It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
ntar klo dah tamat critana sy kirim coklatnya. pm aja alamatnya, silverquin sabatang weh nya? :-D
aaahhh suka deh sama cerita yang kayak gini..
ikutn terharu deh ah jd nyaa...
@kiki_h_n : ini mau dilanjut. Direcokin melulu sama si Hendra. Bentar ya....
~Author~
@tyo_g : Terimakasih sudah membaca. Sebentar lagi dilanjut...
~author~
@05nov1991 :makasih ya udah baca lanjutannya...eh panggilannya apa ini ?
~Author~
@alfaharu : Makasih ya udah lanjut baca dan berkomentar....Ditunggu komentar selanjutnya
~Author~
~Pov Hendra Hargiana~
“Pa Ujang, langsung ke sekolah ya…”
“Iya Den…”Jawab Pa Ujang, selalu panggilnya Den.
"Aa...aku mah mau pundung sama Pa Ujang."
"Emang kenapa Hen..."
"Aaahhhh POKOKNYA MAH PUNDUNG !!!!!!, BERHENTI DISINI AJA, AKU MAU TURUN!!!"
"Salah saya apa Den....?" tanya Pa Ujang bingung.
"Iteuh.....Dan...Den...Dan...Den....Aku mah mau pake taksi aja, ngga mau sama Pa Ujang."
"Iya Hendra...Sebutin dulu Pa Ujang salah apa ?" Tanya Andri bingung.
"PA UJANG NAMAKU BUKAN DENNY...LUPA SIAH YAH...BILANGIN KE SI MAMAH GEURA "
"Hendra...sabar atuh ya....kan Pa Ujang ngomongnya sopan, harusnya panggil gimana ?"
"Panggil aku GAN....INGET PA UJANG, PANGGILNYA GAN, BUKAN DEN!!!!"
"Iii...iya Gan...."Jawab Pa Ujang gugup.
"Hen, lo lebih suka dipanggil juragan ?"
"Bukan gitu A...Kan aku GANTENG, jadi harus dipanggilnya GAN."
"Hedeeeehhh.......lo tuh ya...Ada-ada aja."
"Minta maaf dulu sama Pa Ujang, tadi lo udah marah-marah sama Pa Ujang."
"Ngga mau....gengsi dong orang seganteng aku minta maaf. Lagian Pa Ujang yang salah."
"Pa Ujang deh yang ngalah ya...."Kata Andri.
"Iya Gan....Pa Ujang yang salah. Maafin Pa Ujang ya..."
"Maaf nya ngga gratis...harus bayar ?"
"Hendra...kasihan kalau Pa Ujang harus bayar Coklat Silver Queen setiap hari. Udah gw aja yang bayar. Lo mau dibayar pake Coklat lagi ?"
"Ngga mau coklat...Mau yang lain aja. Tuh Pa Ujang, bilang terimakasih ama si Aa...Udah mau bayarin maaf dari aku orang yang paling ganteng sedunia."
"Terimakasih ya Aa...."
"Eehhh....kok panggil gw Aa sih Pa Ujang ?" Protes Hendra
"Aduh salah lagi....saya harus panggil apa ?" Tanya Pa Ujang kebingungan sambil garuk-garuk kepala.
"Panggil aja Andri..."
"Maaf Gan Andri..."
"Iteuh.....Yang berhak dipanggil Gan itu aku, bukan si Aa. gantengan juga aku kemana-mana. Bilangin siah ke si Mamah !!!!"
"Aduh ampun Gan....jangan bilang ke Nyonya besar, ntar Pa Ujang dipecat lagi."
"Hendra...sudah ya, kasihan Pa Ujang udah frustrasi, ntar kalau bunuh diri gimana coba ? Kan kita juga yang pusing"
"Tuh dengerin Pa Ujang, jangan suka sembrono, mau pake acara bunuh diri segala. Pikirin anak istri dirumah. Berfikir itu harus yang panjang. Ngga boleh ambil jalan singkat. Kata Pa Ustad juga bunuh diri itu dosa besar, bakal masuk neraka siah......"
"Aarggghhhhhh.....gw pusing" Ucap Andri sambil mengacak-ngacak rambutnya dengan kedua tangannya.
"A Andri pusing ? Mau Pa Ujang belikan panadol atau bodrek ? Kalau mau Pa Ujang berhenti dulu sebentar di apotek." Kata Pa Ujang berempati.
