It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@dorkum : Terimakasih ya udah baca cerita ini. Tapi jangan puji-puji Hendra. Bisa tambah besar kepala dia.
Sekarang mau dilanjut lagi updatenya.
~Author~
~Pov Hendra Hargiana~
“Aku tadi udah tanya sama pelayan disini, katanya dari sini ngga jauh kalau ke malioboro. Kesana yuk A…”
“Pake apa kesananya, jalan kaki bisa ngga ?”
“Pake becak aja A..Nyobain becak disini, agak kontet gitu becak nya, ngga kayak dibandung, duduknya harus tegak”
“Boleh Hen…Yang lainnya pada kemana ?”
“Katanya pada ke Malioboro juga A ?
“Yuk kita kesana sekarang..”
“Siap A….”
Kami berdua keluar dari hotel untuk mencari becak. Setelah bernegosiasi ongkos becak, kami pun berangkat menuju Malioboro. Tidak jauh ternyata, dari hotel belok kekanan, ketemu jembatan yang dibawahnya terdapat sungai yang sangat dalam, kemudian 2 kali ketemu lampu merah ada station Jogjakarta disebelah kiri jalan, dan sebelah kanan jalan terdapat jejeran hotel dan losmen. Beberapa meter dari situ, becak dibelokkan ke kanan, dan sampailah di jl. Malioboro.
Suasana di jalan Malioboro sangat meriah sekali, banyak pedagang emperan yang menjajakan beraneka ragam souvenir. Kulihat Andri hanya melihat-lihat saja tanpa ada niatan untuk membelinya. Aku sangat paham sekali tentangnya, Andri bukan orang yang suka belanja atau menghamburkan uang untuk hal yang tidak jelas. Dia sangat sederhana sekali.
“Aa…masuk ke toko batik dulu ya. Aku mau beli batik untuk oleh-oleh..”
“Iya Heh…”
Kami pun memasukki toko Mirota Batik yang terdapat diujung jalan Malioboro. Aku tidak mengetahui sama sekali jenis-jenis batik. Lebih baik aku tanya langsung kepada pelayan toko ini.
“Mba…kalau batik tulis tempatnya dimana ya ?”
“Lurus aja dik, paling ujung ada ruangan khusus batik tulis” Jawab pelayan toko sambil menunjuk lokasi batik tulis.
Aku dan Andri pun menuju tempat khusus batik tulis. Setelah memilih 3 bahan batik tulis dengan 2 motif Batik Kawung yang kata pelayan tokonya sebagai lambang keperkasaan dan keadilan, dan 1 motif Batik Parang Kusumo yang melambangkan bunga mekar, diharapkan pemakai batik ini terlihat indah, aku pun membayar sejumlah uang dikasir.
“Hen…3 kain itu harganya bisa sampai jutaan ya ?” Tanya Andri dengan muka sedikit kaget.
“Iya A…Kan ini batik tulis, prosesnya memakan waktu lama dan sangat sulit”
“Oooo…mahal banget ya Hen..”
“Sebanding dengan kwualitasnya A...”
Dari Mirota Batik, kami menyeberang jalan kembali kearah kami datang. Aku bermaksud menuju ke Malioboro Mall. Ingin melihat seperti apa Mall yang ada di kota ini. Setelah sampai Malioboro mall, kami sejenak beristirahat.
“A…ke JCO yuk, minum dulu disitu” kataku mengajak Andri.
“Lo aja ya yang beli minum, gw tunggu diluar aja” Ucap Andri menolak ajakanku. Sudah kuduga sebelumnya, pasti dia tidak akan mau. Terpaksa deh mengeluarkan jurus pamungkas ala si ganteng. Dijamin lah ngga akan nolak.
“Atuh A…ini kaki udah cangkeul (Pegel), haus lagi. Tega gitu ngeliat siganteng pingsan disini”
“Iya..iya..Lo tuh…!!!” kata Andri ketus. Hahahahaha…Yes batinku.
“Aa duduk aja dulu disitu ya. Kan kosong kursinya.”
“Iya Hendra…”
Akupun memesan 1 gelas camomille tea dan 1 gelas caffee latte. Setelah pesananku tersedia, aku bawa minuman ini ke meja tempat Andri duduk.
“Ini minumnya A…”
“Pasti mahal ya Hen…?”Tanya Andri penasaran.
“Biasa aja kok A..”
“Eh ini teh apa Hen ? Aku baru sekali ini ngerasain teh kayak ini ?”
