It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@dandykuerentz : Andri terbentuk dari keluarga yang tidak boleh melawan, jadi memang susah merubah karakternya. Tapi dia punya kelebihan lain kok. Tunggu ya part selanjutnya
@kutu22 : Sebentar lagi aku update ceritanya. tinggal dikit lagi editnya
Siappp....
Part 27
~Pov Oktaviandri~
Hari ini gw sangat lelah banget. Tapi gw sangat senang bisa jalan berdua dengan Hendra. Setelah masuk kedalam kamar, kulihat Hendra langsung merebahkan badannya di atas kasur. Gw lebih baik mandi dulu, selain badan gw sangat lengket, mumpung Hendra sedang beristirahat karena kelelahan. Gw masih takut untuk mandi bareng Hendra, karena setiap melihat badannya dalam keadaan bugil, nafsu birahi gw langsung naik. Gw takut ngga bisa menahan godaan yang sering dilancarkan oleh Hendra.
Pelan-pelan tanpa menimbulkan kecurigaan Hendra, gw berjalan menuju kamar mandi. Setelah masuk, gw bingung sendiri, antara mengunci pintu dan menerima resiko Hendra pundung atau membiarkan pintu tidak terkunci dengan resiko Hendra akan menggodaku pada saat mandi. Lebih baik gw pilih yang nomor dua aja deh, membiarkan pintu tidak terkunci, daripada menghadapi Hendra yang pundung. Ampun deh....Penyiksaan bathin yang gw terima bisa membuat gw putus asa.
"Aa....." terdengar suara Hendra membuat gw terkaget-kaget.
"Iii...iya Hen..."
"Aa lagi ngapain ?"
"Mau mandi Hen...Lo mau mandi juga ngga ?"
"Mau A, bareng ya A...."
"Ya udah buka baju aja dulu, gw juga mau buka baju"
Mampus deh gw, bisa terangsang lagi deh melihat hendra dalam keadaan bugil. Kulihat Hendra sudah tidak menggunakan sehelai benang pun masuk kedalam kamar mandi.
Mampus...mampus...mampus....Kenapa sih burung gw ngga bisa kompromi banget. Lebih baik gw balik badan menghadap tembok. Gw langsung menyalakan shower untuk membahasi badan. Sengaja menggunakan air dingin agar nafsu birahi gw turun. Tapi Astaga.....
"Aa....." ucap Hendra sambil memegang burung gw yang masih tegak.
"Aaahhhhhh....." desah gw, karena terasa nikmat banget.
"Hen....uuu...udah dong...Jangan dipegang lagi ya..."
"Keras banget yang punya Aa...." ucap Hendra sambil mengelus-ngelus burung gw.
"Aaaahhhh....."Kembali gw mendesah.
"Hen....lepasin ya..." pinta gw.
"Tapi kasih tau dulu gimana caranya biar burung Aa nya lembek ? Kalau coklat kan tinggal dipanasin aja."
"Lo mau tau caranya ?" Tanya gw kepada Hendra
"Mau A...Gimana caranya ?"
"Gini caranya...."
Kemudian gw balik badan menghadap Hendra, kemudian gw balikkan badan Hendra sambil menundukkan badannya, sehingga posisi Hendra siap menerima penetrasi.
"Aaaaauuuu......" Jerit Hendra, sambil meronta-ronta
"Atuh A...jangan perkosa aku..."
"Lo nya menggoda gw terus..."
"'Atuh A....kan sekarang ngga ada kondom. Ntar kalau aku hamil gimana. Terus kalau ntar aku dikeluarkan dari sekolah gimana, terus ntar kalau aku diusir sama si mamah dan si papah gimana...."
"Terus....terus....terus....A, ntar kalau aku keenakan. Pengen lagi...dan lagi.....dan lagi...."
“Terus kenapa lo sekarang ngga melarikan diri, kan udah ngga gw pegang badannya ?”