"Ini lagi sama aja. KENAPA NGGA SEKALIAN AJA KALIAN LEMPAR GW KE JURANG....AAARRRRGGGGHHHHHHH...!!!!!!" Kata Andri Murka.
"Udah...udah Pa Ujang...Si Aa ngamuk sekarang "bisikku ke Pa Ujang. Kulihat Pa Ujang hanya mengangguk-angguk sambil tersenyum.
Akhirnya tiba juga disekolah kami. Sudah ada beberapa temenku yang datang kesekolah ini. Ada yang datang sendiri, ada juga yang diantar orang tuanya. Aku sangat senang Andri bisa ikut study tour ini.
Rencananya aku akan memberikan kejutan untuk Andri. Semoga dia ngga marah kalau dikasih kejutan.. Heheheheh…
~Pov Oktaviandri~
Setelah absensi peserta keberangkatan, kami pun disuruh masuk kedalam bis yang akan mengantarkan kami selama 4 hari. Gw duduk di samping Hendra. Dia yang meminta kepanita agar kita bisa duduk bersebelahan.
“Hen…lo duduk dijendela ya. Gw duduk di gang”
“Kenapa Aa ngga dijendela ?”
“Gw lebih nyaman kalau lo yang duduk disitu.”
“Siap A…”
Bis pun akhirnya melaju menuju Jogjakarta melalui Garut. Bis pun berhenti diperbatasan antara Tasikmalaya dan Banjar untuk beristirahat. Kami semua turun dari Bis untuk makan malam.
“Hen…Shalat dulu yuk, setelah itu kita makan malam ya.”
“Siap A…”
Kami pun shalat dulu di Mushola yang terdapat disamping gedung Restaurant. Setelah kami shalat, kami bergegas menuju meja makan yang telah tersedia berbagai macam makanan. Gw dan Hendra sangat lahap.
Setelah acara makan malam selesai, kami langsung masuk bis dan melanjutkan perjalanan menuju Jogjakarta.
“Hen….Lo kedinginan ngga ?”
“Lumayan A…tapi aku bawa jaket kok, bisa dipake buat selimut. Aa bawa jaket ngga ?”
“Bawa Hen, kalau lo masih kedinginan juga, rangkep pake jaket gw ya…”
“Atuh A…ntar si Aa yang kedinginan.”
“Iya Hen…Udah tidur sana.”
“Siap A..” Jawab Hendra sambil tersenyum manis.
“Hen….”
“Iya A..”
“Gw sayang ama lo”
“Aku juga sayang sama Aa”
Kemudian Hendra memejamkan matanya. Gw tau kalau Hendra bukan Gay, tapi kenapa dia selalu membakar hati gw, semakin lama dekat dengannya, semakin meleleh hati gw. Gimana kalau Hendra tau status gw adalah gay. Pasti dia bakal benci banget sama gw. Aarrgggghhh….Gw masih belum siap untuk jauh dari Hendra, tp suatu saat, gw juga harus berpisah dengannya. Perjalanan ini terasa sangat nyaman, karena sebelah gw ada Hendra, dan tanpa terasa gw pun terlelap.
~Pov Hendra Hargiana~
Terdengar sayup-sayup suara keributan. Aku pun mulai membuka mataku. Ternyata sudah sedikit terang, aku perkirakan sekarang jam 5 lebih. Aku sama sekali tidak tahu sekarang sudah sampai mana. Kulihat Andri tertidur disebelahku. Ternyata dibalik ketegasannya, terlihat wajah tampan yang sangat polos. Wajahnya halus tanpa jerawat, padahal dia tidak pernah melakukan perawatan muka di klinik kecantikan, Andri hanya menggunakan sabun muka yang biasa dibelinya di pasar atau minimarket.
Aku sangat penasaran meraba wajah halusnya. Kuraba wajahnya dengan tangan kananku. Ternyata sangat halus sekali.
“Sudah bangun Hen…”Ucap Andri tanpa membuka matanya. Aku pun terkejut dan menarik tanganku dari wajahnya.
“Aa kok bangun ?”
“Gw udah dari tadi bangun Hen…Kenapa lo ngeliatin gw terus ?” Kata Andri. Kok dia bisa tahu kalau aku sedang memperhatikannya, padahal dia kan masih terpejam matanya.
“Si Aa kok bisa tau ?”
“Kerasa lah Hen….”