“Itu namanya camomille tea A…katanya sih bakal nyenyak tidurnya kalau habis minum teh itu”
“Hen, lo ngga boleh boros-boros ya..”
“Siap A..” Lebih baik ngga usah diteruskan, daripada galaknya keluar.
“Aa…Tunggu disini bentar ya, aku mau ke toilet yang ada dilantai dasar.”
“Iya Hen..”
Akupun bergegas menuju lantai dasar, tadi kulihat ada toko handpone nokia didekat toilet. Karena aku tidak punya waktu banyak, aku langsung tanya ke pelayan tokonya.
“Mas…Hp terbarunya type apa ?”
“Yang ini mas…”kata pelayan toko sambil menunjukkan dummy hp nokia terbaru.
“Ok mas, saya beli ini 1 ya. Sekalian dengan no perdananya ya mas.”
Pelayan toko tersebut mempersiapkan pesananku, kemudian memberikan bon kepadaku untuk dilunasi dikasir. Setelah aku membayarnya. Aku langsung kembali ke JCO.
“Beli apa lagi Hen…?” tanya Andri, untung sebelumnya aku lipat kantong palstik seukuran dus HP. Sehingga tidak terlalu terlihat tulisan yang tertera di plasti ini.
“Pesenan si mamah A…Banyak pesanan” Kataku, segera kumasukkan kantong belanjaan Hp tersebut kedalam kantong batik Mirota.
Setelah puas keliling Mal, kami kembali menuju Hotel. Walaupun terasa lelah, namun hati kami sangat bahagia, karena ini pengalaman pertama ku dan Andri jalan-jalan dikota Jogjakarta. Kulihat Andri masuk kedalam kamar mandi yang berada didalam kamar ini.
Kubuka kantong belanja Hp yang tadi kubeli di Mall, dan kukeluarkan dusnya dari kantong tersebut. Setelah kucatat nomor Hp nya, aku segera memasukkan dus hp itu kedalam tas Andri. Aku segera melepaskan baju dan celanaku, dan yang tertinggal hanya celana dalam saja. Aku akan masuk kamar mandi seperti yang tadi sore aku lakukan. Pelan-pelan kubuka pintu kamar mandi ini, untuk tidak terkunci.
“Aa…..”Jeritku..Kulihat Andri terkaget-kaget
“Kucluk..Hantu…bikin kaget aja. Mau ngapain ?”
“Mau mandi bareng atuh A..”
“Ya udah sini…”
Kubukan celana dalamku, kemudian aku pun mulai membasahi tubuhku dibawah guyuran shower. Kulihat Andri yang sedang sibuk menyabuni badannya. Tetapi pandangannya kadang melirik ketubuhku yang tanpa sehelai benang pun. Sepertinya Andri sangat tertarik melihat tubuhku. Apa mungkin Andri gay ya ? Tapi andaikata gay pun aku ngga peduli. Rasa sayangku terhadapnya mengalahkan rasa risihku. Kalau memang dia bahagia melihatku dalam kondisi polos begini, aku juga ngga masalah.
“Aa…itu punya Aa berdiri lagi ?” tanyaku iseng. Besar juga ternyata punya Andri, wajar lah, namanya juga turunan bule.
“Hen…lo balik kearah sana deh, jangan menghadap ke gw” kata Andri, aku pun mengikuti perintahnya, posisiku sekarang membelakangi Andri. Tapi tetap saja aku penasaran, ingin melihat benda pusakanya Andri. Pasti lagi berdiri tegak lurus.
“A…itu…tambah keras” ucapku iseng.
“HENDRAAAA…!!!!”
“Eeh..Ii..iya A…” Marah juga dia kepadaku. Heheheheh…Aku masih membelakangi Andri, tapi jarakku tidak terlalu jauh. Setelah selesai membilas badan, kulihat Andri sedang mengeringkan badannya dengan handuk.
“Kena A…” ucapku iseng sambil menggenggam benda pusakanya Andri. Walaupun Andri terlihat kaget, namun dia sepertinya tidak bisa berbuat apa-apa.
“Hen…lepas ya..”Ucap Andri lirih. Sepertinya dia tidak marah. Aaahhh…ngga seru ah. Batinku
“Iya Aa….kenapa ngga pake galak ngomongnya ?” tanyaku penasaran.
“Udah ngga usah dibahas” kata andri sambil berlalu dari kamar mandi. Dia sepertinya sangat canggung terhadapku.