“Tadi kan cuma pura-pura meronta aja A, masa aku mau diperkosa terus diem aja. Kan ngga seru A…Jadi aja pura-pura tapi ngarep banget diperkosa sama Aa…”
"Hedeeehhh....Lain kali jangan suka menggoda terus." kata gw sambil membalikkan badannya Hendra.
"Iya Aa ku sayang..." ucap Hendra sambil memandang gw.
"Hen....."
"Kenapa A...?"
"Gw boleh peluk lo ngga ?" Pinta gw, sebelum Hendra meng iya kan, dia sudah terlebih dahulu memeluk gw.
"Aa pasti bogoh pisan ya sama aku orang yang paling ganteng sedunia"
"Iya Hen....Gw cinta banget sama lo"
"Aa...ajarin aku atuh..."
"Ajarin apa Hen ?"
"Ajarin aku supaya bisa jadi Gay. Burungnya Aa mah meni keras terus dari tadi sampe sekarang, aku mah masih belum keras-keras aja."
"Hen....kan udah gw bilang, lo ngga boleh jadi gay"
"Tapi kan Aa nya bogoh pisan sama aku teh, terus gimana caranya aku ngebalesnya ?"
'Lo cukup sayang aja sama gw ya, gw ngga akan meminta lebih dari itu kok Hen...."
"Kalau itu mah Aku sayang pisan sama Aa teh"
"Itu udah lebih dari cukup Hen, ya udah kita mandi ya...." Ucap gw sambil melepaskan pelukan gw dari tubuhnya Hendra.
"Siap A..." jawab Hendra.
Kali ini gw sangat bahagia, karena untuk pertama kalinya gw bisa memeluk Hendra dalam keadaan polos tanpa sehelai benangpun. Walaupun kadang dia suka membuat gw putus asa jika keluar pundungnya, namun gw bener-bener sayang banget sama dia, gw akan lakukan apapun untuk membuat dia bahagia.
Kami pun melakukan mandi bersama sambil saling menyabuni tubuh kami. Gw menyabuni tubuhnya Hendra kecuali bagian-bagian terlarang. Gw sama sekali tidak berani menyentuhnya. Hendra pun menyabuni seluruh tubuhku, walaupun kadang tangannya selalu menyentuh bagian-bagian yang sensitif, terutama burung gw yang sedari tadi tidak mau tertidur.
Setelah selesai mandi dan menggunakan baju tidur, kami pun bergegas menuju kasur, dan merebahkan badan diatas kasur.
"Aa....tadi pagi kan udah janji mau meluk aku." Kata Hendra menagih janji gw tadi pagi.
"Iya Hendra...gw ngga akan lupa janji gw." Ucap gw sambil memeluk badannya Hendra. Terasa sangat damai dan tentram malam hari ini. Gw pun akhirnya terlelap, sedangkan Hendra sudah terlebih dahulu terlelap, karena gw sudah mendengar dengkurannya yang sangat lembut.
Tanpa terasa malam hari telah berganti pagi, gw perlahan-lahan tersadar dari tidur semalam. Posisi gw ternyata tidak berubah dari semalem, masih memeluk Hendra. Seperti biasa gw melakukan ritual pagi yaitu Shalat Subuh. Setelah selesai Shalat, gw bangunin Hendra yang masih terlelap. Setelah bangun Hendra pun melakukan Shalat Subuh.
"Aa....sini"
"Iya Hen...."
"Tangan kanan nya Aa mana....." ucap Hendra sambil meminta tangan kanan gw untuk dicium setelah selesai Shalat.
"Hen....lo mandi dulu sana, gw mau beresin barang-barang, hari ini kan kita pulang ke Bandung"
"Siap A....Aku mandi dulu ya Aa ku sayang..."