“Minum dulu A….” kataku sambil membuka kemasan air mineral dan menyodorkan kepada Andri.
“Makasih ya Hen…” Andri pun menegak air kemasan itu, hampir setengah botol dia habiskan. Kemudian dia berikan kembali botol kemasan air mineral itu kepadaku. Akupun menghabiskan air yang masih tersisa.
“Hen…makan coklat dulu, pasti lo lapar kan ?”
“Iya A…” Jawabku sambil menerima coklat CAP AYAM JAGO yang telah dibuka oleh Andri.
“Ayo bangun adik-adik…sebentar lagi kita akan sampai pantai Parang Teritis. Kakak peringatkan agar tidak berenang di laut.” Terdengar suara pemandu wisata melalui alat pengeras suara.
“Adik-adik bisa melihat disebelah kiri kita ada pemandian air panas. Biasanya sumber air panas terdapat tidak jauh dari gunung-gunung yang masih aktif, namun didaerah ini gunung yang masih aktif adalah gunung merapi yang jaraknya kurang lebih 60KM dari sini.”
“Nah sekarang kita sudah sampai, kita disini hanya mempunyai waktu kurang lebih 1 jam. Ingat pesan kakak, jangan berenang di laut, jangan sembrono jika berbicara, dan saling mengingatkan ya…Kakak tunggu 1 jam dari sekarang di bis ini.”
“Hen…keluar yuk. Liat matahari terbit.”
“Siap A….”
Kami pun bergegas keluar dari bis menuju pantai Parang Teritis, kulihat matahari mulai terbit dari ufuk timur. Namun baru saja beberapa langkah, Andri menarik tanganku.
“Hen….Shalat subuh dulu yuk, itu ada mushola. Masih ada waktu kita untuk shalat”
“Siap A…”
Ternyata ada beberapa orang di mushola ini yang menjalankan ibadah Shalat Subuh. Setelah kami menjalankan ibadah, akupun langsung menarik tangan Andri untuk segera menuju pantai. Aku sangat bahagia menikmati suasana pantai dan melihat matahari terbit.
“Aa….Makasih ya…”
“Kenapa emangnya Hen”
“Emmmmm…..”
“Kebiasaan tuh, ngga beres kalimatnya”
“Emmmm….Aa udah nemenin aku kesini”
“Ooo dikira kenapa. Sama-sama ya Hen, gw juga seneng bisa jalan-jalan keluar kota bareng Lo”
“Aa…Naik kuda yuk ?”
“Tanya dulu berapa bayarnya Hen..?”
“Atuh A, ngga usah dipikirin bayarnya berapa, kan jarang-jarang kita naik kuda”
“Iya..Iya…”Jawab Andri ketus.
Kami pun langsung memesan 2 ekor kuda untuk kami tunggangi. Karena kami sama-sama amatir menunggang kuda, akhirnya kuda dikendalikan oleh pemilik kuda ini. Sekitar 20 menit kami menunggangi kuda. Setelah membayar sejumlah uang. Kami pun duduk-duduk ditepi pantai, menikmati deburan ombak yang kebetulan tidak terlalu besar.
“A…ke bis yuk, kayaknya udah 1 jam”
“Iya Hen, takut ditinggal. Kamu udah laper belum ?”
“Udah A…Pengen makan. Kapan ya kita dikasih sarapan ?”
“Lo mau gw beliin makanan di sini atau mau makan coklat ?”
“Makan coklat lagi aja A…”
“Ya udah kita langsung ke bis aja ya…”
Setelah diabsen satu persatu dan tidak ada yang tertinggal, bis pun melanjutkan perjalanannya. Terdengar suara pemandu wisata berbicara.
“Pasti adik-adik sudah lapar semuanya ya…?”
“Iya Kak…”Jawab kami serempak.
“Sebentar lagi kita akan menuju pantai depok untuk sarapan disana. Sabar ya adik-adik, hanya 15 menit dari sini menuju pantai depok”
Aku dan Andri menghabiskan 1 batang coklat yang diberikan Tante Nur sebelum kami berangkat. Lumayan untuk mengganjal perut, ternyata penting juga membawa perbekalan makanan untuk jaga-jaga dalam kondisi seperti ini. Tidak terpikir olehku sebelumnya.
Bis berbelok kekiri menuju jalan yang lebih kecil, namun masih bisa berpapasan dengan kendaraan yang berlawanan arah walaupun harus mengurangi kecepatan.
