu minta bantuin masak gitu?" Kata ku
"Enakk aja, ibu kan gak kejam gitu.. Mario yang nantangin.. Mau buat apa? trus maksa buat bantu, padahal ibu tadi cuma becanda... Nantang dia buat bakwan jagung" jawab ibu
"Iyahh ton.. Gw yang maksa, lagian semalem kan lu udah bilang.. Masakan gw enak, sekarang biar ibu lu donk, rasain masakan gw".."Iya kan tann" kata mario sambil tetap sibuk memotong dan menguliti udang.
Tiba-tiba ayah keluar dari kamar
"Lohh.. Ada apa inii?".."Kenapa mario disuruh masakk bu?" Tanya ayah
Lagi-lagi ibu harus menjelaskan seperti tadi. Ayah malah langsung tertarik dengan rasa masakan mario, yahh.. Karena ayah memang hobi makan. Akhirnya pagi itu aku dan ayah ikut membantu mario dan ibu memasak bakwan jagung special buatan mario. Senang rasanya mempunyai sahabat sekaligus keluarga seperti mario, dia sudah dekat dengan keluargaku sepertinya.
Akhirnya bakwan jagung buatan mario sudah jadi, ditambah tumis sawi buatan ibu. Semuanya enak, terutama bakwan jagung buatan mario, yang berkali-kali mendapat pujian dari ayah dan ibuku. Bakwan jagung udang special dan tumis sawi. Itulah menu sarapan kami di minggu pagi ini.
Ah!!! Rasanya untuk menyerah saat ini gak mungkin, sudah hampir di ujung pembuktian ke ibu, kalo aku memang sanggup untuk menjalani ekskul ini. Tapi harus kemana aku harus mencari uang sebanyak itu, didompet uangku sisa 200ribu, itu juga hasil sisa dari pembayaran biaya diklat yang akan aku gunakan untuk membeli makanan kecil dan mie instant untuk disana.
"Hoiiii" tiba-tiba rega membuyarkan lamunanku pagi itu di kelas.
"Haddeeeh!! Rese amat,, kaget tauu"
"Lagian dari tadi di panggil.. Dieeem aja!! Gw kagetin aaja sekalian!! Bengong mikirin apaan sih?!" Tanya rega
"Gak mikir apa-apa.. Cuma lagi bingung aaja gaa" kataku
"Gak mikir apa-apa? Tapi lagi bingung?!!? Aneh dah lu.. Itu namanya ada yang dipikirinn!! Ada apaa sih? Ampe bengong gituu" selidik rega
"Ituu ga.. Sabtu gw mau diklat repelam, tapiii,.. Kan lu tau sendiri.. Gw diem-diem ikut repelam.. Nah, tar sabtu gimana berangkatnya.. Trus blom lagi alat-alatnya.. Alesan gw apa yahh buat minta duit sebanyak itu?!?" Kataku
"Oo.. Gituu.. Yodah pikirin satu-satu dulu yaahh... Dari alat aja deh..!! Emang berapa lu butuh uangnya?" Tanya rega
"Sekitar 500ribu gaa" kataku lesu
"Wuuiihh.. Banyak amattt,, buat beli apa aja tuuh?!"
"Keriil, sleeping bag, matras" kataku
"Hmmmm.... Gw tauu harus gimana"
"Gimana gaa?"
"Sewa ajaa.. Pasti lebih murah" jawab rega
"Emang ada gaa??! Tanyaku berbinar
"Adaaaaa... Bentar gw telpon temen gw, tanya tempatnya dimana" tukas rega lalu menelpon temannya
Setelah rega menelepon, dengan semangat dia menceritakan hasilnya kepadaku
"Tooonn!! Murah bangett.. Di daerah rawamangun ada penyewaan alat kemping gitu.. Tdi sih kata temen gw.. Untuk keril cuma 30 ribu, matras ama sleeping bag 15 ribu.. Jdi lu cuma perlu 60ribuan buat sewa perharinya" tukas rega semangat
"Anter gw mauu gaa? Tanyaku
"Pastilah gw anterr.. Tar balik sekolah kita langsung kesana"
Akhirnya satu masalah lenyap, tinggal gimana caranya supaya sabtu pagi bisa pergi.
Jam sekolah hari ini sudah berakhir, segera aku sms mario, seperti biasa. Aku main kerumah rega. Setelah itu aku dan rega pun ke tempat yang dimaksud, dengan motor rega.