Kemudian gw membereskan baju gw dan bajunya Hendra, tidak lupa juga gw menyiapkan baju yang akan digunakan Hendra untuk hari ini. Setelah beres, gw menyusul Hendra kekamar mandi, kulihat dia sudah mengeringkan badannya. Terasa sangat segar dengan aroma sabun mandi. Walaupun sudah beberapa kali gw melihat tubuhnya Hendra dalam keadaan polos tanpa busana, tetapi gw masih tetap terangsang juga.
"Hen...udah mandinya ?"
"Udah A..."
"Ya udah kamu keluar dulu, giliran gw yang mandi ya."
"Siap A..."
Kemudian gw mulai melakukan ritual mandi pagi. Tidak membutuhkan waktu lama untuk melakukannya. Setelah selesai, gw pun menggunakan baju yang telah gw siapkan sebelumnya. Hendra sudah duduk diatas kasur sambil melihat acara televisi.
"A...Sarapan dulu yuk, aku laper banget"
"Iya Hen, gw juga laper banget."
Kami pun bergegas menuju ruang makan yang telah tersedia berbagai macam makanan untuk sarapan pagi. Ada beberapa teman kami yang ternyata sudah lebih dahulu menuju ruangan ini. Gw dan Hendra langsung mengambil nasi goreng beserta telur mata sapi.
“Adik-adik….Hari ini kita akan kembali ke Bandung, tetapi sebelumnya kita akan mampir dulu untuk membeli oleh-oleh makanan khas Jogja. Kita akan berangkat dari hotel pukul 8.30. Kakak harap adik-adik tidak ada yang telat ya…” Terdengar suara pemandu wisata memberikan pengumuman penting kepada seluruh peserta wisata.
“Hen…masih ada waktu setengah jam lagi. Gw ambil tas dulu dikamar ya…
“Aku ikut A…”
“Ngga usah Hen, lo tunggu aja dulu disini, gw bawain sekalian barang-barang lo juga kok.”
“Siap A….Jangan lupa bawa gudeg kendilnya ya A, aku taro didalam kulkas.”
“Iya Hen…”
Kemudian gw bergegas menuju kamar untuk mengambil seluruh barang-barang yang kami bawa. Setelah mengecek seluruh sudut ruangan dan tidak ada satu barang pun yang tertinggal, gw langsung kembali menuju ruang makan.
“Aa….Kalungnya bagus pisan euy….Aku mah suka banget liat Aa pake kalung itu.”
“Gw juga suka banget liat lo pake kalung itu”
“Kalau orang yang ngga tau, pasti dikiranya kembar, padahal kan kita bukan kembar dempet ya A… Kita kan pasangan yang serasi.”
“Iya Hen…Gw pengen sampai besar nanti, kita masih seperti ini”
“Aku juga mau A….”
“Lo udah beres belum makannya ?”
“Udah A…Aa masih mau makan lagi ngga ?”
“Ngga Hen, gw udah kenyang banget. Kita ke bis aja yuk Hen…”
“Siap A…”
Kami pun meninggalkan ruang makan ini menuju bis, gw lihat ada beberapa peserta lainnya yang juga melangkah menuju bis.
“Adik-adik….sudah dicek semuanya ? Apakah ada yang tertinggal didalam kamar ?”
“Sudah kak…”Jawab beberapa peserta lainnya.
“Hari ini kita akan meninggalkan kota Jogjakarta, tetapi sebelumnya kita akan mampir dulu di toko makanan khas jogja ya…”
Kemudian bis ini mulai berjalan menuju jalan Kyai mojo, setelah perempatan bis ini belok kekiri menuju jalan magelang. Tidak jauh dari situ bis ini berhenti tepat di depan toko bertuliskan Bakpia 75. Seluruh peserta pun turun dari bis tidak terkecuali gw dan Hendra. Didepan toko ini ada sebuah gedung bertuliskan TVRI. Mungkin ini sebuah station televisi nasional.