Ternyata tidak terlalu jauh jarak antara pantai parangtritis dan pantai depok. Setelah bis berhenti,kami pun dipandu menuju tempat makan yang telah dipesan sebelumnya. Kulihat sebelah kananku ada pasar yang menjual berbagai macam hewan laut yang siap dimasak seperti ikan, kerang, kepiting, cumi dan masih banyak lagi. Ada juga hiu kecil. Gimana rasanya ya…
“Silahkan adik-adik langsung mencari tempat duduk, makanan telah tersaji. Jangan berebutan ya…”
Aku dan Andri mencari tempat duduk yang posisinya bisa langsung melihat laut. Ombak disini ternyata lebih besar dibanding pantai Parangtritis. Kulihat berbagai macam makanan hidangan laut yang telah tersaji. Ada udang bakar, cumi saus padang, ikan kerapu goreng, dan masih banyak lagi. Ternyata sangat melimpah makanan yang tersaji diatas meja. Kami pun langsung menyantap makanan yang tersaji. Rasanya terasa sangat lezat.
Setelah selesai menyantap seluruh makanan yang tersedia, dan minum satu butir kelapa, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Jogjakarta. Rasanya sangat kenyang sekali, sehingga aku terlelap selama perjalanan menuju Jogjakarta. Sebeneranya tidak terlalu lama, karena jaraknya kurang lebih 30KM. Perlahan kubuka mataku, dan aku sedikit kaget karena Andri sedang menatap wajahku sambil berbaring dikursi bis dan badannya miring kearahku, entah sudah berapa lama dia menatapku.
“Udah bangun Hen…”
“Eee…Ii..iya A..Kenapa Aa ngeliatin aku terus ?”Jawabku grogi
“Gw merasa damai ngeliat lo tertidur kayak tadi”
“Kok bisa A..?”
“Iya Hen…Lo udah gw anggap seperti adik gw, walaupun umur lo lebih tua beberapa bulan, tapi kelakuan lo manja banget”
“Ihh si Aa mah, aku ngga manja….”Protesku
“Iya Lo ngga manja, tapi menyebalkan !!” Jawab Andri Ketus
“Nyebelin tapi suka kan…?”ucapku sambil memamerkan sederetan gigi putihku
“Sepertinya sih…Hehehehe….”
kurang puas bacanya
@dandykuerentz : Sabar ya....tadi error internetnya
~Pov Oktaviandri~
Saat ini kami telah tiba di Kraton Jogjakarta. Bis yang kita gunakan terparkir di alun-alun yang terdapat persis didepan Bangunan Kraton. Kata pemandu wisata, ini adalah alun-alun utara, dibalik kraton ada alun-alun selatan. Masing-masing alun-alun berukurang kurang lebih 100x100 meter. Disetiap alun-alun terdapat 2 pohon beringin, namun salah satu pohon beringin di alun-alun utara ukurannya lebih kecil dibanding 3 pohon beringin lainnya.
Kami pun masuk kedalam Kraton Jogjakarta. Terdengar suara pemandu wisata sedang menjelaskan sejaran Kraton ini.
“Adik-adik, kita sudah memasukki Kraton Jogjakarta, kakak akan menjelaskan sedikit tentang sejarah Kraton ini”
“Kraton Jogjakarta dibangun tahun 1756 Masehi atau tahun Jawa 1682 oleh Pangeran Mangkubumi Sukowati yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I. Setelah melalui perjuangan panjang antara 1747-1755 yang berakhir dengan Perjanjian Gianti”
“Sebelum tinggal di Kraton ini, Sri Sultan Hemengku Buwono Senopati Ingalogo Ngabdulrahman Sayidin Panotogomo Kalifatullah tinggal di Ambar Ketawang Gamping, Sleman. 5 kilometer di sebelah barat Kraton Jogjakarta”
“Bangunan Kraton Jogjakarta sedikitnya terdiri tujuh bangsal. Masing-masing bangsal dibatasi dengan regol atau pintu masuk. Keenam regol adalah Regol Brojonolo, Sri Manganti, Danapratopo, Kemagangan, Gadungmlati, dan Kemandungan.”