Beruntungnya aku alat-alat yang aku inginkan ada semua, uang sudah aku bayar, sekarang uangku tinggal 80ribu. Itu untuk membeli snack 50ribu, dan 30ribu peganganku disana. Semoga perjalanan diklatku lancar.
Ah!! Hari memang benar-benar berjalan cepat, sekarang sudah jumat saja. Dan alasan buat besok belum juga bisa aku fikirkan. Disekolah tadi benar-benar fikiranku tidak bisa digunakan untuk belajar. Fokusku hari ini adalah mencari alasan.
"Gimana nii ga?" Tanyaku ke rega ketika kelas usai
"Gimana yah ton.. Perginya besok pagi sih.. Klo sabtu sore mungkin lu bisa bilang nginep di tempat gw" tukas rega
Akhirnya pembicaraan kami di akhir kelas itu tanpa solusi buat besok. Diperjalanan pulang bersama mario, aku hanya diam dan tidak bisa berfikir lagi. Benar-benar buntu untuk saat ini. Mario menganggap diamnya aku hari ini, hanya karena capek dan gak enak badan.
Malampun tiba. Saat dimeja makan aku putuskan untuk bicara jujur ke ibuku nanti setelah makan. Yah aku akan jujur.
Ketika sedang makan, ada sesuatu yang rasanya sangat asing dimulutku. Oh.. Tuhan!! Aku baru saja makan lengkuas, bumbu masak yang menyaru bersama semur daging buatan ibuku. Dengan cepat aku berlari ke wastafel untuk memuntahkannya. Saat memuntahkan lengkuas itu, langsung terbesit untuk memanfaatkan kejadian tersebut.
"Kenapa toon?" Tanya ibu melihatku muntah
"Gak tau buu, dari siang aku pusing, gak enak badan, kayanya besok aku istirahat dulu dirumah" pintaku ke ibu
"Yasudah, besok istirahat saja dulu. Gak usah sekolah dulu. Besok biar titip surat sakit saja ke mario pas dia kesini buat jemput kamu. Sekarang kamu istirahat saja, habis makan, ibu antar kamu ke klinik Dr. Yadi" tukas ibu
"Gak usah ke dokter bu, aku paling cuma butuh istirahat aja, tar mario aku sms aja, biar dy gak usah kesini dulu. Surat sakit tar disusul aja. Aku kenal baik kok ama sekretaris kelasku. Pasti dia mau bantu" kataku ke ibu
"Yasudah.. Kamu istirahat dulu sana dikamar" kata ibu menyuruhku
Padahal perutku masih lapar, dari istirahat aku belum makan nasi, kepikiran masalah besok, pas pulang sekolah gak ada nafsu buat makan. Baru malam ini makan beberapa suap, sudah salah makan, akhirnya muntah. Tapi kalo diteruskan, nanti akan membahayakan akting sandiwaraku. Pengorbanan memang perlu kan?. Akhirnya malam itu aku sms mario.
"Yo, bsok lu gak usah jemput gw dulu. Gw sakit, bsok gw mau ijin dulu gak sekolah" msg sent
"Ooh... Okeiii.. Cepet sembuh lu" msg received
Aku menarik kantong hitam dari kolong tempat tidur, didalam plastik besar itu ada keril, matras, dan sleeping bag. Saatnya sekarang menyiapkan peralatan. Senter dan baju olahraga, peralatan mandi, serta snack aku sudah siapkan. Tinggal menyusunnya dengan rapih dan berangkat besok pagi.
Pagi ini aku bangun pukul 7 pagi. Karena memang waktu berkumpul di sekolah jam 9 pagi. Lebih baik sekarang mandi dulu, setelah itu bersiap-siap dan meninggalkan memo untuk ibu, sebelum ibu pulang dari pasar.
Setelah mandi aku menulis memo dan menempelkannya di pintu kulkas dengan bantuan magnet karakter yang ada di kulkas. Aku menulisnya seperti ini, setelah percobaan gagal di beberapa memo.
