It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
~Pov Oktaviandri~
”Heeeehhhh….” Hanya helaian nafas yang bisa keluar dari mulut gw. Hendra terlihat meninggalkan kamar ini. Gw yakin dia sangat kecewa, dan pasti mulai sekarang dia membenci gw.
Rasanya gw seperti berada didalam jurang yang sangat dalam dan gelap. Apa yang harus gw lakukan selanjutnya ? Sejujurnya gw ngga mau jauh dari Hendra, dia yang selama ini memberi warna tambahan di rumah gw. Memberikan senyuman dan candaan setiap kali dia kerumah, membuat nyokap bertambah bahagia dengan kehadirannya. Gimana gw harus menjelaskan kepada beliau tentang Hendra. Apa gw harus jujur..? Aaaahhh…Gw pusing.
GW dengar pintu kamar terbuka. Rupanya Hendra kembali lagi kekamar ini. Gw bingung mau bicara apa. Lebih baik diem saja sambil duduk dikasur pura-pura menonton televisi.
GW perhatikan dia sedang mengganti baju santainya dengan baju casual. Hendra mengenakan celana jeans dan kemeja lengan pendek. Walaupun mukanya terlihat masih menyimpan amarah, namun gw ngga bosan memandang wajahnya yang sangat menarik.
”KENAPA LIAT-LIAT ?” tanya Hendra ketus.
”Eehh…ma..maaf..” ucap gw terbata-bata. Kaget juga tiba-tiba Hendra menghardik gw.
”MAHAL MAAF DARI AKU !!!!...NGGA GRATIS KALAU MAU DAPET MAAF DARI AKU TAU !!!!” Ucap Hendra ketus.
Semakin bingung gw harus berbuat apa. Dia mau minta apalagi sekarang ya ? Gw punya apa untuk bayar ke dia ? Eh tapi gw masih punya sisa uang jajan. Itu juga ngga sampai 50 ribu kayaknya. Aaarrrgghhhh… terserah dia deh. Paling juga gw kasih nyawa gw kalau dia minta lebih dari kemampuan gw.
”Iya Hendra, gw tau maaf lo itu mahal. Sekarang gw harus bayar pake apa ?”
”BANGUN !!!”
”GANTI BAJU !!!”
”AKU TUNGGU DILUAR 2 MENIT LAGI. NGGA BOLEH TELAT.!!!!!”
”Ehh…ii..iya..iya…” jawab gw grogi. Tanpa pikir panjang, gw bergegas mengikuti apa yang Hendra perintah. Anak manja, segala macem harus diikuti, bisa tambah marah kalau sampai gw tidak memenuhi perintahnya.
BRRAAAKKKK !!!!
”Astaga….”
Untuk ketiga kalinya Hendra membanting pintu kamar ini. Andaikata pintu ini bisa ngomong, ”KENAPA GW YANG HARUS JADI KORBANNYA. SALAH GW APAAAA !!!!!”
Merinding juga gw membanyangkan kalau sampai pintu ini bisa ngomong. Apalagi kalau pintu ini bisa bergerak. Pasti dia akan menjepit badan gw sampai terbelah menjadi dua sambil berkata ”GILIRAN LO YANG GW CINGCANG-CINGCANG SEKARANG. MAMPUS LO !!!!!”
”Aaargggghhhh…..”Gw semakin mempercepat mengganti baju. Semakin merinding aja badan gw.
Setelah gw menggunakan celana jeans dan kaos oblong, gw langsung menyusul Hendra di lobby hotel.
Sebelum gw buka pintu ini, gw rapatkan kedua tangan gw seperti orang sedang memohon.
”Ampun tuan pintu….jangan siksa gw ya….Gw janji ngga akan membanting tuan pintu”
Kemudian gw langsung membuka pintu ini, dan setelah keluar dari kamar, gw tutup pelan-pelan pintunya sambil mengelus-ngelus daun pintu ini, agar dia tidak marah sama gw.
Gw lihat Hendra sudah menunggu disana.
”Sabar….sabar….sabar….” ucap gw yang hanya bisa terdengar didalam bathin.
”Mau kemana Hen…..”
”Udah ngga usah banyak tanya !!!” Jawab Hendra ketus.
”Iya Hendra…” Hanya itu yang bisa ucapkan.
Kemudian Hendra keluar dari hotel, ternyata sudah ada taksi yang menunggu dipelataran lobby hotel. Gw pun mengikuti Hendra untuk masuk ke dalam taksi.