Gw lihat toko bakpia ini seperti bangunan berarsitek Italy dengan nuansa coklat keemasan dan pilar-pilar besar serta patung-patung melebihi tinggi manusia. Sangat unik sekali. Didalamnya terdapat berbagai macam oleh-oleh khas jogja. Yang paling terkenal adalah Bakpianya. Terdapat 3 macam rasa, kacang hijau, coklat dan keju. Gw lihat harganya, ternyata gw mampu beli juga. Lumayan buat oleh-oleh nyokap dirumah. Pasti beliau senang menerima makanan khas kota kelahirannya.
Setelah itu gw lihat ada makanan seperti angka delapan berwarna merah dan putih, gw lihat tulisan yang berada di plastik pembukus, ternyata makanan ini bernama lanting. Gw lihat harganya, setelah dijumlahkan dengan 1 boks bakpia rasa kacang hijau, ternyata masih cukup duit gw untuk membayar kedua makanan ini. Gw langsung menuju kasir untuk membayar kedua jenis barang ini.
“Aa….beli apa aja ?”
“Beli bakpia rasa kacang hijau dan lanting buat nyokap”
“Lo beli apa aja Hen…?” lanjut gw
“Si mamah pesenannya banyak pisan. Bakpia 10 dus rasa campur, terus lanting 4 plastik, terus brem 2 kotak, sama yangko 5 dus.”
“Udah dapet semua belum pesenannya ?”
“Udah A…tuh dibawain pegawainya, aku mah cuma bilang aja. Males nyari-nyari, da ngga tau itu yang disebutin teh kayak gimana bentuk dan warnanya.”
“Ya udah, gw bawain ya barang-barang ya lo beli.”
“Makasih ya Aa ku sayang…”
“Iya Hendra….”
Kemudian gw dan Hendra pun langsung menuju bis. Belanjaan Hendra sudah di packing kedalam kardus, jadi lebih mudah dibawanya.
“Aa duduk dimana ?”
“Seperti biasa Hen, gw duduk di gang, lo duduk di deket kaca ya…”
“Siap A…”
“A...oleh-oleh buat tante Nur cuma itu aja ?”
“Iya Hen…beliau mah ngga suka kalau gw terlalu boros. Pernah sekali gw dimarahin gara-gara gw boros.”
“Emang Aa beli apa waktu itu sampe dimarahin Tante Nur ?”
“Waktu itu gw beli 2 CD, kalau ngga salah belinya waktu kita ketemu di BIP inget ngga ?”
“Inget A…waktu itu teh aku sebel banget sama si Aa teh, apalagi kalau aku liat mukanya Aa, kayak siluman ular berbisa. Serem pisan siah A…”
“Iya Hendra..kan gw udah minta maaf. Udah bayar lagi untuk maaf nya.”
“Hehehehe…iya, pake coklat Silver Queen ya A…Terus gimana kelanjutannya A ?”
“Nah pas besoknya nyokap gw liat ada CD tergeletak di atas meja, dan masih ada harganya. Malamnya gw diinterogasi tentang CD itu.”
“Terus nyokap marah-marah, katanya kalau punya uang, dibelikannya ke hal yang perlu aja.”
“Padahal Hen….gw beli CD itu pake duit jajan gw, sengaja gw ngga jajan hampir sebulan, supaya bisa beli CD itu.”
“Emang Aa beli CD apa aja ?”
“Enigma sama Moment Inspiration”
“Aa teh suka lagu New Age ya ?”
“Iya Hen, gw suka banget, setiap ada yang baru keluar, gw ngumpulin dulu uangnya. Dirumah ada beberapa biji yang enigma, tapi kalau yang Moment Inspiration baru beli yang ke 2.”
“Berarti Aa waktu itu ngga jajan lebih dari sebulan dong.”
“Kok lo bisa tau ?”
“Kan setelah itu, Aa harus beliin aku coklat Silver Queen selama seminggu ?”
“Iya hen…..demi maaf dari lo, gw takut kalau amal-amal gw ngga diterima Tuhan gara-gara gw belum dapet maaf dari lo.”