"Dear ibu... Maafin toni udah bohongin ibu, hari ini toni gak ke sekolah bukan karena sakit, tapi ada pendidikan di ekskul repelam, selama ini toni sengaja diam-diam, buat nunjukkin ke ibu, kalo toni bisa juga seperti anak lainnya, toni pulang ke rumah besok sore. Jadi ibu jangan terlalu khawatir yaah"
Setelah aku tempel memo itu, jam 8 aku menuju kesekolah. Disekolah suasana sepi, karena yang lain sedang berada dikelas. Hanya di depan sekret repelam yang ramai dengan anak-anak anggota repelam yang akan diklat hari ini. Semoga aku langsung lulus di diklat pertama, jadi gak perlu ikut diklat susulan di bulan depan.
Jam 9 tepat kami berangkat menuju bumi perkemahan cibubur dengan menggunakan mobil angkatan laut yang disewa oleh senior atau biasa disebut tronton. Dalam perjalanan 2 sms dan 1 telpon masuk ke handphoneku. 2 sms yang datangnya hampir bersamaan itu dari rega dan mario
"Semangaatt toniiii.. Tunjukkan kejantananmuu... Hehehee" (Rega)
"Thanks gaa... Buat bantuannya, buat semuanya" msg sent to rega
"Sippp!!!" msg received (rega)
"Tadi ibu lu telpon gw, jelasin semua buat hari ini.. Nekad bener sih jadi anak.. Yasudah lahh.. Lu hati2 disana.. Tunjukkin kalo lu emang pantes di ekskul itu" (mario)
Bukannya aku gak mau balas sms dari mario, tapi pas sms rega tadi, ternyata itu pulsa terakhirku. Setelah itu ibu menelpon. Mewanti-wanti agar aku berhati2 disana. Panjang lebar, yang membuat aku jengah dengan pandangan teman seangkatan ku di repelam.
Akhirnya kami sampai di buper cibubur. Sesampainya di cibubur, ternyata senior yang tadinya baik hati menjadi buas, termasuk si kriboo. Makanan dan snack yang kami bawa semua di rampas, kami hanya boleh makan yang disediakan oleh panitia. Handphone juga disita. Kami semua yang diklat bena2 kehilangan hiburan.
Diklat sehari semalam ini berjalan dengan lancar, walaupun aku sempat kewalahan ketika harus merayap didalam lumpur. Bahkan aku sempat memakan cacing tanah hidup2 dan daun yang direbus tanpa bumbu dengan menggunakan kompor parafin ditiap kelompok yang telah dibagi saat tahap survival.
Di akhir diklat saatnya pengumuman tentang siapa saja yang lolos di diklat pertama. Ternyata semuanya lolos. Itu artinya gak akan ada diklat susulan. Akhirnya aku menjadi anggota repelam.
Bersambung....
Sini sayang .... Biarin aja Mario ma Toni betengkar, yg pntg kita rukun2 aja yah .... :P
ayo .... ajak Radit yuk ...!!! Biar Rendi tmbh dongkol setengah matang ....
Lanjut aja deh
Sudah dua minggu ini aku gak pulang bareng mario, hanya berangkat saja yang bareng, lagipula motor ku akan turun minggu depan, jadi gak akan bermasalah lagi kalo pulang sekolah. Memang rega selalu menawarkan untuk mengantarkan, tapi aku gak enak sama dia, rumahnya gak searah, kasian kalo harus anter aku ke rumah dulu. Lagipula aku kan cowo, harus mandiri, gak boleh ngeluh, cuma karena angkot yang panas. Toh biasanya aku juga pulang naik angkot dari sekolah, sebelum kenal ma mario.
Yahh.. itulah yang ada difikiran ku sekarang, otakku memaksa logikaku untuk berfikir lebih logis. Mario itu cuma sahabat, masa aku kehilangan begini kalo dia lagi sama dina. Tapi rasa kehilangan itu bukan seperti ini. Yang seperti ini lebih mirip rasa cemburu. Rasanya seperti baru melihat gebetan lagi jalan ma orang lain. Yahh mirip seperti itu. Ada apa denganku?!?
Sabtu siang ini sepulang sekolah harusnya ada latihan repelam. Hari ini jadwalnya latihan wall climbing. Apalagi ini sudah mau musim pertandingan, ekskul ku harus mengirim peserta ke ajang lomba papan panjat dinding itu. Tapi latihan dibatalkan, padahal aku sudah ijin pulang telat sama ibu, karena latihan repelam. Lagipula jarang-jarang ibu kasih uang jajan lebih kaya gini, kalo aku pulang pasti dipinta lagi duitnya, gara-gara gak jadi latihannya.