Akupun keluar dari kamar mandi tanpa menggunakan apapun, badanku sudah aku keringkan dengan menggunakan handuk hotel. Kulihat Andri sedang duduk-duduk dikasur, sepertinya dia tidak mau melihatku dalam keadaan telanjang. Mungkin takut benda pusakanya berdiri lagi kali ya. Hehehehehe….
Setelah menggunakan baju tidur, aku langsung meraih ponselku yang kutaro diatas meja. Aku kirim pesan kepada mamah dan papahku, mengabari kalau anaknya yang paling ganteng sehat dan selamat sampai Jogjakarta.
“Aa ngga ngabarin Tante Nur ?” tanyaku kepada Andri
“Besok aja Hen, gw cari wartel”
Aku pun iseng menghubungi nomor handphone yang baru kubeli di Malioboro mall.
Terdengar suara khas nokia yang cukup memekakkan telinga.
“Handpone siapa itu yang bunyi Hen ?”tanya Andri penasaran mencari sumber suara.
“Ngga tau A, handphone ku kan lagi aku pegang”
Kulihat Andri beranjak dari kasur untuk mencari sumber suara itu, dan dia menuju tas ransel yang dia taro diatas kursi. Setelah dia membuka tasnya, dia mengeluarkan dus handphone.
“HENDRA…INI PUNYA SIAPA ???” tanya Andri
“Ngga tau atuh A…Kan itu tasnya Aa, bukan tasku ?”
“NGAKU !!!” tanya Andri sambil mengeluarkan jurus siluman ular berbisa. Ahhh..lebih baik ngaku. Serem kalau udah seperti ini mah.
“Itu buat Aa, tadi aku beli di Malioboro. Jangan pake marah atuh A kalau terima barang dari aku teh”
“Iya..iya…”Jawab Andri ketus.
“Tapi ini kan mahal banget Hen..? Aku mau tau ratus atau juta ?”
“Atuh A…”
“Jawab dulu”
“Juta A..”
“Tuh kan…jangan boros Hen…Kan gw udah bilang dari dulu”
“Iya Aa ku sayang, kalau buat Aa mah bukan boros namanya”
“Terus apa kalau bukan boros ?”
“Sayang namanya A”
Kulihat mukanya Andri memerah. Heheheheh…kena lagi deh.
“Aa…itu beunget meni siga kepiting rebus”
(“Aa…itu muka sudah seperti kepiting rebus”)
“Hen….”
“Iya A….”
“Udah ya, ngga usah dibahas”
“Iya A…”
Sepertinya udah beberapa kali Andri selalu bilang seperti itu jika sudah menjurus kearah pribadinya dia. Aku tunggu aja deh sampai kapan dia akan mengakui kalau dirinya gay.
“Aa…Tidur yuk”
“Iya Hen…”
“Lampunya matiin ya A…”
Ngga ada jawaban dari Andri. Setelah kumatikan lampunya, aku berbaring disebelahnya Andri dan membelakanginya.
“Aa…Peluk atuh, aku kedinginan” Kupancing Andri agar dia mau memelukku
“Iya Hendra..”jawabnya sedikit ketus, namun kurasakan juga pelukannya. Terasa nyaman dan damai dipeluk Andri. Setelah beberapa saat, terasa ada benda keras yang mengganjal punggungku.
“Aa….”
“kenapa Hen ?” Jawab Andri lirih
“Ada yang ngeganjel dipunggungku” Tanyaku iseng, Kemudian Andri melepaskan pelukannya.
“Atuh A…jangan dilepas pelukannya”
“Iya…iya…Tadi katanya ada yang ngeganjel”
“Iya, biarin aja. Ntar kalau yang ngeganjelnya nakal, di sintreuk (Disentil) aja sama aku”
“Iya Hendra…udah buruan tidur. Cerewet banget”
“Siap A…”
Kemudian kami pun terlelap….
~Pov Oktaviandri~
Perlahan-lahan mata gw terbuka. Posisi sejak tidur semalem tidak berubah, gw masih memeluk tubuh Hendra. Dengan hati-hati gw beranjak dari kasur untuk melaksanakan Shalat Subuh.
Setelah selesai sikat gigi dan ambil air wudlu, gw keluar dari kamar mandi,dan melihat Hendra sudah duduk diatas kasur. Rambut yang berantakan dan mata setengah terpejam, terlihat sangat polos. Gw semakin cinta kepadanya. Sambil menghelai nafas, karena ngga mungkin cinta gw terbalas, gw siap-siap untuk melaksanakan Shalat Subuh.