“Kalau sekarang gw beli banyak oleh-oleh, gw takutnya nyokap malah marah sama gw…” lanjut gw.
“Iya sih A…Tante Nur mah kebalikannya dari si mamah”
“Kenalikannya gimana Hen ?”
“Si mamah mah sukanya belanja terus, ni aja titipannya banyak banget.”
“Kan beda Hen…Nyokap gw cuma ngandelin pensiun aja. Kalau nyokap lo kan masih kerja.”
“Iya kali A….”
“Apakah sudah puas belanja oleh-olehnya ?” Tanya pemandu wisata.
“Sudah Kak…” Jawab beberapa peserta
“Kita lanjutkan perjalanan ini kembali ke kota Bandung.” Lanjut pemandu wisata tersebut.
Akhirnya kita melanjutkan perjalanan kembali kota Bandung. Selama dalam perjalanan, gw dan Hendra bercanda tawa sambil melihat-lihat keluar jendela. Perjalanan ini melewati Wates, Purworejo, Kebumen, kemudian Banjar. Kami beristirahat sejenak di Banjar untuk makan siang dan Shalat Dzuhur. Kurang lebih 1 jam kami melanjutkan perjalanan menuju Bandung.
Pukul 5 sore kami telah tiba di sekolah. Gw ingin segera pulang kerumah, karena sangat rindu melihat nyokap.
“Aa…Pulang kerumah pake apa ?”
“Pake angkot aja Hen, kalau lo dijemput atau mau pake apa ?”
“Udah di jemput sama pa Ujang, aku udah minta tolong ke pa Ujang, nganter Aa dulu kerumah.”
“Hen…ntar ngerepotin pa Ujang lagi. Gw pake angkot aja ya…”
“Ya udah Aa pake angkot aja. Tapi…”
“Tapi apa Hen ?”
“Tapi aku bakal pundung kalau Aa ngga mau dianterin sama pa Ujang.”
“Hedeeehhh…iya Hendra Ganteng….Gw ikut pa Ujang kalau gitu.”
“Nah gitu A, aku kan seneng banget”
“Kenapa seneng Hen ?”
“Kan barusan Aa udah muji aku, bilang aku orang yang paling ganteng sedunia.”
“Iya…iya…” Jawab gw frustasi. Perasaan gw hanya bilang ganteng aja deh, ngga ada embel-embelnya “paling ganteng sedunia”.
“Yuk A…masuk ke mobil, keburu idung aku terbang, karena dari tadi dipuji-puji terus ama si Aa…”
“Iya Hendra…” Perasaan gw kan cuma puji sekali, ngga sampai berkali-kali. Arrrghhhh…ngga usah dirasaain kalau gitu, daripada gw frustasi lagi.
Gw dan Hendra langsung masuk kedalam mobil. Gw lihat Pa Ujang sedang memasukkan barang-barang bawaan Hendra. Setelah selesai, pa Ujang pun masuk kedalam mobil.
“Pa Ujang, ke rumah si Aa dulu ya…”
“Iya Gan…” Jawab pa Ujang.
“Alhamdulillah…”tiba-tiba terucap dari mulut gw, karena pa Ujang tidak sampai bilang “Iya Den…” Bisa tambah frustasi gw.
“Kenapa A, kok Aa bilang Alhamdulillah ?”
“Gw barusan denger pa Ujang bilang Gan, bukan Den…”
“Ahh si A amah, bikin hidung aku tambah mau terbang aja.”
“Aku jadi malu dari tadi si Aa puji-puji aku terus…”
“Hedeeehhh….” Gw lebih baik diam daripada harus melanjutkan kata-kata, bisa terancam hidup gw.
Tidak lama kemudian, sampai juga di rumah gw. Gw memandang rumah gw yang sangat sederhana, namun membuat gw selalu kangen akan pulang kerumah ini.
Tok….tok….tok…..
“Assalamualaikum..” Sapa gw.
“Waalaiukum salam…” Terdengar suara nyokap gw dari dalam sambil membukakan pintu rumah.