Akhirnya aku putuskan untuk jalan-jalan ke mol kelapa gading. Karena memang mol itu saja yang letaknya gak terlalu jauh dari sekolahku. Jaraknya hanya 2 kali naik angkot, itu juga jaraknya dekat, kira-kira 30 menit dari sekolahku. Rencananya aku Cuma mau nonton di 21, ada film Titik Hitam yang kelihatannya bagus. Aku baru lihat thillernya kemarin, aktornya Wingky Wiryawan. Entah kenapa kalo dia yang main, aku selalu ingin nonton, gayanya cuek, tapi asik aja diliatnya.
Setelah berjibaku dengan keringat, akhirnya aku sampai di mol kelapa gading. Langsung menuju 21 untuk membeli tiketnya, supaya nanti gak pulang kemaleman. Akhirnya aku dapat juga tiketnya, tapi yang tayang jam 16:45, ini artinya aku akan keluar studio sekitar jam 7 malam. Untungnya jarak dari mol kerumah hanya 15 menit dengan jalan kaki.
Sekarang masih jam 3 sore, masih sekitar 2 jam lagi film ku diputar. Akhirnya aku memutuskan untuk makan dulu. Memang aneh kalo dilihat orang, ada yang mencari hiburan sendirian di mol. Untuk anak seumurku rasanya janggal, tapi gak bagiku, aku sudah terbiasa selalu sendiri dari SMP. Ketika sedang asik makan, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundakku. Ternyata mario bersama dina.
“hayooo... ama siapa??” tanya mario
“sendirian yoo”
“loh,, kok sendirian,, emang rega kemana” tanya dina
“dia ada latihan tae kwondo dinn” jawabku malas
“kita duduk sini yahh” kata dina
“ooh,, yaudah duduk aja” jawabku
“yodahh yangg,, aku pesen dulu yahh, kamu disini aja,, kamu mau makan apa?” tanya mario ke dina, yang membuat ku kesal entah kenapa. Mungkin karena biasanya aku yang ditanya seperti itu... “ton.. mau makan apa? Biar gw aja yang pesen.. lu tempatin bangku” seperti itu biasanya mario menawariku. Simpel memang, gak ada yang istimewa, karena memang tempat kami biasa makan di warung ayam bakar mang dudung, selalu ramai, jadi perlu satu orang yang jaga bangku. Tapi tetap saja, bikin aku dongkol, karena gak ada basa-basinya menawari aku. “mau nambah apa ton?” gitu kek. Tapi kayanya gak bakalan itu terjadi.
Gak berapa lama mario datang kearah meja kami, membawa nomor meja, rupanya makanannya harus di tunggu lebih lama, jadi akan diantar nanti oleh pelayannya.
“belum yah yo makanannya? Kataku
“belum... nanti diantar 15 menit” tukas mario
“yodah,, niih lu mau coba kentang gw?” kataku menawari mario kentang gorengku yang hanya sisa beberapa
“gak dehh,, makasih” kata mario senyum... “tapiii masa gw doang yang ditawarin... dina gak??” lanjut mario
“apanya yang mau ditawarin!!! Udah abis kalii” tukasku ketus, sambil membunang bungkusan tempat kentang goreng yang sebenarnya masih tersisa beberapa, ke atas piring.
Aku sempat melihat mimik muka dina yang langsung aneh, terlebih-lebih wajah mario yang kaget, saat aku tiba-tiba ketus seperti itu ke dina. Sebenarnya aku juga gak tau kenapa tiba-tiba bisa ketus seperti itu. Ada rasa kesal ke dina yang tidak bisa aku tahan, entah apa salah dina, aku juga gak paham. Sejenak suasana meja menjadi canggung. Masing-masing beku karena berfikir kejadian yang cukup membuat kami hening seperti ini. Tapi mario mencoba mencairkan suasana seperti tidak pernah terjadi apa-apa.
“Oiia tonn... gw masuk mading lohh... pokoknya gw mau memajukan mading sekolah, jadi media informasi yang bakal berguna bagi anak-anak lain” kata mario semangat
“wiihh,,, bagus tuhh.. jadi gak sabar pengen tau hasil tulisan lu kaya gimana? Kataku
“kalo itu mah pasti bagus.. kan ada lu yang udah pengalaman nulis” kata mario
“idiihh maksudnyaa??” kataku pura-pura keberatan membantu
Percakapanku dengan mario, sukses membuat dina bete, karena merasa gak di anggap. Untungnya kebetean dina terobati dengan pesanan makanannya yang datang tepat bersamaan keluarnya deheman dia.
