It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@4ndh0 : sekarang di update lagi....
~Author~
~Hendra Hargiana~
Sore ini aku benar-benar bahagia. Andri telah mengakui kalau dirinya Gay. Dan yang terutama aku bisa membuat Andri mati kutu.
”HAHAHAHAHA….”masih tertawa antagonis, sambil merencanakan niat buruk yang akan membuat Andri mati kutu.
Aku sangat suka liat muka Andri yang sangat kebingungan disuruh membayar seluruh makanan yang aku pesan. Hal itu membuatku semakin sayang terhadapnya.
Setelah taksi pesananku tiba, aku dan Andri memasuki taksi tersebut.
”Pa…Ke tempat gudeg yang ada di jalan Wijilan ya…”
Kemudian taksi pun langsung meluncur melewati jl Sudirman, dan setelah tugu jogja berbelok ke jl Mangkubumi. Setelah melewati jl Malioboro taksi pun menuju jalan yang lebih kecil. Tidak jauh dari kraton, akhirnya sampai juga di jl Wijilan.
”Pa…tunggu sebentar ya, saya mau beli gudeg dulu.” Kataku untuk memerintahkan supir taksinya menunggu.
Kulihat ada beberapa rumah makan Gudeg yang berjejer disepanjang jalan. Aku dan Andri memasuki salah satu rumah makan itu.
”Aa..mau beli gudeg buat Tante Nur ngga ?”
”Ngga Hen…Lo aja yang beli.”
”Ok A….”
”Bu saya pesan 2 gudeg kendil super lengkap ya…”
”Hen….banyak banget belinya ?”
”Pesanan si Mamah A…”
”Ngga akan basi kalau dibawa ke Bandung ?”
”Kata si mamah sih bisa tahan kok, yang penting dimasukkan kedalam kulkas.”
Setelah pesananku jadi, akupun membayar sejumlah uang, dan kemudian kami melanjutkan perjalanan.
”Kemana lagi mas…?” Tanya supir taksi
”Kita ke hotel Agung Mas dulu ya Pa…”
Tidak membutuhkan waktu lama, kami pun sudah sampai di hotel Agung Mas.
”Aa…tunggu ditaksi ya, aku mau taro gudegnya dikamar.”
”Iya Hen…Memang kita mau kemana lagi ?”
”Mau jalan-jalan A…”
Kemudian aku bergegas menuju kamar untuk menyimpan gudeg kendil yang telah kubeli. Setelah itu aku kembali menuju taksi.
"Mau kemana lagi Hen ?" Tanya Andri setelah aku masuk ke dalam taksi.
"Aku mau beli kaos khas Jogja A..."
"Pa ke Dagadu yang di jalan Pakuningratan ya...."
Kemudian taksi pun melaju menuju jalan Pakuningratan melewati jalan Kyai Mojo, kemudian belok ke kiri melewati jalan Magelang, tidak jauh dari situ taksi belok kekanan, dan sampai di toko Dagadu.
"Pa...tunggu sebentar ya..."
"Iya Mas..."
Aku dan Andri pun turun dari taksi, kemudian masuk kedalam toko Dagadu.
"Aa...cariin kaos dong buat aku. Tapi Aa juga harus beli ya..."
"Hen, gw cari kaos aja buat lo ya, gw ngga akan beli"
"Kenapa Aa ngga mau beli ?"
"Gw kan belum beli oleh-oleh buat nyokap Hen..."
"Kan kaosnya aku yang bayar..."
"Hen...dari tadi lo udah banyak keluar uang...Jangan boros ya Hen..."
"Aa sekarang mau pilih yang mana ?"
"Pilihannya apa Hendra...?"
"Pilih Aa beli kaos atau pilih aku pundung ?"
"Atuh Hen...Ampun gw maah sama lo kalau sampai pundung lagi"
"Ihh si Aa mah potokopi terus. Ngga mempan buat aku kalau Aa pake Jurus Pamungkas ala si ganteng mah..."
"Iya Hendra ganteng.....Gw pilih beli kaos aja ya, tapi 1 aja ya Hen..."
"Enak aja...ngga boleh satu"
"Ya udah dua kalau gitu ya..."
"Tiga ya Aa ku sayang....Ngga pake nawar lagi"
"Hedeehhh....Iya Hendra..."
Kami pun mulai sibuk memilih-milih kaos yang bergambar unik dan bertuliskan lelucon ala Dadagu Jogja.
"Hen..Ada kaos yang cocok banget buat lo..."
"Apaan A..."
"Ini...tulisannya pas dengan karakter lo "
Kubaca tulisan yang tertera di kaos itu "Hii...Hii...Hii...Jelek ya ? Yang penting udah ke Djokdja gitu loh..!!!!!
"Aahhh....ini mah cocoknya buat Aa. Aku kan jauh lebih ganteng di bandingkan Aa. Muka Aa kan ngga jelas gitu, bule bukan, indonesia juga bukan."