"Hen...kalau udah bangun, Shalat dulu ya..."
"Iya A..."Jawabnya dengan suara parau.
Kemudian gw shalat subuh, belum sempat selesai shalat, terdengar suara benturan. Gw tidak tau apa yang terjadi. Setelah selesai Shalat, kulihat Hendra keluar dari kamar mandi dengan muka lebih segar dan rambut sedikit basah terkena air wudlu.
"Hen...tadi suara apa ?"Tanya gw penasaran.
"Tadi mejanya nabrak aku A...."
"Kok bisa ?"
"Tiba-tiba aja mejanya pindah tempat, jadi aja aku ketabrak."
"Emang mejanya bisa jalan sendiri ? Lo nya aja jalan sambil merem."
"Ahhh...mejanya aja yang ngga bener A..."
"Hedeeehhh...udah shalat dulu sana."
"Siap A..."
Dasar Hendra, semakin lama semakin manja. Kenapa dia membuat gw semakin jatuh cinta ?
"Aa....Sini bentar.."Ucap Hendra yang baru saja selesai shalat.
"Kenapa Hen ?"Tanya gw penasaran.
"Tangan kanan Aa mana ?"
"Nih...."Ucap gw sambil menyodorkan tangan kanan gw.
Cup....
Hendra mencium tangan kanan gw. Aahhhh....Badan gw terasa melayang.
"Kenapa lo cium tangan gw ?"
"Kan Aa udah seperti kakakku sendiri. Jadi aku harus cium tangan Aa..."
"Ya udah lo mandi aja dulu"
"Bareng mandinya ya A...."
"Ngga mau ah...Lo aja duluan mandinya"
"Atuh A....Pengen bareng"
"Iya...Iya..."Jawab gw ketus. Bukannya gw ngga suka mandi bareng, tapi liat Hendra dalam keadaan bugil, nafsu birahi gw takut tidak terkendali.
"Yuk A..." Kata Hendra sambil menarik tangan gw.
Hendra langsung melepaskan seluruh bajunya. Tidak risih sama sekali telanjang didepan gw. Aarrrggghhhh....Mendadak ada yang menggeliat dari bawah perut gw. Dengan susah payah gw alihkan konsentrasi gw ke yang lain. Memikirkan hal-hal yang membuat nafsu birahi gw turun. Setelah nafsu birahi gw turun, gw pun melepas seluruh pakaian yang melekat pada tubuh gw.
Gw pun bergabung dengan Hendra yang dari tadi sudah menyabuni tubuhnya. Tapi Aaarrrgghhhh...
"Aa...punyaku besar ya, ngga kalah lah sama punya Aa..." kata Hendra sambil menunjukkan juniornya yang sudah berdiri tegak lurus. Walaupun tidak sebesar punya gw, namun bentuknya indah, gw pun tidak kuasa menahan birahi gw, dengan seketika, junior gw langsung menggeliat..
"Ee...Iiy..iya Hen.." Jawab gw terbata-bata. Kok jadi grogi gini.
"Ihh si Aa mah, jadi salah tingkah gitu, pasti kagum ya sama aku yang ganteng ini."
Bukan kagum lagi Hen, lebih dari itu sampai ingin melumat lo hidup-hidup, Tapi ngga mungkin kan gw ngomong kayak gitu.
"Lo tuh ya jadi orang ke GR an banget."
"Ini buktinya punya Aa berdiri lagi kayak semalem." Jawab Hendra sambil memegang junior gw tanpa permisi.
"Aaaahhhh..."Gw melenguh, karena merasa jiwa gw terbang ntah kemana.
"Uuu..udah Hen, jangan dipegang dan jangan dibahas ya" Ucap gw grogi dan terbata-bata. Gw merasakan begitu nikmatnya junior gw ada di genggamannya Hendra.
"Iya A...tapi pegangin atuh punya aku"
"Ngga mauu..."Jawab gw tegas, dalam hati nyesel juga bilang seperti itu. Namun otak gw masih berfikir jernih.
"Jangan keluarin jurus pamungkas ala si ganteng, cepet mandi, lalu sarapan" lanjut gw.
"At...."belum selesai dia berbicara, gw langsung menutup mulutnya dan membalikkan badannya, agar dia melanjutkan mandinya.