“Ton.. abis makan lu mau kemana lagii” tanya mario, sementara dina pura-pura sibuk dengan makanannya.
“nonton titik hitam, tapi nantii sih.. gw kebagian tiket yang jam 5 kurang seperempat”
“sama dongg.. gw juga mau nonton film itu ma dina.. nih dapet jam segitu juga” kata mario sambil menunjukkan tiketnya.
Ehh tapi tunggu tiketnya mario G18 dan G19. Melihat tiket mario, membuatku langsung mengeluarkan tiket yang aku beli. Ternyata benar, tiketku bernomor G17. Ohh Tuhannn.. aku mau pulang aja,,, gak usah nonton gak papa, rugi-rugi deh.. ikhlassssss banget!!! Gak suka lihat mario sama dina mesra-mesraan nanti di dalem bioskop. Tapiii alesannya apa gak jadi nonton tiketnya udah dilihat ma mario.
“ehh yoo... kebetulan bangett.. padahal gak janjian yaahh!!!” tukas mario sambil mengambil tiket dari tanganku, untuk lenih meyakinkan matanya.
“iyaahh” kataku lesu
Akhirnya acara makan kami sudah akan kami akhiri. Karena sekarang 15 menit lagi menuju jam 16:45. Yang sama dengan 15 menit lagi aku akan uring-uringan didalam bioskop. Gimana gak uring-uringan, sekarang lihat mario jalan gandengan aja, kayanya udah kesel ampe ubun-ubun. Jawaban yang keluar dari mulutku, semua bernada sumbang ditelinga lawan bicara.
Akhirnya kami semua masuk ke studio 2, tempat kami nonton film itu. Setelah sebelumnya mario membeli popcorn dan cola. Kalo aku??? Aku gak suka makan snack di dalam bioskop, rasanya hanya akan mengganggu konsentrasiku untuk tiap adegan yang ditayangkan.
Film pun diputar. 10.... 15.... 20.....30 menit film sudah diputar, tapi aku tetap gak bisa menikmati filmnya. Apalagi klo lihat dina yang disebelah mario, langsung meluk mario, tiap adegan seram dari film itu muncul. Tapi akuu???? Aku tetap gak berekspresi... entah film ini kurang penjiwaan dari aktor yang memerankan, atau aku yang gak terlalu memperhatikan film, karena sibuk memperhatikan dina, sehingga tiap adegan, dari lucu, seram, dan romantis gak bisa aku nikmati.
Gak disangka, entah menit keberapa dari film itu, tangan mario tiba-tiba menggenggam tanganku. Aku yang kaget langsung melihat ke arahnya, mencoba mencari tahu, apa maksudnya? Salah genggam atau apa?? Tapi gak mungkin salah genggam. Posisi duduk mario ada di tengah, diantara aku dan dina.
“Dinginnn tonn... “ kata mario, yang secara gak langsung udah menjawab pertanyaan di otakku.
“He eh” jawabku sambil senyum, dan menggenggam jemarinya yang memang sepertinya kedinginan.
Seketika itu dengan anehnya rasa rungsing dan pundung di benakku, hilang seketika, lenyap begitu saja, bersamaan dengan genggamannya. Adegan spooky di film itu juga udah sedikit berkurang, tinggal adegan romantis yang tiap adegannya baru dapat aku nikmati.
Baru kali ini aku menonton bioskop, dengan harapan filmnya akan diputar dobel 2 kali. Konyol sekali fikiran ini. Padahal mario udah biasa pegang tanganku, tapi kenapa baru kali ini, rasanya gak mau aku akhiri, berharap banyak pada waktu, agar memperlambat langkah mereka.
Dengan rasa kecewa, ternyata waktu tetap berjalan sebagai mana mestinya. Sekarang film titik hitam sudah selesai... tamat... so my... ends up with random feeling. Dan mariopun melepaskan genggamannya bersamaan dengan terangnya lampu di dalam bioskop. Kami menunggu sengaja menunggu agak lama, sampai studio agak sepi, karena sangat tidak menyenangkan berbondong-bondong keluar bersamaan dengan semua orang. Aku pernah beberapa kali, kaki ku terinjak, karena keluar bersamaan dengan orang-orang itu. Setelah agak sepi, kami bertiga menyusuri tangga untuk pulang. Lebih tepatnya untuk aku pulang, karena bagi orang yang berpacaran malam minggu terlalu sore untuk di akhiri jam 7 malam bersama pacar.