“Bu….”Ucap gw sambil mencium tangan kanan dan kedua pipinya.
“Udah pulang sayang….gimana liburan di Jogjakarta ? Pasti menyenangkan ya ?”
“Eh ada nak Hendra…Masuk Nak….”
“Tante Nur….” Sapa Hendra sambil menghambur ke nyokap gw, kemudian mencium tangan kanan nyokap. Kemudian kulihat nyokap mencium kedua pipi nya Hendra.
“Tante Nur kangen banget sama kamu nak….Gimana selama perjalanan ? Andri berbuat yang macem-macem ngga ?”
“Waaahhh Tante, sangat menyenangkan perjalanan wisatanya, tapi si Aa mah suka galak terus kalau sama saya Tan…”
“Andri, kamu tuh ya…selalu saja galak sama Hendra.”
“Walah….ngga kok Bu…” jawab gw sambil menggaruk-garuk kepala walaupun tidak gatal. Perasaan gw kali ini ngga mungkin salah, karena selama di Jogja, gw yang selalu diintimidasi oleh Hendra. Tapi ngga mungkin juga gw cerita sama nyokap gw.
“Ya udah kalian makan dulu ya…Tadi ibu sudah masak kesukaan mu, intip nasi”
“Tante Nur, saya dimasakkin apa ?” Tanya Hendra.
“Tante udah masak sayur lodeh sama sambel tomat kesukaanmu. Tante perhatikan setiap ada sayur lodeh, selalu kamu lahap makannya.”
“Asikkk…Masakan Tante Nur memang enak banget, apalagi sayur lodehnya.”
Kemudian kami menuju meja makan, perut gw sudah sangat lapar sekali. Dimeja makan gw lihat ada intip nasi (Kerak nasi yang sedikit gosong), sayur lodeh, sambel tomat, ikan asin dan tahu goring. Setelah mencuci tangan dan berdoa sebelum makan, kami langsung memulai acara makan malam.
Selama acara makan malam berlangsung, Hendra lebih banyak cerita pengalaman selama jalan-jalan di Jogjakarta. Nyokap gw menyimak dan berkomentar tentang apa yang diceritakan Hendra. Gw lihat beliau sangat antusias mendengarkan perkembangan Jogja saat ini. Begitu pesatnya pembangunan di Jogjakarta. Setelah selesai acara makan malam, gw membereskan meja makan dan mencuci piring-piring kotor yang tadi kami gunakan. Hendra dan nyokap gw duduk di kursi yang menghadap ke televisi 14 inc, sambil melanjutkan cerita selama di kota Jogja.
Setelah selesai membereskan seluruh piring-piring kotor dan meja makan, gw membuat 1 gelas kopi susu untuk nyokap, 1 gelas kopi hitam untuk Hendra, dan 1 gelas teh manis panas buat gw. Kemudian gw menghidangkan minuman tersebut di meja yang berada di depan kursi yang sekarang mereka duduki.
“Hen…minum dulu kopinya.”
“Makasih ya Aa….”
“Tante….saya bawa gudeg buat tante, pasti tante kangen kan makan gudeg”
“Kamu tuh kok ngerepotin, Tante memang kangen banget makan gudeg Jogja, sudah lama banget tidak pernah makan gudeg”
“Sebentar ya Tan…Saya bawa dulu di mobil.”
Kemudian Hendra meninggalkan kami berdua menuju ke mobilnya yang terparkir dideoan rumah gw.
“Bu….Andri cuma bawa bakpia dan lanting. Moga-moga ibu suka”
“Ya ampun Andri…ibu sangat suka bakpia dan lanting. Kamu kan kemarin ngga banyak bawa uang sayang…Selama di Jogja kamu ngga jajan kalau gitu ?”
“Jajan kok bu, tapi ngga terlalu banyak.”
