It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
sama ngebayangin @adacerita ngegerung sambil meluk paha @alabatan
Punten ah @adacerita & @alabatan
semoga cuma april mop.
Smalm cma bth wkt bwt evaluasi dr ja.trnyta w blm lbh baik dr kmaren.
Mf nh,blm update jg.ni lg olahraga pagi ja smbl hunting jajanan maknyos.cuci mata jg.haha.hadeh,muda-mudi'y...jd gamau blik k cikarang..bwahaha
mangga kang
Yg penting dah ceria lagi. kalo memang jodoh ntar kan balik lagi.
ga peduli di garut ato cikarang,
asal ceritanya tetep dilanjut.
@kang ote.haha.epek global warming jd tambh ngajeleto.malm teh bis mnghlangkan kgalawan teh,mkan nasi congclot d jalan patriot,lgsung k cipanas.eh,ada yg nawarin.gopar,goceng ngampar,hahaha
W suka BOT yg pintar masak, asal jgn pake jari keriting aja. BOT manly yg suka masak...!!! Itu salah 1 syarat mutlak jdi pacar w
bingung ya? w juga yg bkin bingung.hehe
wah..ntar w coba tanya pak lurah, dia punya stock gak.hahay
ni w kasih postingan dikit. maaf masih belum maksimal. hehe.
Aku dan Azka sedang jalan-jalan keliling kota Cikarang. Ini hari terakhir dia disini dan besok harus segera kembali ke Bandung. Makanya, ketika dia minta diantar jalan-jalan aku langsung mengiyakan. Aku ajak dia makan di Pujasera Sirkus lalu ke danau Vasa ressidence. Kami berdua menikmati sunset di pinggiran danau sambil makan gorengan.
Ada beberapa orang yang sedang berolahraga disana. Ada yang hanya sekedar lari atau bahkan bersepeda. Suasana disini memang cocok sekali untuk olahraga ringan sembari mengobrol. Makanya tiap sore ada aja muda-mudi yang nongkrong disini.
“besok balik jam berapa Mo?” tanyaku sambil menggigit bala-balaku.
“paling jam 9an.” Jawabnya sambil mencomot tahu isinya.
“yah...popo gabisa nganterin donk..”
“gapapa kali Po.” Katanya sambil tersenyum simpul.
“ntar Popo kalo libur maen ke Bandung ya.” Kataku lagi.
Dia hanya tersenyum lalu memandang jauh ke tengah danau.
“po, momo boleh nanya gak?” tanya dia tanpa menoleh kearahku.
“apa?”
“popo sama Eza temenan dah lama?”
Aku mengerutkan alis. Kok tiba-tiba dia nanya itu?
“napa mangnya?” tanyaku penasaran.
“gapapa. Cuma pengen tau aja”
“oh...gak juga sih. Kita baru kenal sekitar dua bulan lalu.” Terangku sambil mengambil gorengan tempe.
“masa?”
“iya” jawabku singkat.
“tapi kok udah akrab banget ya?”
“hahah. Ya gak tau juga. mungkin kami emang nyocok kali.” Kataku sekenanya.
Dia lalu terdiam. Dia seperti sedang memikirkan sesuatu.
“eza tuh dulu keliatannya orangnya introvert banget ya Po?”
“waktu kapan?”
“waktu ketemu di Citywalk PU. Dia keliatannya dingin banget. beda banget waktu momo liat di rumah..”
“masa sih? Bentar, kok momo jadi nanyain eza sih?” tanyaku penasaran.
“kenapa? Popo cemburu?” tanya dia sambil menoleh ke arahku dan tersenyum.
“heheh” kataku garuk-garuk. Wajar kan?
“popo juga keliatannya deket banget sama ibunya.” Katanya lagi.
“ya..mungkin karena kita punya hobi yang sama.” Sergahku.
“masak?” tanya dia.
Aku hanya mengangguk.
“menurut momo, seorang cowok kalo punya hobi masak tuh keliahatan aneh gak?” tanyaku.
Dia lalu menoleh kearahku. Kadang aku suka diledek sama teman-temanku karena hobi masakku. Bahkan keluargaku juga. entahlah, kenapa aku bisa merasa senang sekali ketika sedang memasak. aku seperti merasa aku bisa mengekspresikan diri ketika memasak.
Dan kadang kala masakanku itu tergantung mood. Kalau suasana hatiku sedang kacaw, aku biasanya memasak masakan yang agak ekstrim atau masakan-masakan pedas. Kalau aku sedang senang biasanya aku membuat puding atau kue-kue kering.
“gak juga. justru kebanyakan koki profesional itu cowok. Bahkan pembuat sushi itu harus cowok meskipun gak ada aturan tak tertulisnya.” Timpalnya.