”Gabah Resto Pa ” Ucap Hendra tegas kepada supir taksi.
Untungnya supir taksi ini tidak menjawab perintah Hendra. Gawat kan kalau sampai supir ini menjawab ”Iya Den…..” Bisa tambah ngamuk Hendra. Dia kan paling tidak suka dipanggil ”DEN”, sukanya dipanggil ”GAN”.
Gw sama sekali tidak mengetahui Gabah Resto itu tempat apa, dan sudah bisa dipastikan salah besar jika gw bertanya kepada Hendra. Karena gw lihat Hendra memalingkan mukanya ke arah jendela.
Rasa sayang dan cinta gw terlalu besar kepada Hendra, sehingga gw hanya memandang Hendra yang duduk disamping gw, dan berharap dia tidak membenci apalagi menjauhi gw.
”Andri….Andri….jangan menghayal deh, lo tuh siapa ? Jangan berharap banyak deh.” Seperti ada yang membisikkan bathin gw. Gw hanya bisa menarik nafas panjang sambil memandang Hendra.
Hanya dalam waktu kurang lebih 15 menit kami telah sampai di Gabah Resto. Gw lihat bangunan rumah tinggal yang dijadikan tempat makan. Letaknya di jl Dewi Sartika, daerah Sagan. Dengan penerangan lampu remang-remang membuat atmosfer rileks penuh ketenangan di tengah hiruk pikuknya kota Jogjakarta.
”Selamat sore mas….Sudah pesan tempat sebelumnya ?” tanya seorang pelayan yang berdiri didepan pintu masuk.
”Atas nama Hendra mas…” Jawab Hendra, rupaya dia telah memesan tempat ini sebelumnya.
”Silahkan mas…saya antar mas Hendra ketempat duduk yang telah kami siapkan.”
Kami pun diantar menuju tempat duduk yang telah disiapkan. Ternyata memang benar, bangunan ini sebelumnya rumah tinggal, karena kami diantar ke ruangan pertama yang berada disebelah kiri pintu masuk seperti ruangan bekas kamar tidur.
Setelah kami duduk, seorang pelayan lainnya memberikan daftar makanan 1 untuk gw dan 1 lagi untuk Hendra.
”Saya tinggal dulu ya Mas Hendra…silahkan panggil saya Wening jika sudah siap untuk memesan makanan.”
Pelayan wanita itu meninggalkan kami berdua. Gw membuka daftar menu yang tadi diberikan kepada gw.
Astaga….Gw sama sekali tidak mengerti jenis makanan apa yang ada dalam daftar menu ini. Dan yang membuat gw kaget, harga makanannya sangat mahal sekali.
Kemudian gw melihat daftar minuman, ternyata air mineral pun sangat mahal sekali. Gw hanya bisa menggaruk-garuk kepala gw walaupun sama sekali tidak ada rasa gatal.
”Mau pesan apa !!!” Ucap Hendra ketus yang membuatku kaget. Karena sedari tadi Hendra tidak mengucapkan sepatah katapun kepada gw.
”Gw ngga pesan apa-apa Hen..”Jawab gw lirih.
Karena gw benar-benar bingung apa yang harus gw pesan. Dan satu hal yang perlu gw ingat, duit gw sama sekali tidak cukup untuk membayar makanan yang tertera dalam daftar menu, mungkin hanya untuk segelas es teh manis saja yang mampu gw bayar saat ini, tapi gw tidak haus sama sekali.
”Ok…Aa yang bayar makananku kalau gitu !!!!” Jawab Hendra tegas.
Mampus gw….
lanjuttttt..!!!!!
ayo author cakep ditunggu lanjutannya. :-)
@05nov1991 : Gw untungnya suka berenang, jadi jantung gw kuat.
~Oktaviandri~
@kiki_h_n : Sumuhun Kiki...bade di lanjut, tapi engke sonten nya.
~Author~
@dandykuerentz : kalau Oktaviandri mukanya blasteran tapi agak coklat, aku masih belum dapat ijin untuk pasang foto di pesbuk. Tunggu ya, ntar kalau udah dapat ijin, aku pasang.
Kalau Hendra, cuma ngomongnya aja yang narsis, ngga terlalu cakep, tapi ekspresi wajahnya manis. Udah dipastikan dia ngga mau pasang foto di pesbuknya.
Kecewa penonton
@dandykeurentz : Diusahakan bisa ya...Sabar Dan...
Janji ya?
Siap Dan....