Setelah selesai mandi dan berpakaian lengkap, gw duduk di atas kasur sambil memperhatikan Hendra yang sedang mengenakan pakaian.
"Hen....gw ngga bisa terima HP dari loe"
"Kenapa gitu A..? Aa ngga suka ya sama modelnya ?"
"Bukan begitu maksudnya, gw ngga pantes pegang HP, apalagi ini harganya sangat mahal sekali Hen."
"Kan kalau Aa punya HP, aku lebih gampang menghubungi si Aa, kapanpun dan dimanapun."
"Hendra...tapi aku ngga pantes tau."
"Atuh A....kalau Aa ngga mau, berarti si Aa udah ngga sayang lagi sama aku. Mau pundung (mutung) ajah kalau gitu mah. Pundungnya juga ini mah beneran"
"Hen...Sini duduk samping gw"
"NGGA MAU !!" jawab Hendra tegas. Gw sempet kaget, tapi bingung juga harus berbuat apa. Gw coba deketin dia.
"Hen..."
"UDAH NGGA USAH DEKET-DEKET. AKU LAGI PUNDUNG"
Duh, susah juga ya kalau berhadapan dengan anak manja. Semuanya harus gw turutin. Gw kembali duduk diatas kasur.
"Ya udah gw terima deh kalau gitu." Jawab gw sabar.
"Bener loh diterima dan dipake, awas aja kalau sampe ngga dipake. Aku mau pundung lagi."
"Iya Hendra sayang, sini duduk dulu deket gw" Hendra pun mengikuti saran gw untuk duduk disamping gw. Setelah duduk, tanpa ragu gw rangkul badannya menggunakan satu tangan.
"Udah jangan pundung gitu ya....Gw pasti pake HP nya. Makasih ya Hen, tapi lain kali lo ngga boleh boros ya." kata gw sambil mengusap kepalanya dan dengan reflek gw cium keningnya. Tidak ada penolakan sedikitpun dari Hendra.
"Iya Aa ku sayang....tapi janji harus pake Hp itu."
"Iya Hen....gw janji" kata gw. Disatu sisi, gw sayang banget sama Hendra, disisi lain, gw malu pake HP ini, terlalu mahal. Nanti apa kata orang-orang.
"Hen...sarapan yuk, perut gw udah laper banget."
"Siap A..." jawab Hendra, gw beranjak dari kasur menuju pintu kamar.
"Tuh kan si Aa mah, tadi udah janji mau pake HP itu, tapi sekarang ngga dibawa."
"Ehh...maaf...maaf...Kelupaan Hen"
"Maaf dari aku ngga gratis A, harus bayar...."
"Hedeeehhh...gw harus bayar berapa Hen ? Mau pake coklat Silver Queen lagi atau mau dibeliin yang lain ?" tanya gw pasrah.
"Bosen ah coklat Silver Queen mah"
"Terus mau apa ?"
"Janji !!"
"Janji apalagi ? Kan tadi udah janji mau pake HP ?"
"Janji ntar malam Aa kalau tidur harus peluk aku"
"Hedeeehhh...ntar lo protes lagi"
"Tuh yah...ngga mau janji kan ? Ya udah ngga ada kata maaf"
"Iya..iya, gw janji ntar malam gw peluk lo lagi ya..."
"Janji loh..."
"Iya Hendra....Yuk makan, ini HP nya udah gw bawa"
"Siap A..."
Setelah mengunci pintu kamar, kami pun bergegas menuju ruang makan. Ternyata sudah tersedia nasi goreng dan lauk pauknya. Kami pun mulai menyantap makanan yang tersedia. Setelah kami sarapan, kami menuju bis untuk melanjutkan tour keliling Jogjakarta.
~Pov Hendra Hargiana~
Aku duduk di bis sama seperti posisiku kemarin. Aku masih memikirkan Andri yang duduk disampingku. Kecurigaanku semenjak semalem terjawab sudah. Andri sepertinya tertarik kepadaku. Terbukti sewaktu aku pancing dia ketika kita mandi bareng. Dia terangsang melihatku dalam keadaan telanjang dan matanya Andri tidak lepas dari kemaluanku. Apalagi pada saat kupegang kemaluannya Andri, dia nampak menikmati.
Rasa sayangku semakin tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Tetapi mungkin untuk melakukan hal yang lebih jauh, aku masih belum bisa. Walaupun tadi aku mencoba memegang kemaluannya Andri, belum ada rasa sedikitpun dihatiku.