“Kamu jangan repot-repot beliin ibu oleh-oleh. Mestinya uangnya bisa kamu belikan buat yang kamu suka, Ibu selalu bangga memiliki kamu. Rasa syukur ibu tidak henti-hentinya ibu ucapkan dalam setiap doa.”
“Terimakasih ya Bu, Andri juga bahagia banget punya orang tua seperti ibu.“
“Tente Nur….ini gudeg nya…” kata Hendra yang tiba-tiba mengagetkan ku. Gw lihat Hendra membawa 1 bungkus gudeg kendil yang dibeli di jalan Wijilan.
“Hen…bukannya itu Gudeg kendil pesanan nyokap lo ?” tanya gw penasaran.
“Kan yang satu titipan Tante Nur…Hehehehehe….”
“Nak Hendra…itu kan mahal banget. Kamu ngga boleh boros-boros ya. Terimakasih udah merepotkan mu.”
“Nah loh dimarahin ama nyokap gw….rasain loh” Ucap gw untuk melecehkan Hendra.
“Tuh kan Tante…liatin si Aa, sukanya kayak gitu terus kalau sama saya teh.” Kata Hendra dengan muka memelas dan mata nanar. Tidaakkkkk…..itu jurus pamungkas ala si ganteng. Mempan ngga ya sama nyokap gw.
“Andri ahh….kamu tuh ngga boleh galak-galak sama nak Hendra” Oh My Gubraaakkk…Kenapa gw yang jadi dimarahin sama nyokap gw.
“Hedeeehhhh…” Memang semua orang sepertinya bakal takluk kalau mendapat serangan Jurus Pamungkas Ala si Ganteng.
“Tante….Tante….Tante…..”ucap Hendra lagi.
“Kenapa Nak Hendra….?”
“Kemarin pas lagi di Mirota batik, saya beliin kain batik buat Tante Nur. Motifnya Parang Kusumo, kata pelayannya motifnya melambangkan bunga mekar, terus kata pelayannya kalau pake batik ini supaya kelihatan lebih cantik lagi.” Ucap Hendra sambil menyodorkan kain batik yang iya beli di Mirota batik.
Untuk kedua kalinya gw terbelalak….karena gw tau banget kalau kain batik itu sangat mahal sekali.
“Waduh…Tante harus bilang apa sama kamu….banyak sekali oleh-oleh yang dibeli untuk Tante…Lain kali, nak Hendra jangan boros-boros. Nanti uang jajan nak Hendra habis loh…”
“Iya Tante Nur…Kemarin saya ngga sengaja liat-liat di Mirota Batik, motif ini bagus banget kalau dipake Tante Nur, jadi saya membelikannya buat Tante Nur”
“Iya Nak Hendra….Terimakasih ya….”
“Tante…saya pamit dulu ya”
“Hati-hati ya Nak Hendra…Salam buat ibu dan bapakmu”
“Iya Tante…” ucap Hendra sambil mencium tangang nyokap gw dan seperti biasa nyokap mencium kedua pipinya.
“Aa….Aku pulang dulu ya….”
“Iya Hen….Makasih banyak ya Hen…”
“Sama-sama Aa…”
Gw dan nyokap mengantar Hendra sampai kedepan rumah. Setelah mobil Hendra meninggalkan rumah gw, nyokap dang w masuk kedalam rumah.
Lagii donk gan, kan malam minggu.. Begadang atuh kang.. Demi pembaca hehe.. * ngelunjak ya akunya kang..
@4ndh0 : Siap....!!! mau mandi dulu, abis itu aku update lagi ya. semoga ngga ada masalah dengan jaringan.
minta tobleron selama seminggu kalo mau aku maapin *ngeluncang euy* sepoe tilu batang tobleron nya' *makin ngelunjak*
Wuaa....jangan pundung ya...Author bakal kelabakan kalau disuruh beli coklat tableron. Apalagi 3 perhari selama seminggu, bisa ngga makan selama seminggu nih.