“Bangunan inti kraton dibentengi dengan tembok ganda setinggi 3,5 meter berbentuk bujur sangkar (1.000 x 1.000 meter). Sehingga untuk memasukinya harus melewati pintu gerbang yang disebut plengkung. Ada lima pintu gerbang yaitu Plengkung Tarunasura atau Plengkung Wijilan di sebelah Timur Laut kraton. Plengkung Jogosuro atau Plengkung Ngasem di sebelah Barat Daya. Plengkung Joyoboyo atau Plengkung Tamansari di sebelah Barat. Plengkung Nirboyo atau Plengkung Gading di sebelah Selatan. Plengkung Tambakboyo atau Plengkung Gondomanan di sebelah Timur.”
“Dalam benteng, khususnya yang berada di sebelah selatan dilengkapi jalan kecil yang berfungsi untuk mobilisasi prajurit dan persenjataan. Keempat sudut benteng dibuat bastion yang dilengkapi dengan lubang kecil yang berfungsi untuk mengintai musuh.”
“Begitulah sejarah Kraton Jogjakarta. Apakah ada pertanyaan adik-adik ?”
“Kak, sampai tahun berapa masa pemerintahaan Sultan ke I ?” Tanya Hendra.
“Masa pemerintahan Kraton Jogjakarta Sri Sultan Hamengku Buwono I (GRM Sujono) memerintah tahun 1755-1792. Sri Sultan Hamengku Buwono II (GRM Sundoro) memerintah tahun 1792-1812. Sri Sultan Hamengku Buwono III (GRM Surojo) memimpin tahun 1812-1814.”
“Sri Sultan Hamengku Buwono IV (GRM Ibnu Djarot) memerintah tahun 1814-1823. Sri Sultan Hamengku Buwono V (GRM Gathot Menol) memerintah tahun 1823-1855. Sri Sultan Hamengku Buwono VI (GRM Mustojo) memerintah tahun 1855-1877. Sri Sultan Hamengku Buwono VII (GRM Murtedjo) memerintah tahun 1877-1921.”
“Sri Sultan Hamengku Buwono VIII (GRM Sudjadi) memerintah tahun 1921-1939. Sri Sultan Hamengku Buwono IX (GRM Dorojatun) memimpin tahun 1940-1988. Sri Sultan Hamengku Buwono X (GRM Hardjuno Darpito) memimpin tahun 1989 - sekarang.”
“Ukuran luas total Kraton Jogjakarta berapa Kak ?” giliran gw yang bertanya, karena gw penasaran, Kraton ini sangat luas sekali. Berbanding terbalik dengan rumah gw yang di Bandung. (ITU UDAH PASTI OKTAVIANDRI !!!! )
“Secara keseluruhan Kraton Yogyakarta berdiri di atas tanah 1,5 km persegi” Jawab pemandu wisata.
“Adalagi yang ingin ditanyakan ?, Jika tidak ada, kita lanjutkan perjalanan keliling kraton kemudian kita lanjutkan perjalanan ke Museum Kereta yang berada disamping Kraton Jogjakarta.
“A…si pemandu wisatanya hebat ya…?”
“Hebat kenapa Hen ?”
“Bisa hafal sejarah Kraton Jogjakarta. Tahun-tahunnya juga inget. Aku mah dikasih tahu barusan juga udah lupa lagi”
“Soalnya lo orangnya males Hen, otaknya jarang dipake untuk belajar, jadi tumpul.”
“Ihh…si Aa mah… Yang penting aku mah ganteng.”
“Kucluk siah…!!!”
“Atuh A....”
“Iya Hendra....lo emang ganteng....”
“Hehehehehe.....” senyumku sambil memamerkan sederetan gigiku.
Setelah berkeliling Kraton Jogjakarta, Kami menuju museum yang tidak jauh dari Kraton Jogjakarta. Hanya cukup berjalan kaki saja. Kemudian pemadu wisata pun menjelaskan kembali tentang Museum ini.
“Adik-adik, kita sekarang berada di Museum kereta Jogjakarta. Disini terdapat 18 kereta yang rutin diberi sesaji setiap malam jumat dan selasa kliwon.”
“Kereta ini ada yang mempunyai 2 roda, 3 roda dan 4 roda. Masing-masing kereta diberi nama.”