"Adik-adik...hari ini kita lanjutkan perjalanan kita menuju Candi Borobudur. Jaraknya sekitar 40 KM dari kota Jogjakarta. Lokasinya tidak jauh dari kota Magelang. Kurang lebih 1 jam kita akan tiba di Candi Borobudur"
"Hen...."
"Eeh...ii..iya A..."
"Kok lo ngelamun sih ?"
"Ngga ngelamun kok A..?"
"Kita sekarang mau kemana lagi ?"
"Eeh...kemana ya A, aku ngga ngerti"
"Tuh...berarti Lo ngelamun, barusan aja dibilang sama pemandu wisatanya, kita mau ke Candi Borobudur. Lo ngelamun apaan ?"
"Hehehehehe.....Atuh A...lupa tadi ngelamun apaan ?" Kelitku, masa harus jujur ke Andri, ntar dia marah lagi.
"Ya udah...jangan banyak ngelamun. Kata kakek ngga baik banyak ngelamun."
"Ihhh si Aa mah, potokopi melulu."
"Heheheehe....Gw masih bingung cara pake HP."
"Mana HP Aa...aku ajarin cara pakenya"
Selama perjalanan dari Jogjakarta menuju Candi Borobudur, aku memberitahu Andri cara pemakaian HP barunya. Setelah aku mengajarkan cara pengaturan ponsel, kemudian aku ajarkan juga cara berkomunikasi dengan suara atau pesan singkat. Ternyata Andri cepat tanggap dalam menggunakan ponsel yang telah aku ajarkan. Dia pun mencoba mengirim pesan singkat ke HP ku. Walaupun masih agak lambat dalam mengetik tombolnya, tapi aku yakin besok dia sudah semakin terbiasa.
bener2 suka deh sama cerita ini.
salut sama si a andri.
^_^
lanjuuttttt
eta aslinya pundung? aduh kumaha atuh? kang andri kmaha ngarah hendra teu pundung?
dralat atuh, author ganteng & hendra anu panggantengna.
Rencana nanti malam di lanjut ya...
~Author~
@kiki_h_n : Susah kalau si Hendra udah pundung mah Ki....Gw juga pasang badan terus kalau si Hendra pundung.....Manja banget.
~Oktaviandri~
trus2an buka bf nungguin lanjutan critanya. suka ma karakter hendra dan andri.
@kiki_h_n : Baru tau kan sifat asli si Hendra...
Aku lanjut ya...
~Author~
~Pov Oktaviandri~
Ternyata tidak sulit juga menggunaka ponsel ini. Gw sama sekali ngga tahu harga ponsel ini sebenarnya, Hendra hanya menyebutkan juta untuk 1 buah ponsel ini, andaikata harganya 1 juta, itu sama dengan uang jajan gw selama 6 bulan. Nah loh, kalau harganya diatas itu ? Aaahhhh...kenapa Hendra menghabiskan begitu banyak uang hanya untuk membeli barang ini ?
Dia hanya bilang ponsel ini salah satu bentuk kasih sayang yang bisa dia berikan. Lah gw bisa kasih apa ke Hendra ?. Hati gw semakin ciut untuk mencintai dia. Gw semakin minder berada disisinya. Tapi gw juga ngga sanggup untuk menjauhi dia. Hati gw juga semakin cinta dan sayang kepadanya. Aaarggghhhh.....Hen, kenapa lo selalu menjerat hati gw ? Kenapa lo selalu membawa api untuk melelehkan jiwa gw ?
”AA...!!!!” Jerit Hendra mengaggetkan lamunan gw.
”Kenapa Hendra...?” Tanya gw
”Ngelamun terus dari tadi.”
”Ngga ngelamun kok” Kelit gw.
”Bohong !!”
”Ngga bohong Hendra...”
”Kenapa atuh ngga turun dari bis”
”Emang udah sampe ?”
”Liat aja sendiri, tinggal kita berdua yang masih didalam bis”
”Eehh...iya...Heheheheh....”Muka gw sedikit merah menahan malu. Ternyata semuanya sudah turun dari bis ini kecuali kita berdua.
”Tuh kan...”
”Ya udah, turun yuk..”
”Siap A....”
Kami pun turun dari bis, ternyata kita telah tiba di candi borobudur. Terlihat dari parkiran bis, candi yang cukup megah. Salah satu dari 7 keajaiban dunia.