“habis ini kalian mau kemana?” tanyaku yang mulai reda kesalnya
“pulang tonn... gw ditunggu papah dirumah” kata dina
“emang lu mau kemana lagi ton??” tanya mario
“pulang juga.... mau tidur gw,, ngantukk” jawabku
“ooh,, yodah.. kita barengan aja pulangnya” kata mario menawarkan
“emang lu bawa mobil?” tanyaku
“gak sihh,, gw bawa motor.. tapi kan rumah lu deket, palingan 5 menit juga nyampe klo pake motor... gak papa lah betiga aja dulu” kata mario
“ah,, gak usah yoo... karena rumah gw deket... makanya gak usah repot-repot, 15 menit juga nyampe jalan kaki” tukas ku menolak halus
“gak papa yoo,,, bareng kita aja” kata dina ikut menawarkan
“hmmmm... yodah deh.. yukk” ajakku
“nahh gitu dong” kata mario
Akhirnya kami berjalan menuju parkiran motor, untuk pulang ke rumah. Posisi duduk saat di motor, tentu saja aku yang ditengah, gak mungkin dina yang di tengah-tengah. Dia kan cewe, masa harus duduk di apit oleh dua cowo di atas motor, yang tempat duduknya gak seberapa besar. Di atas motor aku duduk sangat menghimpit dengan tubuh mario. Sempit memang, tapi gak papa lahh, toh cuma sekitar 5 menit, salah sendiri maksa, jadinya kan dia harus maju sampe tempat tangki motor Rx Kingnya. Awas aja kalo ampe komplain sempit.
5 menit kemudian aku sudah sampai di depan rumah ku, setelah sebelumnya mengucapkan terima kasih dan menawarkan mereka berdua untuk mampir. Aku masuk ke dalam rumah. Disambut dengannnnnn motor ku yang ternyata sudah keluar dari dealer lebih awal. Akhirnya Jupiter merah aku datang juga. Jadi mulai senin aku gak bakal ketergantungan lagi sama mario, mau dia jemput dina kek, mau seminggu, sebulan. Kayanya gak bakal ada masalah. Terbesit sejenak dalam benakku, siapa cewe yang kira-kira pantas aku antar dengan motor baruku ini. Dia adalah Lydia, teman sekelas mario, yang juga 1 angkatan dengan ku di repelam. Sudah sejak pertama bertemu dengannya aku merasa suka dan cocok dengan dia.
Jam 8:30 malam saat ini, aku sedang makan malam sendirian, setelah sebelumnya mandi dan berganti pakaian. Ayah dan ibu sudah makan malam tentunya jam 7 malam tadi sesuai denga n ritual makan malam yang berlaku di keluargaku. Saat sedang menikmati makan malam ibu memanggil ku.
“toniiii... ada telepon nii dari mario” ibu setengah teriak memanggil namaku dari ruang keluarga
“bilang bu.. aku lagi makann.. suruh telpon 15 menit lagii” kataku setengah teriak juga
Ada saja yang mengganggu kalo lagi asik makan gini. Jadinya aku kan gak menghayati makanan yang masuk ke mulutku kan. Setelah 15 menit, telepon rumahku kembali berdering, kali ini aku sudah bisa menebak siapa yang menelepon. Pasti mario.... tepat sekali dia menelepon, baru aku selesai cuci tangan, sudah nelpon saja. Kalo saja tadi aku gak menyudahi acara makan malam ku, pasti saat ini aku akan bilang lagi “15 menitt lagiiii”.
“haloo yoo, ada apaa?” kataku langsung menebak saat mengangkat telepon.
“yooo?? Gw regaaaaaaa!!!” teriak rega dari ujung telepon sana
“oohh.... sorry.. sorry.. gw kira mario, tadi dia katanya mau nelpon soalnya” jawabku
“Ooohh...”