Memang, pembuat sushi itu walaupun tidak ada aturan secara tertulis, kokinya itu adalah seorang laki-laki. Dan masakan jepang sekarang-sekarang ini merupakan makanan favorit di seluruh dunia, termasuk negara-negara Eropa dan amerika. Tapi ada perbedaan mendasar dari proses pembuatan sushi di jepang dengan di luar Jepang, terutama negara barat. Di barat, orang biasanya tidak mau memakan sushi bila si koki tidak menggunakan sarung tangan. Tentu saja mereka berpikir bahwa aspek higienisnya tidak terjamin. Tapi bila di jepang, mereka justru sebaliknyaa. Orang jepang tidak mau mau makan masakan yang menggunakan sarung tangan. Walaupun masakannya akan lebih cepat basi bila tidak menggunakan sarung tangan. Tapi mereka justru menilai lebih higienis kalo tanpa menggunakan sarung tangan.
“tapi...” kataku ragu.
“eza udah punya cewek po?” tanya Azka lagi. Kok Eza lagi Eza lagi?
“kok nanyain eza mulu sih?” tanyaku dengan raut cemberut.
“jawab aja po..”
“belum” kataku sedikit ketus.
“kenapa?”
“ya gak tau..tanya aja ma dia.”
“dia suka kali sama popo” katanya menggodaku.
“apaan sih. Udah ah, kita balik.” Jawabku kesal.
“po..tunggu..”
“apa?” kataku cemberut.
“momo Cuma mau ngasih tau. Kalo misalnya popo lagi sedih, popo tutup mata, popo akan liat, siapa yang harus popo temui.” Katanya sambil lalu.
Aku mengerutkan dahi. Apa maksudnya? Aku pun lalu menuju motorku dan langsung memboncengnya.
Akupun mengantarnya kembali ke kostan Azam dan sepanjang perjalanan kami berdua hanya diam. Aku masih memikirkan percakapan kami tadi. Dia terus saja menanyaiku tentang eza. apa dia sebenarnya suka sama Eza? atau...ah, aku tak mau dibuat pusing. Tapi, apa aku memang cemburu? Aku sendiri tak tahu, perasaanku terhadapnya itu rasa cinta atau apa. Yang aku tahu katanya orang yang sedang jatuh cinta itu sering dilanda rasa rindu. Tapi aku seperti biasa-biasa saja. aku memang nyaman jalan sama dia. Dia juga cantik, pintar, sholehah. Kurang apa lagi? Pikirku.
Aku juga belakangan jarang sekali main ke rumah Eza. kalau dulu sebelum pacaran sama Azka, tiap hari aku ke rumahnya dan bahkan sering nginep dirumahnya. Di pabrik juga kami kadang tidak dibarengkan ketika sedang melakukuan perbaikan mesin. Sekarang dia lebih sering dipasangkan sama Azam. kalaupun sedang kerja bareng, selalu saja aku tak bisa banyak berkomunikasi dengan dia. Aku malah sering keasyikan smsan ata telponan sama azka.
Sesampainya di kostan Azam, Azam menyambut kami dan aku sekedar basa-basi mengobrol sama dia. Azam mengontark sebuah rumah yang cukup besar untuk ditinggali sendiri. Aku lalu dipersilahkannya duduk di kursi teras.
“dari mana aja tadi?” tanya Azam.
“cuman maen ke Vasa Residence aja. lo gak keluar?”
“lagi males aja” jawabnya.
Lalu datang Azka membawa minuman dan menaruhnya diatas meja.
“Mo, besok mau pamit dulu gak sama ibunya Eza?” tanyaku pada Azka sambil meminum minumanku.
Dia tampak kaget mendengar pertanyaanku lalu memandang Azam sebentar dan azam juga tampak kaget.
“emang Azka sudah pernah ketemu ibunya Eza?” tanya azam dingin.
“udah, kemaren habis jalan gua ajak dia.” Jawabku.
Kulihat Azka terlihat kikuk. Aneh, pikirku. azam juga terus saja menatap tajam Azka.
“po, udah malem. Pulang aja. lagian juga kan besok pagi popo masih masuk kerja..” katanya dengan suara yang terdengar aneh.
Aku merasakan ada aura yang tak mengenakan antara mereka berdua. Lalu aku pamit pulang. aku tak boleh ikut campur urusan mereka karena aku bukan tipe orang yang suka ikut campur urusan orang.
“yadah, popo balik dulu ya mo..yuk zam..” kataku.
Mereka hanya tersenyum dipaksakan dan aku lalu bergegas menuju motorku. Kulihat sepintas, mereka masih melihat kearahku. Lalu kulajukan motorku meninggalkan kostnya azam.
******