”Adik-adik, kita sekarang berada di Candi Borobudur, bangunan ini didirikan sekitar tahun 800 masehi atau abad ke-9, dan dibangun oleh penganut agama Buddha Mahaya pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Pendirinya adalah Raja Samaratungga. Menurut kisah arsiteknya adalah Gunadharma.”
”Arti Borobudur yaitu biara di perbukitan, yang berasal dari kata BARA(candi atau biara) dan BEDUHUR(perbukitan) dalam bahasa Sansekerta.”
”Candi Borobudur memiliki 10 tingkat yang terdiri dari 6 tingkat berbentuk bujur sangkar, 3 tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Terdapat 72 stupa selain stupa utama”
”Menurut kepercayaan agama Buddha, 10 tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha di Nirwana. Struktur Borobudur bisa dilihat dari atas membentuk struktur mandala yang menggambarkan kosmologi Buddha dan cara berfikir manusia.”
”Sekarang adik-adik bisa berkeliling candi Borobudur. Kita kumpul lagi disini 1.30 lagi.”
Kami semua berjalan menuju candi yang sangat megah. Untuk mencapai tingkat puncak membutuhkan tenaga ekstra, selain cuaca yang cukup panas, candinya pun sangat tinggi. Setelah puas mengelilingi candi dan tidak lupa berfoto-foto, gw dan Hendra kembali kedalam bis.
Setelah seluruh peserta study tour masuk kedalam bis, pemandu wisata pun mulai berbicara kembali.
”Adik-adik kita akan melanjutkan perjalanan kita menuju candi Prambanan, candi ini terletak 17 km ke arah timur dari Jogjakarta.”
”Kakak akan cerita sedikit tentang candi Prambanan.”
”Candi ini memiliki 3 candi utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Siwa.”
”Kak....Kapan Candi Prambanan dibangun ?” Tanya salah seorang peserta study tour.
“Candi Prambanan dibangun pada abad ke 10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung.
”Tinggi mana candi Borobudur atau candi Prambanan ?” Tanya peserta lainnya.
”Kalau candi Borobudur tingginya 42 meter, sedangkan candi Prambanan lebih tinggi 5 meter. Jadi tingginya 47 meter.”
Tanpa terasa kami pun sudah tiba di pelataran parkir Candi Prambanan. Ternyata candi Prambanan sangat cantik. Gw dan Hendra segera turun dari bis beserta peserta lainnya.
”A....Beli minum dulu ya..Haus pisan euy”
”Yuk Hen, gw juga haus. Lo mau minum apa ?”
“Aku mau minum air putih aja, Aa mau minum apa ?”
“Sama Hen...Gw juga haus banget”
Kami pun membeli 2 botol air mineral. Kemudian berkeliling candi Prambanan. Matahari sangat terik sekali. Terasa sangat gerah, namun gw penasaran dengan ketiga candi utama yang tadi dijelaskan pemandu wisatanya. Sebenarnya masih banyak candi-candi disekitarnya.
“Aa…duduk dibawah pohon itu yuk, hareudang pisan (panas banget)”
“Iya Hen…”
Gw pun mengikuti Hendra duduk dibawah pohon yang cukup rindang dan sejuk.
“A…boleh Tanya ngga ?”
“Tanya apa Hen ?”
“Tapi jawabnya jangan pake galak ya..” kata Hendra, gw semakin penasaran, apa mungkin dia akan Tanya tentang status gw ?, gimana gw harus jawab ?
“Iya Hendra..” ucap gw senormal mungkin.
“Aa sayang ngga sama aku ?”
“Gw sayang banget ama lo Hen…Emang kenapa Hen ?”
”Kenapa Aa bisa sayang ama aku ?” Nah loh...gw bingung jawabnya. Masa gw harus bilang kalau sebenarnya gw cinta ama lo. Bisa ditabok ama Hendra.
”Emmmm...kenapa ya Hen ?”
”Iteuh...malah balik tanya, aku kan yang nanya sama Aa”
”Lo bawa pisau ngga ?”
“Buat apa emangnya A ?”
“Buat belah dada gw, terus lo cari deh hati gw, tanya ama dia. Pasti ketemu jawabannya.”
“Ihhh...si Aa mah, ntar kalau dibelah dadanya Aa, mati atuh si Aa nya.”
“Gw ngga bisa jawab Hen...Terus kalau lo kenapa sayang ama gw ?”
“Gampang itu mah ngejawabnya.”
“Apa coba ?”