@4ndh0 : Sabunnya abis euy....jadi harus beli dulu ke warung yang masih buka. Bentar ya...Pasti di update kok malam ini
Untuk part 27 sudah ~End of Flash Back~
Part 28 kembali lagi kemasa kini.
Hotel Ibis Amsterdam Centraal
~Pov Hendra Hargiana~
“Hen….Makasih ya Iphonenya. Hp yang lama gw taro sebagai kenang-kenangan. Banyak cerita yang bisa gw kenang hanya memandang hp ini.”
“Sama-sama A….”
“Berapa lama lo nginap di hotel ini ?”
“Aku hanya booking 2 malam aja A..”
“Terus dari sini mau kemana ?”
“Mau ngajak Aa ke Roma Italy, Aa pokoknya harus ikut ya…?”
“Kan jauh Hen kalau ke Italy, Gw ngga bawa paspor. Gw cuma bawa International Student Indentity card dan Verblijfs Document”
”Verblijfs Document itu apaan A ?’
”Itu kayak kartu ijin tinggal sementara di Belanda”
”Ihhh si Aa hebat euy, udah punya kartu ijin tinggal, bisa jadi warga negara Belanda atuh A ?”
”Bisa aja kalau mau mengajukan ?”
”Syaratnya apaan kalau mau jadi warga negara Belanda ?”
”Punya masa ijin tinggal sementara minimal 5 tahun berturut-turut.”
”Punya Aa emang masa berlakunya berapa tahun ?”
”Cuma 3 tahun aja Hen, tapi kalau mau diperpanjang juga bisa. Setelah 5 tahun, gw bisa mengajukan menjadi warga negara Belanda.”
”Si Aa emang ada rencana mau pindah menjadi warga negara Belanda ?”
”Belum ada rencana untuk pindah atau balik lagi ke Indonesia”
“Terus paspor Aa ada dimana sekarang ?”
“Ada di Rotterdam Hen…?
“Ya udah kalau gitu besok kita jalan-jalan seharian di Rotterdam sekalian bawa paspor Aa.”
“Tapi Hen…”
“Atuh A…ikut ya ke Roma…”
“Iya..iya…Lo tuh kebiasaan”
“Asikkkk….yang penting Aa ikut”
“Aa…Aku bawa 1 kado lagi buat Aa. Mungkin Aa bakal kaget nerima kado ini.”
“Emang kenapa gitu Hen..?”
“Bukan karena mahalnya, tapi aku nyarinya yang susah banget. “
“Lo tuh ya Hen…mana kadonya.”
“Sabar Atuh A…Bentar ya, aku ambil ditas”
Kucari kado spesial buat Andri. Memang sangat sulit aku mencari barang ini, tapi kebetulan waktu jalan-jalan di Plaza Indonesia, aku menemukan barang ini.
“Nih A…”Kusodorkan kotak persegi panjang
“Gw buka ya Hen…”
“Buka aja A….”
Aku melihat Andri semangat untuk membuka kado yang aku berikan. Dia melihat sebuah kotak berwarna orange yang terbuat dari karton kaku dan tebal.
“Apa ini isinya Hen…”
“Liat aja sendiri A…”
Andri langsung membuka kotak itu.
Tebakanku 100% tidak meleset.
Kulihat dia tertegun melihat benda yang ada didalam kotak tersebut. Tanpa bisa berkata sedikitpun dia hanya bisa memandang kearahku dan kembali memandang isi yang terdapat dalam kotak itu. Ada setetes air yang keluar dari sudut mata Andri.
Sengaja kubelikan Coklat CAP AYAM JAGO yang saat ini sangat sulit ditemukan. Aku memberikan coklat ini bertujuan agar Andri bisa mawas diri. Aku masih teringat untuk terakhir kalinya Andri memakan 1 batang Coklat CAP AYAM JAGO. Dan setelah itu, dia sama sekali tidak mau menyentuh apalagi memakan Coklat CAP AYAM JAGO.
Lanjoot gan, mpe pagi ya