“ada apa gaa?” tanyaku
“ini tonnn... besok lu ada acara gakk?? Anterin gw yukk” ajak rega
“anteriiinn?? Anterin kemana??” tanyaku
“sepupu gw dateng dari bandung.. mereka minta di ajak jalan-jalan ke dufan, gak enak kalo beduaan doang ama dia” kata rega
“Laaahh.. kenapa gak lu ajak pacarnya mario aja, si dinaa.. dia kan sepupu lu juga kann?” tanyaku
“tau dari mana lu??... dina sepupu gw”
“mario yang cerita”
“oohh.. gak enak tonn kalo ama dina.. ribet orangnya” tukas rega
“hmmm... bolehh deh.. gw juga besok gak ada acara... ehh,, tapii makannya bayarinn yaahh..hehehee” kataku sambil tertawa kecil
“sipppdahhh”.......”oke tonnn sampe besokk yahhh... daaahh” kata rega mengakhiri
“oke... daaaah”
Setelah aku menutup telepon, lansung telpon selanjutnya berdering. Kali ini pasti mario.
“yaa haloo” sapaku
“haloo,, tonii?? Ini gw mario”
“iyahh yoo.. ada apa?” tanyaku
“hmmmm.. gak penting sihh... Cuma mau nanya sesuatu aaja” kata mario
“apaan?”
“tapii janji dulu.. jawab jujur,, dan gak bakal marah kalo gw nanya ini” kata mario
“iyaaaaahh... janjiii... apaaan sihh?” tanyaku penasaran
“hmmmm... tadi lu kenapa dah ama dina?... kayanya sebel banget... ada yang salah yahh?” tanya mario
Ohh Tuhaaaannnn... ternyata mario sadar sikapku yang kelewat ketus ke dina, pacarnya. Mau dijawab apa nii?? Aku juga kan bingung, kenapa tadi aku kaya gitu. Masa mau dibilang “cemburu”!!! heLLLLL noooooo!!!! Bisa-bisa dia anggep aku homo, gay, atau banci lebih parahnya lagi. Masa cemburu ama cowok. Tapi kan dia sahabatku, masa aku gak boleh ngerasa kehilangan perhatian dari dia?
“mau jawaban jujur?” kataku
“iyalahhh.. masa iyah gw nanya buat di bohongin!!” katanya serius
“hmmmm... abis lu gitu sihhh sama sahabatt sendiri” tukasku
“gitu gimana?? Emang gw tadi buat salah yahh?? Maaf dehhh”......”tapii salah gw yang mana??”.....”terusss kenapa yang lu ketusin si dina?? Bukan gw langsung?” tanya mario mendetail
Diam sejenak... berfikir untuk jawaban berikutnya, supaya gak terjebak dengan jawaban sendiri lagi, seperti saat ini.
“yaahh gituu yoo.... lu kalo gak bisa ama dina... ama gw,, ajak maen gw kemana-mana... tapi tadi pagi, lu bilang cuma mau anter dina pulang sekolah.. ehh,, nyatanya ke mol,, nontong gak bilang-bilang” kataku hati-hati menjelaskan
“truusss??.... kenapa ketusin dina?” tanya mario mengincar
“yaahh ituu.. karena gw anggep dina yang udah rebut perhatian sahabat gw!!” .....”emang salah yah??.. klo gw merasa keilangan perhatian dari sahabat sendiri???” jawabku
“yaahh gakk lahh... klo gitu gw minta maaf dehh,,, besok-besok gw bakal adill kasih perhatian,, antara istri tua ma istri mudaa, biar akurrr... hhhahahaaa” canda mario
“tapii gw istri mudanya yaahh... kan muka gw lebih imuttt...hahaaha” kataku
“yeeehhh... lu tuh pretty.. bukann imuttt... hahahaa” kata mario
“Iyahh gw pretty lu cute... makanya kita harus bareng terus.. bcoz together we become pretty cute couple... hahahaa” tukasku
“hahhaaa.. pretty cool kaleeee” kata mario
“haahhaa.. iyahh itu maksud gw...” kataku
Akhirnya telepon malam itu mencairkan suasana yang tadinya sempat canggung. Lumayan lama kami bertelepon, sekitar 30 menit, sebelum akhirnya kami akhiri. Hari ini aku mau tidur lebih awal, karena lelah sekali, seharian di luar rumah membuatku lelah. Lagi pula besok aku mau ke dufan sama rega dan sepupunya. Pasti butuh ekstra tenaga.
bersambung