"Ya udah deh...Gw ambil yang ini kalau gitu…"
“Aa….aku nemu kaos yang bagus buat aku sendiri.”
“Tulisannya apa Hen…?”
“Manusia Terganteng” ucapku sambil menunjukkan kaos yang aku pilih
“Aku banget lah tulisannya A…” lanjutku
“Iya Hen…cocok banget dipake lo” Jawab Andri sambil tersenyum melecehkan.
“Atuh A….Meni gitu senyumnya…”
“Iya Hendra ganteng…lo tuh orang paling ganteng sedunia deh…”
“Makasih ya Aa ku sayang….Aku memang ganteng banget.”
“Hen…lo ambil yang ini ya….Tulisannya juga lo banget”
Kulihat tulisan besar “MANJA” dan ada tulisan kecil dibawahnya “Manisnya Jogja”
“Iya A…bagus itu, buat aku aja”
“Aa…kita beli yang ini ya…tulisannya bagus” kataku sambil menunjukkan kaos yang bertuliskan Jogja Mesem Dab
“Itu artinya apa Hen ?”
“Kata mba nya “Senyum sob” (sob dari kata sobat atau sahabat)”
“Boleh Hen…jadi kita harus tersenyum terus”
“Aa...kan baru dua kaos, ini satu lagi ya. Tulisannya don’t touch.”
“Kenapa mesti tulisannya begitu Hen…”
“Supaya ngga ada yang berani pegang Aa….”
“Berarti gw ngga boleh pacaran kalau gitu Hen ?”
“NGGA BOLEH…!!!!”
“Aku cemburu kalau Aa pacaran ama orang lain.”Lanjutku
“Terus gw harus jomblo terus ya Hen ?”
“Bukan gitu A…tapi aku aja yang nyari pacar buat Aa”
“Emang lo mau cari dimana Hen ?”
“Ngga tau juga sih A…tp selama aku belum dapat orang buat Aa, Aa ngga boleh pacaran dulu.”
“Hedeeehhh…iya Hendra, gw ngikut aja apa kemauan lo”
“Bener ya A…Janji siah !!!”
“Iya Hendra…gw janji ngga akan pacaran sama orang lain”
“Aa ada yang mau dibeli lagi ngga ?”
“Ngga Hen…ini aja udah banyak banget.”
“Aku bayar dulu kalau gitu ya A…”
“Iya Hen…”
Akupun menuju kasir untuk membayar baju yang sudah dipilih.
“Aa….kita ke malioboro lagi yuk….jalan-jalan disana. Pasti rame banget”
“Iya Hen…supir taksinya kasihan dari tadi udah nunggu diluar”
“Iya A…takut pundung kalau kelamaan nunggu”
Kami pun kemudian melanjutkan perjalanan menuju jalan malioboro melewati tugu jogja dan jalan Mangkubumi. Kami turun dari taksi di ujung jalan mangkubumi dan membayar ongkos taksi.
“A…kata si mamah, ada tukang dagang nasi kucing yang jualannya disamping station. Katanya sih sebelum station tugu kalau dari arah tugu jogja.”
“Nasi kucing itu apa Hen….banyak kucingnya gitu, atau kita beli nasi buat makanan kucing ?”
“Iteuh si Aa, masa ngga tau nasi kucing ?”
“Ngga Hen….Gw baru kali ini denger nasi kucing.”
“Nasi kucing itu, nasi bungkus yang isinya ada sambel teri, daging ayam atau oseng tempe. Tapi posrinya kecil pisan. Katanya sebungkus nasi kucing harganya cuma 750 perak A”
“Ya udah kita coba yuk Hen…”
“Siap A…..”
Tidak sulit mencari orang yang menjual nasi kucing di sebelah station. Kulihat sederetan pedagang yang semuanya menjual makanan yang sama yaitu nasi kucing. Aku dan Andri memilih duduk lesehan diseberang pedagang.
“Aa mau minum apa ?”
“Gw es teh manis aja Hen…”
“Ok A…aku ambil makanan dulu ya A, sekalian pesen minumannya”
“Iya Hen…gw duduk disini aja ya…”
Kemudian aku mengambil beberapa bungkus nasi kucing. Kulihat juga ada sate dengan berbagai jenis daging yang ditusuk. Aku mengambil 4 tusuk sate. Setelah itu aku memesan minuman, 1 es teh manis dan buatku kopi jos.
“Ini A nasi kucingnya.”
“Kecil-kecil ya Hen….”
“Iya, makanya aku ambil 6 bungkus. Ini juga aku bawain sate jeroan sama sate ayam”
“Hen…isinya emang satu macam ya ?”
“iya A…Isi yang punya Aa apaan ? Punyaku isinya sambel teri.”
“Punya gw isinya oseng tempe. Ya udah kita makan ya…”
“Iya A…”
“Hen…nasi kucing teh kayak kamu ya…?”
“Kayak aku gimana A ?”