“Adik-adik bisa melihat nama-nama yang terpampang dipapan sebelah kereta. Nama-namanya adalah : Nyai Jimat, Kyai Garudayaksa, Kyai Jaladara, Kyai Ratapralaya, Kyai Jetayu, Kyai Wimanaputra, Kyai Jongwiyat, Kyai Harsunaba, Bedaya Permili, Kyai Manik Retno, Kyai Kuthakaharjo, Kyai Kapolitin, Kyai Kus Gading, Landower, Landower Surabaya, Landower Wisman, Kyai Puspoko Manik, dan Kyai Mondrojuwolo”
“Silahkan adik-adik melihat-lihat keretanya didalam”
Setelah puas kami melihat-lihat kereta Kraton Jogjakarta, kami pun kembali kedalam bis untuk melanjutkan perjalanan. Ternyata hari sudah menjelang sore. Kami tiba di hotel Agung Mas yang berada di Jl Hoc Cokro Aminoto. Badan kami terasa sangat lengket, karena cuaca di kota Jogjakarta sangat panas. Saatnya pembagian kamar, gw satu kamar dengan Hendra. Kamarnya tidak terlalu besar, namun ada kamar mandi, tv dan ac. Nyaman banget. Kulihat Hendra langsung menyalakan AC.
“Hen…gw mandi dulu ya..”
“Iya A…” Jawab Hendra sambil merebahkan badannya dikasur.
Gw mengambil perlengkapan mandi dari tas, dan langsung menuju kamar mandi. Setelah melepaskan seluruh pakaian yang melekat dibadan, gw membuka keran shower. Terasa begitu menyegarkan air mengalir ketubuh gw. Baru saja gw menuangkan sampho ke rambut gw, tiba-tiba terdengar suara pintu kamar mandi terbuka. Gw lupa mengunci pintunya. Gawat deh…si Hendra bisa ngeliat gw dalam keadaan bugil. Malu dong…
“Aa lagi apa ?” tanya Hendra polos atau pura-pura polos. Memang ini orang sukanya bikin kesel.
“Kucluk…!!! Ngga liat apa gw lagi mandi. Keluar sana !!!” Kata gw sambil membalikan badan kearah tembok, agar junior gw tidak terlihat oleh Hendra. Gw dengar suara pintu tertutup. Sepertinya Hendra sudah keluar dari kamar mandi.
Kemudian gw berbalik untuk mengambil sabun mandi.
“Aarrrggghhhh…..” gw kaget setengah mati. Ternyata Hendra sedang memperhatikan gw mandi.
“Hahahahahha….punya Aa keliatan. Gede juga ya A….?”
“Kucluk…Ngapain disitu” kata gw bergegas menuju tempat dimana Hendra berdiri.
Gw pegang badannya Hendra bermaksud untu menarik badannya yang masih mengenakan baju kearah shower.
“Atuh A….ampun…” Ucap Hendra memelas sambil meronta.
“Tidak ada kata ampun” ucap gw sambil menarik badannya kearaah shower. Sekarang Hendra basah kuyup terkena siraman air.
“BUKA..!” Perintah gw ke Hendra
“Eeh…Iii…iya A..”Hendra pun dengan pasrah membuka baju dan celananya yang sudah basah.
Baru kali ini aku melihatnya dalam keadaan polos tanpa sehelai kain pun yang menutupi badannya. Terlihat sangat seksi, apalagi melihat juniornya yang tergantung diantara kedua pahanya. Begitu sempurna.
“GAWATT….!!!!” Jerit gw dalam hati. Juniorku ternyata menggeliat, berusaha untuk bangun dari tidurnya. Gw buru-buru mengalihkan pandangan kearah tembok untuk menghindari hasrat yang akan segera memuncak.
“Si Aa pasti terkesima ya liat badan aku yang seksi ini…ganteng lagi” kata Hendra sambil melumuri badannya dengan sabun.
“Ini orang GR banget. Mulut lo tuh harus dijahit.” Jawab gw kesel.
“Iihh si Aa mah, pura-pura aja, itu punya Aa kenapa kok berdiri”
Mampus gw, antara otak, hati dan junior ternyata tidak saling kerjasama. Kayaknya Hendra tau kalau gw gay.
“Dingin tau..”jawab gw singkat sambil menyelesaikan ritual membersihkan badan disore hari ini.
Setelah selesai mandi, kami siap-siap menuju ruang makan yang telah disediakan berbagai jenis masakan. Gw dan Hendra sangat lah menyantap makanan ini.
@kiki_h_n : Si Hendra lagi pundung gara-gara kamu tuh. Makasih ya udah komen di fotoku. Heheheheh....(tersipu-sipu malu
"> )
~Author~