“Kalau aku ada disebelah Aa, aku merasa nyaman, tentram, damai, dan bahagia” Jawab Hendra.
Duh...gw masih ada dibumi atau udah berada diangkasa ya. Jiwa gw terasa melayang mendengar jawaban dari Hendra, tapi MUKA GW...Arrrggghhhh...panas banget.
“Ihh si Aa mah...eta beungeut siga udang goreng saus tirem. Hehehehe...” ucap Hendra sambil tersenyum penuh kemenangan karena telah menjerat hati gw lebih dalam. Gw coba tarik nafas dalam-dalam untuk mengembalikan raga gw yang sedang melayang-layang. Setelah dirasa agak sedikit normal, gw pun mulai berbicara kembali.
“Uuud..udah ya...Ngga usah dibahas lagi.” Gubrakkk...masih gugup juga gw.
“Aa mah suka grogi gitu sama aku teh...Kenapa si Aa teh ?”
”Hen...udah ya. Kan tadi gw udah bilang ngga usah dibahas lagi”
”Iya Aa ku sayang....Jalan lagi yuk A...”
Gw dan Andri beranjak dari bawah pohon untuk berkeliling candi Prambanan, setelah dirasa cukup, kita kembali kedalam bis. Sudah ada beberapa peserta lain yang sudah menunggu didalam bis. Perut gw terasa sangat lapar.
”Hen...lo udah laper belum ?”
”Udah A...lapar pisan euy”
”Nih makan coklat dulu..” ucap gw sambil menyodorkan coklat CAP AYAM JAGO
”Aa...coklatnya rada meleleh”
”Kepanasan Hen, jadi agak lembek”
”Berarti kalau punya Aa lagi keras, harus dipanasin ya supaya lembek. Tapi cara manasinnya gimana ya A...?”
Arggghhhhh....kenapa hendra selalu mancing gw. Muka gw kembali terasa panas.
”Iteuh...si Aa, beungeutna beureum deui.”(Mukanya merah lagi)
”Hen....Kenapa sih ?” gw ngga bisa melanjutkan pertanyaan gw. Bingung juga mau tanya apa.
”Iya Aa ku sayang...jangan grogi atuh kalau berhadapan dengan orang yang paling ganteng sedunia teh.”
”Mulai deh...”
”Itu buktinya si Aa aja terkesima dengan kegantenganku”
”Iya Hendra Ganteng.....!!!!”
”Heheheheh....” senyum Hendra.
Dalam hati gw mengakui kalau gw sekarang kalah menghadapi makhluk yang tengil ini.
Setelah peserta semua sudah berada dikursinya masing-masing, kami melanjutkan perjalanan.
”Adik-adik, sudah pada lapar belum ?”
”Sudah Kak...”Jawab seluruh peserta study tour berbarengan.
”Kak, sing sumpah, aku mah mau pingsan.”tiba-tiba Hendra nyeletuk. Seluruh peserta tertawa, termasuk gw juga ikut tertawa. Karena gw liat Hendra berbicara dengan lugu dan polosnya.
”Ok adik-adik, kita akan singgah dulu di rumah makan ayam kalasan. Tidak jauh lokasinya dari sini.”
Ternyata memang tidak jauh lokasinya dari Candi Prambanan. Makan siang sudah tersedia disetiap meja. Gw dan Hendra pun langsung mengambil posisi tempat duduk. Tanpa ada komando, kami langsung menyantap makan siang ini. Rasanya sangat lezat terasa di lidah. Ingin gw membukus ayam ini untuk nyokap gw dirumah, tapi takut basi.
Setelah selesai acara makan siang, yang sebenarnya sudah menjelang sore, kami kembali ke Hotel. Waktu menunjukkan pukul 15.45 pada saat kami tiba dihotel. Gw dan Andri langsung bergegas menuju ke kamar untuk melepas rasa lelah. Tetapi apalagi yang bakal dilakukan Hendra kepada gw sore ini ?
”Kenapa lo ngga bunuh gw aja daripada gw disiksa terus seperti ini. Arrrggggaaahhhh.......” Jerit batin gw.
~Author~
@kutu22 : Sudah hampir beres keseluruhan ceritanya. Sabar ya..Authornya aja yang agak males posting
~Oktaviandri~
@dandykuerentz : Author harus tanya dulu sama Hendra atau Andri, Jam gini mereka masih pada sibuk....Ada perbedaan waktu dengan disini. sabar ya.
~Author~