“Kecil tapi rasanya enak banget…”
“Ihh si Aa mah…Hidung aku meni asa ngapung (Terbang)”
“Hedeennhh…..”
Kemudian ada pelayan yang membawakan minuman pesanan aku. Kopi jos dan teh manis.
“Hen, itu didalam kopinya kok ada arengnya ?”
“Ini namanya kopi jos, kopi yang diberi arang yang masih membara. Makanya disebut kopi jos”
“Disini teh nya lebih enak Hen…kerasa banget aroma tehnya”
“Iya A…kopinya juga enak banget”
“Permisi mas….numpang ngamen” Tiba-tiba ada beberapa orang yang membawa alat musik sederhana meminta ijin untuk mengamen.
“Mas…Mas….Mas….Ruquest lagu dong.”Ucapku
“Silahkan mas, mau request lagu apa ?”
“Lagu Jogjakarta ya mas….”
Kemudian para musisi jalanan itu menyianyikan lagu berjudul Yogyakarta yang dipopulerkan oleh KLA Project.
Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama
Suasana Jogja
Di persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki lima
Menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri
Ditelan deru kotamu ...
Walau kini kau t'lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Ijinkanlah aku untuk s'lalu pulang lagi
Bila hati mulai sepi tanpa terobati
“Terimakasih ya Mas…Lagunya bagus banget” Ucapku sambil memberikan sejumlah uang untuk para musisi jalanan ini.
“Hen…mereka suaranya bagus-bagus ya, ngga kalah sama yang suka nyanyi-nyanyi di tv”
“Iya A….apalagi lagu yang dibawain juga pas banget dengan suasana sekarang.”
Setelah selesai menikmati nasi kucing sambil lesehan, kami pun melanjutkan jalan-jalan.
“Aa mau kemana lagi ?”
“Gw ngga tau Jogja Hen…Jadi ngga tau mau kemana lagi.”
“Kita jalan-jalan di malioboro aja ya A…masih belum puas”
“Yuk Hen….”
Kami berjalan menuju malioboro melalui persimpangan kereta api. Aku lihat disebelah kanan, terdapat station Jogjakarta.
Suasana jalan malioboro dimalam hari sama seperti kemarin malam, sangat meriah. Banyak pedagang kaki empat yang menjajakan beraneka ragam souvenir dan makanan khas pinggir jalan.
"Aa....lihat kalung itu, bagus siah A..."
"Mana Hen...."Tanya Andri penasaran.
"Ini A, logam persegi empat, bentuknya kayak puzzle gitu. Kebagi 4 bagian"
(Kalung terlampir di Facebook)
"Itu kan kalungnya ada 4 Hen..."
"Kan aku pake 1 bagian, Aa pake 1 bagian, si Beib (Rena pacarnya Hendra) pake 1 bagian."
"Terus 1 bagian lagi siapa yang pake Hen ?"
"Ntar yang pake pacarnya Aa....Tapi aku yang simpen ya A...Kan Aa ngga boleh cari pacar sendiri"
"Iya Hen, lo aja yang taro kalungnya."
Setelah membeli kalung itu, kami pun melanjutkan perjalanan menyusuri jalan malioboro. Kulihat waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Rasanya sangat lelah sekali hari ini, tapi hatiku sangat senang bisa jalan-jalan bersama Andri, dan kulihat Andri pun sangat menikmati jalan-jalan berdua denganku.
"Aa....kita pulang yuk, aku cape banget."
"Iya Hen, gw juga udah cape banget. Terus badan gw juga kayaknya udah lengket banget. Pengen mandi lagi."
"Siap A...kita cari taksi"
Setelah mendapatkan taksi, kami pun kembali menuju hotel Agung Mas yang berada di Jalan Hos Cokro Aminoto. Saatnya untuk mandi bersama, dan sudah dipastikan burungnya Andri akan berdiri tegak menantang. Hehehehehe......Aku goda lagi aahhhhh....
@Adam08 : Hedeehhhh.....jangan tanya dosa kalau tau masa kecilnya Hendra, ngerepotin orang sekampung. Dia paling suka menyiksa bathin
Lanjut lagi kang
@kutu22 : Siap....!!
@4ndh0 : Terimakasih juga masih mengikuti cerita ini. Semoga malam ini bisa di update lagi
yah padahal mau ngeliat hendra yang "katanya" paling ganteng sedunia hehehe :P
bdw ini ceritanya cuma sampe part 35 kah?
@pokemon : Jogja Never Ending...Makasih ya udah komentar. Cerita kamu juga mantab banget.
@moccachino : Itu kan katanya Hendra....Hehehehe, kata Author, masih gantengan Author, Hehehehe....
Rencananya sampai part 35, ternyata lebih dari itu, lagi disusun ulang setiap partnya.
Berasa monoton karena si andri gak ada perlawanan ma hendra.
Itu menurut aku
Berasa monoton karena si andri gak ada perlawanan ma hendra.
Itu menurut aku